Share

(107) kakak hamil

Author: SyasaRanni
last update Last Updated: 2025-04-17 23:11:59

Terdiam, merengut, melirik sinis, sesekali terhela napas, dan banyak diam seolah telinga telah tuli dan suara sudah tidak bisa lagi keluar. Puluhan pertanyaan sejak bertemu di parkiran tidak juga ditanggapi, keluar mobil dan menutup pintunya dengan kasar, dan melangkah masuk rumah dengan tergesa.

Bersandar lelah Rana di atas sofa, membentangkan kedua tangan dan kaki, seolah memaksa suaminya yang baru masuk rumah untuk duduk di sofa lain. Entah diksi yang harus diucapkan, entah hal yang harus diceritakan, dan entah hal yang didengar nantinya. Haruskah mendengar lagi? Haruskah memakluminya lagi?

"Rana, kamu ken ...."

"Kamu yang kenapa?" tukas Rana cepat memotong ucapan suaminya, "pas pergi sama Fafa kemarin, kamu isi survei enggak? Kamu pergi sama KDRFN juga?"

"Hah? Enggak," tanggap Kalil terlihat bingung tapi juga terkejut, "kenapa?" katanya bertanya lagi.

Menggeleng pelan Rana sambil memegang pelipisnya, kali ini bersandar secara utuh ke sofa hingga kepala mendongak malas, terpejam er
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (108) Rumah Kak Jess

    "Kandungan?" tukas Rana dan Kalil serempak, "Kak Jess hamil?" lanjut Rana masih terkejut."Iya, sudah empat bulan," jawab pria bernama Tomi Uraga itu, pria yang berstatus sebagai kakak ipar Rana tapi pria yang juga pernah menjadi penguntitnya.Terasa aneh, kadang menakutkan, seringkali juga membingungkan. Tapi bagi Rana, namanya bukan hidup jika tidak dipenuhi berbagai hal tidak terduga. Sederhananya, seorang Kirana Zendaya jadi menikah hanya karena selalu didesak dan diganggu orang tua?"Dan badannya sekarang jelek banget, mukanya kusam, susah makan, pemalas juga," lanjut Tomi melambatkan langkahnya agar berjalan di samping Rana, secara sadar memaksa Kalil untuk berjalan di belakang Rana, "dia juga emosian, kalau mau bicara atau dia bicara kasar, bentak saja, biasanya bakal nangis doang," ucapnya lagi lalu berjalan cepat meninggalkan Rana dan Kalil yang sontak berhenti melangkah.Menyipit perlahan mata Rana mendengar ucapan kakak iparnya, sangat ingin dirinya untuk bertanya ulang dan

    Last Updated : 2025-04-18
  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (109) Pesan di pagi hari

    Lagi, lagi, dan lagi. Seolah kesunyian menjadi pihak ketiga dalam hubungan Kalil Nayaka dan Kirana Zendaya, terikat pernikahan selama lebih dari satu tahun dan tinggal satu atap bersama meski berbeda kamar, tidak membuatnya dapat menjauhkan kesunyian dalam hubungan.Menguatkan komunikasi, katanya. Bertekad saling percaya, katanya. Tapi kenyataan yabg terjadi? Masih saling curiga, menyembunyikan hal yang dirasa dan dipikirkan, dan hanya mengurangi filter pembatas masing-masing, hingga terlihat dekat walau masih tidak terlihat seperti suami istri."Kamu kenapa?" tanya Rana pada suaminya yang sedari tadi hanya bermain ponsel, sekian menit sejak tiba di rumah, sekian waktu sejak keluar dari rumah Jessica, dan untuk ke sekian kalinya hanya kesunyian menjawab pertanyaan yang sama, "ya sudahlah, dari tadi aku nanya tapi enggak dijawab sama sekali, mending istirahat," ketusnya beranjak dari duduk."Aku cemburu," gumam Kalil menjawab singkat, jawaban yang tentu berhasil membuat Rana sontak me

    Last Updated : 2025-04-19
  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (110) Keputusan satu

