Home / Romansa / Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku? / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?: Chapter 91 - Chapter 100

147 Chapters

91). Perseteruan Ibu dan Anak

***Tak menjawab, Gretha memilih diam dengan raut wajah yang terlihat tak bersahabat. Kesal dan marah, dua perasaan tersebut menguasai hatinya sementara Gema sendiri nampak santai sebelum kemudian buka suara."Gini ya, Ma, mau sekeras apa pun keinginan Mama buat nyatuin aku sama Anes, semua enggak akan terjadi karena di hati aku sedikit pun enggak ada perasaan cinta buat dia," kata Gema blak-blakan. "Kalau ditanya sayang, jawabannya adalah aku sayang sama dia, tapi sebagai sahabat dan sodara. Enggak lebih. Jadi daripada buang-buang waktu dan tenaga, Mama mendingan restuin aku sama Alnaira karena kalau Mama pengen tahu, sifat dan sikap Nana jauh lebih baik dibanding Anes.""Itu menurut kamu, menurut Mama beda."Gema tersenyum tipis. "Iyalah beda orang di depan Mama, Anes enggak pernah nunjukin sikap jeleknya, kan?" tanyanya. "Dia selalu nunjukin sikap baik biar Mama kagum. Padahal, aslinya dia tuh egois.""Gema!""Apa, Ma?" tanya Gema. "Ucapan aku fakta kok, dan Mama bisa tanyain sama
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

92). Gema Diinterogasi?

***"Masuk."Barusaja membuka pintu kemudian menyembulkan kepala, perintah tersebut didapatkan Gema dari Devon yang nampak duduk di kursi kerjanya.Mendapat telepon dari sang papa seusainya makan siang, Devon diminta menghadap sehingga tanpa banyak menunda, dia bergegas menuju ruangan sang papa setibanya di rumah sakit.Tak ada Regan, di sana hanya ada Devon sehingga rasa tegang sedikit muncul. Namun, karena tak merasa salah, selanjutnya dia memberanikan diri masuk sebelum kemudian menutup pintu."Kunci pintunya, enggak enak kalau Om Regan tiba-tiba datang pas kita lagi ngobrol."Setelah masuk, perintah lain kembali didapatkan Gema. Tak langsung manut, untuk perintah tersebut dia bertanya lebih dulu. "Kalau nanti ada Om Regan ke sini gimana? Kasihan kalau nunggu di depan.""Om Regan lagi ada penanganan, jadi harusnya lama," kata Devon. "Papa nyuruh kunci pintu buat jaga-jaga. Lagian enggak akan lama juga Papa bicara sama kamu.""Oh, ya udah," kata Gema yang akhirnya mengunci pintu seb
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

93). Ancaman Regan

***"Iya, Om, lagi disidang sama Papa," kata Gema sengaja, karena dia pikir dengan melibatkan Regan, dia bisa membuat sang papa semakin kuat ada di pihaknya."Disidang kenapa?""Mama," kata Gema. "Beliau ngadu sama Papa kalau aku bikin beliau nangis. Jadi ya gitu deh.""Kok bisa?" tanya Regan dengan kening mengernyit. "Mama kamu diapain emangnya sama kamu sampai nangis?""Dicubit ginjalnya," celetuk Gema yang beberapa detik setelahnya mengkoreksi apa yang dia katakan. "Enggak diapa-apain deh, Om, aku cuman ngomong sesuatu cuman mungkin Mamanya agak sensi. Jadi nangis. Padahal, aku ngomongnya baik-baik.""Udah minta maaf?" tanya Regan. "Minta maaf sana. Mama kamu sampe nangis.""Iya nanti minta maaf, Om, tapi ini lagi meeting dulu sama Papa soalnya beliau enggak suka aku sama Nana katanya," celetuk Gema sambil menoleh ke arah Devon, dan apa yang dia katakan membuat sang papa dengan segera melakukan protes."Ngomong apa kamu? Papa enggak bilang enggak suka ya, enggak usah fitnah.""Ya e
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

