Hari berganti hari. Semakin hari, semakin bertambah berat rasa di hati. Aku melalui semuanya sendirian sampai tahlilan ke 40 hari kepergian Meysa.Beberapa kali Bastian sempat mendatangi rumahku dengan dalih berbela sungkawa. Namun aku bersi kukuh menolak tak menerima kedatangan Bastian di rumahku. Aku memutuskan tak mau berhubungan lagi dengan Bu Yunita, termasuk Bastian. Apalagi mengenai Gina, kurasakan wanita itu bukan lagi sahabatku. Gina yang dulu telah lenyap, berganti dengan Gina yang tak lagi kukenal."Bu, makan dulu ya."Suara Mba Sari membangunkanku dari lamunan singkat. Suasana di luar ini tengah gerimis, langit pun nampak berawan sehingga menghalangi cahaya matahari. Aku yang tengah duduk sendirian di kursi yang berada di samping rumahku sampai lupa kalau waktu sudah beranjak siang."Ini jam berapa, Mba?" tanyaku seraya menoleh pada Mba Sari yang masih setia bersamaku."Ini sudah jam sepuluh siang, Bu. Bu Tari belum sarapan, saya sudah siapkan makanan di atas meja," kata M
Baca selengkapnya