“Aku sungguh menyesal, Laura,” kata Jake, menyentuh tangan Laura sehingga telapak tangannya yang besar menimpa jemari ringkihnya yang terasa dingin. “Jika aku bisa memutar kembali waktu, aku akan berlari ke persimpangan tempat semua ini berawal,” ucapnya serak. “Jika aku bisa memperbaiki keadaan, aku akan menghentikan kebodohanku hari itu.” Laura tak pernah melihat Jake seperti ini. Badai memenuhi matanya yang diburamkan oleh air mata. Sesalnya menumpuk, parau suaranya memerihkan hati Laura. “Tahun sudah berlalu, tapi kamu masih terjebak pada rasa sakit yang sama bahkan saat aku bisa menjalani hidup normal seperti sebelumnya. Dan ... sudah terlambat bagiku untuk memperbaiki semuanya.” Meski sesak turut mengekang dadanya, Laura menunjukkan senyumnya pada Jake. Ia tak ingin menambah beban di hatinya semakin besar. “Sudahlah ....” katanya. “Kamu tidak hanya mengatakannya sekali, jadi aku percaya kamu sungguh menyesalinya.” “Jadi, kamu setuju untuk pergi denganku?” “Iya, aku setuj
Terakhir Diperbarui : 2024-07-16 Baca selengkapnya