Share

32). Obrolan yang Diintip

Penulis: Cacavip
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

***

"Mau."

Berpikir selama beberapa detik, pada akhirnya jawaban tersebut Alnaira lontarkan. Bukan satu kata tanpa makna, yang barusaja Alnaira katakan adalah bentuk persetujuan untuk permintaan Gema beberapa waktu lalu.

Tegang.

Itulah yang Alnaira rasakan setelah berucap, karena bukan hal sepele, keputusan yang barusaja dia ambil adalah keputusan yang cukup serius.

"Serius?" tanya Gema dengan raut wajah yang seketika cerah.

"Serius," kata Alnaira. "Tapi enggak cuman setelah habisin waktu berdua, aku pengen kamu berhenti berulah mulai hari ini, karena hadapin semua tingkah kamu aku capek. Kalau kamu bilang kamu sakit, aku juga sakit, Gem, tapi mau gimana lagi? Takdir kita kaya gini dan selain menerima, kita enggak punya pilihan lain."

"Punya sebenarnya, Na," kata Gema. "Enggak melulu pasrah, kita bisa lawan takdir dan-"

"Nyakitin banyak orang?" tanya Alnaira—memotong ucapan Gema dengan sengaja. "Kamu mungkin tega, Gem, lakuin itu, tapi aku enggak karena bagi aku keluarga adalah segala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Bhoenciz Poenya
emng ada apa2 antara nana dan gema. devon dan regan aja yg g peka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   33). Alnaira Menangis?

    ***"Ya aku jawab aja kalau aku sama kamu enggak ada masalah apa-apa," kata Gema. "Aku cuman minta ditemenin tidur sama kamu selama lima hari dan-""Gema Cakra Ardhana!" bentak Alnaira tanpa ragu. Tak lagi duduk, gadis itu tanpa ragu berdiri dengan raut wajah yang terlihat marah. "Kamu udah janji buat enggak bertingkah lho, Gem, kenapa masih gini aja? Jawab serius, aku lagi enggak pengen bercanda."Tak langsung bersuara, untuk beberapa saat yang Gema lakukan adalah; menatap Alnaira sebelum kemudian berkata, "Aku bilang kalau tadi kamu negur aku karena ruangan ini berantakan, terus aku enggak terima. Jadi kita debat. Itu jawaban yang aku bilang ke Papa, Na, dan kalau kamu enggak percaya, sana tanya aja langsung sama Dokter Devon."Alnaira diam. Menatap lekat Gema untuk yang kesekian kali, itulah yang dia lakukan hingga pintu ruangan yang dibuka dari luar membuat atensi dia dan Gema beralih."Waw, pasangan mantan lagi apa nih? Kok mukanya tegang gitu? Baru beres baku hantamkah?"Bukan o

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   34). Telepon dari Regan

    ***"Siapa?"Alnaira tiba-tiba mendapat telepon, pertanyaan tersebut dilontarkan Gema dengan raut wajah serius.Tak lagi di ruangan tempat mereka bekerja dan beristirahat, saat ini Gema dan Alnaira tengah berada di koridor karena memang setelah mengobrol, berdebat, bahkan mendapat telepon dari Aneska, Gema memutuskan untuk pergi ke kantin guna menghampiri sang calon istriTak mau sendiri, Gema mengajak Alnaira dan tak ada penolakan, gadis itu menerima ajakannya sebagai bukti ikhlas melepas Gema bersama sang saudara kembar."Papa," ucap Alnaira. "Sebentar ya aku angkat dulu. Ah, atau kalau mau duluan ke kantin juga enggak apa-apa. Nanti aku nyusul.""Aku tungguin.""Ya udah."Menjawab telepon sambil menjauh dari Gema, Alnaira menyapa Regan. Mendapat pertanyaan tentang keberadaan, sebuah ajakan untuk makan bersama didapatkan Alnaira sehingga tanpa banyak alasan, dia menerima.Ditunggu di ruang kerja sang papa, selanjutnya itulah yang Alnaira dapatkan sehingga setelah menutup telepon, pu

