Home / Romansa / Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku? / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?: Chapter 101 - Chapter 110

147 Chapters

101). Berbelanja Bersama

***Tak banyak menunda, setelah itu keduanya bergegas. Keluar dari area hotel, Aneska dan Kaivan menyusuri trotoar hingga setelah puluhan meter berjalan dari hotel, keduanya menemukan sebuah butik sehingga dengan segera Aneska pun membawa sang sepupu masuk.Seperti pasangan kekasih yang sedang berbelanja bersama, Kaivan dengan setia menemani Aneska memilah baju. Tak sebentar, Aneska yang cukup pemilih, menghabiskan waktu setengah jam lebih sebelum pergi ke kasir untuk membayar tiga pasang pakaian beserta underware yang kebetulan tersedia di sana."Perlu aku bayarin enggak sih, Kak?" tanya Kaivan. "Selama jadi sepupu, kayanya enggak pernah aku traktir Kak Anes.""Enggak usah," kata Aneska. "Lagian kan niat kamu ke sini tuh buat anter, masa bayar juga? Terus kita juga bukan pasangan, jadi enggak perlu dibayarin.""Emang yang dibayarin cuman yang pacaran doang? Enggak kali," kata Kaivan. "Aku aja sering tuh bayarin adik aku belanja atau makan.""Ya kan itu adik kamu," kata Aneska. "Aku
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

102). Alnaira Selingkuh!

***"Mau langsung pulang apa gimana? Masih jam delapan kayanya enak kalau jalan-jalan dulu."Baru selesai memakai seatbelt, pertanyaan tersebut Gema lontarkan pada Alnaira. Tak lagi di gedung universitas, saat ini dia dan sang kekasih sudah kembali ke mobil karena memang setelah melewati proses belajar selama dua jam lebih, keduanya bisa bisa pulang."Pulang aja kayanya, aku capek.""Padahal, tadinya aku mau ngajak makan di luar," kata Gema—membuat Alnaira menoleh lalu memandangnya."Pengen banget?"Dengan raut wajah merajuk, Gema mengangguk. "Banget," jawabnya. "Udah lama juga kita enggak habisin waktu berdua di luar. Jadi aku kangen.""Ya udah boleh kalau gitu," kata Alnaira, yang pada akhirnya mengesampingkan rasa lelah.Tak bohong, ucapannya tentang lelah memang benar adanya. Namun, jika boleh jujur selain itu ada faktor lain yang membuat Alnaira ingin segera pulang yaitu; Aneska.Tak mau bersitegang terlalu lama, Alnaira ingin mengobrol dari hati ke hati bersama sang saudara kemb
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

103). Kehilangan Kendali

***Gema kehilangan kendali, pria yang menghardik Alnaira tersebut dipukul hingga jatuh tersungkur. Tak cukup sampai di situ, setelahnya perkelahian terjadi—membuat Alnaira jelas dilanda panik.Namun, beruntungnya perkalahian tersebut tak berlangsung lama karena pihak keamanan restoran dengan segera melerai—membuat pria tak dikenal yang beberapa waktu lalu menghampiri Alnaira dan Gema, pergi membawa rasa sakit.Gema? Pria itu kembali duduk dengan sedikit luka di sudut bibir dan hal tersebut jelas membuat Alnaira sedikit marah."Gem, kamu apa sih pake berantem segala? Luka, kan, sudut bibir kamu?""Aku enggak terima kamu dikata-katain, Na," desis Gema tak suka. "Dia enggak tahu apa-apa, tapi mulutnya jahat. Kamu pikir aku bisa diam aja? Enggak! Siapa pun yang berani ngatain kamu, dia berhadapan sama aku.""Iya, tapi enggak dengan berantam juga," kata Alnaira. "Sudut bibir kamu luka tahu enggak? Mana aku enggak bawa alkohol.""Enggak banyak," kata Gema yang tanpa permisi mengusap sudut
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

104). Berdebat Lagi?

