Home / Pernikahan / Dinikahi Miliarder Buruk Rupa / Chapter 231 - Chapter 240

All Chapters of Dinikahi Miliarder Buruk Rupa: Chapter 231 - Chapter 240

504 Chapters

Bab 231

Dalam sekejap, Lyla membalas pesannya.[ Bodoh! Kakakku nggak sakit sama sekali! ]Kalau tidak sakit ... kenapa Harry tidak menyentuhnya? Saat kakeknya menaruh obat di minumannya waktu itu, padahal Harry sudah sangat menderita. Namun, dia tetap berusaha menahan diri. Mengapa?Grace merasa bingung. Dia menatap pintu kaca buram yang tertutup itu dengan linglung. Setelah beberapa saat, sosok itu keluar lagi dan bertemu dengan tatapan Grace yang penuh kebingungan.Tatapan Grace sangat jernih dan polos. Harry tidak tega melihat tatapan yang begitu indah ternodai oleh buruknya dunia."Masih nggak paham?" tanya Harry dengan tak berdaya.Grace menggelengkan kepalanya dengan wajah polos. "Kata Lyla kamu normal, nggak ada penyakit. Tapi kalau nggak sakit, kenapa ....""Kenapa nggak menghabisimu?" timpal Harry melanjutkan ucapannya.Grace mengangguk bagai seorang anak kecil yang menunggu jawaban dari gurunya dengan sabar. Harry menyentil kepalanya dengan kesal. Grace kesakitan, lalu bergerak mund
Read more

Bab 232

"Pfftt!!" Kopi yang baru diseruput Lyla hampir saja disemburkannya. Dia menatap Grace dengan kaget dan bertanya, "Kenapa kamu nanya begini?""Sudah jelas sekali, apa kamu nggak bisa lihat?" Grace berusaha membusungkan dadanya."Sudah, sudah. Mau dibusungkan juga nggak kelihatan." Lyla melambaikan tangannya. Ucapan Grace ini membuatnya kaget."Sebenarnya ... kalau dipaksakan sedikit masih kelihatan ...," ucap Grace yang masih berusaha menolak kenyataan.Lyla kehabisan kata-kata sejenak. Kemudian, dia membalas, "Kalau kamu mau pilih cara kedokteran, bisa disumpal dengan silikon.""Hah? Apa nggak ada cara alami untuk membuatnya tumbuh?""Ini ...." Lyla ingin mengatakan bahwa cara untuk memperbesar payudara secara alami biasanya butuh usaha dari pihak wanita dan pria. Namun, untuk Grace yang jelas sekali masa pubernya tidak terlalu bagus, terpaksa harus berusaha lebih keras ke depannya.Bukan hanya harus diakali dari segi pola makan, juga harus sering dipijat. Jika tidak, Grace terpaksa ha
Read more

Bab 233

Hannah kesal karena mencintai orang yang salah dan tidak seharusnya dicintainya."Lyla, sini bantu aku," kata Robin."Oke." Saat hendak pergi, Lyla menghentikan langkahnya di depan pintu kamar, lalu berkata, "Kakakmu sangat peduli padamu dan selalu mengungkit soalmu padaku. Dalam ingatanku, kamu ini gadis yang nggak dewasa.""Kamu nggak akan pernah bisa sadar seberapa banyak pengorbanan kakakmu untukmu. Seluruh isi hati kakakmu ini hanya ada kamu. Tapi, kamu malah nggak mikirin dia sama sekali.""Aku nggak pernah lihat fotomu. Kakakmu bilang, kamu sudah ambil semua foto-fotomu dan nggak mau berikan dia satu pun. Saat itu aku sudah diam-diam memutuskan, aku pasti akan memberimu pelajaran kalau suatu saat ketemu. Semoga jangan sampai ada kesempatan seperti itu. Kalau nggak, aku nggak akan sungkan."Usai bicara, Lyla hendak pergi, tetapi langsung dihentikan oleh Hannah."Lalu apa kamu tahu? Kalau aku nggak setuju kamu bersama kakakku, kakakku juga pasti nggak akan melanjutkan hubungan den
Read more

