Gegas aku menoleh. "Mba Surti!" Akhirnya aku bertemu pembantu Bastian. Aku akan bertanya padanya"Non Tari, sedang apa di sini?" Surti langsung bertanya padaku."Saya ingin melihat Gina, Mba. Saya ingin minta maaf padanya." Air mataku akhirnya merembes."Non Gina belum sadar, Non," balas Surti nampak sendu."Saya tahu, Mba. Saya turut berduka cita," ucapku masih dengan bola mata yang basah oleh air mata.Namun kulihat Surti malah mengernyitkan dahinya. Dia menatapku keheranan. "Kok berduka cita, Non?" Pertanyaannya terdengar aneh."Ya saya turut berduka, Mba. Gina sahabat dekat saya. Saya sangat berduka mendengar Gina meninggal," terangku kali ini sambil mengusap air mata.Namun lagi-lagi Surti membatu, masih menatapku keheranan. "Meninggal?" Dia malah berbalik tanya."Iya, Mba Surti. Memangnya kamu belum tahu?" Surti menggelengkan kepalanya. "Tidak meninggal, Non Tari. Non Gina masih hidup kok. Hanya saja belum sadar usai operasi semalam," jelasnya.Aku tercengang mendengarnya. "Lal
Read more