Share

(49) Pertimbangan lanjutan

Terlempar ponsel di atas ranjang disertai dengan helaan napas lelah, "capek banget," lirih Rana berkeluh kesah sebelum bergegas keluar kamar.

Beratnya pikiran dan kacaunya perasaan jelas terlihat dari kantung mata dan garis kerut di wajah, tersirat dalam pikiran kalutnya untuk melibatkan banyak orang. Dibukanya pintu kamar perlahan, sunyi dan hening cepat menyelimuti telinga hingga menciptakan denging.

Menoleh ia ke kamar di sebelahnya yang sedikit terbuka, "ah ...," desah Rana pelan saat menyadari bahwa Kal tidak ada di kamar, "Kalil Nayaka!" teriaknya menuju ruang utama rumah, ruang yang menjadi ruang keluarga, ruang tamu, dan ruang tengah.

Terkatup rapat dalam ekspresi kecut Rana saat melihat Kal yang tidur di atas sofa, satu kaki berada di atas dan kaki lainnya terlipat santai dengan mulut terbuka. Jijik, satu kata yang terlintas dalam benak Rana melihat gaya dan cara Kal tidur.

Kejijikan yang membuatnya hampir lupa pada tujuan berada di ruang utama, "Kal, bangun ... aku mau minta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status