All Chapters of Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan: Chapter 61 - Chapter 70

79 Chapters

[61] Obrolan dan Sarapan

"Maksudnya?" tukas Rana bertanya heran.Secara tiba-tiba saja Kalil berucap bahwa tidak semua orang bisa dipercaya termasuk diri sendiri, ada apa gerangan?Mengernyit dahi wanita karir itu memandang suaminya, menunggu kelanjutan hal yang ingin dikatakan. Dalam benak Rana, pasti ada informasi dan hal lain yang mungkin saja Kalil tahu."Aku tahu sesuatu dari Tomi, katanya dia merasa bersalah, dia cerita banyak hal kayak mengaku gitu terus dia minta banyak saran semalam," ujar Kalil semakin membuat Rana bingung dan merasa gemas."Bisa lebih cepat enggak? Intinya apa?" kata Rana meremas dan memainkan jemarinya, "dia bicara tentang apa? Paket misterius? Fafa? Kak Jess? Atau apa?""Masa lalu kamu," jawab Kalil tanpa ekspresi yang benar-benar dapat dikatakan bahwa ia menanggapi kegemasan sang istri, "pas kamu buang dan kasih orang semua barang dan makanan yang Tomi kirim," lanjutnya membuat Rana sontak melongo bingung."G-gimana? Kok jadi aku sih? Apa hubungannya sama paket misterius? Kan ak
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

(62) Kalil putus?

"Fafa bilang dia lagi dekat sama cowok ganteng, katanya dia pengurus anak perusahaan tempat kamu kerja," ujar Kalil membuat Rana mengatup rapat bibirnya bingung, "jadi sepulang dari ruangan kamu waktu itu, aku mampir ke tempatnya Fafa setelah makan siang di luar." "Hm?" deham Rana mengernyit bingung, "kata teman kamu, dia ketemu Fafa di swalayan," lanjutnya berkata. "Iya, kan aku bilang ke tempat Fafa setelah makan siang," ucap Kalil menegaskan perkataan sebelumnya. "Oh ... terus?" "Fafa bilang mereka kenal pas mau kirim paket ketiga buat kamu." Berdeham panjang Rana mendengar ucapan suaminya, berusaha berpikir netral seraya mengingat banyak hal yang telah terjadi demi berada pada posisi terbaik, mengontrol emosi dengan kemampuan maksimal yang terasa seperti menguras pasokan oksigen, "Arhan yang dekati Fafa duluan, terus mulai ajak berbincang sampai tukar nomor. Tapi katanya mereka belum ketemu lagi." Terdiam Rana memandang sang suami dengan pandangan kosong, mengingat segala yang
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

[63] Paket Lagi

Terulum senyum tipis Rana seperti biasa menyapa beberapa orang yang lebih dulu tersenyum, menyapa ala kadar yang dianggapnya bukan sebagai kebiasaan atau rutinitas, tapi hanya suatu bentuk spontanitas saat melihat orang tersenyum. Tertuju mata Rana pada sebuah kotak di pinggir meja setengah lingkaran area resepsionis, kotak kecil berwarna cokelat yang menghantuinya hampir sebulan terakhir. Terhela napasnya menghampiri resepsionis, bukan untuk menyapa tapi untuk menanyakan perihal kotak terkutuk itu. Kotak yang terkirim tanpa permintaan dan tanpa tertulis nama pengirim, kotak yang terasa seperti membawa teror dan kutukan mengerikan. "Ini?" kata Rana menunjuk kotak yang berada di pinggir meja setengah lingkaran itu, bertanya setelah membentuk kontak mata dengan salah satu wanita di balik meja resepsionis. "Iya, punya ibu lagi," jawab wanita itu menyadari pertanyaan Rana, tersenyum kecut si kepala humas mendengar jawabannya, "isinya alat rekam suara, tidak kami putar karena kami buka
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