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   35). Sesuatu yang Mengganjal

    ***"Menurut kamu perjodohan Anes sama Gema udah tepat belum?" tanya Regan—membuat Alnaira kembali mengerutkan kening. "Kadang Papa suka tiba-tiba takut kalau keputusan yang Papa ambil tuh salah, karena kan dulu awalnya Papa punya niat buat bebasin pilihan anak-anak Papa dalam hal jodoh.""Tepat kok, Pa," ucap Alnaira—seperti biasa berbohong untuk menyembunyikan perasaannya. "Lagian Anes kan suka juga sama Gema. Jadi ya udah cocok.""Iya sih, tapi Gemanya menurut kamu bakalan cinta juga enggak sama Anes?" tanya Regan. "Papa kadang khawatir Gema enggak bakalan cinta dan sayang sama Anes. Enggak cuman itu, Papa juga kadang takut kalau di belakang Papa atau yang lain, Gema sembunyiin sesuatu.""Sembunyiin apa, Pa?""Pacar mungkin?" tanya Regan—membuat perasaan Alnaira sedikit menegang. "Papa takut Gema diam-diam punya pacar cuman disembunyiin, karena perjodohan ini dan nanti setelah menikah, Gema perlakuin Anes enggak baik karena dia cinta perempuan lain.""Papa kayanya kebanyakan nonton

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   36). Tangisan Alnaira

    ***"Akhirnya Gema menerima Anes."Bersandar pada dinding sebuah ruangan, ucapan tersebut Alnaira lontarkan setelah sebuah postingan di twitter muncul di beranda miliknya.Bukan postingan orang lain, yang Alnaira lihat sekarang adalah postingan milik Gema dengan isi konten; semangkuk soto daging dengan tampilan yang cukup menarik.Tak hanya foto, Gema juga mengetik sebuah pujian untuk rasa soto yang dia makan dan tentunya tak hanya itu, sebuah nama pun ditandai di postingan Gema.Aneskanes.Itulah nama akun yang Gema tandai dan tentunya tanpa perlu bertanya, Alnaira tahu siapa pemilik akun tersebut karena bukan orang lain, orang dengan nama akun twitter Aneskanes adalah sang saudara kembar yang kini sangat dia cintai.Ya, tentu saja.Tak pernah berkurang sedikit pun, rasa cinta dan sayang Alnaira pada Aneska tetaplah besar dari waktu ke waktu. Tak sekadar lewat ucapan, kasih sayang Alnaira dibuktikan dengan berkorbannya dia untuk sang kakak, dan tak cukup sampai di situ, Alnaira rela

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   37). Sebelum Terlambat

    ***"Dikit," ucap Alnaira dengan senyuman tipisnya. "Tapi enggak apa-apa kok. Seperti yang aku bilang, ini karena belum biasa aja. Nanti lama kelamaan biasa.""Ini belum telat lho, Na, buat bongkar semuanya," kata Dhana. "Gue tahu lo relain Gema karena lo sayang banget sama saudara kembar lo, tapi buktiin kasih sayang ke saudara enggak harus dengan menyakiti diri sendiri. Baru lihat Gema up foto soto buatan Anes aja lo udah sesedih ini, apa kabar kalau nanti mereka tunangan atau nikah?""Kamu lupa?" tanya Alnaira. "Pas Gema sama Anes tunangan, aku juga tunangan, Dhan, jadi aku enggak bakalan sedih.""Yakin?" tanya Dhana. "Lo aja tunangan sama orang yang enggak lo cinta, gimana enggak sedih?""Dhan.""Gue peduli sama lo berdua, Na, gue pengen kalian bahagia dan gue enggak suka sama situasi ini," kats Dhana. "Enggak cuman hubungan lo sama Gema sebagai pacar, hubungan kita sebagai sahabat juga renggang semenjak kalian putus.""Aku minta maaf," ucap Alnaira. "Aku enggak bermaksud bikin pe

