Home / Pernikahan / Dibuang Suami Dinikahi Sultan / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Dibuang Suami Dinikahi Sultan: Chapter 11 - Chapter 20

115 Chapters

Bab 11

“Apa Nona sudah kenal lama dengan Pak Segara?” tanya Karin ke Rafa. Mereka masih memperhatikan ke arah Segara mengajak pergi Nona.“Mungkin. Kalau tidak, mana mungkin orang penting seperti Pak Segara mau mengajak Nona pergi,” jawab Rafa.Sebenarnya mereka bingung dan menganggap kalau Segara sudah mengenal Nona sejak lama. Keduanya masih terus memperhatikan, masih banyak pertanyaan di kepala karena rasa penasaran yang mendera.Segara sendiri tidak mengenal dan tidak tahu siapa Rafa. Namun, saat melihat Nona yang menoleh ke arah pria itu, membuat Segara sadar kalau pria yang berdiri bersama wanita tadi pastilah mantan Nona.“Tidak usah menoleh!” Segara melarang Nona yang hendak menoleh ke belakang. Wanita itu pun akhirnya malah memandang ke arah Segara, melihat pria itu yang bicara tanpa menoleh ke arahnya.Segara membukakan pintu untuk Nona, memperlihatkan kalau dia perhatian kepada wanita itu. Nona pun masuk, berpikir apa yang akan dilakukan Segara setelah ini.“Kamu mau mengajakku
Read more

Bab 12

Segara pulang setelah selesai memuaskan hasratnya ke wanita malam. Saat masuk ke rumah, Segara tiba-tiba melepas sepatunya sembarangan, lantas melempar serampangan.Pembantu rumah yang membukakan pintu untuk Segara pun keheranan, tumben-tumbenan majikannya itu melepas sepatu sebelum masuk kamar. Wanita itu pun hendak memungut sepatu Segara, tapi langsung dicegah oleh pria itu.“Jangan diambil, Mbok. Biar Nona saja yang memungutnya!” Segara bicara dengan lantang, membuat pembantunya urung mengambil sepatu yang tergeletak di lantai.“Di mana Nona?” tanyanya sambil mengedarkan pandangan.Belum juga pembantu rumahnya itu menjawab, Segara sudah lebih dulu memanggil-manggil nama Nona seperti orang kesurupan.Nona yang sedang berada di lantai atas pun bergegas turun saat mendengar suara Segara.Sesampainya di lantai bawah, Nona memandang Segara dengan tatapan heran. Segara melepas jasnya begitu melihat Nona, lantas memberikan jas itu ke tangannya.“Ini bawa ke belakang, sekalian sepatu itu b
Read more

Bab 13

Beberapa menit yang lalu, Mina dan Senja sedang berada di mobil dalam perjalanan pulang. Mereka baru saja pergi bersama dan membeli banyak makanan, salah satunya martabak telur kesukaan Segara.“Bagaimana kalau Kak Ega tidak di rumah?” tanya Senja saat mobil yang mereka tumpangi masuk ke pekarangan rumah Segara.“Kalau dia nggak di rumah, nanti titipin saja ke pembantunya,” jawab Mina.Senja pun mengangguk, sampai akhirnya mobil berhenti di dekat garasi, dan Mina melihat mobil yang biasa digunakan Segara, wanita itu pun tersenyum karena yakin putranya pasti sudah berada di rumah.“Sepertinya Ega sudah pulang kok,” ucap Mina.Senja pun memandang ke arah garasi dan melihat mobil Segara, lantas turun bersama Mina.Saat masuk rumah, Mina melihat sepatu Segara sudah ada di rak. Namun, Mina juga terkejut karena ada sepatu wanita juga di sana.Mbok Munah yang melihat kedatangan Mina dan Senja bergegas menyambut kedatangan keluarga majikannya itu. Ia membungkuk dan memberi salam.“Malam, Nyah
Read more

