All Chapters of Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan: Chapter 41 - Chapter 50

79 Chapters

(41) Diah dan Tom

Cerahnya pagi yang membahagiakan bersama sinar yang menyehatkan, ada begitu banyak hal yang dapat disambut bersama senyum dengan suasana hati yang lembut, kelembutan yang jelas hanya dapat dirasakan oleh sebagian orang, kelembutan yang juga tidak selalu muncul sebab suasana hati dan pikiran. Pakaian rapi berwarna netral dan semi formal, pakaian rapi yang tidak dapat mencerminkan pikiran dan hati, yang bahkan mungkin saling berlawanan berkat kusutnya beban hidup."Sori lama," ucap seorang pria pada wanita yang sedari tadi duduk di kursi taman dengan wajah masam, "gue cuma mau tanya tentang Fafa dan Rana.""Mereka musuh," jawab wanita itu acuh tak acuh, tanpa menoleh atau sekadar melirik lawan bicaranya, "itu fakta yang jelas dan terang benderang, apa lagi yang mau ditanya?"Terhela napas pria bernama Tomi Uraga itu menanggapi, "tapi Rana sadar kagak sama permusuhan mereka?" tanya pria yang akrab disapa Tom."Kagak kayaknya," jawab si wanita kemudian melirik sinis ke arah Tom, "kenapa?"
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

(42) Kamera Pengawas dari Arhan

"Fafa pernah suruh orang buat mencelakai keluarga Rana," ucap Diah menatap Tom seraya tersenyum konyol, "kalau lo tanya alasannya, cuma Fafa yang tahu. Beda orang yang tanya ya beda jawabannya," lanjut wanita itu kemudian terkekeh pelan sembari berjalan mundur lalu berbalik arah, kembali meninggalkan Tom tanpa memberi kesempatan pria itu bicara. "Oke," kata Tom mendesah pasrah lalu beranjak meninggalkan area taman, berjalan pelan tanpa banyak kata dan sesekali menendang kerikil. Bosan rasanya dalam benak Tom sepanjang malam dan pagi hari belum menyalakan ponsel, belum ingin mendengar segala dering, ocehan, dan sampah pesan penuh tangisan tidak berguna. Bosan, satu kata dengan sejuta perasaan yang pasti pernah dirasakan setiap orang, bosan dengan kegiatan, bosan dengan suatu benda, sampai bosan pada seseorang. "Sudahlah," gumam Tom mengambil ponsel dari saku celana setelah masuk ke dalam mobil, menyalakan benda pipih berteknologi itu dan menunggunya sesaat dengan ribuan lapis kesa
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

(43) Peringatan Kak Jess

"Hai, sudah pulang kerja?" sapa seorang wanita dengan pertanyaan menyambut adiknya yang masih di dalam mobil, "asam banget itu muka," lanjutnya ketus setelah membukakan gerbang, membiarkan adiknya memasuki garasi rumah untuk parkir mobil.Bruk!Pintu mobil tertutup rapat tepat setelah wanita bersetelan semi formal keluar, raut masam tanpa ekspresi sangat menunjukkan suasana hatinya yang kacau, "kenapa?" tanya wanita bernama Kirana Zendaya itu pada kakaknya, pada tuan rumah yang dikunjungi."masuk dulu sini," sahut kakak dari Rana itu dengan lembutnya, "aku enggak ada niat usir kamu waktu itu, suasana hatiku berantakan saja karena lihat foto-foto waktu itu ditambah aku belum makan, lagi lap ....""Sudahlah enggak usah dibahas lagi," potong Rana cepat sambil menjatuhkan dirinya di atas sofa panjang, bersandar dan meluruskan kaki di atas sofa dengan santai, "jadi kenapa?" lanjutnya bertanya mengambil toples camilan yang selalu tersedia di atas meja ruang keluarga."Suamimu brengsek," kat
last updateLast Updated : 2024-09-28
Read more