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   38). Makan Malam Bersama Regan

    ***"Kita sampai."Mendengar ucapan tersebut dilontarkan Regan, seulas senyum terukir di bibir Alnaira. Barusaja tiba di parkiran sebuah resto, itulah dirinya dan sang papa karena memang setelah memikirkan semuanya matang-matang, Alnaira memutuskan untuk menerima ajakan makan bersama dari Regan.Tak hadir di kampus, Alnaira menitip absen pada salah satu temannya dan baik hati, permintaan Alnaira dikabulkan sehingga meskipun tak hadir, Alnaira tak terlalu merasa khawatir perihal absensi."Makan di sini, Pa?" tanya Alnaira yang sejak tadi berada di samping kiri Regan."Iya di sini aja," kata Regan. "Papa udah pesan private room biar kita makannya enak."Tak di restoran lain, yang Regan dan Alnaira kunjungi sekarang adalah restoran yang sabtu lalu dijadikan tempat perjodohan Aneska dan Gema, sehingga sedikit besarnya Alnaira bernostalgia."Oh oke.""Ayo turun," kata Regan. "Papa juga udah reservasi jam datang sama pesan makanan. Jadi enggak perlu nunggu, setelah ini kita bisa langsung ma

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   39). Jujur pada Regan?

    ***Boom!Bukan tanpa alasan, faktanya penyebab di balik Regan yang tiba-tiba mengajak sang putri tengah makan bersama, adalah; hubungan Alnaira dan Gema yang pada akhirnya dia ketahui.Bukan sekadar menebak, Regan tahu semuanya setelah siang tadi tak sengaja melihat sang putri menangis di sebuah koridor sepi di rumah sakit.Penasaran, Regan menguping semua obrolan Alnaira bersama Dhana, sehingga pada akhirnya dia pun tahu semua dan tentu saja Regan merasa bersalah.Merenungi semuanya di tengah kegiatan bekerja, Regan cukup terpukul setelah tahu fakta tentang Alnaira dan Gema. Namun, meskipun begitu dia tak berkata apa pun pada Devon karena mengkonfirmasi pada Alnaira harus dia lakukan lebih dulu sebelum kemudian mengambil tindakan."Pa," panggil Alnaira dengan perasaan kaget yang tak main-main. "Papa kenapa nanya gitu? Aku sama Gema enggak ada hubungan apa-apa. Kita cum-""Jangan bohong sama Papa, Alnaira," potong Regan dengan segera. "Papa enggak pernah ngajarin kamu bohong. Jadi to

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   40). Permintaan untuk Menjaga Rahasia

    ***"Makasih untuk malam ini, Pa, dan aku harap Papa bisa pegang janji."Setelah hampir sepuluh menit hening, ucapan tersebut Alnaira lontarkan untuk Regan. Bukan tanpa alasan, Alnaira berucap demikian setelah beberapa waktu lalu Regan mau mengabulkan permintaannya yaitu;Tetap menyembunyikan fakta hubungan dia dan Gema dari semua orang yang belum mengetahuinya.Tak mudah, awalnya Regan menolak permintaan putrinya itu karena sebagai kepala keluarga, dia ingin yang terbaik untuk semua anak-anaknya tanpa menyakiti salah satu.Namun, Alnaira yang terus memohon bahkan menangis membuat Regan tak tega sehingga meskipun berat, pria itu menuruti keinginan sang putri tengah."Iya," ucap Regan. "Tapi tentunya apa yang Papa lakuin enggak gratis, karena agar rahasia tetap aman, kamu harus bahagia. Sekali aja Papa lihat kamu nangis, Papa akan bongkar semuanya.""Aku enggak akan nangis lagi, Papa tenang aja," kata Alnaira. "Aneska bahagia, aku bahagia. Jadi enggak akan ada lagi tangisan. Lagipula a

Bab terbaru

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   147). Alnaira Menyerah?

