Share

102). Alnaira Selingkuh!

Author: Cacavip
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

***

"Mau langsung pulang apa gimana? Masih jam delapan kayanya enak kalau jalan-jalan dulu."

Baru selesai memakai seatbelt, pertanyaan tersebut Gema lontarkan pada Alnaira. Tak lagi di gedung universitas, saat ini dia dan sang kekasih sudah kembali ke mobil karena memang setelah melewati proses belajar selama dua jam lebih, keduanya bisa bisa pulang.

"Pulang aja kayanya, aku capek."

"Padahal, tadinya aku mau ngajak makan di luar," kata Gema—membuat Alnaira menoleh lalu memandangnya.

"Pengen banget?"

Dengan raut wajah merajuk, Gema mengangguk. "Banget," jawabnya. "Udah lama juga kita enggak habisin waktu berdua di luar. Jadi aku kangen."

"Ya udah boleh kalau gitu," kata Alnaira, yang pada akhirnya mengesampingkan rasa lelah.

Tak bohong, ucapannya tentang lelah memang benar adanya. Namun, jika boleh jujur selain itu ada faktor lain yang membuat Alnaira ingin segera pulang yaitu; Aneska.

Tak mau bersitegang terlalu lama, Alnaira ingin mengobrol dari hati ke hati bersama sang saudara kemb
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   103). Kehilangan Kendali

    ***Gema kehilangan kendali, pria yang menghardik Alnaira tersebut dipukul hingga jatuh tersungkur. Tak cukup sampai di situ, setelahnya perkelahian terjadi—membuat Alnaira jelas dilanda panik.Namun, beruntungnya perkalahian tersebut tak berlangsung lama karena pihak keamanan restoran dengan segera melerai—membuat pria tak dikenal yang beberapa waktu lalu menghampiri Alnaira dan Gema, pergi membawa rasa sakit.Gema? Pria itu kembali duduk dengan sedikit luka di sudut bibir dan hal tersebut jelas membuat Alnaira sedikit marah."Gem, kamu apa sih pake berantem segala? Luka, kan, sudut bibir kamu?""Aku enggak terima kamu dikata-katain, Na," desis Gema tak suka. "Dia enggak tahu apa-apa, tapi mulutnya jahat. Kamu pikir aku bisa diam aja? Enggak! Siapa pun yang berani ngatain kamu, dia berhadapan sama aku.""Iya, tapi enggak dengan berantam juga," kata Alnaira. "Sudut bibir kamu luka tahu enggak? Mana aku enggak bawa alkohol.""Enggak banyak," kata Gema yang tanpa permisi mengusap sudut

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   104). Berdebat Lagi?

    ***"Aku masuk dulu ya, meskipun cuman puluhan meter dari sini, kamu hati-hati dan jangan lupa kabarin kalau udah sampe."Turun dari mobil bahkan diantar sampai ke dekat teras, ucapan tersebut Alnaira lontarkan pada Gema. Selesai menghabiskan waktu dengan makan bersama di luar, dia juga Gema memutuskan untuk pulang dan setelah menempuh perjalanan yang cukup lancar, Alnaira tiba pukul sembilan lebih dua puluh menit.Tak sesedih tadi, perasaan Alnaira sendiri kini membaik. Namun, meskipun begitu kata-kata murahan yang sempat dia dengar, masih saja bersemayam di pikiran sehingga ketika teringat kembali, tak munafik, Alnaira sakit hati."Kamu istirahat dan jangan banyak pikiran," kata Gema. "Kejadian tadi enggak usah diingat lagi, anggap aja angin. Aku enggak mau kamu sedih.""Iya," kata Alnaira. "Gih pulang, udah malam.""Sip-sip," kata Gema.Tak terus diam di dekat Alnaira, selanjutnya Gema kembali ke mobil untuk kemudian pulang ke rumah. Hanya berbeda blok, dia tiba dalam beberapa meni

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   105). Salah Bicara?

