Home / Pernikahan / Dibuang Suami Dinikahi Sultan / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Dibuang Suami Dinikahi Sultan: Chapter 81 - Chapter 90

115 Chapters

Bab 81

Nona benar-benar tidak bisa membuat Segara berhenti untuk marah. Ia merasa tak enak hati dan terus menahan lengan sang suami. Segara kembali menoleh Senja, hingga dia kemudian mengancam. “Mengaku saja, atau aku akan membalas perbuatanmu berkali-kali lipat dari apa yang kamu lakukan ke istriku! Kamu sudah benar pergi saja ke luar negeri, buat apa masih di sini!” bentak Segara lagi.Senja begitu syok mendengar bentakan Segara, padahal dia sudah membatalkan tiket pesawat karena mengundur kepergiannya, tapi sekarang Segara memintanya untuk segera pergi dari sana. Bak air dan api, sikap Segara berubah drastis padanya. “Ga, aku yakin jika bukan Senja pelakunya. Bisa saja pria itu yang berbohong karena ingin memfitnah. Kita tidak bisa percaya begitu saja pengakuannya, bisa saja sudah ada yang mengontrol ucapannya.” Biru ternyata memercayai Senja, dia membela dan membuat Senja sedikit merasa lega. Pria kurir itu semakin m
Read more

Bab 82

Emir benar-benar membuat tukang ojek itu mabuk karena dia cekoki miras. Kini dia tinggal menunggu pria itu bicara jujur tentang wanita yang menyuruh mengirim paket mengerikan itu ke Nona. “Sekarang jujur, siapa yang menyuruhmu? Apa benar wanita tadi yang datang menemuimu dan menyuruhmu?” tanya Emir saat tukang ojek itu sudah mabuk berat.Tukang ojek itu menyipitkan mata ke arah Emir, seolah dia tidak mengenali Emir. Hingga mulai memukul-mukul meja membuat Emir terkejut.Namun, ada yang lebih membuat terkejut lagi ketika pria itu malah bercerita tentang hidupnya yang sulit. Emir memijat kepala, kenapa pria itu malah bercerita tentang masalah rumah tangganya.“Sepertinya ini tidak benar,” gerutu Emir yang sudah frustasi. Dia pun sudah kesal karena belum mendapatkan hasil sama sekali.Saat Emir sudah putus asa, tukang ojek itu tiba-tiba berkata, "Dia pasti senang hari ini, karena aku dapat banyak duit dari hasil antar bar
Read more

Bab 83

Pagi harinya Emir berjalan cepat menjemput Segara yang baru saja memarkirkan mobil. Dia meminta satpam yang ada di lobi untuk mengabarinya saat sang atasan datang. Emir seperti tak sabar untuk memberikan informasi yang sengaja dia simpan agar bisa disampaikan secara langsung ke Segara. Namun, tak Emir sangka Segara memintanya untuk tidak membahas masalah itu, dia ingin segera menyelesaikan pekerjaan lalu bergegas bersiap-siap terbang ke Bali untuk acara private party-nya dan Nona. "Apa Anda serius tidak mau tahu siapa pelaku sebenarnya?"Emir berjalan di belakang Segara, dia merasa sia-sia mencari informasi jika Segara sampai tidak mau mendengar. Nona yang datang bersama Segara melirik Emir, hingga dia berkata jika suaminya tidak mau mendengar maka dia yang akan mendengarkan. "Katakan siapa orang itu!"Segara berdecak sebal, dia yang ingin istrinya fokus memikirkan pesta mereka pun memasang muka masam. Emir tahu Segar
Read more