    ***"Tapi Gema enggak cinta sama Anes, Na, dia cintanya sama lo dan gue rasa percuma juga kalau pernikahan mereka dilanjutin," kata Sky. "Jujur deh coba ke Om Regan sama Tante El. Siapa tahu mereka bisa cari jalan keluar terbaik atau barangkali kalau tahu semuanya, pernikahan Anes sama Gema bakalan langsung dibatalin.""Apa aku bisa sejahat itu?" tanya Alnaira. "Menikah sama Gema pasti impian Anes banget. Apa aku tega hancurin mimpi dia setelah sebelumnya aku pernah lakuin hal sama? Kamu ingat? Anes pengen jadi dokter lho, Sky, tapi semuanya enggak bisa diwujudin setelah dia punya phobia sama darah dan kamu enggak lupa, kan, siapa yang bikin Anes punya phobia?""Ya tapi kan, Anes juga udah jahat sama lo, Na," kata Sky. "Peduli amat lo sama perasaan dia. Anes aja enggak peduli."Tak menjawab, Alnaira hanya bisa menghela napas kasar sebagai respon. Memandang Sky dengan raut wajah bingung, itulah dia sekarang sehingga untuk beberapa saat suasana diantara dirinya dan Sky hening."Na.""En

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   146). Bercerita pada Sky

    ***"Makanannya enggak enak ya, Na?"Setelah sebelumnya memperhatikan, pertanyaan tersebut Sky lontarkan dengan rasa penasaran yang kini melanda. Tengah makan malam bersama, itulah dia dan Alnaira sekarang karena memang usai banyak drama menghampiri putri tengah Regan tersebut, Sky akhirnya datang juga.Belum tahu apa pun termasuk undangan pernikahan Aneska dan Gema, Sky sendiri datang sekitar dua puluh menit lalu, sehingga belum bercerita apa-apa, Alnaira masih menyimpan semuanya sendirian."Eh, enak kok. Kata siapa enggak enak?" tanya Alnaira yang memang sejak beberapa saat lalu menyantap makanan pemberian Sky.Bukan masakan sang mama, makanan tersebut Sky beli dari restoran favoritnya seperti biasa, dan tak aneh, makanan yang dia bawa adalah; nasi dengan olahan daging sapi dan sayuran."Kirain enggak enak," kata Sky. "Gue perhatiin lo makannya enggak semangat kaya biasa. Jadi gue pikir makanannya enggak enak.""Enak kok, cuman emang pikiran aku lagi agak ke mana-mana. Jadi gitu deh

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   145). Membongkar Rahasia

    *** "Aku cinta sama kamu dan sampai kapan pun perasaanku enggak akan berubah," kata Gema—membuat Alnaira memasang raut wajah kaget. Namun, tentunya tetap bersikap tenang sehingga setelahnya dia pun melanjutkan ucapan. "Kalau kamu pikir keputusan aku buat nikahin Anes dilandasi rasa capek karena hubungan kita yang enggak bisa mulus, kamu salah karena kalau bisa milih, aku lebih baik hadapin jalan terjal asalkan sama kamu dibanding lewatin jalanan mulus tapi sama orang lain." "Jadi intinya apa?" tanya Alnaira. "Coba to the point karena aku bingung sama ucapan kamu." Gema menghela napas pelan. "Intinya aku nikahin Anes demi keselamatan hidup kamu," ucapnya kemudian. Tak mau terus memendam rahasia besar tersebut sendirian, pada akhirnya Gema memutuskan untuk jujur. Meskipun semua tak akan berubah karena Alnaira yang akan tetap memintanya bersama Aneska, setidaknya dia ingin sang pujaan hati tahu jika sampai detik ini, tak ada sedikit pun perubahan di dalam rasa cintanya untuk perempua

