Bagaimana rasanya bersama orang yang lebih Tua beberapa tahun dari usiamu? Terlebih dia tampan juga baik dan perhatiannya hanya padamu? apakah kalian tidak merasa ada sesuatu yang bergejolak di dalam jiwa kalian? Itulah cinta, cinta tak memandang umur, wajah, sifat, fisik atau yang lain-lain. Kalau ada yang bilang dari mata turun ke hati itu hanya rasa suka mereka terhadap objek yang indah dan bukan cinta! Seperti itulah seorang gadis bernama Puspita, anak tukang kebun dan ibu penjual nasi kotak pesanan yang menyukai pria bernama Nicky yang notabenenya adalah anak dari bos ayahnya, apakah pria itu juga memendam rasa yang sama? baca untuk tau kisahnya!
View More"Om jaga kesehatan ya di sana, aku bakal nunggu om pulang, makasih udah kasih aku baju, mainan dan yang lainnya.
Tapi sekarang om sudah mau pergi lagi, aku harap om gak lupain aku! Jangan lupain aku ya om, please! Kalau pulang kabarin juga! Dadah Om Nicky! Aku tunggu <3"Sebuah tulisan di kertas yang hampir robek sebagian, ia tutup kembali lalu menggantungkannya, surat kecil itu sudah usang dimakan usia.Sudah bertahun-tahun berlalu, waktu terasa begitu lambat sangat lambat. Ia beharap bisa pulang lebih cepat, namun ia mengurungkan niatnya agar bisa lebih lama tinggal di kampung halaman.Setelah lulus ini, pria bernama Nicky itu akan pergi lagi untuk melanjutkan S2, ia ingin menjadi dokter spesialis bedah dan itu akan memakan waktu yang lama lagi.Jadi dia akhirnya sampai di titik ini, dimana dia pulang membawa prestasi besar tak lupa dia juga mempersiapkan beberapa hadiah untuk semua orang, termasuk ibunya.Dan yang lebih membahagiakannya sekarang, ibunya sedang hamil. Ia tak sabar memiliki adik.Sekarang Nicky masih berada di pesawat, mungkin sebentar lagi akan mendarat, dia berharap anak itu ikut menjemput seperti di mana dia ikut mengantarnya, kabarnya setelah mengantar anak itu jatuh sakit.Pasti anak itu sudah besar, ia ingin tau setinggi apa dia sekarang. Namun saat sampai wajahnya yang semulanya senang saat turun dari pesawat mendadak kecewa, padahal ia sudah berharap anak itu ikut.Tak apa, selama ia di sini ia akan mengunjungi anak itu kapan pun. Gadis kecil yang membuat dia merasa bahagia dalam waktu singkat, anak itu bernama Puspita...Sebuah suara memotong dari dapur, begitu cepat seakan mereka akan mati bila mana, potongan itu tak kunjung siap. "Buruan doang Puspita! Acaranya mau mulai sore ini.""Iya ini juga mah, emang ada apa sih?" tanya seorang gadis yang di kuncir kuda pada bagian rambutnya, tahun ini dia memasuki dunia putih abu-abu, yang mana orang bilang paling banyak kenangan di sana.Baru beberapa saat yang lalu dia pulang sekolah, dan di suruh sang nyonya besar untuk memasak pesanan, majikan mereka yang ingin berbagi pada sesama.Hampir 800 nasi kotak wanita itu siapkan sendiri dan gilanya itu selesai dalam waktu 2 Hari, dengan dia yang tidak tidur bersama ibunya.Setelah dia lulus SD, ibunya membuka bisnis nasi kota dan pesanan untuk acara lainnya, hingga sekarang dan sialnya dia ke timpaan capeknya karena harus membantu wanita itu jika ada pesanan.Ya walau sering di kasih uang lebih besar, tetap saja capek yang ia rasakan.Ia sekarang memotong timun dan wortel untuk acar, setelah di atas sudah dia memberikan baskom berisi irisan kedua bawah itu pada ibunya. "Nih!""Nah pinter, sekarang bungkusin sounnya ya!" ujar sang ibunda yang membuat gadis bernama Puspita menghembuskan nafas kasar sambil memasang wajah masam. Mau di tolak takut di kutuk, gak di tolak dia yang capek, nasibnya memang."Mah!" panggil Puspita kala tengah memasukan mie putih yang sudah di beri bumbu itu, tak lupa kasih kecap yang lumayan banyak sehingga menghasilkan warna coklat pekat yang menggiurkan."Hhhmm, apa?" tanya ibunya yang kini sedang