(64) Tamu Tak Diundang

Meraih titik ketenangan dan kedamaian dalam harapan, sampai kegaduhan di ruang kerja tim humas pun mengejutkannya, membuat Rana spontan membuka matanya dan mendengus, "Awan Buana, A-nya aduh drama mulu," kata Rana mengoceh bergegas keluar ruangan, sebagai kepala humas tentu ia harus bertanggung jawab penuh dalam segala hal tentang tim humas di lingkungan kantor dan pekerjaan. "Dimana Kirana Zendaya?" Terdengar teriakan seorang wanita tepat sebelum Rana membuka pintu ruangan, "dimana?" katanya berteriak lagi. "Di sini," jawab Rana singkat. "Minggir," tukas wanita itu menghempaskan tangan dua orang yang memegang kedua tangannya, berjalan cepat ia ke depan Rana yang masih berdiam diri di ambang pintu, menatapnya santai seraya bersedekap dada, "ayo masuk, gue mau bicara," lanjutnya hendak melangkah masuk ke dalam ruangan Rana, langkah yang cepat dihalangi sang pemilik ruangan tanpa ragu. Mendadak pula tangan Rana membentang dan menghalangi sisi kanan maupun kirinya, menatap tajam wanit
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

(65) Cerai saja!

"Iya, cuma Fafa yang cocok." Menarik napas panjang Rana dan perlahan menghembuskannya seraya membuka mata, kembali menatap Riski tanpa ekspresi yang dipermainkan lagi. Berkedip pelan Rana dan menghembuskan napasnya dengan kasar, "Kalil yang cocok sama Fafa, atau semua pasangan orang yang cocok sama Fafa?" Terbungkam Riski mendengar sahutan dari Rana, sangat tidak menyangka ia kala mendengar jawaban dari wanita karir itu. Melihat ekspresi sendu Rana saat mendengar fakta ketidakcocokan, cukup mbuat dirinya merasa menang dan akan kembali membawa Kalil pada Fafa. Begitu pula dengan Rana, yang terdiam menyebarkan pandangannya ke segala arah sampai ia melihat mata Nifa yang sedang mengintip. Hal sederhana yang ternyata Nifa lakukan tanpa ragu, hal sederhana juga yang ternyata sengaja minta Nifa lakukan, demi menjamin keselamatannya membiarkan orang asing masuk ke dalam ruangan, "kok enggak jawab?" tanya Rana lagi menggembungkan pipinya dan menatap Riski dengan lekat, tatapan yang terasa
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

(66) Rencana Seorang Diri

Berjalan masuk dengan tegap dan percaya dirinya Rana ke dalam ruang rapat, meyakinkan diri meski hanya satu jam mempelajari materi rapat. Berbekal harapan pada keberuntungan, Rana meyampaikan semua yang sudah direncanakan tim humas, dan disesuaikan dengan kebutuhan anak perusahaan pada produk baru.Presentasi yang berjalan sesuai harapan diraihnya dengan kecakapan dan kelihaian dalam merangkai kata, persetujuan didapat untuk mulai mempersiapkan sosialisasi dan promosi untuk produk baru. Mengubur dalam-dalam semua rumor lama tentang produk dari perusahaan Awan Buana, menanam dan menumbuhkan bibit baru melalui anak perusahaan dengan produk baru.Terhela napas Kirana Zendaya yang bersandar di salah satu kursi di ruang atap perusahaan, memandang langit biru cerah yang tidak menyilaukan mata, menikmati embusan angin yang sesekali menerbangkan rambutnya, dan meraih ketenangan dalam kesendirian di ruang terbuka. Kesuksesannya dalam berkarir, dan keberuntungannya tumbuh di keluarga serba cuku
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

(67) Respon Kalil (Revisi)

"Aku dapat paket baru lagi," kata seorang wanita memegang ponsel di telinganya, "aku berencana untuk teror balik, kamu punya alamatnya Fafa, kan?" Berdeham singkat lawan bicara dalam sambungan telepon itu, saling terdiam bersama semrawutnya pikiran yang terasa memuakkan, "punya, kan?" tanya si penguasa meja kerja dengan papan akrilik bertuliskan Kirana Zendaya. "Kamu mau balas?" Suara seorang pria terdengar jelas dari telepon, setelah sekian waktu terdiam dan hanya berdeham kecil. "Iya," jawab wanita yang berprofesi sebagai karyawan swasta itu, tepatnya memiliki jabatan pada posisi kepala bagi tim hubungan masyarakat alias humas, "ada masalah sama rencanaku?" tanyanya lagi seraya menyeringai dan bersiap untuk menulis apapun yang dikatakan lawan bicaranya. "Kamu mau balas apa memang? Kamu kenal dia saja enggak, ketemu cuma satu atau dua kali gitu ya karena aku dan enggak sengaja juga." Berdeham kecil wanita yang akrab disapa Rana itu mengernyit bingung, "tapi dia tahu tentangku, pa
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