Bab 234

Dengan adanya bantuan dari Lyla, masakan Robin jadi lebih cepat selesai hari ini. Saat Lyla baru saja hendak menyajikan sup itu ke meja makan, Robin menghentikannya. "Supnya panas, kamu bawakan piring dan sendok saja.""Kalau begitu, kuserahkan padamu."Hannah yang muncul di depan pintu bertanya, "Ada yang perlu kubantu?""Nggak usah, kamu duduk saja. Cukup aku dan Lyla saja yang sibuk di sini," jawab Robin sambil tersenyum memandang Hannah dengan penuh kasih.Tatapan Hannah sontak menjadi redup. Dia tahu bahwa Robin selalu menganggapnya sebagai anak kecil dan adik, bukan seseorang yang bisa berdampingan untuk berjuang dengannya. Robin mengambilkan semangkuk sup untuk Hannah dan menyuruhnya untuk diminum selagi hangat.Setelah itu, dia juga menyuruh Lyla untuk duduk. Saat semua hidangan sudah disajikan, Lyla juga langsung spontan mengambilkan nasi untuk Robin.Robin juga tidak menolaknya. Kekompakan mereka sudah terbina sejak dulu. Jika bisa bersama, aura mereka tidak akan bisa ditandi
Read more

Bab 235

"Di luar masih hujan deras, tapi aku nggak peduli. Kakak yang mengejarku sampai ke luar. Akhirnya ... dia kecelakaan di tengah jalan dan kakinya terluka sampai meninggalkan gejala yang membekas sampai sekarang. Dengan nilainya, dia seharusnya bisa masuk ke sekolah kemiliteran, tapi akhirnya malah nggak jadi karena masalah kesehatan.""Aku nggak akan bisa melupakan betapa sedihnya sorot mata ayahku waktu itu. Dia menaruh harapan yang sangat besar pada Kakak. Kakak nggak pernah hidup demi dirinya sendiri, dia selalu menuruti keinginan Ayah. Setelah itu, dia belajar kedokteran, sedangkan orang tua kami mengalami kecelakaan.""Aku jadi sangat agresif dan menolak keberadaannya. Dia membawaku untuk diperiksakan ke dokter. Penyakitku ini berasal dari psikologisku. Selama ini, dia nggak mencari pacar karena takut aku nggak setuju. Aku takut dia meninggalkanku dan aku nggak mau jadi yatim piatu."Hannah menghela napas dalam-dalam. Menceritakan masa lalu ini terasa sangat berat baginya. Menghada
Read more

Bab 236

Sejak orang tuanya meninggal, Hannah tidak pernah lagi sedekat ini dengannya. Saat Hannah memeluknya, pikiran Robin kembali melayang ke masa lalu. Saat itu, Hannah masih sangat muda. Dia selalu saja mengikuti Robin dan bermanja-manja dengannya. Robin sangat bahagia kala itu."Robin, sepertinya aku nggak pernah minta maaf padamu. Beberapa tahun ini, kamu terus menuruti sikapku yang keras kepala. Aku jahat sekali padamu, tapi kamu tetap bersabar. Ke depannya ... aku nggak akan buat onar lagi.""Hannah, sepertinya kamu sudah benar-benar dewasa bisa ngomong seperti itu padaku," kata Robin."Robin, kamu harus bahagia ya?" ucap Hannah dengan segenap kekuatan yang tersisa pada dirinya.Ucapan ini langsung membekas dalam hati Robin. "Ya," jawabnya dengan berat.Hannah akhirnya memberanikan diri untuk mendorong pelukan Robin yang hangat. Pelukan Robin bukanlah tempat untuknya, dia tidak boleh terus-menerus merindukannya.Setelah itu, Robin menutup pintu rumah Hannah. Lyla melihat ekspresinya se
Read more

Bab 237

Namun ... Hannah malah tidak bisa menahan diri untuk jatuh cinta pada orang yang tidak sengaja lewat di hidupnya ini.....Setelah kembali ke vila, Lyla menyampaikan kabar ini kepada Harry. Harry baru merasa lega setelah mendengarnya. "Aku mau bilang sama Robin untuk memperlakukanmu dengan baik. Kalau dia berani membuatmu sakit hati, aku nggak akan ampuni dia meski dia itu sahabatku."Saat baru saja Harry ingin menelepon Robin, dia malah dihentikan oleh Lyla. Dengan wajah tersipu, dia berkata, "Jangan takut-takutin dia, sudah lama aku menunggu hari ini. Nggak deh, aku harus tanyakan sama Ayah apa yang harus kubawa ke sana akhir pekan nanti.""Padahal semuanya belum pasti. Kamu cuma ke sana untuk sekadar makan bersama, tapi sudah sesenang itu?""Tentu saja! Setelah ke rumah pamannya nanti, aku akan bawa Robin untuk pulang dan makan bersama keluarga kita," jawab Lyla."Ayah nggak suka sama Robin. Beberapa tahun ini kamu sudah banyak berkorban untuknya, jadi Ayah sangat benci padanya.""L
Read more

