Semua Bab Dibuang Suami Dinikahi Sultan: Bab 51 - Bab 60

115 Bab

Bab 51

***Sementara Nona dan Emir baru saja keluar dari area restoran cepat saji itu, Karin tampak sudah memarkirkan mobilnya di Garald club. Wanita itu tak langsung turun, tapi memilih untuk memastikan make up yang menempel di wajah, dia ingin terlihat tanpa cela di depan Segara, mengabaikan fakta bahwa pria itu dekat dengan wanita yang suaminya pernah dia rebut. "Sempurna! Aku tidak boleh melewatkan kesempatan untuk merayu pria itu. Dia menabrak mobilku jelas itu bukan kebetulan, tapi takdir." Karin tersenyum genit. Ia berpikir Tuhan sedang berpihak padanya. Apapun yang dia ingin dan rencanakan selama ini selalu berjalan dengan mulus, sehingga membuatnya jemawa. Wanita itu turun dari mobil, tapi bukannya masuk, Karin malah menuju bagasi mobil. Ternyata dia mengganti sepatu berhak tinggi miliknya dengan yang lebih tinggi, tak lupa juga dia semprotkan parfum ke leher dan pergelangan tangannya."Sempurna! Dia pasti tidak akan bisa menolak pesonaku."
Baca selengkapnya

Bab 52

Karin menuangkan minuman ke botol Segara, dia menyodorkannya dengan mesra bahkan sambil melempar senyuman termanisnya. Segara menerima gelas itu, dia bahkan membenturkan gelasnya ke Karin agar terkesan akrab. Namun, tak diduga saat wanita itu menenggak minumannya, Segara memilih berpura-pura minum. Ia jelas tidak ingin mabuk di siang bolong, apalagi di depan wanita yang sangat dibenci oleh Nona. Segara sendiri tidak bisa mengecek ponselnya, karena khawatir Karin akan curiga. Di dalam hati, Segara harap-harap cemas, akankah rencana Emir sukses membuat Nona mengakui perasaannya. "Sekarang katakan! Berapa nominal yang harus aku berikan sebagai ganti rugi karena sudah menabrak mobilmu." Segara mulai membuka pembicaraan itu. Berusaha membuat Karin nyaman dan berakhir menunjukkan belangnya. Karin meletakkan gelas ke meja, dia menyilangkan kaki sengaja menunjukkan bagian pahanya agar Segara tergoda. "Sebelum itu, aku ingin bertanya, kenap
Baca selengkapnya

Bab 53

Selesai mengungkapkan apa yang ada dirasa, Nona menyambar tasnya yang ada di sofa. Dia tak peduli dengan perubahan ekspresi Segara setelah mendengar isi hatinya. Nona bergegas keluar dari sana, tapi baru saja tangannya menyentuh gagang pintu, Segara melingkarkan tangan ke pinggang dan memeluknya dari belakang. "Aku memang tidak pernah merasakan itu semua, yang aku tahu hanya rasa marah kerena tidak bisa memiliki orang yang aku cintai."Nona menganggap ungkapan Segara itu ditujukan untuk Senja, sehingga dia memberontak agar Segara mau melepaskan pelukannya. "Dia belum sah menjadi istri orang, kamu masih punya kesempatan mengejarnya, lepaskan! Aku mau kembali ke kantor," ujar Nona. "Bodoh! Yang aku maksud bukan Senja, tapi dirimu." Segara mengeratkan pelukan. Dia kini bahkan menyandarkan dagu ke pundak Nona. "Kenapa kita tidak bertemu lebih cepat? kenapa kamu harus menikah dengan Rafa dan kenapa aku juga harus merasa patah hat
Baca selengkapnya

