"Mama!" Suara Meysa kembali memanggilku, bersamaan dengan itu pipiku terasa ditampar pelan. Hingga akhirnya aku membuka kelopak mata, sangat terkejut."Mey!" Aku terkejut melihat Meysa sudah berdiri di depanku. Aku segera bangkit, meraba wajah Meysa dan memastikan."Kamu gak apa-apa kan, Mey?" tanyaku khawatir."Aku gak apa-apa, Ma. Harusnya aku yang nanya, apa yang terjadi dengan Mama? Dari tadi Mama teriak-teriak. Mama mimpi buruk?" Meysa malah berbalik tanya padaku."Apa! Mimpi?" Aku mengernyitkan dahi seraya menatap ke arah sofa."Iya. Mama mimpi apa? Sampai teriak-teriak. Aku yang sedang di kamar mandi pun langsung ke sini," kata Meysa seraya menaikan kedua alisnya.Aku menepuk kening. "Ya ampun, jadi tadi hanya mimpi." Gegas ku duduk kembali di atas sofa. Napas di dalam dada terasa berhamburan, seakan baru saja selesai lari maraton."Maafkan Mama telah mengganggu tidurmu, Mey. Kembalilah ke kamar."Kulihat Meysa mengernyitkan dahi. "Aku belum selesai mandi, Ma. Untuk apa kembal
Read more