Aku resah ketika mendengar pintu kembali diketuk. Sudah bisa ditebak kalau tamu yang datang kali ini adalah Gina.Tok tok tok!Aku masih berdiri menatap Bastian dan Meysa yang tengah asyik dengan makanannya."Bas, ada Gina di depan rumah," laporku pada Bastian."Lalu?" Sepertinya Bastian mengerti maksudku."Kita temui Gina bersama-sama," ajakku.Bastian langsung berdiri. "Boleh," balasnya tanpa ragu. Ia segera melangkah, namun aku menahannya."Tunggu, Bas," tahanku."Kenapa?" Bastian menatapku lagi."Tolong jangan bicara yang macam-macam pada Gina ya. Aku mohon," pintaku seraya menautkan kedua telapak tangan. "Kasihan Gina, Bas. Jangan buat dia bersedih," lanjutku.Bastian diam sejenak, hingga ia kembali melanjutkan langkah menuju pintu utama.Sementara aku terlebih dahulu berbisik pada Meysa. "Mey, kalau sudah selesai makan, kamu langsung ke kamar ya. Mama harus bicara serius dengan teman-teman Mama." Meysa mengangguk, menahami perintahku.Ketika Bastian membuka pintu, nampaknya Gina
Read more