Semua Bab Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner: Bab 151 - Bab 160

260 Bab

Bab 151

Kelopak mata Karina makin berat dan kepalanya juga sudah tidak mampu lagi untuk berpikir."Semangat, Karina. Kamu 'kan datang kemari untuk minta maaf!"Karina memperingatkan dirinya seperti itu.Namun, ketika Rafael menengadah dan "secara tidak sengaja" melihat ke arah Karina, dia mendapati jika Karina sudah tertidur sambil bersandar di tepian sofa.Karina masih memegang buku itu erat-erat di tangannya.Seberapa besar wanita ini menyukai buku?Sepertinya dia menyukai novel yang menegangkan. Lain kali, biar Jeremy membeli beberapa novel lagi untuk Karina.Rafael meletakkan penanya. Dia berdiri dan berjalan mendekati Karina dengan hati-hati. Rafael berniat membawa Karina kembali ke tempat tidur. Akan tetapi, begitu disentuh, Karina langsung terbangun.Mata Karina terlihat bingung dan dia menatap kosong pada Rafael.Raut wajah Rafael kembali menjadi dingin. Dia berkata dengan nada dingin dan acuh tak acuh, "Kalau mau tidur, tidurlah di tempat tidur. Kamu bisa masuk angin kalau di sini."K
Baca selengkapnya

Bab 152

"Aku sudah minum obat. Mungkin efeknya masih belum bekerja." Karina membelai sampul novel ketegangan yang indah itu dan tersenyum santai. "Hanya sedikit masuk angin. Nggak usah khawatir. Lanjutkan saja pekerjaanmu."Rafael terdiam selama beberapa saat. Kemudian, dia menarik tangan Karina dan membawanya keluar."Rafael, kamu ...."Karina terkejut. Apa yang dia lakukan?Rafael membawa Karina kembali ke kamar tidur. Dia menekan Karina kuat-kuat ke atas tempat tidur, menarik selimut, dan menyelimuti Karina. "Tidur yang nyenyak. Jangan lagi pergi ke ruang kerjaku.""Tapi ....""Nggak ada tapi-tapian. Apa kamu ingin masuk anginmu ini menjadi parah dan menulariku?" Tatapan mata Rafael menjadi agak dingin.Wanita sialan ini, apa dia tidak tahu jika Rafael begitu mengkhawatirkan dirinya, saat dirinya terkena masuk angin? Rafael bahkan mulai curiga apakah Karina memang sengaja ingin melihat dirinya menjadi cemas!Karina mencengkeram selimut itu dan berkata dengan lemah, "Aku nggak bermaksud sepe
Baca selengkapnya

Bab 153

Karina memperhatikan Safira dari atas hingga ke bawah. Gadis ini pergi keluar untuk bersenang-senang. Kulitnya menjadi lebih gelap, tetapi wajahnya terlihat segar dan sehat. Pipinya merah merona dan terlihat lebih menarik.Memikirkan selama beberapa hari terakhir ini Karina sudah bekerja keras untuk mengerjakan tugas Safira dan bahkan juga sempat mengalami sakit ringan, serta kehilangan banyak berat badan, bagaimana bisa terdapat perbedaan yang sebesar itu?Karina merasa sangat lelah saat memikirkannya."Semuanya ada di situ. Coba kamu periksa lagi apakah masih ada yang kurang?"Safira membolak-balik tugas tersebut dengan perasaan puas. Kemudian, sambil tersenyum, Safira mendekatkan tubuhnya untuk merangkul bahu Karina. "Aku merasa lega kamu sudah mengerjakan tugas ini untukku, Karina. Kalau nanti kamu membutuhkan bantuanku, katakan saja kepadaku. Nggak usah sungkan-sungkan, oke!""Hmm."Karina tersenyum. Dalam keadaan normal, selama temannya tidak meminta bantuan ini-itu, hal tersebut
Baca selengkapnya