Bab 54

 _Di ruangannya, Biru ternyata tidak sendiri. Ia bersama Senja yang datang karena mendapat kabar dari Mina, kalau Segara langsung ke kantor setelah diizinkan pulang. Gadis itu membawa tas bekal berisi bubur untuk sang kakak angkat, tapi ternyata saat ke sana tadi ruangan Segara kosong dan Emir pun tak nampak batang hidungnya.Entah kenapa Senja merasa kecewa saat mendengar Biru bicara dengan Segara dan mengetahui pria itu bersama Nona. Tatapannya menerawang penuh kebingungan, sampai Biru harus menyadarkandengan cara memanggil namanya berulang.“Senja! Sayang, hei!”“Ah … Kak Biru!” Senja berpura-pura kesal karena keget, dia tak ingin Biru sampai menyadari sikapnya yang berubah menjelang pernikahan mereka.“Segara sudah makan bersama Nona, jadi sini biar aku saja yang makan buburnya,”pinta Biru.Senja mengangguk dan bergegas membuka tas bekal yang dibawa, dia menyodorkan sendok ke tanga
Baca selengkapnya

Bab 55

Hari pernikahan Biru dan Senja akhirnya tiba, semua keluarga nampak sibuk bahkan mempelai wanita dan pria tidak bisa tidur sejak semalam. Nona pagi itu bersiap dari panti, dia menjadi pusat perhatian anak-anak karena baju yang dikenakannya sungguh sangat pas di badan. Dua baju yang lain dia titip ke Segara yang menginap di hotel tempat berlangsungnya acara.Jika tidak terlambat sepuluh menit lagi pria itu seharusnya sudah sampai. Nona sendiri memilih untuk memakai make up dibantu bu Dewi, kebetulan wanita pemilik panti asuhan tempatnya tinggal itu berprofesi sebagai MUA.“Mereka pasti memakai riasan MUA yang lebih jago, Non. Aku tidak enak jika sampai kamu nanti kalah cantik dari mereka,”ujar Dewi.“Tidak, Bu. Ini juga sangat cantik, bu Dewi benar-benar hebat,”puji Nona. Tatanan wajahnya sangat flawless, Nona bahkan sampai takjub dengan apa yang bu Dewi lakukan ke mukanya.Sambil menunggu Segara datang, Nona pergi ke r
Baca selengkapnya

Bab 56

“Kak!” Senja menoleh Biru. Ia menggeleng karena menurutnya apa yang diucap dan sangkakan pria itu tidak sepenuhnya benar.“Apa? Bukankah itu benar? Kamu tidak akan mungkin melakukan ini jika mencintaiku, atau sebenarnya kamu mencintai Segara?” Pertanyaan Biru menampar kesadaran semua orang, mereka menatap Senja dengan rasa kecewa yang tergambar jelas di sorot mata masing-masing.“Apa kamu ingin menikah dengannya? Itu dia datang, katakan saja kalau kamu sebenarnya tidak mencintaiku dan mencintai Segara.” Biru tersenyum ironi, sesakit apapun hatinya saat ini, dia tidak ingin sampai meneteskan air mata di depan Senja dan keluarganya.Segara yang baru tiba pun dibuat heran dengan tingkah Senja, begitu juga dengan Nona yang saat ini berdiri tepat di sampingnya. Nona cemas dengan apa yang dikatakan oleh Biru, bagaimana kalau Segara dipaksa menikahi Senja untuk menyelamatkan muka keluarga.Tangan Nona gemetar, dan
Baca selengkapnya

Bab 57

_Di kamar yang seharusnya dipakai oleh Senja. Nona nampak cantik dengan kebaya modern yang Mina datangkan secara buru-buru ke sana. Mina tahu, meski semua ini dadakan, tapi setidaknya Nona harus memilih bajunya sendiri. Ia tidak ingin Nona sampai berpikir hanya dijadikan alat untuk menutupi aib keluarga mereka.“Sudah, tante! Aku akan pakai yang ini saja.”“Tidak, pilihlah dulu untuk dicoba,”kata Mina. Ditemani dua iparnya, dia nampak tergesa-gesa, hingga Nona meraih dua tangannya untuk menenangkan.“Tante Mina, tante tenanglah! Semua akan baik-baik saja, aku dan Segara melakukan ini bukan karena terpaksa. Kami akan menjadi suami istri yang saling menyayangi dan melengkapi, anggaplah hari ini memang pernikahan kami, tidak ada hal yang buruk yang akan terjadi.”Mina seperti tertampar, dia sadar dan seketika memeluk Nona dan menangis di pundak calon menantunya itu.“Tante Mina!” lirih Nona. Ia m
Baca selengkapnya