    "Jadi menurut kamu gimana?"Empat kata dalam pertanyaan pertama, empat kata yang diharap cemas berhasil memecah keheningan yang sedari tadi menyelimuti, dan empat kata yang sangat membingungkan."Aku enggak sangka ternyata secepat ini," tanggap Kalil masih enggan menatap istrinya, ada perasaan lain yang semakin menggelora dalam dirinya, perasaan yang menuntut untuk lebih sering bersama Rana, perasaan yang terus ingin tahu semua hal yang Rana lakukan.Hanya dua harapan Kalil pada Rana kini. Tidak gagal memiliki secara utuh, dan ini bukanlah perasaan obsesi, Kalil tidak ingin memiliki obsesi seperti Tomi, yang bisa menjadi dendam hingga merepotkan banyak pihak, "sama," jawab Rana pelan penuh kepasrahan."Sebelum aku berpendapat, menurut kamu gimana?" tanya Kalil menanggapi pertanyaan Rana sebelumnya dengan serius."Aku?" kata Rana menoleh ke suaminya yang sedang mengemudi, tersenyum kecut ia sebelum menghela napas panjang, "aku agak malas sih ya, lagi pula cewek bodoh mana selain kakakk

    Last Updated : 2025-04-20
  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (111) Obrolan Tomi

    Langit jingga menghiasi sebagian langit di muka bumi, kicauan burung tak perlu diharapkan jika tinggal di pusat kota. Bagi penghuni pusat kota, langit jingga yang indah bisa menjadi suram dengan sejuta drama pekerjaan yang harus dibawa pulang, jadwal lembur yang mendadak, permasalahan di tempat kerja, permasalahan di rumah yang sudah menanti, dan kekonyolan banyak orang di jalan yang macet.Dimana tawa dan senyum bagi penghuni pusat kota kala jingga itu mewarnai langit dengan gembira? Mungkin ada, tapi tidak banyak, dan semakin tidak banyak saat akhir bulan setelah libur panjang."Hai, Rana," sapa seorang pria setelah menekan klakson mobilnya di pinggir jalan dekat area kantor Rana.Tersenyum kecil wanita yang disebut namanya itu, bergerak anggun ia membuka pintu mobil untuk masuk dan duduk di samping pengemudi. Ada kecanggungan dan rasa enggan yang luar biasa, tapi tujuan hidup tetaplah menjadi fokus utama untuk hidup yang lebih tenang."Hai," kata Rana menjawab sapaan ringan itu sam

    Last Updated : 2025-04-21
  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   Omongan

    "Hah?" pungkas Rana terkejut mendengar ujaran kakak iparnya itu.Bukankah Tomi bekerja sama dengan Fafa untuk banyak tujuan? Seperti harta, tahta, sampai dendam dalam obsesi yang tidak berkesudahan. Tapi kenapa sekarang ada pernyataan baru? Ataukah ini bagian dari rencana baru antara Tomi dan Fafa juga?"Ikut aku!" tukas Rana setelah terdiam sejenak menunggu kelanjutan hal yang akan Tomi ceritakan, tapi pria itu secara konyol juga ikut terdiam bersama Rana yang terkejut.Digenggam tangan yang jelas lebih besar dari tangannya, dalam pikir Rana kini peduli setan dengan kekonyolan yang akan timbul dalam diri Tomi setelah berpegangan tangan. Rana hanya ingin tahu lebih lanjut dan lebih di jelas di tempat yang tenang, berjalan cepat ia sambil tetap memegang tangan kakak ipar mencari berbagai restoran dalam mal yang memiliki area makan dengan pemandangan indah.Dari ramainya konten media sosial tentang pembukaan mal pinggir kota ini, tak sedikit juga konten yang menunjukkan adanya beberapa

    Last Updated : 2025-04-22
  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (113)Mal pinggir kota

    "Tapi ternyata Fafa malah tambah rewel, banyak menuntut, dan lainnya, karena Kalil menghilang gitu saja setelah memutuskan Fafa sepihak," tutur Tomi tidak mendapat reaksi apapun dari Rana yang menatap lurus ke danau buatan, "aku tambah muak sama semuanya, aku capek sama kelakuan cewek kayak gitu. Aku putus sama dia tapi aku juga minta dia ke kantormu, aku mempersilakan dia buat kasih tahu semua kisah yang berkaitan tentang aku dan Jessica.""Biar apa suruh dia ke kantorku?" tukas Rana menoleh ke arah Tomi dan menatapnya tajam."Aku masih sayang Fafa tapi aku juga enggak mau terus-terusan berada di dekatnya. Aku tahu dia enggak punya kompetensi, dan aku tahu kamu individualis tapi cukup punya empati." Terhenti sejenak Tomi dalam ucapannya, menatap Rana lekat dan menunduk, "jadi aku suruh Fafa begitu biar setidaknya dia punya teman, atau bahkan pekerjaan buat pemasukan dia karena selama ini dia hidup dari uangku atau uang Kalil," lanjutnya berhasil membuat Rana kehilangan selera makan.

