Semua Bab Dibuang Suami Dinikahi Sultan: Bab 31 - Bab 40

115 Bab

Bab 31

**Beberapa menit kemudian, mereka pun sampai di rumah paman Segara. Nona melihat banyak mobil mewah dan orang dari kalangan atas hadir ke pesta itu. Belum-belum dia sudah gemetaran, takut jika sampai melakukan kesalahan dan membuat malu dirinya sendiri juga Segara yang mengajaknya.“Ini pesta dalam rangka apa?” tanya Nona saat keduanya berjalan menuju ke dalam.“Anniversary pernikahan paman dan bibiku,” jawab Segara santai.Nona semakin gugup, dia tidak bisa membayangkan siapa saja yang hadir di pesta itu. Saat baru saja menginjakkan kaki di dalam, Nona semakin malu dan panik karena semua mata kini tertuju kepadanya dan Segara.“Bagaimana kalau ada yang tahu bajuku ini sewaan, tas ini juga dan … “ Nona menggelengkan pelan kepalanya untuk menepis pikiran buruk.Segara meraih tangan Nona dan tersenyum karena merasakan keringat dingin akibat rasa takut yang mendera, pria itu membawa Nona menemui paman
Baca selengkapnya

Bab 32

Nona masih bingung dengan yang dilakukan Segara, belum lagi dia melihat semua mata kini tertuju ke arah mereka. Segara masih memandangi Nona, hingga pria itu melihat keraguan dan merasa kalau Nona tidak akan menerima lamaran palsunya ini. Segara pun kehilangan kesabaran, lantas hendak berdiri karena tak ingin terlalu lama berlutut.“Aku bersedia!”Namun, belum juga Segara bangkut, ternyata Nona lebih dulu mengulurkan tangan dan menerima lamarannya. Pria itu mengulas senyum, lantas memakaikan cincin yang dibawanya ke jari manis Nona.Semua orang pun bertepuk tangan seolah ikut merasakan kebahagian keduanya, Nona tak percaya, dia dibuat semakin terkejut karena Segara tiba-tiba berdiri dan memeluk tubuhnya.“Tunggu! kenapa harus pakai acara peluk-peluk?” Nona berbisik di telinga Segara, matanya melirik ke orang-orang yang sedang bertepuk tangan dan memandang mereka.“Sudah, diam saja,” jawab Segara. &ld
Baca selengkapnya

Bab 33

 ***Keesokan harinya adalah hari libur. Nona membantu Dewi dan pengurus panti lainnya untuk menyiapkan sarapan, setelah memandikan anak panti yang masih bayi atau yang belum bisa mandi sendiri.Nona terlihat bahagia, mengurus anak-anak itu menjadi suatu kebahagiaan tersendiri untuknya. Dia kini berada di ruang bermain, bersandar di tembok sambil memangku bayi dan memberinya susu lewat dot. Tidak hanya mengurus satu anak, Nona mengurus empat anak sekaligus, tiga lainnya kini sedang duduk menunggu Nona membacakan buku cerita.Ketiga anak itu memandang Nona yang sudah memegang buku cerita sambil membacakannya. Anak-anak itu terlihat senang, mereka merasa mendapatkan kasih sayang, meski bukan dari orangtua kandung mereka.“Di luar ada tamu yang datang,” ucap pengurus panti ke Dewi.Nona dan anak-anak yang berada di sana pun menoleh, hingga Nona sangat terkejut melihat siapa yang datang. Segara datang membawa dua boneka, sedang
Baca selengkapnya

Bab 34

**Saat sampai di kantor, Biru dibuat bingung dengan perubahan sikap Senja. Ia merasa aneh saat mendengar Senja ingin bekerja di sana, padahal sebelumnya Senja tidak pernah berminat. Dahi Biru berkerut, sebuah pemikiran melintas di kepala.“Mungkinkah Senja iri ke Nona? Tapi kenapa? Itu tidak mungkin. Aku tahu bagaimana sifat Senja.”Biru menerka-nerka, tapi juga menepis pemikirannya sendiri. Pria itu masih melamun sampai tidak sadar kalau Nona masuk membawa berkas untuk diserahkan kepadanya.“Pak.” Nona memanggil untuk yang ke dua kali karena Biru hanya diam.Biru sangat terkejut mendengar suara Nona, hingga menatap dan melihat sekretarisnya itu sudah berdiri di depan mejanya.“Ini berkas yang Anda minta,” ucap Nona meletakkan berkas yang dibawa ke meja.Biru mengangguk, kemudian mengambil berkas lain yang ada di mejanya, lantas memberikan ke Nona. “Tolong cek proposal yang ditaw
Baca selengkapnya

Bab 35

Segara tersenyum menanggapi pertanyaan Nona yang sedang terkejut. Hingga dia kembali memberikan lauknya ke piring wanita itu.“Aku bilang, calon istriku harus makan banyak dan tidak boleh kurus.”Tentu saja ucapan Segara membuat semua karyawan di sana langsung membungkam mulut dengan rasa tidak percaya yang menyergap dada, sedangkan Nona sendiri terlihat kesusahan menelan makanan yang sudah masuk ke kerongkongan, rasanya tersangkut hingga membuatnya susah bicara.Nona menggelengkan kepala menolak pengakuan Segara, sungguh pria itu tampaknya salah minum obat atau ketempelan jin di ruang kerjanya, sampai menyebutnya calon istri di depan banyak orang.Segara menyadari kalau Nona kesusahan menelan. Dia pun mengambil botol air di dekat Nona, lantas membuka tutupnya dan memberikannya dengan penuh perhatian.“Minumlah! jangan sampai kamu mati tersedak.”Nona mengambil botol minum dari tangan Segara, lantas menenggak dengan c
Baca selengkapnya

