Semua Bab Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?: Bab 121 - Bab 130

147 Bab

121). Pelukan Sky

***Pukul setengah empat sore, Sky meninggalkan rumah. Pergi ke tempat oleh-oleh, dia membeli tempe goreng krispi juga satu kilogram dodol untuk kemudian dibawa ke Jakarta.Memasuki tol sekitar pukul empat sore, Sky manut untuk beberapa kali beristirahat sehingga sekitar pukul setengah delapan malam, dia baru sampai di Jakarta.Menempuh perjalanan selama setengah jam dari gerbang tol, Sky akhirnya tiba dengan selamat di rumah sakit. Menenteng kresek putih besar, pria itu berjalan memasuki rumah sakit dan setelah mendapat informasi kamar rawat Alnaira, dia melanjutkan langkah.Tak hanya makanan yang ditenteng di tangan kiri, Sky juga memeluk sebuket bunga mawar putih di tangan kanan yang sengaja dia beli sebelum ke rumah sakit."Semoga Nana suka sama apa yang gue bawa, dan semoga Gema enggak salah paham karena mawar yang gue bawa warnanya putih," kata Sky di sela langkah. "Putih kan lambang persahabatan."Tersenyum sendiri, Sky akhirnya tiba di depan kamar rawat Nana. Tak langsung masu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-27
Baca selengkapnya

122). Rasa Sakit Gema

***"Gem."Hanyut dalam lamunan, Gema membuka mata setelah panggilan tersebut didengarnya dari jarak yang tak terlalu jauh. Menoleh, dia mendapati pria tak asing berdiri di dekat bangku dan tak ada yang berbeda, tatapan pria tersebut masih teduh seperti biasa.Bukan Devon ataupun Regan, yang barusaja memanggilnya adalah sang sahabat, Rakhsan, dan tak perlu bertanya alasan pria itu ada di sekitarnya, Gema tahu karena memang hari ini Rakhsan memiliki jadwal untuk berjaga malam."San," panggil Gema. "Lo kenapa ada di sini? Enggak tugas?""Harusnya gue enggak sih yang nanya kaya gitu?" tanya Rakhsan. Masih memakai jas putih, pria itu mendekat sebelum kemudian duduk di samping Gema. "Lo ngapain di sini? Seingat gue jadwal malam lo bukan hari ini.""Emang bukan," kata Gema. "Lagian keberadaan gue di sini enggak melulu buat kerja kali. Banyak hal yang bisa gue lakuin termasuk nengok Nana.""Jadi lo habis jenguk dia?" tanya Rakhsan dengan suara tenangnya seperti biasa. "Ketemu langsung enggak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-27
Baca selengkapnya

123). Rencana Terapi

***Tak menimpali, Gema hanya tersenyum sebelum kemudian beranjak. Pergi meninggalkan taman, dia dan Rakhsan melangkah bersama untuk memasak mie dan hal tersebut jelas berbeda dengan Alnaira yang kini tengah menikmati tempe goreng pemberian Sky.Tak ada lagi tangis, suasana hati Alnaira membaik setelah beberapa waktu lalu Sky memeluknya sehingga setelah sesi curcol selesai, putri tengah Regan itu kini mulai menyantap makanan yang dipesannya dari sang sahabat."Gimana enak?" tanya Sky yang ikut menyantap tempe goreng bawaannya."Enak, makasih banyak ya," kata Alnaira. "Aku punya cemilan.""Sama-sama," kata Sky. "Nanti kalau abis, minta aja lagi jangan ragu. Lo mau sekarung pun gue jabanin."Alnaira tersenyum. "Makasih," ucapnya. "Tapi aku enggak serakus itu sampai bisa makan tempe goreng satu karung.""Ya kan kali aja," kata Sky. Diam selama beberapa detik sambil memperhatikan Alnaira, setelahnya dia kembali bersuara. "Oh ya, Na, gue males pulang ke apartemen nih. Boleh nginep enggak?"
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-27
Baca selengkapnya