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   144). Kedatangan Gema

    ***"Nah, itu pasti Sky."Dengan senyuman merekah, tebakan tersebut keluar dari mulut Alnaira setelah bunyi bel dari pintu apartemen kembali terdengar. Tak banyak menunda, dengan segera dia bergegas menuju pintu.Sudah menunggu Sky cukup lama, Alnaira antusias menunggu kedatangan sahabatnya itu sehingga ketika pintu terbuka, tanpa ba bi bu sapaan pun dilontarkan."Sky, akhirnya kamu datang jug ... Gema?"Senyuman seketika luntur, itulah yang terjadi pada Alnaira setelah di depannya kini yang dia dapati bukan Sky, melainkan Gema. Sebulan tak bertemu, jujur saja Alnaira kaget ketika calon suami dari kakaknya itu datang tanpa permisi sehingga setelaahnya yang dia lakukan adalah; diam—memandang sang calon kakak ipar lekat.Beberapa detik berlalu, suasana masih saja hening hingga akhirnya Gema buka suara lebih dulu."Hai, Na. Apa kabar?""Gem," panggil Alnaira. "Kabar aku baik. Kamu sendiri gimana?"Canggung.Demi apa pun itulah yang Alnaira rasakan karena cukup lama tak bertemu, bahkan be

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   143). Alnaira Ikut Bahagia

    ***Meskipun kesal, dongkol, bahkan benci pada calon istrinya itu, Gema tetap mengejar Aneska menuju lift. Berbeda dengan dia dan sang calon istri yang masih terus berdebat, Alnaira sendiri sudah kembali tenang.Tak lagi memegang undangan, dia kini tengah menikmati angin di balkon hingga di tengah kegiatannya itu, sebuah panggilan masuk.Mengambil ponselnya itu, senyuman terukir di bibir Alnaira setelah nama Regan terpampang, sehingga dengan segera dia pun menjawab panggilan."Halo, Pa.""Halo, cantiknya Papa. Apa kabar kamu hari ini, Nak? Baik?""Alhamdulillah baik, Pa," ucap Alnaira. "Papa sama Mama gimana? Baik?""Baik, Cantik. Alhamdulillah," kata Regan. "Oh ya, Anes sama Gema udah ke sana? Mereka katanya mau anterin undangan ke kamu sama yang lainnya di Bandung.""Udah, Pa," kata Alnaira. "Anes aja sih, Gema enggak ada. Dia mungkin nunggu di mobil atau anterin undangan ke tempat lain, aku sendiri enggak tahu.""Oh gitu," kata Regan. "Lama enggak Anesnya di sana? Sebulan enggak ke

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   142). Gema Rindu Alnaira

    ***"Bukan siapa-siapa. Orang iseng kayanya, udah pergi juga tuh barusan yang pencet bel."Memberikan jawaban bohong, itulah Aneska setelah pertanyaan tentang siapa yang datang ke apartemen Alnaira, dilontarkan sang pemilik.Bukan tanpa alasan, jawaban bohong tersebut sengaja dia katakan karena bukan orang asing, faktanya yang sejak tadi menekan bel adalah Gema dan sebagai calon istri yang akan segera dinikahi oleh pria itu, Aneska tak mau Gema bertemu dengan Alnaira."Oh, kirain Sky," kata Alnaira. "Dia janji buat ke sini soalnya.""Bukan," kata Aneska sambil tersenyum. Mendekat pada Alnaira, dia kemudian berkata, "Oh ya, Na, karena aku masih ada urusan di Bandung, aku pamit dulu ya. Kamu nanti jangan lupa pulang karena aku sama Gema nunggu kehadiran kamu.""Buru-buru banget.""Iya, karena masih ada undangan yang harus aku bagiin," kata Aneska. "Teman aku kan ada juga yang di Bandung.""Oh gitu ya," kata Alnaira. "Ya udah kalau gitu hati-hati di jalan ya. Habis dari Bandung, kalau bi