    ***"Mama enggak suka kamu sama Nana, Gema, Mama sukanya kamu sama Anes," kata Gretha yang kemudian kembali melontarkan kalimat andalan. "Dia lebih bisa diandelin sebagai istri dan dia-""Cukup, Gretha," potong Devon. "Nana mau pun Anes sama baiknya dan sama pantasnya buat dijadiin pendamping. Jadi enggak seharusnya kamu ngomong kaya gitu karena kalau Regan dengar, dia pasti enggak suka. Lagian apa sih kurangnya Nana di mata kamu? Hanya karena dia bekerja sebagai dokter, bukan berarti dia enggak akan bisa ngurus Gema."Tak menjawab, Gretha diam hingga tak berselang lama suara Rhea terdengar dari belakang Devon, dan tak jauh dari sang suami, gadis itu juga membela Gema dan Nana."Tahu tuh Mama keukeuh banget kayanya Kak Gema harus sama Kak Anes. Padahal, kan udah kebongkar juga kalau yang dicintai Kak Gema tuh Kak Nana," kata Rhea. "Lagian Kak Nana baik kok, bahkan menurut aku baik Kak Nana dibanding Kak Anes yang apa-apa harus serba perfect.""Kamu kenapa jadi kompor?" tanya Gretha. "

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   106). Menyusul Aneska

    ***"Aku pergi dulu ya, Ma, Pa, tolong jangan ada yang susul aku biar aku selesaikan masalah aku sama Anes berdua. Aku janji buat bawa Anes pulang."Setelah sebelumnya mencium punggung tangan Regan dan Elara, ucapan tersebut Alnaira ucapkan sebelum pergi. Tak akan berdiam diri di rumah, saat ini dia hendak pergi untuk menemui Aneska karena setelah tahu sang saudara tak pulang karena masalah mereka berdua, Alnaira pikir dirinya tak bisa tinggal diam.Mengabaikan rasa lelah setelah seharian berkegiatan, Alnaira akan menemui Aneska di hotel tempat sang kakak menginap karena memang setelah memaksa, alamat hotel diberikan Regan untuknya.Khawatir terjadi sesuatu, Regan sempat melarang Alnaira pergi. Namun, sebisa mungkin Alnaira meyakinkan kedua orang tuanya sehingga izin pun berhasil dia dapat dari Regan mau pun Elara."Kamu hati-hati di jalan ya, jangan ngebut nyetirnya," kata Elara. "Telepon ke sini kalau ada apa-apa.""Iya, Ma.""Kalau Anes keukeuh enggak mau, jangan dipaksa. Biarin aj

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   107). Aneska Benci Alnaira?

    ***Terus mengabaikan panggilan, perjalanan Alnaira menuju hotel akhirnya selesai. Tak bisa sembarangan masuk, dia kini berada di lobi. Menghubungi Aneska untuk memberitahu perihal kedatangannya, selanjutnya itulah yang dia lakukan dan karena fokus pada sang kakak, Alnaira tak membalas dulu panggilan dari Gema."Enggak nyambung," kata Alnaira setelah dia menghubungi Aneska menggunakan nomor yang biasa dia pakai. "Apa nomor aku diblokir ya?"Memutar otak agar bisa menghubungi Aneska, Alnaira tersenyum tipis setelah ingat jika di ponselnya, dia memiliki dua sim card sehingga tanpa banyak menunda, dengan segera dia menghubungi sang kakak menggunakan sim card cadangan dan terhubung!Setelah menggunakan sim card pertama, panggilan pada Aneska tak terhubung, kini yang terjadi adalah hal yang sebaliknya sehingga dengan tak sabar pun perasaan yang berdebar, dia menunggu kakaknya itu menjawab panggilan."Ayo, Nes, ang ... nah!"Seketika diam, itulah Alnaira setelah panggilannya dijawab, hingga