    Last Updated : 2025-04-23
  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (114) Diskusi singkat

    Napas terengah lelah sesekali mendengus amarah menemani sepanjang malam yang tersisa usai pergulatan tak berguna, rambut kusut berantakan, dan baju kerja yang terlihat tak serapi sebelumnya. Menoleh dan melihat kesal ke pria di balik kemudi, "monyet rabies kayak begitu pernah kau cintai?" ketus wanita bernama Kirana Zendaya itu pada suaminya.Ketus dalam pertanyaan yang sebenarnya jelas tidak butuh jawaban, hanya ungkapan atas emosi yang memuncak tapi masih dalam kendali. Kembali lagi kepala itu menoleh ke sisi kiri dan melihat lancarnya jalan di hari yang menjelang tengah malam, tidak bisa dibilang jalan jadi sepi karena masih adanya lalu lalang kendaraan."Kal!" seru Rana bersedekap dada dan menarik napas panjang yang terdengar kasar, "ah, aku enggak tahu lagi, ini terlalu kacau. Aku enggak mau terlibat," ocehnya cenderung merajuk."Aku enggak mau terus bareng monyet rabies, makanya aku putuskan dia dan mau fokus sama kelinci anggora," tanggap Kalil membuat Rana sontak menoleh lagi,

    Last Updated : 2025-04-24
  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (115) Kalil?

    "Wanita murahan!""Pembawa sial!""Belum puas kau rebut Kalil dariku, dan ternyata Tomi pergi dariku karena kamu juga?""Jahat!""Apa sih kesalahanku sampai kamu sejahat ini?""Lepas! Cewek murahan begini memang harus dikasih pelajaran.""Doyan banget sama pacar orang.""Ya sudah iya dilepas dulu.""Rana, lawan Ran, jangan diam saja.""Lepas, Fa!""Semuanya bela cewek murahan ini.""Kamu yang murahan!" Satu bentakan terakhir dari Kalil berhasil membuat terlepasnya tangan Fafa dari rambut Rana, bentakan yang kini cukup terkenang di pikiran Rana dan menemaninya di ruang kerja dalam kesendirian.Tidak menyalakan lampu ruang kerja dan tidak membuka tirai penutup di kaca besar yang menghadap langsung ke area tim humas, menyendiri bersama rasa muak yang terjadi lagi dan lagi mendekap erat. Ada satu ketidaksangkaannya dalam benak, seorang Kalil Nayaka yang pernah menjadi budak dari Fauziah Aini, yang dengan sukarela menjadi cadangan, pada akhirnya membentak sang pujaan. Apa itu salah satu ta

    Last Updated : 2025-04-25

Latest chapter

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (115) Kalil?

    "Wanita murahan!""Pembawa sial!""Belum puas kau rebut Kalil dariku, dan ternyata Tomi pergi dariku karena kamu juga?""Jahat!""Apa sih kesalahanku sampai kamu sejahat ini?""Lepas! Cewek murahan begini memang harus dikasih pelajaran.""Doyan banget sama pacar orang.""Ya sudah iya dilepas dulu.""Rana, lawan Ran, jangan diam saja.""Lepas, Fa!""Semuanya bela cewek murahan ini.""Kamu yang murahan!" Satu bentakan terakhir dari Kalil berhasil membuat terlepasnya tangan Fafa dari rambut Rana, bentakan yang kini cukup terkenang di pikiran Rana dan menemaninya di ruang kerja dalam kesendirian.Tidak menyalakan lampu ruang kerja dan tidak membuka tirai penutup di kaca besar yang menghadap langsung ke area tim humas, menyendiri bersama rasa muak yang terjadi lagi dan lagi mendekap erat. Ada satu ketidaksangkaannya dalam benak, seorang Kalil Nayaka yang pernah menjadi budak dari Fauziah Aini, yang dengan sukarela menjadi cadangan, pada akhirnya membentak sang pujaan. Apa itu salah satu ta

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (114) Diskusi singkat

    Napas terengah lelah sesekali mendengus amarah menemani sepanjang malam yang tersisa usai pergulatan tak berguna, rambut kusut berantakan, dan baju kerja yang terlihat tak serapi sebelumnya. Menoleh dan melihat kesal ke pria di balik kemudi, "monyet rabies kayak begitu pernah kau cintai?" ketus wanita bernama Kirana Zendaya itu pada suaminya.Ketus dalam pertanyaan yang sebenarnya jelas tidak butuh jawaban, hanya ungkapan atas emosi yang memuncak tapi masih dalam kendali. Kembali lagi kepala itu menoleh ke sisi kiri dan melihat lancarnya jalan di hari yang menjelang tengah malam, tidak bisa dibilang jalan jadi sepi karena masih adanya lalu lalang kendaraan."Kal!" seru Rana bersedekap dada dan menarik napas panjang yang terdengar kasar, "ah, aku enggak tahu lagi, ini terlalu kacau. Aku enggak mau terlibat," ocehnya cenderung merajuk."Aku enggak mau terus bareng monyet rabies, makanya aku putuskan dia dan mau fokus sama kelinci anggora," tanggap Kalil membuat Rana sontak menoleh lagi,