(44) Diah dan Rana

Keduanya saling berhadapan kini di ruang utama rumah mewah, banyaknya interior menghiasi meja kecil, meja bulat, maupun lemari hias dan dinding di setiap sisi ruang yang luas. Rumah mewah yang jelas didapat dari bagi hasil bisnis keluarga, bagi hasil yang sama sekali tidak pernah Rana inginkan dan harapkan.Terengah napas Rana menahan segala isi hati dan keluh kesah yang ia tahu, berhadapan dengan orang yang menjadi budak cinta dan orang yang pandai manipulasi dalam satu momen, sungguh menguras pikiran dan hati untuk memendam segalanya, "semua bisa jadi terduga di situasi begini," lanjutnya meralat teriakan emosi yang terluap tidak terkendali.Terdiam Jess memandang Rana yang masih mengatur napasnya, sesekali pula ia melihat sang adik memejamkan mata dan menghembuskan napas panjang, "aku paham," kata Jess singkat lalu tersenyum simpul, "silakan kalau mau pulang, akhir-akhir ini kamu sensitif dan gampang banget marah. Sibuk boleh, tapi jangan lupa untuk kontrol stresnya.""Iya," jawab
last updateLast Updated : 2024-09-29
Read more

(45) Bisakah Dipercaya?

Ketus, acuh tak acuh, dan tanpa ekspresi Rana berikan untuk menanggapi setiap ucapan si wanita asing. Bukan karena ingin merusak citra pada awal pertemuan, namun baginya tidak ada hal penting dan istimewa hingga mengharuskan menjaga citra.Tercenung, bingung, dan merasa serba salah yang dirasa oleh Diah, atas segala tanggapan yang Rana berikan. Bukan karena ingin menarik diri dan gagal membentuk nama baik pada awal pertemuan, namun baginya berhadapan dengan wanita karir yang berpendidikan jelas akan sulit, jika mengingat latar belakang diri yang tidak berarti apapun bila dibanding dengan Rana."KDRFN itu singkatan kelompok anggota kami, geng kita yang selalu kompak dan setuju apapun selagi itu tentang kami." Mengernyit Rana mendengar penjelasan awal, "jadi apapun yang mau kita lakukan, kalau itu ada sangkutannya sama salah satu dari kita pasti disetujui semuanya tanpa terkecuali. Alasannya karena kita setia kawan, kita akan saling mendukung satu sama lain."Mengangguk Kirana mendengar
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

(46) Kerja Sama Apa?

"Bisa," jawab wanita berlesung pipi dengan tegas, "aku berani bergerak sendiri, menolak hal yang menurutku enggak baik, dan aku punya tekad buat menemuimu," lanjutnya tersenyum simpul dan melihat ke arah lawan bicara penuh keyakinan."Saya cuma kasih satu pertanyaan, kenapa jawabannya jadi kayak lagi seleksi wawancara kerja?" ketus wanita cantik bernetra cokelat seraya memutar kemudinya untuk berbelok, mengambil arah jalan menuju pusat kota yang tentu memiliki jalan bagus dan tidak bergelombang atau berlubang.Berdeham panjang dengan gugup dan canggung, terkekeh pelan hampir tak bersuara wanita berlesung pipi itu menanggapi. Sekeras apapun ia berusaha, seorang Kirana Zendaya yang berada di balik kemudi tetaplah sosok yang kaku."Ada orang yang bisa dipercaya tapi enggak bisa diajak kerja sama, tahu enggak?" tanya Rana lagi seraya memandang restoran yang ada di seberang jalan setelah menghentikan mobil di sisi kiri jalan, "duh ... lapar," lanjutnya kemudian menoleh ke arah wanita asing
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

(47) Permainan dimulai, Rana!

"Setop!" seru seorang pria sambil memukul bodi belakang mobil yang hendak parkir, membantu sang istri yang baru saja pulang melembur dengan segala kepenatan dan keluhan yang harus siap dihadapi.Menguap lebar wanita bersetelan semi formal itu keluar dari mobil, jam sudah menunjukkan angka 20.44, mendekati angka untuk wanita cantik ini tidur. Wajar saja, pikir pria itu tersenyum simpul melihat sang istri amat lelah."Ada paket sialan lagi di mobil, aku mau langsung mandi," ucap wanita itu melangkah masuk dan meninggalkan suaminya yang langsung membuka pintu belakang mobil.Bergegas wanita bernama Kirana Zendaya itu masuk ke dalam kamarnya, melempar tas kerja dan tas selempangnya sembarangan. Mengambil baju tidur dan berjalan malas menuju kamar mandi, besar rasanya tidak ingin mandi karena rasa kantuk, namun rasa jijik dan penat setelah beraktivitas seharian lebih besar dari pada kehendak malasnya.Aktivitas yang bukan lagi melelahkan fisik, tapi juga mental, pikiran, dan kesabaran. Sem
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