Bab 14

“Sudah sejak Tuan menempati tempat ini. Ya, sudah sekitar dua tahunan,” jawab Mbok Munah.Nona yang berpikir dua tahun bukan waktu yang lama hanya manggut-manggut. Ia malah penasaran apakah wanita paruh baya itu betah bekerja dengan Segaara.“Mbok Munah betah ya kerja sama orang seperti dia.”Mbok Munah hanya menanggapi ucapan Nona dengan senyum kecil, dia tidak mungkin mengemukakan pendapat pribadinya soal Segara yang dia nilai sangat kesepian, dan seperti dibuang keluarganya sendiri.Nona pun melanjutkan menyantap makanannya sampai habis sambil berbincang, dia duduk lumayan lama di sana bersama Mbok Munah, karena tempat itu terasa begitu tenang.Setelah puas mengobrol, Nona pun kembali ke dapur untuk mencuci piringnya sebelum kembali ke kamar. Namun, dia tiba-tiba berpikir tentang masa depannya setelah perjanjian Prabu dan Segara berakhir.“Apa yang harus aku lakukan setelah lepas dari pria arogan ini?” Nona tampak berpikir dengan keras. “Aku harus mendapatkan pekerjaan, kalau tidak
Read more

Bab 15

***Nona terlihat kesal siang itu, dia bersiap pergi tapi Segara tidak memberinya uang.“Ternyata, selain aneh, otoriter, dia juga pelit,” gerutu Nona. “Bagaimana bisa dia tidak memberiku uang operasional? Aku tahu dia menjadikanku kekasih palsu untuk mengeruk keuntungan, aku harus tahu alasan pria jelek itu melakukan semua ini.”Meski sambil merutuki Segara, tapi Nona tetap Bersiap pergi menemui Mina. Dia sudah berpakaian rapi dan kini sedang naik taksi menuju butik untuk bertemu ibunda Segara itu.Sesampainya di butik, ternyata Mina belum datang dan sepertinya akan terlambat. Nona pun akhirnya menunggu di ruang tunggu butik dan bingung harus melakukan apa. Dia akhirnya hanya duduk sambil bermain ponsel.“Ngapain kamu di sini?” Dua orang wanita tiba-tiba mendekat, mereka berdiri di hadapan Nona lalu menghardik.Nona langsung mendongak mendengar suara yang taka sing di telinga, hingga betapa terkejutnya dia melihat Maya—sang mantan mertua ada di butik itu.Nona terlihat kebingungan,
Read more

Bab 16

***Di perusahaan, Emir buru-buru masuk ke ruangan Segara untuk melaporkan ke atasannya itu, tentang Nic yang sedang menyelidiki asal-usul dan semua informasi tentang Nona.“Pak Nic sepertinya curiga, dia meminta orang untuk mencari tahu tentang Nona,” ucap Emir.Segera bergeming, dia terus fokus ke dokumen di tangannya dan menjawab,”Kamu seharusnya sudah tahu apa yang harus dilakukan.”Segara seakan menyepelekan hal itu, hingga dia mendongak karena Emir tidak cepat menjawab ucapannya.“Kenapa kamu diam?”“Saya bingung harus melakukan apa,”jawab Emir.Segera berdecak sebal, sebelum sedikit menaikkan nada bicara. “Tutup semua akses yang Papa minta,” perintah Segara.Emir kembali tak menanggapi, hingga Segara merasa kesal menganggap dirinya tidak paham dan akhirnya berkata lagi-“Sudahlah! Bawa saja orang suruhan Papa menemuiku, biar aku yang mengurusnya sen
Read more

Bab 17

Denting jam terdengar di ruangan yang begitu sepi. Sudah tidak ada yang beraktivitas di rumah karena jam menunjukkan waktu hampir jam dua belas malam. Pembantu di kediaman Segara sudah beristirahat, kecuali Nona.Wanita itu masih menunggu sang pemilik rumah pulang, meski matanya mengantuk, Nona berusaha agar tetap terjaga.Hingga saat Nona tanpa sengaja memejamkan mata, terdengar suara mobil berhenti di depan garasi. Ia pun buru-buru membuka pintu karena yakin yang datang pasti Segara. Benar saja pria jahat itu pulang. Segara menatap datar Nona, dia heran kenapa wanita itu terlihat semringah dan wajahnya berseri-seri.Segara mengerutkan dahi, dia mendekat ke pintu dan Nona yang tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan pun berucap, “Terima kasih untuk mobilnya, meski aku tahu pasti akan kamu minta lagi nanti, tapi setidaknya aku berterima kasih dulu karena kamu memikirkan alat transportasi untukku. Lagipula aku sudah mengecek berapa harganya, bisalah aku gunak
Read more