94). Mengintimidasi Alnaira

***"Anes."Sedang di situasi yang tak sibuk, gumaman tersebut Alnaira lontarkan setelah nama Aneska terpampang di layar ponsel. Barusaja menyelesaikan visit bersama dokter lain, itulah kegiatan Alnaira beberapa waktu lalu hingga persis setelah satu ruangan selesai diperiksa, ponsel di saku jas putihnya bergetar.Meminta izin untuk menjawab panggilan, selanjutnya itulah yang dia lakukan dan karena tak sendiri, senior dokter yang sejak tadi bersamanya mengizinkan Alnaira beristirahat dulu sementara visit tetap dilanjutkan tanpa dirinya."Halo."Mencari tempat sepi, sapaan tersebut Alnaira lontarkan setelah panggilannya dengan Aneska terhubung. Tegang, itulah yang dia rasakan sekarang karena setelah semua konflik, Alnaira khawatir saudara kembarnya itu menelepon untuk marah-marah."Kamu lagi sibuk enggak? Ada yang mau aku bicarain.""Enggak," kata Alnaira—perlahan duduk di beton pembatas yang ada di sana. "Aku barusan lagi visit, cuman karena ada senior, visitnya dilanjutin sama beliau.
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

95). Menyerah Lagi?

***"Kalau itu bisa bikin suasana damai, aku pikir iya," kata Aneska. "Kebersamaan kamu sama Gema tuh menyakiti banyak pihak. Jadi jangan maju terus kalau emang peduli sama orang-orang di sekitar kamu.""Termasuk kamu?""Kalau hubungan kamu sama Gema berakhir, aku enggak akan maju," kata Aneska. "Meskipun Tante Gretha maksa aku buat sama Gema, aku enggak akan mau biar semuanya adil. Kamu enggak sama Gema, aku pun sebaliknya. Impas, kan? Aku yakin semuanya bakalan baik-baik aja kalau diantara kita enggak ada yang sama Gema. Biar dia sama perempuan lain aja di luaran sana."Tak menjawab, Alnaira sibuk menimbang. Mencerna ucapan demi ucapan Aneska yang ada benarnya juga, itulah dirinya sekarang hingga tak berselang lama suara Aneska terdengar kembali."Kamu masih di sana, Na?""Masih," kata Alnaira. "Cuman aku enggak bisa iyain dulu permintaan kamu karena aku butuh waktu berpikir. Enggak apa-apa, kan?""Ya enggak apa-apa, lagian aku enggak menuntut jawaban kamu sekarang kok," kata Aneska
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

96). Takut Kehilangan Lagi?

***"Kamu banyak diem daritadi, kenapa? Apa ada sesuatu yang lagi kamu pikirin?"Tanpa mengalihkan fokus dari jalanan, pertanyaan tersebut Gema lontarkan pada Alnaira di samping kirinya.Tak lagi di rumah sakit, saat ini dia dan sang kekasih sedang dalam perjalanan menuju kampus karena memang setelah beberapa hari tak ada kegiatan, jadwal kelas untuk pendidikan yang keduanya tempuh kembali hadir.Tak berangkat masing-masing, Alnaira mau tak mau pergi bersama Gema atas saran Regan karena memang setelah mengobrol dengan sang papa, niatnya untuk mengkhiri hubungan dengan Gema tak mendapat izin.Pada Alnaira, Regan berkata jika seberat dan sesulit apa pun halangan untuk hubungan mereka, Alnaira harus bertahan dan berjuang karena selain Aneska dan Gretha, semua orang ingin keduanya bersama.Perihal Aneska dan Gretha, dua perempuan tersebut akan menjadi urusan Regan juga Devon sehingga yang perlu Alnaira lakukan hanyalah fokus dengan pendidikan juga hubungannya dengan Gema."Banyak sih kala
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

97). Aneska Tak Mau Pulang?

***"Hotel banyak, Ma, aku bisa pulang ke hotel atau kalau mau, aku bisa juga pulang ke rumah Oma. Entah Oma Rara atau Oma Dara, aku bisa pilih salah satu," kata Aneska. "Lagipula aku bukan anak kecil. Aku udah dewasa.""Nes.""Kenapa, Ma?" tanya Aneska."Kamu masih marah sama Mama?" tanya Elara. "Kalau iya, Mama minta maaf. Mama enggak bermaksud pilih kasih karena baik itu kamu mau pun Alnaira, Mama sayang sama kalian berdua. Kalian anak-anak mama. Jadi sebagai Ibu, Mama pengen yang terbaik dan-""Mama sayang Alnaira aja, enggak sayang aku," potong Aneska tanpa permisi. "Kalau Mama sayang aku, Mama enggak akan biarin Alnaira sama Gema karena kalau memang Mama pengen adil, Mama enggak akan biarin Gema sama siapa pun entah itu aku atau Nana.""Nana sama Gema saling mencintai, Nes," kata Elara. "Enggak cuman Nana, Gema pun mencintai Nana bahkan rasa cinta Gema ke Nana tuh gede banget.""Dan cinta aku ke Gema juga gede, Ma," kata Aneska. "Aku cinta sama Gema jauh sebelum Nana bahkan keti
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

