***"Mau."Berpikir selama beberapa detik, pada akhirnya jawaban tersebut Alnaira lontarkan. Bukan satu kata tanpa makna, yang barusaja Alnaira katakan adalah bentuk persetujuan untuk permintaan Gema beberapa waktu lalu.Tegang.Itulah yang Alnaira rasakan setelah berucap, karena bukan hal sepele, keputusan yang barusaja dia ambil adalah keputusan yang cukup serius."Serius?" tanya Gema dengan raut wajah yang seketika cerah."Serius," kata Alnaira. "Tapi enggak cuman setelah habisin waktu berdua, aku pengen kamu berhenti berulah mulai hari ini, karena hadapin semua tingkah kamu aku capek. Kalau kamu bilang kamu sakit, aku juga sakit, Gem, tapi mau gimana lagi? Takdir kita kaya gini dan selain menerima, kita enggak punya pilihan lain.""Punya sebenarnya, Na," kata Gema. "Enggak melulu pasrah, kita bisa lawan takdir dan-""Nyakitin banyak orang?" tanya Alnaira—memotong ucapan Gema dengan sengaja. "Kamu mungkin tega, Gem, lakuin itu, tapi aku enggak karena bagi aku keluarga adalah segala
Last Updated : 2024-07-09 Read more