Bab 154

Karina juga menjawab dengan sopan, "Halo.""Apa kita bisa bicara?" tanya wanita terhormat itu dengan suara lembut. Seharusnya wanita ini merupakan tipikal putri keluarga orang kaya pada umumnya. Wanita itu bicara dengan begitu lembut dan sangat berbudaya, tetapi tetap tidak menyembunyikan sikap superiornya.Karina bisa mendengar nada memerintah dari intonasi suara wanita itu.Meskipun bertanya, wanita itu tidak memberikan opsi untuk menolaknya.Yang seperti itu merupakan cara komunikasi yang lazim dilakukan orang-orang terhormat, yang menganggap diri mereka paling hebat.Karina juga tersenyum dan berkata, "Nyonya, kurasa kamu juga harus memperkenalkan dirimu terlebih dulu, sebelum menanyakan hal ini padaku, 'kan?"Rasa terkejut melintas di mata wanita terhormat itu.Matanya agak terkulai dan meninggalkan bayangan di sana. Setelah beberapa saat, wanita itu mengangkat matanya dan tersenyum meminta maaf. "Maaf, aku lupa memperkenalkan diri. Halo, aku Yasmin Respati. Aku ibunya Rafael."Me
Baca selengkapnya

Bab 155

Yani benar-benar merasa iri.Wanita licik itu menggunakan kecantikannya untuk merayu pria di mana-mana. Bagaimana mungkin wanita seperti itu bisa menemani Pak Neo untuk hadir di seminar penelitian ilmiah?Kenapa dia tidak menjadi wanita penghibur saja?"Pemilik mobil mewah itu seorang wanita," jawab Amy dengan tenang.Ini juga yang menjadi alasan kenapa orang-orang itu tidak menyerang Karina secara frontal, meskipun berita tersebut sudah tersebar luas.Akan tetapi, pola pikir Yani jelas salah mengartikan hal tersebut. Wajahnya langsung pucat pasi dan dia terkejut bukan main. "Apa wanita jalan itu bukan hanya jadi peliharaan para pria, tapi juga wanita ...."Wajah Amy di sisi lain langsung berubah. Seberapa besar imajinasi yang dimiliki Yani ini?"Kurasa ini berbeda dari yang kamu pikirkan."Tiba-tiba saja, Yani merasa agak kesal. "Apa gunanya bagi kita kalau pemilik mobil mewah itu seorang wanita? Nona Amy, kamu sengaja meneleponku hanya untuk membicarakan gosip yang nggak penting sepe
Baca selengkapnya

Bab 156

"Kamu perlu menggunakan kecerdasanmu dalam masalah ini. Kamu harus paham kalau Karina dan aku nggak punya banyak konflik kepentingan. Tapi, kamu sudah pernah menjebaknya sekali. Apa kamu pikir Karina akan benar-benar diam saja?"Sikap Amy tiba-tiba saja menjadi begitu tegas.Yani merasa begitu marah hingga menggertakkan giginya. Wanita ini benar-benar pandai melepaskan diri. Jika masalah ini menjadi kacau dan sampai terbongkar, semua itu tidak akan ada hubungannya dengan Amy."Amy, apa kamu pikir aku ini orang yang bodoh?""Aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Aku nggak menyukai Karina, jadi akan lebih baik kalau aku nggak perlu lagi melihatnya. Tapi, belum tentu kamu juga seperti itu. Oke, itu saja yang ingin kusampaikan hari ini. Terserah padamu bagaimana kamu akan melakukannya."Setelah berkata seperti itu, Amy pun menutup teleponnya.Amy berbaring di sofa. Dia membuang ponselnya jauh-jauh dan menghela napas panjang.Amy sama sekali tidak khawatir jika Yani tidak akan melakukan apa
Baca selengkapnya

Bab 157

Karina kembali ke akal sehatnya dan mengangguk sedikit. "Aku terserah saja."Kepala pelayan menatap tajam pada Karina. Kemudian, dia menganggukkan kepalanya dan berkata, "Nyonya dan Nona Karina, tolong tunggu sebentar."Setelah berkata seperti itu, dia membawa dua pelayan wanita dan berlalu pergi."Aku akan mengganti pakaian. Tolong Nona Karina tunggu di sini sebentar." Setelah berkata seperti itu, Yasmin pun langsung naik ke lantai atas.Segera setelah majikannya pergi, para pelayan langsung melanjutkan pekerjaannya masing-masing.Karina berdiri di ruang tamu dan menerima tatapan tidak jelas dari orang-orang yang tengah mengamati dirinya. Ada yang menatapnya dengan tatapan menyelidik, maupun rasa ingin tahu. Namun, kebanyakan menatapnya dengan penuh kedengkian.Keluarga ini benar-benar tidak ramah kepada orang luar.Karina pun tersenyum di dalam hati saat memikirkan sikap superior yang tanpa sadar ditunjukkan oleh Yasmin barusan. Mereka memang benar-benar layak menjadi ibu dan anak. C
Baca selengkapnya