Bab 84

Nona melihat ke arloji yang melingkar manis di pergelangan tangan, hingga kemudian menjawab ajakan Prabu, “Baiklah, katakan Paman mau bertemu di mana?”Setelah panggilan itu berakhir, Nona meminta izin ke Biru untuk keluar sebentar saat jam makan siang. Dia pun pergi ke restoran yang sudah ditentukan oleh Prabu.Saat sampai di restoran, ternyata Prabu sudah menunggu dan langsung tersenyum sambil melambaikan tangan. Nona sendiri memasang ekspresi wajah biasa saja, lantas duduk berhadapan dengan pamannya itu.“Mau pesan apa? Bagaimana kabarmu?” tanya Prabu berbasa-basi.“Sangat baik,” jawab Nona sedikit malas.“Syukurlah kalau baik,” ucap Prabu sambil terus mengulas senyum. Tentu saja ada udang di balik batu, dia meminta bertemu dengan Nona pasti karena sebuah tujuan terselubung.“Oh ya, apa kamu bisa membantu paman?” tanya Prabu mulai melancarkan niatnya mengajak bertemu.Nona
Read more

Bab 85

Hari yang ditunggu tiba. Nona pun berangkat ke Bali bersama Segara juga yang lainnya. Mereka berangkat menggunakan jet pribadi bersama keluarga Segara. Nona duduk di samping jendela dan terus menatap keluar. Ia tampak termenung, mengabaikan Segara yang duduk di sampingnya. Segara pun merasa heran, karena sejak lepas landas hingga sekarang, Nona terus diam.“Lihat apa? Awan?” Suara Segara mengejutkan Nona, dia pun menoleh dan melihat wajah sang suami yang ternyata sudah sangat dekat dengannya.“Kamu sejak tadi melamun, ada apa?” tanya Segara saat Nona menoleh.“Tidak ada. Hanya saja baru kali ini aku naik jet pribadi dan bisa duduk dengan santai di pesawat tanpa takut pesawatnya akan jatuh,” jawab Nona dengan senyum kecil di wajah.Segara malah ketawa mendengar jawaban Nona, hingga dia pun kemudian bertanya, “Apa kamu memiliki kecemasan akan ketinggian?”Nona menggeleng, lantas menjawab, &
Read more

Bab 86

Hari di mana private party Segara dan Nona diadakan pun tiba. Pesta itu dihadiri kurang dari dua ratus tamu undangan, mereka dipilih dari jajaran orang terdekat, lingkup pekerjaan, hingga teman-teman Segara yang memang masih memiliki hubungan dengan perusahaan milik sang papa. Para tamu itu sudah mulai berdatangan sejak kemarin, ada satu hotel yang memang khusus disiapkan untuk para tamu, mereka dijemput menggunakan puluhan van mewah yang disiapkan oleh keluarga Nic tentunya.Segara dan Nona masih berada di kamar, saat tamu sudah mulai memasuki lokasi pesta. Segara dengan penuh kesabaran menunggu MUA merias Nona. Hingga akhirnya MUA pun selesai dan pamit keluar dari kamar mereka.Nona duduk di depan meja rias, hingga Segara mendekat, memegang kedua pundak dari belakang dan menatap wajah sang istri dari pantulan cermin.“Bagaimana perasaanmu?” tanya Segara. Kedua tangannya meremas lembut pundak Nona.Nona pun tersenyum canggung ditatap Segara,
Read more

Bab 87

“Jaga mulutmu!”Nona yang sedang memegang lengan Biru pun menoleh, dia melihat Segara datang dengan memasang muka kesal. Segara mengangsurkan tatapan ke pegangan Nona dan istrinya itu buru-buru melepaskan tangan dari Biru.“Aku tidak ingin menghancurkan pestaku, jadi kalian pergi saja dari sini. Jangan berani kembali lagi ke pestaku atau aku akan menghabisi kalian.” Segara mengancam, dia meraih tangan Nona lalu menyeret istrinya itu dengan kasar. Biru yang melihatnya pun merasa sesuatu yang buruk mungkin saja terjadi, dia pun berdoa di dalam hati semoga Segara tidak salah sangka terhadapnya dan Nona.“Mau ke mana? Bukankah pesta belum selesai?” Tanya Nona. Ia bingung karena Segara menggelandangnya masuk ke dalam lift. Wanita itu tahu sang suami mengajaknya kembali ke kamar.“Jangan mengacaukan pesta!” Bujuk Nona.Diam-diam air mata sudah menetes ke pipinya. Rasa sakit hati menghinggapi di
Read more