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (113)Mal pinggir kota

    "Tapi ternyata Fafa malah tambah rewel, banyak menuntut, dan lainnya, karena Kalil menghilang gitu saja setelah memutuskan Fafa sepihak," tutur Tomi tidak mendapat reaksi apapun dari Rana yang menatap lurus ke danau buatan, "aku tambah muak sama semuanya, aku capek sama kelakuan cewek kayak gitu. Aku putus sama dia tapi aku juga minta dia ke kantormu, aku mempersilakan dia buat kasih tahu semua kisah yang berkaitan tentang aku dan Jessica.""Biar apa suruh dia ke kantorku?" tukas Rana menoleh ke arah Tomi dan menatapnya tajam."Aku masih sayang Fafa tapi aku juga enggak mau terus-terusan berada di dekatnya. Aku tahu dia enggak punya kompetensi, dan aku tahu kamu individualis tapi cukup punya empati." Terhenti sejenak Tomi dalam ucapannya, menatap Rana lekat dan menunduk, "jadi aku suruh Fafa begitu biar setidaknya dia punya teman, atau bahkan pekerjaan buat pemasukan dia karena selama ini dia hidup dari uangku atau uang Kalil," lanjutnya berhasil membuat Rana kehilangan selera makan.

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   Omongan

    "Hah?" pungkas Rana terkejut mendengar ujaran kakak iparnya itu.Bukankah Tomi bekerja sama dengan Fafa untuk banyak tujuan? Seperti harta, tahta, sampai dendam dalam obsesi yang tidak berkesudahan. Tapi kenapa sekarang ada pernyataan baru? Ataukah ini bagian dari rencana baru antara Tomi dan Fafa juga?"Ikut aku!" tukas Rana setelah terdiam sejenak menunggu kelanjutan hal yang akan Tomi ceritakan, tapi pria itu secara konyol juga ikut terdiam bersama Rana yang terkejut.Digenggam tangan yang jelas lebih besar dari tangannya, dalam pikir Rana kini peduli setan dengan kekonyolan yang akan timbul dalam diri Tomi setelah berpegangan tangan. Rana hanya ingin tahu lebih lanjut dan lebih di jelas di tempat yang tenang, berjalan cepat ia sambil tetap memegang tangan kakak ipar mencari berbagai restoran dalam mal yang memiliki area makan dengan pemandangan indah.Dari ramainya konten media sosial tentang pembukaan mal pinggir kota ini, tak sedikit juga konten yang menunjukkan adanya beberapa

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (111) Obrolan Tomi

    Langit jingga menghiasi sebagian langit di muka bumi, kicauan burung tak perlu diharapkan jika tinggal di pusat kota. Bagi penghuni pusat kota, langit jingga yang indah bisa menjadi suram dengan sejuta drama pekerjaan yang harus dibawa pulang, jadwal lembur yang mendadak, permasalahan di tempat kerja, permasalahan di rumah yang sudah menanti, dan kekonyolan banyak orang di jalan yang macet.Dimana tawa dan senyum bagi penghuni pusat kota kala jingga itu mewarnai langit dengan gembira? Mungkin ada, tapi tidak banyak, dan semakin tidak banyak saat akhir bulan setelah libur panjang."Hai, Rana," sapa seorang pria setelah menekan klakson mobilnya di pinggir jalan dekat area kantor Rana.Tersenyum kecil wanita yang disebut namanya itu, bergerak anggun ia membuka pintu mobil untuk masuk dan duduk di samping pengemudi. Ada kecanggungan dan rasa enggan yang luar biasa, tapi tujuan hidup tetaplah menjadi fokus utama untuk hidup yang lebih tenang."Hai," kata Rana menjawab sapaan ringan itu sam