(68) Muak! (Revisi)

"Kamu mau balas dia? Serius? Buat apa sih, Ran? Aku baru tahu seorang Kirana Zendaya ternyata pendendam," ujar seorang pria mengikuti setiap langkah istrinya yang baru pulang bekerja. Ke dapur, ke kamar tidur, ke ruang tengah, kembali ke mobil, dan berhenti di kamar tidur setelah Rana duduk di tepi ranjang. "Aku diam, bukan berarti aku mengalah dan kalah. Aku diam karena aku enggak ada waktu buat melayani kumpulan pengangguran kayak kalian, proyek terdekatku sudah dapat persetujuan yang artinya aku sedikit luang," balas Rana menatap suaminya tajam, "jadi aku ada waktu buat berantas habis orang enggak guna kayak kalian." "Ran," tegur pria bernama Kalil Nayaka itu menatap marah istrinya, tatapan marah yang tentu mendapat tatapan tajam dari Rana tanpa ada ketakutan yang tersurat. Terhembus kasar napas Kalil lalu terpejam sesaat matanya, "ya sudah, kamu mau balas dengan apa?" tanyanya mendapat kekehan mengejek dari Rana. "Buat apa tanya-tanya? Mau dikasih tahu ke Fafa? Mau melindunginya
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

(69) Kegelisahan (Revisi)

Waktu berjalan begitu cepat namun juga terasa amat lambat, sesekali diri dikejutkan dengan waktu yang seolah berputar cepat, sesekali pula diri dibuat malas dengan waktu yang seolah tidak berjalan. Aktivitas dan beban pikiran, jelas sangat berpengaruh dengan kehidupan sehari-hari yang dijalani. "Aahh ...," desah panjang seorang wanita karir setelah membanting dirinya lalu bersandar, mengayunkan kursi kerja ke kanan dan kiri seraya memejamkan mata, menikmati sensasi pinggang santai dan ketenangan pikiran usai rapat untuk sosialisasi produk baru esok hari. Pikiran yang terfokus pada pekerjaan dan perasaan membuat hari terasa cepat, seolah secara tiba-tiba jam sudah menunjukkan pukul 14.07. Kesibukan yang menguras segala energi tubuh, sudah tidak perlu lagi dikhawatirkan pengaruhnya dalam keseharian. Ditarik panjang dan diembus lepas napas wanita bernama Kirana Zendaya itu dengan bebas, embusan napas berat namun bebas itu seolah mengatakan betapa inginnya Rana terlepas dari segala b
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

(70) Fafa Datang (Revisi)

Satu pekan sudah waktu berlalu dengan berbagai perasaan dan pikiran, dengan berbagai kegiatan dan beban hidup yang dilewati, dan dengan berbagai kesulitan dan kemudahan yang dijalani. Kegelisahan seringkali hinggap dalam benak maupun pikiran saat sendiri, terbang bersama pikiran berlebih tak terkendali tentang paket yang belum juga datang lagi. Paket yang biasanya datang dua sampai tiga hari sekali, dan kini sudah satu pekan tidak lagi datang. Paket yang biasa sangat tidak ditunggu kedatangannya, sekarang sangat ditunggu dengan ratusan pertanyaan tentang keterlambatannya. Triinngg ... Triiinngg .... Diangkatnya gagang telepon kantor yang berada di pinggir meja, telepon yang penggunaannya hanya untuk urusan dalam kantor, telepon yang juga terbatas cakupannya yaitu lingkungan dalam kantor, dan jelas tidak bisa diharapkan meski dihubungi dari taman kantor, "halo, Bu. Saya mendapat informasi dari Nifala, kalau ibu sedang tidak ada kesibukan dan tidak ada tamu yang ditunggu, benar?" "Iy
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status