Bab 36

***Di ruangannya, Segara terlihat tersenyum sendiri. Emir yang baru kembali dari kantin, tampak keheranan melihat sikap Segara yang berbeda.Emir meletakkan berkas yang dibawanya ke meja Segara, tapi tampaknya sang atasan masih tidak menyadari kehadirannya di sana dan terlihat tidak fokus sama sekali.“Apa ada yang terjadi? Kenapa Anda senyum-senyum sendiri?” tanya Emir penasaran.Segara menatap Emir yang memandangnya penasaran, hingga kemudian menjawab, “Sepertinya aku sangat menyukai Nona.”“Apa Anda serius mengatakan itu? Jika iya, lantas kenapa Anda masih memesan wanita untuk menemani tidur malam ini,” sindir Emir.Segara terkejut dan begitu tertampar dengan ucapan Emir, hingga kemudian dia pun memberi perintah. “Kamu saja yang datangi wanita itu sana, atau batalkan saja dan beri dia uang.”Emir semakin melongo, karena Segara memberi perintah dengan sangat enteng bahkan tersenyum ma
Baca selengkapnya

Bab 37

Nona mendorong tubuh Segara agar tautan bibir mereka terlepas, hingga dia pun menatap tajam dengan penuh rasa kesal ke pria itu, sebelum akhirnya memukul dada Segara. Begitu lift terbuka, Nona pun segera pergi dari sana, dan tingkah Nona benar-benar membuat Segara tertawa karena dianggapnya sangat lucu.Nona berjalan cepat menghindar dari Segara, tapi siapa sangka pria itu mengejar dan langsung meraih serta menggenggam telapak tangan Nona.“Segara lepas.” Nona bicara dengan suara yang sedikit ditekan, berusaha melepas tangan dari pria itu tapi tidak berhasil.“Aku tidak akan melepasmu, aku akan tetap mengantarmu pulang,” ucap Segara santai, sambil melangkah di lobi dengan tangan menggandeng Nona.Nona benar-benar terjebak dengan permainan Segara, dia tidak bisa berkutik karena banyak orang yang melihatnya. Segara langsung memaksa Nona masuk mobil dan memastikan wanita itu tidak kabur.“Pakai seatbelt, aku tidak mau kamu kenapa-napa saat di
Baca selengkapnya

Bab 38

“Tidak kenapa-napa kok Ma, hanya sedang lelah saja,” jawab Senja yang kemudian mencoba tersenyum.“Oh ya, kenapa kamu tidak membalas pesan dari butik, sampai-sampai desaignernya menghubungi mama langsung untuk menanyakan keberadannmu?” “Tadi aku tidak pegang ponsel, Ma. Soalnya sedang bersama kak Biru, aku tadi ke kantornya.” Senja pun membuat alasan yang masuk akal.Mina pun mengangguk-angguk paham, lantas kembali bertanya, “Apa kamu serius mau bekerja? Apa ada kerjaan yang sesuai dengan passionmu di sana?”“Ada kok, Ma. Bahkan aku sudah mendapat posisi di ABI group, aku akan bekerja di bagian HRD,” jawab Senja.Mina kembali mengangguk-angguk, lantas membiarkan Senja pergi ke kamarnya. Mina sejenak menatap punggung Senja, hingga mengingat dulu saat pertama kali dirinya berkeinginan mengadopsi Senja.Saat pergi ke panti asuhan yang biasa dia kunjungi dan Nic, Mina tiba-tiba me
Baca selengkapnya

Bab 39

[ Sekarang kamu ada di mana?] Nona panik. Ia tanpa sadar mencemaskan kondisi Segara, padahal pria itu baik-baik saja dan kini sedang tertawa senang di kamarnya.[ Menurutmu aku ada di mana?][ Rumah sakit? Rumah sakit mana? Katakan padaku!]Segara sepertinya bahagia bisa mengerjai Nona, dia yakin kalau wanita itu sedang kebingungan dan merasa sangat bersalah saat ini. Segara hendak membalas Nona lagi, tapi tiba-tiba saja dia ingat sesuatu lantas bergumam sendiri.“Wanita yang mobilnya aku tabrak tadi? Aku yakin pernah melihatnya, tapi di mana? Apa dia salah satu wanita yang pernah aku tiduri?”Terlalu banyaknya kupu-kupu malam yang dia jadikan teman ranjang, membuat Segara masih tak sadar, kalau wanita yang mobilnya dia tabrak tadi adalah Karin. Namun, Segara jelas bukan pria bodoh yang dengan gampang memberikan kontak pribadinya ke sembarang orang, dia tadi memberikan kartu nama Emir. Malas juga dia mengurus hal seperti ga
Baca selengkapnya

Bab 40

“Bisa tidak mukamu itu sedikit dibuat lemas jika memang berpura-pura sakit.” Kimi memukul lengan Segara. Ia buru-buru mengatupkan bibir saat Nona masuk dan mencari-cari keberadaan Segara.“Nona!” sapa Kimi. “Dia ada di sini!” imbuhnya lantas kembali memandang sang keponakan.“Aku sudah membantumu jadi sebaiknya kalian tetap menjadi pasangan dan jangan sampai putus.”Segara mengangguk-angguk sambil mengucapkan kata oke tanpa suara. Ia buru-buru memejamkan mata saat Nona sudah sangat dekat.“Do-dokter Kimi,”sapa Nona. Beruntung meski baru bertemu satu kali, tapi dia masih mengingat wanita itu.“Ah … kamu datang!”Nona bingung, dia melihat sekeliling dan tak menemukan satupun keluarga Segara kecuali Kimi di sana. “Kenapa tidak ada orang? Tante Mina?”Kimi melirik Segara menggunakan sudut mata, dia tak menyangka harus ikut
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status