98). Tangisan Elara

***"Mama kenapa? Kok kaya habis nangis?"Elara yang sejak beberapa waktu lalu sibuk menyeka air mata, seketika menoleh setelah pertanyaan tersebut didengarnya dari ambang pintu.Bukan berasal dari Regan mau pun Alnaira, pertanyaan tersebut Elara dapatkan dari Gibran karena memang selain ART, yang menemaninya di rumah hanyalah Gibran.Regan? Pria itu masih di perjalanan pulang karena memang tak tepat waktu, sore ini pria itu pulang terlambat setelah tiba-tiba mendapat pasien beberapa menit sebelum jam pulang tiba."Eh, kamu," panggil Elara. "Enggak kok mama enggak nangis, kelilipan aja barusan."Tak langsung menimpali, Gibran memilih untuk melangkah dulu mendekati sang mama. Mengambil posisi di samping Elara, setelahnya dia berucap,"Jangan bohong, Ma, aku yakin Mama habis nangis karena kalau kelilipan, usap air matanya enggak akan sering."Tak menjawab, Elara diam hingga selang beberapa detik setelahnya helaan napas kasar terdengar. Menoleh pada sang putra, dia berkata, "Mama lagi se
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

99). Aneska dan Hotel

***"Kamu tenangin dulu pikiran kamu karena solusi enggak akan kita dapatin di kondisi yang kalut," kata Regan tanpa menghentikan usapannya dari punggung Elara. "Anes enggak akan kenapa-kenapa, dia udah dewasa dan aku yakin dia bisa jaga diri. Lagipula Anes enggak akan ke mana-mana, dia masih di Jakarta dan dia enggak akan jauh dari kita."Tak menjawab, Elara hanya terus terisak sebagai pelampiasan sedih yang dia rasakan. Tak ads obrolan, selanjutnya suasana diantara dia dan Regan hening hingga tak berselang lama—secara perlahan, dia melepaskan diri dari dekapan sang suami."Maaf ya aku nyambut kepulangan kamu dengan tangisan," kata Elara. "Kamu padahal capek banget pasti setelah kerja.""Enggak usah minta maaf. Toh, ini masalah kita berdua, bukan masalah kamu aja."Tak menjawab, Elara hanya bisa menghela napas sebagai respon hingga tak berselang lama Regan bicara."Anes malam ini pasti enggak akan pulang, tapi kamu enggak usah khawatir karena aku enggak akan biarin dia pergi gitu aja
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

100). Sepupu Bermulut Pedas

***"Jadi gitu ya ceritanya?"Setelah menyelesaikan cerita, pertanyaan tersebut didapatkan Aneska dari pria bermata sipit yang sekarang duduk di sebelah kanannya.Menunda untuk mencari baju, saat ini Aneska dan pria tersebut duduk di sofa yang tersedia di lobi, karena memang setelah tak sengaja bertemu beberapa waktu lalu, Aneska dan pria yang menyapanya itu memutuskan untuk mengobrol dulu.Siapa dia? Jawabannya adalah Kaivan.Bukan orang asing, Kaivan adalah sepupu Aneska alias putra dari adik angkat sang mama, Elara. Berusia tiga tahun lebih muda darinya, hubungan Aneska dan Kaivan selama ini tak terlalu dekat karena selain punya kesibukan masing-masing, jarak rumah mereka cukup jauh sehingga selain acara keluarga, keduanya jarang berjumpa apalagi mengobrol.Namun, meskipun begitu sejauh ini hubungan Aneska dan Kaivan dekat sehingga meskipun jarang bertemu, Aneska tak ragu bercerita perihal masalah yang membuatnya menyendiri di sebuah hotel."Iya gitu," kata Aneska. "Tanpa perlu din
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more
PREV
1
...
89101112
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status