Bab 88

Sandra terlihat kesal dan tidak terima dengan ucapan Senja, hingga akhirnya dia pun membalas karena tidak mau kalah.“Aku tidak peduli kalau memang dia masih mencintaimu. Kenyataannya dia cuek ke kamu dan menghindarimu, kamu pikir aku tidak tahu? Seharusnya kamu sadar diri kalau hubunganmu dengan Biru sudah selesai,” ujar Sandra sambil melipat kedua tangan di depan dada.Senja pun terkejut mendengar ucapan Sandra, bisa-bisanya Sandra menilai sesuatu yang tidak diketahui.“Lagi pula kamu harus sadar diri, kamu hanya anak pungut yang kebetulan bisa menjadi tuan putri di keluarga Biru, seharusnya kamu bersyukur karena tidak dikembalikan ke panti atau dibuang seperti gembel.” Sandra sengaja menghina Senja, sebelum kemudian pergi meninggalkannya dengan senyuman mencibir.Sementara itu. Biru pun pergi ke kamar mandi. Di sana dia mendengar Austin dan teman-temannya menghina Nona. Mendengar semua penghinaan yang sangat menjijikan, dari mul
Read more

Bab 89

“Aku senang kamu mau menemuiku, aku di sini karena ingin meminta maaf atas apa yang telah aku lakukan tadi. Tidak seharusnya aku bersitegang dengan istri dan saudara kembarmu,” ucap Austin begitu bertemu dengan Segara, meski semua yang diucapkannya hanya sebuah basa-basi semata. Austin melihat tatapan dingin Segara kepadanya. Dia merasa takut kalau Nona sudah mengadu dan menceritakan semua yang didengar ke Segara. Namun, Austin berusaha bersikap percaya diri dan tidak memperlihatkan ketakutannya.Segara melipat kedua tangan di depan dada, masih menatap dingin dan memberikan ekspresi tidak suka ke Austin.“Aku tidak bisa memaafkan dengan mudah orang yang sudah membuat istriku menangis. Lagi pula kenapa kamu mengusik hidup orang lain seperti kurang kerjaan!” hardik Segara yang tidak akan memberi celah untuk Austin mendapatkan maaf dengan cara mudah.Austin terperangah mendengar ucapan Segara, belum juga dia membalas ucapan itu, Segara sudah kembali bicara.“Jika kamu masih mengusik, us
Read more

Bab 90

Segara, Biru, dan Nic memperhatikan, hingga melihat Senja yang berjalan ke arah Nona yang dibawa seorang pria. Tampaknya Senja melihat kejadian itu dan membuntuti orang yang membawa Nona.“Sialan!” Emosi Segara pun meluap.“Pria itu pasti menculik Nona, kini dia pasti dalam bahaya. Kenapa Senja tidak langsung berteriak minta tolong dan menghentikan pria itu, kenapa dia malah membuntutinya?” Banyak pertanyaan di kepala yang tidak Segara pahami.“Kamu tenang, Ga. Pasti ada alasannya,” ucap Biru mencoba menenangkan.Semua orang pun masih dibuat bingung dan panik, sampai berpikiran buruk ke Senja dan mengira jika Senja yang merencanakan itu, kemudian membuntuti agar tidak ada yang mencurigainya.Nic sendiri langsung menghubungi polisi untuk mencari jejak Nona. Saat mereka masih dalam kebingungan, ponsel Segara berdering dan sebuah panggilan dari nomor tidak dikenal masuk, melihat nomor tak dikenal Segara pun mengabaikannya.Setelah ponsel Segara berhenti berdering, kini giliran ponsel Bir
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status