***"Aku masuk dulu ya, meskipun cuman puluhan meter dari sini, kamu hati-hati dan jangan lupa kabarin kalau udah sampe."Turun dari mobil bahkan diantar sampai ke dekat teras, ucapan tersebut Alnaira lontarkan pada Gema. Selesai menghabiskan waktu dengan makan bersama di luar, dia juga Gema memutuskan untuk pulang dan setelah menempuh perjalanan yang cukup lancar, Alnaira tiba pukul sembilan lebih dua puluh menit.Tak sesedih tadi, perasaan Alnaira sendiri kini membaik. Namun, meskipun begitu kata-kata murahan yang sempat dia dengar, masih saja bersemayam di pikiran sehingga ketika teringat kembali, tak munafik, Alnaira sakit hati."Kamu istirahat dan jangan banyak pikiran," kata Gema. "Kejadian tadi enggak usah diingat lagi, anggap aja angin. Aku enggak mau kamu sedih.""Iya," kata Alnaira. "Gih pulang, udah malam.""Sip-sip," kata Gema.Tak terus diam di dekat Alnaira, selanjutnya Gema kembali ke mobil untuk kemudian pulang ke rumah. Hanya berbeda blok, dia tiba dalam beberapa meni
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

105). Salah Bicara?

***"Mama enggak suka kamu sama Nana, Gema, Mama sukanya kamu sama Anes," kata Gretha yang kemudian kembali melontarkan kalimat andalan. "Dia lebih bisa diandelin sebagai istri dan dia-""Cukup, Gretha," potong Devon. "Nana mau pun Anes sama baiknya dan sama pantasnya buat dijadiin pendamping. Jadi enggak seharusnya kamu ngomong kaya gitu karena kalau Regan dengar, dia pasti enggak suka. Lagian apa sih kurangnya Nana di mata kamu? Hanya karena dia bekerja sebagai dokter, bukan berarti dia enggak akan bisa ngurus Gema."Tak menjawab, Gretha diam hingga tak berselang lama suara Rhea terdengar dari belakang Devon, dan tak jauh dari sang suami, gadis itu juga membela Gema dan Nana."Tahu tuh Mama keukeuh banget kayanya Kak Gema harus sama Kak Anes. Padahal, kan udah kebongkar juga kalau yang dicintai Kak Gema tuh Kak Nana," kata Rhea. "Lagian Kak Nana baik kok, bahkan menurut aku baik Kak Nana dibanding Kak Anes yang apa-apa harus serba perfect.""Kamu kenapa jadi kompor?" tanya Gretha. "
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

106). Menyusul Aneska

***"Aku pergi dulu ya, Ma, Pa, tolong jangan ada yang susul aku biar aku selesaikan masalah aku sama Anes berdua. Aku janji buat bawa Anes pulang."Setelah sebelumnya mencium punggung tangan Regan dan Elara, ucapan tersebut Alnaira ucapkan sebelum pergi. Tak akan berdiam diri di rumah, saat ini dia hendak pergi untuk menemui Aneska karena setelah tahu sang saudara tak pulang karena masalah mereka berdua, Alnaira pikir dirinya tak bisa tinggal diam.Mengabaikan rasa lelah setelah seharian berkegiatan, Alnaira akan menemui Aneska di hotel tempat sang kakak menginap karena memang setelah memaksa, alamat hotel diberikan Regan untuknya.Khawatir terjadi sesuatu, Regan sempat melarang Alnaira pergi. Namun, sebisa mungkin Alnaira meyakinkan kedua orang tuanya sehingga izin pun berhasil dia dapat dari Regan mau pun Elara."Kamu hati-hati di jalan ya, jangan ngebut nyetirnya," kata Elara. "Telepon ke sini kalau ada apa-apa.""Iya, Ma.""Kalau Anes keukeuh enggak mau, jangan dipaksa. Biarin aj
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

107). Aneska Benci Alnaira?

***Terus mengabaikan panggilan, perjalanan Alnaira menuju hotel akhirnya selesai. Tak bisa sembarangan masuk, dia kini berada di lobi. Menghubungi Aneska untuk memberitahu perihal kedatangannya, selanjutnya itulah yang dia lakukan dan karena fokus pada sang kakak, Alnaira tak membalas dulu panggilan dari Gema."Enggak nyambung," kata Alnaira setelah dia menghubungi Aneska menggunakan nomor yang biasa dia pakai. "Apa nomor aku diblokir ya?"Memutar otak agar bisa menghubungi Aneska, Alnaira tersenyum tipis setelah ingat jika di ponselnya, dia memiliki dua sim card sehingga tanpa banyak menunda, dengan segera dia menghubungi sang kakak menggunakan sim card cadangan dan terhubung!Setelah menggunakan sim card pertama, panggilan pada Aneska tak terhubung, kini yang terjadi adalah hal yang sebaliknya sehingga dengan tak sabar pun perasaan yang berdebar, dia menunggu kakaknya itu menjawab panggilan."Ayo, Nes, ang ... nah!"Seketika diam, itulah Alnaira setelah panggilannya dijawab, hingga
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

