Home / Pernikahan / Dibuang Suami Dinikahi Sultan / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Dibuang Suami Dinikahi Sultan: Chapter 21 - Chapter 30

115 Chapters

Bab 21

Nona pun membentuk huruf O dengan bibir. Ia heran untuk apa adik angkat Segara itu menghubungi.“Apa kamu ada waktu? Aku ingin mengajakmu jalan-jalan, agar kita bisa lebih saling mengenal,” kata Senja kemudian.Nona terlihat bingung mendengar ajakan Senja, ingin mengiakan tapi takut jika nanti terkena amukan Segara.“Aku minta izin Segara dulu, nanti aku kabari,” ucap Nona. Senja pun mengiakan dan berkata akan menunggu kabar darinya.Nona benar-benar menghubungi Segara untuk meminta izin. Meski pria itu dua kali tak mengangkat panggilannya.“Ada apa?” tanya Segara dari seberang panggilan dengan nada ketus.“Senja, adikmu itu mau mengajakku pergi jalan-jalan, apa boleh?” Nona bicara dengan sangat hati-hati. Ia takut Segara melarangnya dengan cara membentak.Namun, Nona sangka Segara dengan mudah memberinya izin. Pria itu menjawab-“Pergi saja.”Segara mengakhiri panggilan itu, sedangkan Nona hanya bisa mencebik kesal karena kelakuan Segara yang masih sama saja. Ia pun mengirimkan pesan
Read more

Bab 22

 Setelah bertemu dengan Senja, Nona uring-uringan dan terus marah-marah sendiri di rumah, bahkan saat malam hari Nona sengaja tidak mau membukakan pintu untuk Segara seperti biasanya. Dia hanya berpikir untuk apa melakukan itu lagi.Hingga tengah malam Segara pulang dan heran karena pembantu lain yang membukakan pintu untuknya.“Di mana Nona?” tanyanya.Seperti biasa, dia baru saja selesai bersenang-senang dengan wanita bayarannya di hotel.“Saya tidak tahu, sejak sore suasana hatinya sepertinya tidak bagus, Tuan,”jawab si pembantu.“Sejak kapan dia berani mengabaikan pekerjaan karena suasana hati. Ini tidak bisa dibiarkan!” geram Segara. Ia kesal karena Nona berani membantah.Segara pun buru-buru naik ke lantai atas menuju kamar Nona, dia ingin mengganggu wanita itu yang dia pikir sudah tertidur lelap.Namun, tak disangka saat sampai di lantai atas, Segara dibuat terkejut karena Nona s
Read more

Bab 23

Hari ini, sudah satu minggu berlalu semenjak Nona pergi dari rumah Segara. Wanita itu benar-benar tidak kembali karena merasa di sana hanya akan mendapatkan sengsara.“Benar-benar! Dia bahkan berani tidak balas menghubungiku!” geram Segara yang kesal karena Nona mengabaikan pesan yang dikirimkannya terakhir kali.Segara hampir melempar ponsel ke meja karena terlalu emosi. Dia membaca ulang pesan yang dikirimkannya ke Nona, tapi wanita itu hanya membaca tanpa membalas, membuatnya benar-benar tidak habis pikir dengan sikapnya yang ternyata juga keras kepala.“Kamu ingin melawanku? Oke! Kita lihat saja!”Segara berdiri dari kursi kerjanya, dia keluar ruangan dan meminta Emir yang masih sibuk bekerja untuk bergegas ikut dengannya. Segara memutuskan untuk menemui Prabu, sudah cukup kesabarannya menunggu Nona kembali sendiri, kenyataannya wanita itu malah mengabaikan pesan dan ancaman darinya pun tidak mempan.Emir ya
Read more