Bab 18

Nona kaget mendapatkan perlakuan seperti ini dari Segara, ditatapnya pria yang kini berada di atas tubuhnya itu dengan raut kepanikan. “Jangan macam-macam!”Segara menatap tajam Nona, hingga dengan cepat menyambar bibir wanita itu dan menciumnya dengan paksa.Nona meronta kemudian mendorong tubuh Segara sampai tautan bibir mereka terlepas. Segara pun langsung mundur dan berdiri menatap Nona yang kesal.Nona takut, dadanya bahkan terlihat naik turun tak beraturan karena syok mendapat perlakuan seperti itu dari Segara.“Kamu tidak bisa dengan seenaknya melakukan ini ke aku! Aku juga belum menandatangani surat perjanjian itu. Aku tidak mau kalau sampai tidak ada poin tentang larangan kontak fisik!” amuk Nona karena terkejut dengan yang terjadi. “Ini pelecehan!”imbuhnya.Nona buru-buru bangun dan berjalan ke arah pintu, tapi tak berselang lama dia kembali menoleh dan berkata, “Besok aku mau perjanj
Read more

Bab 19

**Sementara itu, Nona sibuk mengerjakan pekerjaan rumah seperti biasa. Dia diminta membersihkan kamar Segara daripada kamar lain. Nona membersihkan kamar mandi, ranjang, hingga memastikan jika tidak ada pakaian kotor yang berserakan di kamar itu.“Aku lebih baik membersihkan kamar lain, daripada kamar ini,” gerutu Nona sambil mengambil pakaian kotor pria itu.Hingga saat sedang mengangkat baju Segara, sebuah alat kontrasepsi terjatuh ke lantai, tentu saja hal itu membuat Nona terkejut dengan mulut menganga. “Hah! Dia ini benar-benar!” Nona membuang napas kasar dengan mulut, lantas tertawa tidak percaya dengan yang dilihat. Merasa Segara memang benar-benar buruk sampai membawa-bawa kondom di kantung jasnya.Nona menggerutu, hingga akhirnya memilih keluar dari kamar Segara untuk melakukan tugasnya yang lain. Dia mencuci baju Segara dan memastikan semuanya kering sebelum menyetrikanya.Wanita itu memasukka
Read more

Bab 20

Nona menguatkan hatinya mendatangi kamar Segara lagi. Kini di tangannya ada lembar perjanjian yang pernah dibuat oleh Segara. Dia mengetuk pintu kamar pria yang akan menjadikannya istri pura-pura itu, lantas masuk begitu saja meski belum dipersilakan.Segara menatap aneh ke Nona, dia lantas melirik kertas yang dipegang oleh wanita itu.“Aku mau surat perjanjian yang kamu buat ini direvisi,” ucap Nona sambil memperlihatkan surat yang dibawanya.“Siapa kamu sampai berani mengatur-aturku,” ketus Segara karena kesal.“Ga peduli siapa. Yang penting kalau kamu tidak mau menuruti keinginanku, maka aku akan mengadukan masalah sandiwara kita ke mamamu,” ancam Nona.Segara geram karena Nona berani mengancamnya, hingga dia pun balik mengancam. “Kalau kamu berani melakukan itu, maka aku akan membuat pamanmu menjadi gelandangan!”Nona tersenyum miring mendengar ancaman Segara, hingga kemudian membalas, “Bukan urusanku kalau kamu mau menjadikan pamanku gelandangan. Di sini juga aku yang dimanfaatka
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status