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   108). Kabar Alnaira

    ***"Apa? Kecelakaan? Kok bisa, Om? Kecelakaan di mana? Terus kondisi Nana sekarang gimana? Baik-baik aja, kan, Nana, Om?"Spontan berdiri dari sofa yang dia duduki, itulah yang dilakukan Gema setelah informasi mencengangkan didapatkannya dari Regan, sang calon mertua.Tak mau tidur sebelum Alnaira kembali dengan aman ke rumah, sejak pulang dari rumah Regan, Gema memutuskan untuk menunggu kabar terbaru dari pujaan hatinya tersebut.Dilanda gelisah, beberapa kali Gema berniat menghubungi Alnaira untuk bertanya. Namun, karena takut mengganggu waktu perempuan itu dengan Aneska, Gema mengurungkan niatnya tersebut hingga beberapa detik ke belakang sebuah panggilan masuk.Berasal dari Regan, Gema pikir dirinya akan mendapat kabar baik tentang Alnaira yang sudah kembali ke rumah. Namun, ternyata salah, karena alih-alih kabar baik, yang Gema dapatkan justru kabar yang berhasil membuatnya tersentak.Alnaira kecelakaan.Dua kata yang Regan lontarkan berhasil membuat Gema hampir terkena serangan

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   109). Kondisi Kritis?

    ***"Belum," kata Regan. "Nana kepalanya pendarahan. Jadi agak serius operasinya."Gema mendesah, hingga ucapan Elara membuat atensinya beralih. "Lindungi putriku, Ya Allah. Aku hancur kalau harus kehilangan salah satu anak yang aku lahirkan.""Tan.""Nana berdarah-darah, Gem," kata Elara yang memang sempat melihat kondisi Alnaira ketika hendak dipindahkan ke ruang operasi. "Kepalanya luka, wajahnya luka, Tante enggak sanggup, Tante enggak tega.""Ma, tenang," kata Gibran yang setia berada di samping Elara. "Kita doain yang terbaik buat Kak Nana. Dia pasti kuat.""Kalau tahu bakalan kaya gini, Mama enggak akan izinin dia pergi, Gib," cicit Elara. "Kasihan banget Nana, dia pasti capek di jalan sampai akhirnya kecelakaan."Tak ada yang menimpali, Gibran hanya bisa mengusap bahu sang mama sementara yang lain, menghela napas kasar.Tak ada obrolan, selanjutnya kedatangan Devon membuat atensi semua orang beralih hingga setelahnya Regan pun mengobrol dengan sahabatnya itu.Tak ada pembicara

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   110). Menolong dengan Syarat

    ***"Aku mau donorin darahku buat Nana kalau kamu mau lanjutin rencana pernikahan kita yang sempat batal. Kamu enggak mau? Aku enggak akan ke rumah sakit dan jangan minta bantuan apa pun sama aku, karena aku enggak mau bantu."Berjalan dengan tatapan yang nyaris kosong, ucapan Aneska beberapa waktu lalu melintas kembali di benak Gema. Tak percaya dengan apa yang dilakukan perempuan itu, hal tersebutlah yang Gema rasakan karena jika mengingat lagi bagaimana harmonisnya hubungan Aneska dan Alnaira, Gema pikir sulung Regan itu akan membantu sang adik tanpa pamrih seperti yang pernah dilakukan dulu.Namun, ternyata dugaan Gema 100% salah karena alih-alih membantu secara cuma-cuma atau bahkan dilanda khawatir setelah mendengar kondisi Alnaira, Aneska justru dengan kejamnya meminta imbalan untuk donor darah yang akan dilakukan.Bukan uang atau harta, yang Aneska minta adalah; kebersediaan Gema untuk memutuskan hubungan dengan Alnaira, kemudian melanjutkan rencana pernikahan mereka yang semp

Latest chapter

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   147). Alnaira Menyerah?