Bab 158

"Rafael itu anak yang selalu mandiri dalam melakukan sesuatu sejak masih kecil. Selama dia sudah memutuskan sesuatu, pada dasarnya dia nggak akan pernah mengubahnya. Hal yang sama juga berlaku untuk masalah Delisa ....""Delisa?" Ini bukan pertama kalinya Karina mendengar nama tersebut.Jika tebakan Karina benar, Delisa ini pasti mantan kekasih Rafael, bukan?Yasmin mengalihkan pandangannya. Dia menatap Karina dan bertanya dengan rasa ingin tahu, "Apa, apa Rafael nggak pernah menyinggung soal Delisa ini kepadamu?"Karina menggelengkan kepalanya dengan jujur.Karina belum pernah mendengar nama orang ini dari mulut Rafael.Selain itu, ketika ada orang lain yang menyebut nama Delisa, suasana hati Rafael akan langsung memburuk."Delisa itu putri Keluarga Anuma, sekaligus kekasih masa kecil Rafael. Keduanya memiliki hubungan yang luar biasa dan tentu saja menjadi pasangan kekasih yang membuat iri semua orang. Tapi, demi karier menarinya, Delisa memutuskan hubungan dengan Rafael."Kata-kata
Baca selengkapnya

Bab 159

"Biarkan aku memberitahumu secara terang-terangan di sini. Hanya putri dari keluarga kaya dan terhormat saja yang bisa menjadi menantu Keluarga Stalin. Aku nggak keberatan kamu bersama Rafael. Tapi, aku juga berharap kamu nggak bermimpi terlalu tinggi."Karina mengerjapkan matanya dan tertawa getir di dalam hati. Benar saja. Yang paling utama bagi orang kaya adalah status sosial yang setara.Bagaimana Karina bisa berpikir jika wanita terhormat ini akan bersedia menerima dirinya? Benar-benar bodoh!"Aku nggak pernah berpikir untuk menikah dengan keluarga kaya. Tapi, aku juga nggak akan menerima cek ini." Karina berusaha sekuat tenaga untuk membuat suaranya tetap tenang dan datar.Akan tetapi, suaranya masih terdengar sedikit bergetar."Nggak mau? Apa menurutmu itu masih kurang?" tanya Yasmin.Senyum di wajah Yasmin makin lama makin berubah menjadi ejekan. "Kalau begitu, sebutkan jumlahnya padaku!"Wajah Karina menjadi agak panas. Dia tertawa kecil, menatap Yasmin, dan bertanya kepadanya
Baca selengkapnya

Bab 160

Karina bahkan tidak tahu bagaimana dia bisa kembali ke vila.Kemunculan ibu Rafael yang tiba-tiba hari ini membuat dirinya tidak siap.Namun, hal ini juga membuat Karina bisa memahami satu hal dengan jelas, bahwa di antara dirinya dan Rafael terdapat jurang yang begitu besar, sehingga hampir tidak ada kemungkinan bagi mereka untuk bersama.Karina berbaring dengan lelah di sofa. Matanya menyapu vila yang luas tersebut. Awalnya, seumur hidupnya, Karina mungkin tidak akan pernah bisa menginjakkan kakinya di tempat seperti ini. Namun, sekarang dia tinggal di vila yang begitu besar ini karena Rafael.Tempat ini sudah memberikan banyak kenangan bagi Karina.Ada yang indah.Ada pula yang buruk.Tiba-tiba saja, Karina merasa agak lelah. Bukan lelah secara fisik, melainkan mentalnya yang lelah.Kapan tepatnya hubungannya yang tidak pantas dengan Rafael ini akan berakhir?Namun, seharusnya akan selalu ada hari di mana semua ini akan berakhir, 'kan?Mungkin.Seminar penelitian ilmiah itu akan men
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
26
DMCA.com Protection Status