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (110) Keputusan satu

    "Jadi menurut kamu gimana?"Empat kata dalam pertanyaan pertama, empat kata yang diharap cemas berhasil memecah keheningan yang sedari tadi menyelimuti, dan empat kata yang sangat membingungkan."Aku enggak sangka ternyata secepat ini," tanggap Kalil masih enggan menatap istrinya, ada perasaan lain yang semakin menggelora dalam dirinya, perasaan yang menuntut untuk lebih sering bersama Rana, perasaan yang terus ingin tahu semua hal yang Rana lakukan.Hanya dua harapan Kalil pada Rana kini. Tidak gagal memiliki secara utuh, dan ini bukanlah perasaan obsesi, Kalil tidak ingin memiliki obsesi seperti Tomi, yang bisa menjadi dendam hingga merepotkan banyak pihak, "sama," jawab Rana pelan penuh kepasrahan."Sebelum aku berpendapat, menurut kamu gimana?" tanya Kalil menanggapi pertanyaan Rana sebelumnya dengan serius."Aku?" kata Rana menoleh ke suaminya yang sedang mengemudi, tersenyum kecut ia sebelum menghela napas panjang, "aku agak malas sih ya, lagi pula cewek bodoh mana selain kakakk

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (109) Pesan di pagi hari

    Lagi, lagi, dan lagi. Seolah kesunyian menjadi pihak ketiga dalam hubungan Kalil Nayaka dan Kirana Zendaya, terikat pernikahan selama lebih dari satu tahun dan tinggal satu atap bersama meski berbeda kamar, tidak membuatnya dapat menjauhkan kesunyian dalam hubungan.Menguatkan komunikasi, katanya. Bertekad saling percaya, katanya. Tapi kenyataan yabg terjadi? Masih saling curiga, menyembunyikan hal yang dirasa dan dipikirkan, dan hanya mengurangi filter pembatas masing-masing, hingga terlihat dekat walau masih tidak terlihat seperti suami istri."Kamu kenapa?" tanya Rana pada suaminya yang sedari tadi hanya bermain ponsel, sekian menit sejak tiba di rumah, sekian waktu sejak keluar dari rumah Jessica, dan untuk ke sekian kalinya hanya kesunyian menjawab pertanyaan yang sama, "ya sudahlah, dari tadi aku nanya tapi enggak dijawab sama sekali, mending istirahat," ketusnya beranjak dari duduk."Aku cemburu," gumam Kalil menjawab singkat, jawaban yang tentu berhasil membuat Rana sontak me

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (108) Rumah Kak Jess

    "Kandungan?" tukas Rana dan Kalil serempak, "Kak Jess hamil?" lanjut Rana masih terkejut."Iya, sudah empat bulan," jawab pria bernama Tomi Uraga itu, pria yang berstatus sebagai kakak ipar Rana tapi pria yang juga pernah menjadi penguntitnya.Terasa aneh, kadang menakutkan, seringkali juga membingungkan. Tapi bagi Rana, namanya bukan hidup jika tidak dipenuhi berbagai hal tidak terduga. Sederhananya, seorang Kirana Zendaya jadi menikah hanya karena selalu didesak dan diganggu orang tua?"Dan badannya sekarang jelek banget, mukanya kusam, susah makan, pemalas juga," lanjut Tomi melambatkan langkahnya agar berjalan di samping Rana, secara sadar memaksa Kalil untuk berjalan di belakang Rana, "dia juga emosian, kalau mau bicara atau dia bicara kasar, bentak saja, biasanya bakal nangis doang," ucapnya lagi lalu berjalan cepat meninggalkan Rana dan Kalil yang sontak berhenti melangkah.Menyipit perlahan mata Rana mendengar ucapan kakak iparnya, sangat ingin dirinya untuk bertanya ulang dan

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (107) kakak hamil

    Terdiam, merengut, melirik sinis, sesekali terhela napas, dan banyak diam seolah telinga telah tuli dan suara sudah tidak bisa lagi keluar. Puluhan pertanyaan sejak bertemu di parkiran tidak juga ditanggapi, keluar mobil dan menutup pintunya dengan kasar, dan melangkah masuk rumah dengan tergesa.Bersandar lelah Rana di atas sofa, membentangkan kedua tangan dan kaki, seolah memaksa suaminya yang baru masuk rumah untuk duduk di sofa lain. Entah diksi yang harus diucapkan, entah hal yang harus diceritakan, dan entah hal yang didengar nantinya. Haruskah mendengar lagi? Haruskah memakluminya lagi?"Rana, kamu ken ....""Kamu yang kenapa?" tukas Rana cepat memotong ucapan suaminya, "pas pergi sama Fafa kemarin, kamu isi survei enggak? Kamu pergi sama KDRFN juga?""Hah? Enggak," tanggap Kalil terlihat bingung tapi juga terkejut, "kenapa?" katanya bertanya lagi.Menggeleng pelan Rana sambil memegang pelipisnya, kali ini bersandar secara utuh ke sofa hingga kepala mendongak malas, terpejam er

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status