Bab 24

Tanpa menoleh Nona membuka dan merogoh tasnya, lantas mengeluarkan kunci dari dalam sana. Dia berbalik sambil memasang ekspresi wajah datar, lantas melempar kunci mobil itu hingga meluncur di lantai, sampai akhirnya berhenti tepat di depan sepatu Segara.“Jangan pernah mengganggu hidupku lagi! Aku tidak sudi berurusan dengan pria seperti dirimu,” ketus Nona.Segara semakin tidak bisa berkata-kata, sikap Nona sangat bertolak belakang dengan saat pertama kali mereka bertemu. Wanita itu, mungkinkah karena hinaan sesama wanita bisa langsung berubah sikap seperti ini.***Meski baru saja mengalami kejadian menyebalkan, Nona memilih untuk melupakannya. Ia harus fokus, mendapat pekerjaan ini sangat penting untuknya, dia butuh mengumpulkan pundi-pundi uang.Nona akhirnya bisa melakukan wawancara. Di sana Biru hadir untuk mewawancarai kandidat bersama kepala HRD dan seorang manager secara langsung. Pria itu cukup terkejut melihat data Nona yang
Read more

Bab 25

 Setelah mengucapkan kalimat itu, Nona pun pergi meninggalkan ruangan Segara. Pria itu sendiri tidak tinggal diam melihat Nona pergi, Segara mengejar Nona karena merasa belum selesai bicara.Nona baru saja keluar dari ruang kerja Segara, hingga melihat Senja yang berjalan ke arahnya. Secepat kilat, dia pun langsung berbalik melihat Segara yang sudah sampai di hadapannya. Nona langsung menarik pinggang Segara, dia sedikit berjinjit dan mendekatkan wajah dan sedikit memiringkan kepala, hingga dari sudut pandang Senja, Nona terlihat sedang mencium Segara, padahal tidak sama sekali.Segara mengerutkan alis, memandang Nona dan bingung dengan apa yang dilakukan wanita itu.Senja merasa kalau Nona memang sedang berciuman dengan Segara, belum lagi terlihat jelas kalau Segara memandang Nona. Dia pun akhirnya putar badan dan berpapasan dengan Emir.“Selamat siang,” sapa Emir saat berpapasan dengan Senja.Senja terlihat cuek dan memil
Read more

Bab 26

Nona kesal memandang Emir yang mengikutinya. Sampai mendengkus kasar dan menatap Emir yang membuntuti dirinya.“Kamu lebih baik pergi saja!” Nona mengusir sambil bersungut-sungut. “Bilang sama bosmu, kalau dia bisa tanya itu besok langsung kepadaku. Karena aku baru saja diterima bekerja jadi sekretaris saudara kembarnya.”Emir begitu terkejut dan syok mendengar ucapan Nona, hingga tanpa permisi dia putar badan dan pergi begitu saja untuk memberitahukan informasi itu ke Segara.Nona memandang Emir yang pergi terburu-buru, hingga menggelengkan kepala pelan karena keheranan dengan tingkah Emir.Emir bergegas menemui Segara, pria itu langsung masuk ke ruangan hingga membuat atasannya terkejut.“Kamu ini, datang-datang main nyelonong tanpa ketuk pintu!” sungut Segara yang sebenarnya kesal karena dibuat terkejut oleh kelakuan sekretarisnya itu.Emir mengatur napas yang tersengal karena sejak tadi berlarian seperti dikejar setan, padahal bisa saja dia berjalan santai terlebih kabar yang akan
Read more

Bab 27

Nona memutar bola mata malas, bahkan memalingkan wajah dan tidak menanggapi cibirannya.Karin terlihat kesal karena Nona hanya diam dan tidak menanggapi ucapannya, hingga akhirnya Karin berkata, “Aku dan Rafa sebentar lagi akan menikah. Akhirnya kami akan benar-benar bersama. Aku harap kamu jangan berusaha kembali masuk ke dalam kehidupan Rafa.”Nona merasa telinganya panas mendengar ucapan Karin, lantas menatap Karin dan tersenyum miring ke wanita yang sudah merebut suaminya itu.“Kamu ini memang pelakor yang luar biasa tidak tahu malu. Aku dan Rafa sudah bercerai, aku juga sudah tidak butuh dia lagi. Kamu jangan cemas! karena aku tidak akan pernah kembali atau memungut sampah seperti Rafa,” balas Nona sengit.Karin begitu terkejut mendengar balasan Nona, berpikir kalau Nona sekarang sangat berani.Nona pun akhirnya memilih berjalan melewati Karin menuju kasir untuk membayar belanjaannya. Saat sudah sampai di depan kasir dan hendak membayar, ponsel Nona berdering dan kali ini nama Pr
Read more