    ***"Tapi Gema enggak cinta sama Anes, Na, dia cintanya sama lo dan gue rasa percuma juga kalau pernikahan mereka dilanjutin," kata Sky. "Jujur deh coba ke Om Regan sama Tante El. Siapa tahu mereka bisa cari jalan keluar terbaik atau barangkali kalau tahu semuanya, pernikahan Anes sama Gema bakalan langsung dibatalin.""Apa aku bisa sejahat itu?" tanya Alnaira. "Menikah sama Gema pasti impian Anes banget. Apa aku tega hancurin mimpi dia setelah sebelumnya aku pernah lakuin hal sama? Kamu ingat? Anes pengen jadi dokter lho, Sky, tapi semuanya enggak bisa diwujudin setelah dia punya phobia sama darah dan kamu enggak lupa, kan, siapa yang bikin Anes punya phobia?""Ya tapi kan, Anes juga udah jahat sama lo, Na," kata Sky. "Peduli amat lo sama perasaan dia. Anes aja enggak peduli."Tak menjawab, Alnaira hanya bisa menghela napas kasar sebagai respon. Memandang Sky dengan raut wajah bingung, itulah dia sekarang sehingga untuk beberapa saat suasana diantara dirinya dan Sky hening."Na.""En

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   146). Bercerita pada Sky

    ***"Makanannya enggak enak ya, Na?"Setelah sebelumnya memperhatikan, pertanyaan tersebut Sky lontarkan dengan rasa penasaran yang kini melanda. Tengah makan malam bersama, itulah dia dan Alnaira sekarang karena memang usai banyak drama menghampiri putri tengah Regan tersebut, Sky akhirnya datang juga.Belum tahu apa pun termasuk undangan pernikahan Aneska dan Gema, Sky sendiri datang sekitar dua puluh menit lalu, sehingga belum bercerita apa-apa, Alnaira masih menyimpan semuanya sendirian."Eh, enak kok. Kata siapa enggak enak?" tanya Alnaira yang memang sejak beberapa saat lalu menyantap makanan pemberian Sky.Bukan masakan sang mama, makanan tersebut Sky beli dari restoran favoritnya seperti biasa, dan tak aneh, makanan yang dia bawa adalah; nasi dengan olahan daging sapi dan sayuran."Kirain enggak enak," kata Sky. "Gue perhatiin lo makannya enggak semangat kaya biasa. Jadi gue pikir makanannya enggak enak.""Enak kok, cuman emang pikiran aku lagi agak ke mana-mana. Jadi gitu deh

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   145). Membongkar Rahasia

    *** "Aku cinta sama kamu dan sampai kapan pun perasaanku enggak akan berubah," kata Gema—membuat Alnaira memasang raut wajah kaget. Namun, tentunya tetap bersikap tenang sehingga setelahnya dia pun melanjutkan ucapan. "Kalau kamu pikir keputusan aku buat nikahin Anes dilandasi rasa capek karena hubungan kita yang enggak bisa mulus, kamu salah karena kalau bisa milih, aku lebih baik hadapin jalan terjal asalkan sama kamu dibanding lewatin jalanan mulus tapi sama orang lain." "Jadi intinya apa?" tanya Alnaira. "Coba to the point karena aku bingung sama ucapan kamu." Gema menghela napas pelan. "Intinya aku nikahin Anes demi keselamatan hidup kamu," ucapnya kemudian. Tak mau terus memendam rahasia besar tersebut sendirian, pada akhirnya Gema memutuskan untuk jujur. Meskipun semua tak akan berubah karena Alnaira yang akan tetap memintanya bersama Aneska, setidaknya dia ingin sang pujaan hati tahu jika sampai detik ini, tak ada sedikit pun perubahan di dalam rasa cintanya untuk perempua