108). Kabar Alnaira

***"Apa? Kecelakaan? Kok bisa, Om? Kecelakaan di mana? Terus kondisi Nana sekarang gimana? Baik-baik aja, kan, Nana, Om?"Spontan berdiri dari sofa yang dia duduki, itulah yang dilakukan Gema setelah informasi mencengangkan didapatkannya dari Regan, sang calon mertua.Tak mau tidur sebelum Alnaira kembali dengan aman ke rumah, sejak pulang dari rumah Regan, Gema memutuskan untuk menunggu kabar terbaru dari pujaan hatinya tersebut.Dilanda gelisah, beberapa kali Gema berniat menghubungi Alnaira untuk bertanya. Namun, karena takut mengganggu waktu perempuan itu dengan Aneska, Gema mengurungkan niatnya tersebut hingga beberapa detik ke belakang sebuah panggilan masuk.Berasal dari Regan, Gema pikir dirinya akan mendapat kabar baik tentang Alnaira yang sudah kembali ke rumah. Namun, ternyata salah, karena alih-alih kabar baik, yang Gema dapatkan justru kabar yang berhasil membuatnya tersentak.Alnaira kecelakaan.Dua kata yang Regan lontarkan berhasil membuat Gema hampir terkena serangan
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

109). Kondisi Kritis?

***"Belum," kata Regan. "Nana kepalanya pendarahan. Jadi agak serius operasinya."Gema mendesah, hingga ucapan Elara membuat atensinya beralih. "Lindungi putriku, Ya Allah. Aku hancur kalau harus kehilangan salah satu anak yang aku lahirkan.""Tan.""Nana berdarah-darah, Gem," kata Elara yang memang sempat melihat kondisi Alnaira ketika hendak dipindahkan ke ruang operasi. "Kepalanya luka, wajahnya luka, Tante enggak sanggup, Tante enggak tega.""Ma, tenang," kata Gibran yang setia berada di samping Elara. "Kita doain yang terbaik buat Kak Nana. Dia pasti kuat.""Kalau tahu bakalan kaya gini, Mama enggak akan izinin dia pergi, Gib," cicit Elara. "Kasihan banget Nana, dia pasti capek di jalan sampai akhirnya kecelakaan."Tak ada yang menimpali, Gibran hanya bisa mengusap bahu sang mama sementara yang lain, menghela napas kasar.Tak ada obrolan, selanjutnya kedatangan Devon membuat atensi semua orang beralih hingga setelahnya Regan pun mengobrol dengan sahabatnya itu.Tak ada pembicara
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

110). Menolong dengan Syarat

***"Aku mau donorin darahku buat Nana kalau kamu mau lanjutin rencana pernikahan kita yang sempat batal. Kamu enggak mau? Aku enggak akan ke rumah sakit dan jangan minta bantuan apa pun sama aku, karena aku enggak mau bantu."Berjalan dengan tatapan yang nyaris kosong, ucapan Aneska beberapa waktu lalu melintas kembali di benak Gema. Tak percaya dengan apa yang dilakukan perempuan itu, hal tersebutlah yang Gema rasakan karena jika mengingat lagi bagaimana harmonisnya hubungan Aneska dan Alnaira, Gema pikir sulung Regan itu akan membantu sang adik tanpa pamrih seperti yang pernah dilakukan dulu.Namun, ternyata dugaan Gema 100% salah karena alih-alih membantu secara cuma-cuma atau bahkan dilanda khawatir setelah mendengar kondisi Alnaira, Aneska justru dengan kejamnya meminta imbalan untuk donor darah yang akan dilakukan.Bukan uang atau harta, yang Aneska minta adalah; kebersediaan Gema untuk memutuskan hubungan dengan Alnaira, kemudian melanjutkan rencana pernikahan mereka yang semp
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more
PREV
1
...
910111213
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status