124). Perdebatan Aneska dan Gibran

***"Sepi banget rumah, pada pergi ke rumah sakit ya?"Datang ke dapur dengan penampilan yang rapi, pertanyaan tersebut Aneska lontarkan pada sang adik, Gibran. Tengah menikmati sarapan berupa sandwich roti, itulah kegiatan Gibran sekarang—membuat Aneska yang sejak kemarin tak berinteraksi dengan sang adik, mendekat kemudian menarik kursi."Ke rumah sakitlah," kata Gibran dengan suara yang terdengar ketus, karena setelah tahu apa yang terjadi, dia rasanya marah pada sang kakak sulung. "Papa harus kerja sementara Kak Nana enggak ada yang jaga. Aku aja mau ke rumah sakit habis ini.""Oh," kata Aneska singkat.Tak banyak bertanya, selanjutnya yang dia lakukan adalah; mengambil roti dan karena tak memberikan respon apa pun terhadap ucapan Gibran, sebuah ucapan didengarnya."Serius gitu doang responnya? Enggak ada niatan buat jenguk atau jagain gitu?""Siapa?" tanya Aneska."Kok siapa?" tanya Gibran. "Ya Kakaklah! Kak Nana di rumah sakit sejak kemarin, enggak ada niatan jagain emangnya? Ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-27
Baca selengkapnya

125). Tawaran Pergi ke Bandung

***Ketika Gibran hanyut dalam rasa heran, maka di rumah sakit sana Alnaira baru menyelesaikan kegiatannya meminum obat. Sudah sarapan? Jawabannya tentu saja sudah.Ditemani Elara setelah Sky berpamitan pulang subuh tadi pun Regan yang harus kembali bekerja, pagi ini Alnaira ditemani sarapan oleh sang mama.Kehilangan nafsu makan, susah payah dia menghabiskan sarapan yang disediakan pihak rumah sakit sebelum akhirnya menegak obat yang juga sudah tersedia."Makasih ya, Ma, maaf kalau aku banyak ngerepotin Mama," ucap Alnaira pada Elara yang kini berada di sampingnya."Ngomong apa sih? Mama sama sekali enggak repot karena semua udah kewajiban Mama," ucap Elara. "Kamu jangan banyak pikiran, karena kalau terlalu banyak hal yang kamu pikirin, lama sembuhnya nanti."Alnaira tersenyum tipis. "Enggak kok, Ma, aku enggak banyak pikiran," ucapnya. "Paling yang aku pikirin kaki aku.""Kenapa?""Ya kan enggak bisa dipakai jalan," kata Alnaira. "Karena kaki aku lumpuh, aku mau enggak mau harus nun
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-27
Baca selengkapnya

126). Dhana Mencari Ribut?

***"Sekarang mainnya gini ya ternyata? Gue dijauhin dan kalian sibuk berdua. Udah dianggap mati kayanya gue."Datang tanpa permisi, ucapan tersebut Dhana lontarkan pada kedua sahabatnya yang kini tengah berada di kantin. Gema dan Rakhsan, tentu saja merekalah sahabat yang Dhana hampiri.Tengah makan siang berdua, sepertinya itulah yang kedua orang tersebut lakukan dan jika boleh jujur Dhana cemburu, karena semenjak kejadian kemarin, dirinya seolah dijauhi oleh Gema bahkan Rakhsan.Entah karena marah atau kecewa untuk apa yang dia lakukan pada Gema kemarin, Dhana tak tahu. Namun, yang jelas siang ini dia harus berkumpul dengan kedua sahabatnya karena bukan tanpa tujuan, Dhana memiliki alasan mengapa dirinya mencari Gema."Enggak usah ngaco," kata Rakhsan sambil menyuap nasi di piring yang tengah dia santap. "Lo bukan anak kecil yang harus disamper setiap mau main.""Ya setidaknya ngabarin kali kalau mau makan," kata Dhana sambil menarik kursi diantara Rakhsan juga Gema. Beralih pada s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-27
Baca selengkapnya

127). Informasi Tentang Alnaira

***"Oh, jadi lo enggak nyaman gue ngomongin Nana?" tanya Dhana yang justru sengaja memancing. "Oke, gue enggak akan ngomongin lagi dia dan-""Informasinya apa?" tanya Rakhsan—memotong ucapan Gema tanpa permisi. "Daripada berbelit-belit terus mancing emosi orang, lo mendingan kasih tahu informasi yang lo bawa. Gue tonjok lama-lama kalau lo gini terus.""Aw, Rakhsan galak," kata Dhana dengan raut wajah ketakutan yang sengaja dibuat-buat. "Jadi takut.""Dhan, stop drama bisa enggak?" tanya Gema. "Gue pengen tahu informasi yang lo bawa.""Oke, gue udahin," kata Dhana. "Dan kalau lo mau tahu informasi yang gue maksud, informasinya adalah; Nana mau cuti dulu dari pendidikan spesialis yang lagi dia jalanin.""Serius?" tanya Rakhsan."Ya serius," kata Dhana. "Dia kan enggak bisa jalan sekarang. Jadi alih-alih kerja atau sekolah, dia mau fokus dulu sama pengobatannya. Terapi dan semacamnya, semua mau Nana lakuin dulu. Nanti setelah sembuh, baru sekolahnya dilanjut.""Bagusnya emang gitu," kat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-27
Baca selengkapnya