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   141). Undangan Pernikahan

    ***"Iyalah, apa coba yang enggak gue tahu tentang lo?" tanya Sky. "Semua rasa sakit lo aja gue tahu. Iya enggak?""Mulai deh," kata Alnaira sambil tersenyum."Kenapa?" tanya Sky."Enggak sih," kata Alnaira. "Bingung juga harus ngomong apa.""Yeee, enggak jelas," kata Sky yang direspon senyuman oleh Alnaira, sehingga tak ada lagi obrolan, setelahnya suasana hening.Berlangsung selama beberapa detik, Sky kembali memulai percakapan dan kalimat yang dia lontarkan adalah; sebuah harapan."Semoga enggak cuman kaki, hati lo bisa sembuh juga di sini ya, Na," kata Sky. "Enggak ada lagi kesedihan dan air mata, gue harap ke depannya cuman senyuman yang lo tampilin dan kalau boleh, gue berharap lo bisa nemuin pengganti Gema di sini yang jauh lebih baik daripada dia. Lo gadis yang baik dan lo sangat pantas buat dapatin laki-laki baik."Tersenyum sambil memandang Sky yang kini berdiri sambil bersandar pada pagar, kedua mata Alnaira berkaca-kaca. Bukan karena sedih, semua terjadi karena dirinya bah

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   140). Apartemen Baru

    ***"Udah, kan? Kita udah tahu di mana apartemen Nana selama tinggal di Bandung. Jadi daripada diem terus di sini mendingan kita pergi, karena selama di Bandung aku pengen mampir dulu ke suatu tempat."Memandangi Alnaira dan yang lainnya di lobi gedung apartemen, ucapan tersebut Aneska lontarkan pada Gema. Berada di parkiran depan apartemen, sejak beberapa waktu lalu dia dan sang calon suami mengawasi Alnaira beserta keluarganya karena kata Gema, pria itu tak mau pergi sebelum Alnaira memasuki apartemen.Beberapa jam perjalanan, mereka akhirnya sampai di Bandung. Tak ketahuan, keberadaan Aneska dan Gema sampai saat ini aman karena meskipun selalu berada di dekat mobil yang dikendarai Sky, tak ada satu pun yang curiga perihal Aneska dan Gema yang ikut pergi ke Bandung.Tak sia-sia meminjam mobil sang sahabat, Gema lega karena meskipun tak bisa bertemu langsung, setidaknya dia bisa mengawal Alnaira dengan selamat sampai tempat tujuan, dan karena cintanya pada perempuan itu masih sangat

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   139). Sky yang Selalu Menghibur

    ***"Selama gue belum punya istri, lo boleh bergantung sama gue kapan pun lo mau, Na," ucap Sky. "Gue bakalan selalu ada buat lo, karena gue cinta sama lo, cuman tolong jangan terbebani sama perasaan gue karena meskipun cinta, gue enggak berambisi buat dapatin lo. Ambisi gue tuh bahagiain lo dan kalau nanti lo bahagia sama cowok lain, gue tentunya ikhlas. Lega malah karena lo bahagia, gue bahagia.""Kamu baik banget Sky," ucap Alnaira. "Aku sampe bingung mau bilang apa saking baiknya kamu.""Bilang gue ganteng aja udah cukup kok," kata Sky sambil tersenyum. "Udah ah, jangan sedih-sedih. Daripada mikirin Anes, mendingan lo nikmatin perjalanan sambil senderan di bahu gue. Setelahnya mau tidur? Silakan, gue enggak akan keberatan.""Pegal nanti.""Enggak akan," ucap Sky. "Ayo buruan senderan.""Enggak apa-apa?""Enggak apa-apa, Nana. Ayo buruan mumpung gue lagi baik."Tak banyak bicara, selanjutnya Alnaira memilih untuk melakukan apa yang Sky anjurkan. Bersandar di bahu kiri sang sahabat,

DMCA.com Protection Status