Bab 28

 **“Pak, Nona benar-benar sudah bekerja sebagai sekretaris. Bahkan siang ini akan pergi dengan Pak Biru untuk bertemu rekan bisnis perusahaan.” Emir langsung memberitahukan informasi itu ke atasannya.Segara terlihat kesal, bahkan telapak tangannya mengepal di atas meja. Dia tidak bisa menahan rasa kesalnya, tapi juga mementingkan gengsi hingga berusaha mengabaikan.“Biarkan saja!” Segara menutupi rasa kesalnya dari Emir.Emir pun akhirnya pamit dari ruangan Segara. Awalnya berpikir kalau Segara akan marah, tapi kemudian bersyukur karena ternyata atasannya itu tidak uring-uringan seperti tadi.Namun, dugaan Emir salah. Segara ujung-ujungnya tidak bisa fokus bekerja, bahkan tidak bersemangat karena memikirkan Nona. Hingga dia tiba-tiba keluar dari ruangannya dan pergi ke ruangan Biru. Dia berniat menemui dan mengajak bicara Nona perihal pesta yang akan diadakan keluarga pamannya.Namun, saat sedang berjal
Read more

Bab 29

“Apa maksudnya dipertimbangkan lagi? Bukankah sudah jelas jika proposal yang aku kirimkan sempurna?” Rafa kesal karena ucapan Nona, lantas membantah pendapat wanita itu. “Memangnya masih ada yang salah?” tanyanya kemudian dengan tatapan tidak senang.Nona tersenyum tipis mendengar komplain Rafa, hingga kemudian membalas dengan bijak, tanpa memandang jika pria itu adalah mantan suaminya. “Ini bukan kesepakatan kecil, ada nilai miliaran dalam kerjasama ini. Jadi aku pikir sudah seharusnya dipertimbangkan dengan matang juga. Dicek semua, agar ke depannya tidak lagi ada masalah, menurutku tidak ada yang dirugikan, ini semata-mata agar kedua pihak nantinya tidak memiliki keluhan.”Rafa semakin kesal mendengar apa yang diucapkan Nona, sedangkan Biru terlihat memperhatikan dan merasa kalau apa yang dikatakan wanita itu ada benarnya.“Sepertinya yang dikatakan Nona benar. Mungkin kita memang harus mempertimbangkan d
Read more

Bab 30

 Nona masuk disambut anak-anak dan juga ibu panti yang bernama Dewi, ibu panti itu sangat baik dan ramah, apalagi sudah mengenal Nona sejak lama.Setelah membersihkan diri, Nona pun pergi ke dapur untuk membantu menyiapkan makan malam seperti belakangan ini.Beginilah kesibukannya setelah tinggal di panti asuhan itu.**“Semuanya sudah siap, panggil anak-anak untuk makan,” kata Dewi setelah semua masakan sudah selesai dimasak.Nona mengangguk, kemudian berjalan ke ruang depan di mana anak-anak berkumpul untuk menunggu makan malam siap. Hingga dia terkejut saat melihat siapa yang kini sedang duduk bersama anak-anak panti.Segara ada di sana, duduk manis bersama anak-anak sambil bercanda dan sesekali mengajak main. Nona melihat senyum tulus di wajah Segara, tidak menyangka jika pria itu bisa bersikap manis ke anak-anak.“Apa Om akan datang lagi?” tanya salah satu anak panti berumur sekitar sepuluh ta
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status