Bab 58

Pikiran Senja buntu, dia memecahkan vas bunga yang ada di kamar Biru lantas menggores pergelangan tangannya sendiri. Beruntung, seorang cleaning service mendengar dan tanpa sengaja melihat apa yang dilakukan Senja dari pintu kamar yang tak tertutup rapat.Mendengar keadaan Senja, Biru dan Segara langsung berlari. Segara bahkan tak sadar meninggalkan Nona yang baru saja dia nikahi dengan rasa kecewa. Sebagai wanita, Nona cemburu melihat pria yang baru saja mengucapkan janji suci kepadanya berlari ketakutan untuk melihat keadaan wanita lain.Nona merasa diabaikan, tapi sebisa mungkin dia bersikap biasa meski dadanya serasa ingin meledak. Saat Biru dan Segara keluar, ternyata sudah ada ambulance yang datang sehingga Senja langsung dilarikan ke rumah sakit, pergelangan tangan gadis itu nampak dibalut dengan kain seadanya oleh petugas hotel. Nic yang menyadari itu menahan Segara yang ingin melangkahkan kakinya lagi.“Ga, biar Biru saja
Baca selengkapnya

Bab 59

 “Mama dan papa pasti akan bertanya kenapa kamu malah pulang di malam pengantin kita.” Segara mencoba untuk menghalangi Nona, dia tak ingin istrinya itu meninggalkan hotel.“Lalu jawab saja, bilang ke mereka aku tidak nyaman berada di sini, apa kurang jelas ucapanku tadi?” Nona bersikukuh, setelah itu menyindir sambil memulas smirk. “Ah… aku tahu, kamu bahkan tidak mendengarkanku.”“Nona, aku minta maaf! Aku benar-benar tidak tahu kalau perbuatanku tadi menyakitimu.”“Tidak, aku tidak merasa sakit, aku sudah biasa mengalami hal seperti ini. Aku sudah kebal.” Nona mendorong lengan Segara agar pria itu tidak menghalangi langkahnya. Ia membuka pintu dan kaget karena Mina dan yang lain ternyata berdiri di depan pintu.“Tante aku mau pulang dulu,”ucap Nona setelah itu berjalan pergi. Perasaannya sedang tak karuan, karena merasa hanya sedang dimanfaatkan terutama oleh Mi
Baca selengkapnya

Bab 60

 Beberapa menit yang lalu“Kenapa matamu sembab?”Nona kaget mendengar pertanyaan Bu Dewi, dia buru-buru menunduk lalu mengusap matanya agar tak terlalu kentara. Nona beralasan acara pernikahan saudara Segara tadi penuh keharuan, hingga dia tidak bisa menahan deraian air mata. "Ya ampun, ibu kira kamu kenapa-kenapa," ucap Bu Dewi. Ia menepuk lengan Nona sebelum pergi meninggalkan wanita itu menuju ruang bermain anak-anak panti. Nona bergegas mandi, dia mencuci rambut dan entah kenapa tiba-tiba tangisannya meledak di bawah shower. Hatinya sakit, dia benci melihat Segara yang mencemaskan keadaan Senja tadi. Nona merasa dicampakan setelah dinikahi. Wanita itu pun semakin membuka lebar kran agar tangisannya tak terdengar dari luar. Setelah tidak tahan akan dinginnya air, serta puas dengan tangisannya, barulah Nona kembali ke kamar dan berbaring di ranjang. Rambutnya masih setengah basah, dia tak peduli dirinya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status