Bab 238

Mendengar hal itu, wajah Harry langsung berubah menjadi muram. "Grace, kamu ini babi ya?" tanyanya.Jantung Grace berdegup kencang mendengar ucapan Harry. Apa Harry sedang mengisyaratkan bahwa dia makan terlalu banyak?"Kalau kamu mau makan, akan kubelikan gurita kecil. Takoyaki buatan Bibi enak sekali!" Grace buru-buru ingin pergi, tetapi tangannya ditahan oleh Harry."Nggak usah, nanti sudah mau makan malam."Grace menghela napas mendengarnya. Kemudian, dia mengangkat Takoyaki terakhir di tangannya dan bertanya, "Jadi ... aku sudah boleh makan belum?""Makanlah ...." Harry benar-benar tidak berdaya. Setelah itu, Grace baru melahap Takoyaki itu dengan perasaan puas. Setelah itu, dia menyodorkan gurita yang tersisa kepada Harry. "Ini enak sekali, coba kamu cicipi. Ini buatan Bibi, higienis sekali. Nggak akan diare.""Nggak usah, kamu makan saja.""Kalau begitu, kuhabiskan ya?""Ya." Grace memakannya hingga habis dengan wajah yang tersenyum semringah. Saat makan malam, Grace juga mengha
Read more

Bab 239

"Lalu, gimana kalau kubilang kamu sama cantiknya dengan Cheria?""Oh ya? Aku sama cantik dengannya ya? Kamu sedang memujiku?" Grace merasa senang. Harry menggertakkan giginya dan berkata, "Grace, kamu ini bodoh ya? Ayo cepat tukar bajumu!""Kenapa tiba-tiba jadi galak?" gumam Grace yang tidak paham. Padahal tadinya Harry masih baik-baik saja.Tak lama kemudian, Grace telah selesai mengganti pakaian. Rok di gaunnya sangat panjang, sehingga Grace sengaja mengenakan celana panjang di balik gaun tersebut. Saat ini sudah memasuki bulan Desember. Cuaca sudah mulai dingin dan bahkan mungkin akan turun salju minggu depan.Tidak mungkin Grace menahan kedinginan hanya demi bisa tampil cantik. Setelah berganti pakaian, Harry datang dengan membawa mantel untuk menutupi bahunya yang terekspos."Cantik nggak?" tanya Grace sambil berputar di tempatnya.Harry langsung memperhatikan ada yang aneh. "Apa itu yang ada di balik gaunmu?""Celana hangat!" jawab Grace.Mendengarnya, Harry sontak kehabisan kat
Read more

Bab 240

"Bu Grace, apakah benar kamu punya hubungan dengan Pak Dennis sebelumnya seperti yang dirumorkan?""Bu Grace, Anda dekat sekali dengan Keluarga Prayogo, terutama Pak Harry. Apa Anda tahu banyak tentang privasinya juga?""Kakakmu baru menikahi Keluarga Prayogo hari ini. Apakah kamu akan mengikuti jejak kakakmu menikah ke keluarga konglomerat ke depannya? Gimana menurutmu tentang Keluarga Adhitama?"Mendengar pertanyaan yang bertubi-tubi ini, tubuh Grace menjadi kaku. Para wartawan ini sangat menghormati Lyla, sehingga tidak berani terlalu mendekatinya. Namun begitu Grace tiba, semua wartawan langsung menyerbunya.Jika bukan karena ada Lyla di sini, mikrofon dari para wartawan mungkin sudah mengenai wajah Grace. Banyak sekali hal yang ingin diucapkan oleh Grace, tetapi dia tidak bisa bersuara karena terlalu gugup. Grace belum pernah menghadapi wartawan sebanyak ini. Mikrofon yang mereka sodorkan terlihat seolah-olah seperti pisau sabit yang tajam.Di saat ini, Harry yang sedang berdiri d
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
51
DMCA.com Protection Status