(48) Minta Tolong

Terdiam merenung seorang wanita saat mendengar rekaman suara dari ponselnya, belum juga kepala itu terangkat setelah bangun tidur, sudah mendapat beban pikiran baru lagi. Kenapa hidup terus menambah beban dan masalah? "Rana ... aku minta maaf, aku gagal buat rekam semuanya." Terdengar pesan suara lain dari orang yang sama, terkatup rapat bibir wanita bernama Kirana Zendaya itu mendengarnya. Tidak ada kepedulian sedemikian rupa yang Rana rasakan, selain kecemasannya kini pada kedua orang tua. Haruskah ambil izin kantor? Haruskah membatalkan janji temu dan sosialisasi produk? Atau bisa saja datang kerja dan meninggalkan kantor lebih awal? Belum selesai Rana berpikir dan mencari solusi untuk kegiatan hari ini, ponsel sudah berdering dengan panggilan telepon yang harus segera dijawab. Mendesis pelan ia sebelum menekan tanda hijau untuk menjawab panggilan, "halo kak." "Kamu dapat rekaman suara aneh gitu, juga? Kayaknya ini tentang paket misterius," ujar seseorang dari sambungan tele
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

(49) Pertimbangan lanjutan

Terlempar ponsel di atas ranjang disertai dengan helaan napas lelah, "capek banget," lirih Rana berkeluh kesah sebelum bergegas keluar kamar. Beratnya pikiran dan kacaunya perasaan jelas terlihat dari kantung mata dan garis kerut di wajah, tersirat dalam pikiran kalutnya untuk melibatkan banyak orang. Dibukanya pintu kamar perlahan, sunyi dan hening cepat menyelimuti telinga hingga menciptakan denging. Menoleh ia ke kamar di sebelahnya yang sedikit terbuka, "ah ...," desah Rana pelan saat menyadari bahwa Kal tidak ada di kamar, "Kalil Nayaka!" teriaknya menuju ruang utama rumah, ruang yang menjadi ruang keluarga, ruang tamu, dan ruang tengah. Terkatup rapat dalam ekspresi kecut Rana saat melihat Kal yang tidur di atas sofa, satu kaki berada di atas dan kaki lainnya terlipat santai dengan mulut terbuka. Jijik, satu kata yang terlintas dalam benak Rana melihat gaya dan cara Kal tidur. Kejijikan yang membuatnya hampir lupa pada tujuan berada di ruang utama, "Kal, bangun ... aku mau mi
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

(50) Kesepakatan Rana dan Arhan

"Pagi, Bu.""Pagi.""Semangat pagi."Dan sapaan lainnya yang terdengar dan terima, senyuman simpul dan kepala sedikit tertunduk saat berpapasan menjadi awal pagi yang cukup canggung. Ada apa dengan para manusia hari ini? Pikir wanita bersetelan formal itu.Mengangkat kedua tangan untuk mengencangkan ikatan rambut bermodel ekor kuda, membiarkan rambut panjangnya terikat rapi dan mengayun pada setiap langkah kaki menghentak. Tersenyum kecil wanita bernama Kirana Zendaya itu pada timnya, "Pagi," sapanya yang cepat mendapat sahutan ramah."Bu, Pak Arhan sudah di ru ....""Iya tahu, balik kerja dan fokus," titah wanita yang akrab disapa Rana itu memotong ucapan anggotanya, anggota yang tak jarang menjadi teman namun juga menjadi asisten saat tugas luar. Kehebatan seorang Rana yang juga gaya menyebalkannya adalah dapat memposisikan diri pada tempat dan situasi, meski cara saat memposisikan diri bisa mendadak dan berubah semaunya.Tok ... tok ... Cklek!Dua kali Rana mengetuk pintu ruang ker
last updateLast Updated : 2024-10-05
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status