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   144). Kedatangan Gema

    ***"Nah, itu pasti Sky."Dengan senyuman merekah, tebakan tersebut keluar dari mulut Alnaira setelah bunyi bel dari pintu apartemen kembali terdengar. Tak banyak menunda, dengan segera dia bergegas menuju pintu.Sudah menunggu Sky cukup lama, Alnaira antusias menunggu kedatangan sahabatnya itu sehingga ketika pintu terbuka, tanpa ba bi bu sapaan pun dilontarkan."Sky, akhirnya kamu datang jug ... Gema?"Senyuman seketika luntur, itulah yang terjadi pada Alnaira setelah di depannya kini yang dia dapati bukan Sky, melainkan Gema. Sebulan tak bertemu, jujur saja Alnaira kaget ketika calon suami dari kakaknya itu datang tanpa permisi sehingga setelaahnya yang dia lakukan adalah; diam—memandang sang calon kakak ipar lekat.Beberapa detik berlalu, suasana masih saja hening hingga akhirnya Gema buka suara lebih dulu."Hai, Na. Apa kabar?""Gem," panggil Alnaira. "Kabar aku baik. Kamu sendiri gimana?"Canggung.Demi apa pun itulah yang Alnaira rasakan karena cukup lama tak bertemu, bahkan be

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   143). Alnaira Ikut Bahagia

    ***Meskipun kesal, dongkol, bahkan benci pada calon istrinya itu, Gema tetap mengejar Aneska menuju lift. Berbeda dengan dia dan sang calon istri yang masih terus berdebat, Alnaira sendiri sudah kembali tenang.Tak lagi memegang undangan, dia kini tengah menikmati angin di balkon hingga di tengah kegiatannya itu, sebuah panggilan masuk.Mengambil ponselnya itu, senyuman terukir di bibir Alnaira setelah nama Regan terpampang, sehingga dengan segera dia pun menjawab panggilan."Halo, Pa.""Halo, cantiknya Papa. Apa kabar kamu hari ini, Nak? Baik?""Alhamdulillah baik, Pa," ucap Alnaira. "Papa sama Mama gimana? Baik?""Baik, Cantik. Alhamdulillah," kata Regan. "Oh ya, Anes sama Gema udah ke sana? Mereka katanya mau anterin undangan ke kamu sama yang lainnya di Bandung.""Udah, Pa," kata Alnaira. "Anes aja sih, Gema enggak ada. Dia mungkin nunggu di mobil atau anterin undangan ke tempat lain, aku sendiri enggak tahu.""Oh gitu," kata Regan. "Lama enggak Anesnya di sana? Sebulan enggak ke

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   142). Gema Rindu Alnaira

    ***"Bukan siapa-siapa. Orang iseng kayanya, udah pergi juga tuh barusan yang pencet bel."Memberikan jawaban bohong, itulah Aneska setelah pertanyaan tentang siapa yang datang ke apartemen Alnaira, dilontarkan sang pemilik.Bukan tanpa alasan, jawaban bohong tersebut sengaja dia katakan karena bukan orang asing, faktanya yang sejak tadi menekan bel adalah Gema dan sebagai calon istri yang akan segera dinikahi oleh pria itu, Aneska tak mau Gema bertemu dengan Alnaira."Oh, kirain Sky," kata Alnaira. "Dia janji buat ke sini soalnya.""Bukan," kata Aneska sambil tersenyum. Mendekat pada Alnaira, dia kemudian berkata, "Oh ya, Na, karena aku masih ada urusan di Bandung, aku pamit dulu ya. Kamu nanti jangan lupa pulang karena aku sama Gema nunggu kehadiran kamu.""Buru-buru banget.""Iya, karena masih ada undangan yang harus aku bagiin," kata Aneska. "Teman aku kan ada juga yang di Bandung.""Oh gitu ya," kata Alnaira. "Ya udah kalau gitu hati-hati di jalan ya. Habis dari Bandung, kalau bi

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   141). Undangan Pernikahan