128). Berjalan-jalan Sore

***"Kamu hari ini mau nginap lagi apa pulang?"Setelah sebelumnya sibuk menonton film, pertanyaan tersebut Alnaira lontarkan pada Sky. Tak jauh dari bed yang dia duduki, Sky duduk persis di sampingnya karena memang sejak Elara pulang hampir satu jam lalu, Sky yang sudah datang sejak jam makan siang memutuskan untuk berpindah tempat."Tergantung," kata Sky tanpa mengalihkan atensi dari layar lebar televisi. "Kalau lo nyaman dijagain sama gue, berarti malam ini gue nginep, tapi kalau lo justru enggak nyaman pas gue ada di sini, gue pulang.""Kalau aku enggak nyaman sama kamu, udah dari siang aku usir kamu dari sini," kata Alnaira—membuat Sky menoleh sambil tersenyum."Iya juga sih," kata Sky. "Jadi gimana dong? Menurut lo gue pulang apa nginep? Pulang pun gue enggak ada kegiatan sih orang sebulan ini gue free alias nganggur.""Ya kalau kamu enggak keberatan, di sini aja," kata Alnaira. "Seru juga ada teman ngobrol.""Jaga malam itu tugasnya Om Regan ya?""Iya, tapi sore ini Mama bilang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-27
Baca selengkapnya

129). Perdebatan Aneska dan Gema

*** Mendapati nama Aneska terpampang, Gema kembali merutuk. Namun, meskipun begitu dia tetap menjawab panggilan bahkan setelah panggilan terhubung, dia menyapa. "Halo." "Hari ini ada jadwal ke kampus enggak?" tanya Aneska. "Aku mau ngajak kamu ngomongin konsep gaun, undangan, sama semacamnya." "Aku di rumah sakit bagian jaga." "Oh jadi semalaman di rumah sakit?" "Ya iya, namanya juga dokter jaga," kata Gema. "Lagian kenapa enggak pilih sendiri aja sih yang kaya gitu? Gaun kan kamu juga yang pake. Undangan juga bebas kalau aku. Gimana kamu aja." "Ya enggak bisalah," kata Aneska. "Yang nikah kan aku sama kamu, bukan aku doang." "Yang nikah emang kita, tapi yang ngebet kamu doang. Aku enggak," kata Gema. "Kalau bukan karena Nana butuh banget darah kamu, enggak bakalan aku mau nikah sama gadis jahat kaya kamu." "Ya udah sih, enggak perlu diungkit," kata Aneska. "Lagian dengan kamu kaya gini, aku juga enggak akan mundur kali. Aku bakalan tetap maju karena aku juga udah berkorban bu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-27
Baca selengkapnya

130). Kedatangan Kaivan

***"Udah, berarti ini aja ya catatannya?"Selesai mencatat model dan apa saja yang harus ada di kue pesanan sang klien, pertanyaan tersebut Aneska lontarkan pada pria muda yang saat ini duduk di depannya.Memergoki Aneska yang tengah menangis, pria itu memang datang untuk memesan kue pesanan sang mama dan bukan orang lain, pria bermata sipit tersebut adalah; Kaivan—sepupu angkat Aneska yang beberapa hari ke belakang sempat dia temui.Tak langsung memesan kue, Kaivan sempat bertanya dulu alasan Aneska menangis sendirian. Namun, karena Aneska sedang enggan bercerita pada siapa pun, dia memutuskan untuk tak mencurahkan apa yang dia rasa dan Kaivan menerima keputusannya itu.Tak ada obrolan panjang tentang penyebab Aneska menangis, selanjutnya Kaivan mengutarkan alasannya datang. Bukan memesan kue biasa, yang ingin dia beli dari toko kue sang sepupu adalah kue spesial untuk ulang tahun sang mama, sehingga konsep kue dan printilan lainnya pun dibicarakan."Iya itu aja, Kak," kata Kaivan.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status