    ***"Iyalah, apa coba yang enggak gue tahu tentang lo?" tanya Sky. "Semua rasa sakit lo aja gue tahu. Iya enggak?""Mulai deh," kata Alnaira sambil tersenyum."Kenapa?" tanya Sky."Enggak sih," kata Alnaira. "Bingung juga harus ngomong apa.""Yeee, enggak jelas," kata Sky yang direspon senyuman oleh Alnaira, sehingga tak ada lagi obrolan, setelahnya suasana hening.Berlangsung selama beberapa detik, Sky kembali memulai percakapan dan kalimat yang dia lontarkan adalah; sebuah harapan."Semoga enggak cuman kaki, hati lo bisa sembuh juga di sini ya, Na," kata Sky. "Enggak ada lagi kesedihan dan air mata, gue harap ke depannya cuman senyuman yang lo tampilin dan kalau boleh, gue berharap lo bisa nemuin pengganti Gema di sini yang jauh lebih baik daripada dia. Lo gadis yang baik dan lo sangat pantas buat dapatin laki-laki baik."Tersenyum sambil memandang Sky yang kini berdiri sambil bersandar pada pagar, kedua mata Alnaira berkaca-kaca. Bukan karena sedih, semua terjadi karena dirinya bah

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   140). Apartemen Baru

    ***"Udah, kan? Kita udah tahu di mana apartemen Nana selama tinggal di Bandung. Jadi daripada diem terus di sini mendingan kita pergi, karena selama di Bandung aku pengen mampir dulu ke suatu tempat."Memandangi Alnaira dan yang lainnya di lobi gedung apartemen, ucapan tersebut Aneska lontarkan pada Gema. Berada di parkiran depan apartemen, sejak beberapa waktu lalu dia dan sang calon suami mengawasi Alnaira beserta keluarganya karena kata Gema, pria itu tak mau pergi sebelum Alnaira memasuki apartemen.Beberapa jam perjalanan, mereka akhirnya sampai di Bandung. Tak ketahuan, keberadaan Aneska dan Gema sampai saat ini aman karena meskipun selalu berada di dekat mobil yang dikendarai Sky, tak ada satu pun yang curiga perihal Aneska dan Gema yang ikut pergi ke Bandung.Tak sia-sia meminjam mobil sang sahabat, Gema lega karena meskipun tak bisa bertemu langsung, setidaknya dia bisa mengawal Alnaira dengan selamat sampai tempat tujuan, dan karena cintanya pada perempuan itu masih sangat

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   139). Sky yang Selalu Menghibur

    ***"Selama gue belum punya istri, lo boleh bergantung sama gue kapan pun lo mau, Na," ucap Sky. "Gue bakalan selalu ada buat lo, karena gue cinta sama lo, cuman tolong jangan terbebani sama perasaan gue karena meskipun cinta, gue enggak berambisi buat dapatin lo. Ambisi gue tuh bahagiain lo dan kalau nanti lo bahagia sama cowok lain, gue tentunya ikhlas. Lega malah karena lo bahagia, gue bahagia.""Kamu baik banget Sky," ucap Alnaira. "Aku sampe bingung mau bilang apa saking baiknya kamu.""Bilang gue ganteng aja udah cukup kok," kata Sky sambil tersenyum. "Udah ah, jangan sedih-sedih. Daripada mikirin Anes, mendingan lo nikmatin perjalanan sambil senderan di bahu gue. Setelahnya mau tidur? Silakan, gue enggak akan keberatan.""Pegal nanti.""Enggak akan," ucap Sky. "Ayo buruan senderan.""Enggak apa-apa?""Enggak apa-apa, Nana. Ayo buruan mumpung gue lagi baik."Tak banyak bicara, selanjutnya Alnaira memilih untuk melakukan apa yang Sky anjurkan. Bersandar di bahu kiri sang sahabat,

DMCA.com Protection Status