membumbui acar itu."Nyonya ada apa sih, pesan segini banyak? Buat acara 3 bulanannya ya?" tanya Puspita, ya wanita yang duduk di kursi roda itu sekarang tengah mengandung 2 bulan lebih, dengar-dengar kembar juga.Ayah gadis itu bekerja sebagai tukang kebun di rumah wanita yang mereka sebut "Nyonya" itu."Ngacok kamu, 2 bulan aja belum genap," ucap ibunya yang membuat Puspita nampak berpikir lagi.Sekarang sudah ada 10 buah soun yang ia bungkus, karena sudah terbiasa sejak dulu, bergerak cepat pun tak masalah."Lah terus? Buat apa dong? Ah aku tau sekarang tuan bos dapet bisnis baru, ya kan?" tanya Puspita kembali menebak dan terlihat senang karena jawabannya kali ini pasti benar."Sok tau kamu, emang kamu gak tau hubungan suami istri kayak gimana?" tanya ibunya yang kini menaruh acar yang sudah ada cabe rawit hijau utuh bercampur bersama timun dan wortel itu."Enggak, emang kenapa?" tanya Puspita polos, padahal ayahnya kerap kali bercerita pada ibunya soal kedua majikan itu, tapi seperti Puspita yang rangking 1 dari bawah itu memang benar-benar bodoh untuk mencerna sesuatu."Mereka tuh gak pernah akur, bahkan sering berantem, masa kamu gak tau? Ayah kamu sering cerita juga kalau ada kejadian pertengkaran mereka.""Hahaha." Tawa Puspita yang tiba-tiba membuat ibunya menatap sang putri heran, sekarang ia lihat sudah ada 30 bungkus yang gadis berumur 16 tahun itu buat."Kenapa kamu ketawa?""Mama, mama, mana ada suami isteri yang bertengkar tiap hari, tiap malam punya anak, bahkan anaknya mau 3 lagi, gak masuk akal banget."Pletak! Sebuah centong kayu berbentuk sedikit kotak di atasnya, mendarat tepat di kepala Puspita dan tentu saja biang keroknya sang ibunda tercinta."Kamu tuh ya, tentu aja karena tuan bos itu pemaksa, tapi mama juga heran sih kata orang tuan bos itu mandul, tapi kok anaknya jadi banyak ya?"Puspita mengangguk setuju, pikiran ibunya walau yang baru saja terkena pukulan dia, rupanya yang berpikir lebih normal itu ibunya."Ah mama tau, pasti bayi tabung, iya itu pasti."Puspita sekarang berpikir juga, mungkin saja sih, tapi ia tak mau ambil pusing yang penting bagaimana caranya agar ini selesai dalam waktu singkat. Sekarang saja sudah jam 1 siang dan bungkusan mereka masih banyak."Oh iya, mama lupa kasih tau kamu. Kalau sebenarnya pesanan makanan sebanyak ini, untuk menyambut tuan muda yang pulang."Prang! Sendok di tangan Puspita jatuh. "Tuan muda mau pulang mah?""Iya, kamu tuh kenapa sih? Bikin mama kaget aja?" tanya ibunya yang heran, tak lama wajah anaknya yang semula syok mendadak tersenyum lebar.Dengan cepat dia memasukan soun itu, dengan kekuatan penuh membuat ibunya heran. Tak lama ia ingat tentang kejadian masa lalu dimana mereka berdua bersama dalam waktu singkat lalu berpisah dengan rasa sedih yang membekas.Setelah pulang anak itu sakit selama 2 hari, itupun jika tidak di infus mungkin nyawanya sudah tak tau lagi, dengar-dengar anak itu telah menyelesaikan sarjana kedokteran nilai kelulusan yang tinggi.Entah wanita beruntung mana yang akan menikahinya, padahal kalau di ingat-ingat melanjutkan pekerjaan ayahnya saja, dia bisa begitu banyak uang, kenapa harus menjadi dokter?"Pita!" panggil ibunya yang membuat gadis yang sudah membuat hampir 70 bungkus itu menatap ibunya heran."Mama harap kamu jangan terlalu dekat dengan Tuan muda! Bagaimana pun kita ini berbeda, nak!"Mendengar hal itu, entah kenapa hati Puspita sakit, dia pun mengangguk sambil menunduk, memasukkan mie panjang itu lebih lambat dari pada sebelumnya.Saat ini keduanya melihat Archer dengan tatapan kasihan, ayah Nicky betul-betul kehilangan akal setelah kematian mendingang isterinya. Terlihat bingkai foto tanpa kaca yang terdapat foto ibu Nicky yang tersenyum lebar membuat keduanya saling bertatapan, dokter bilang tak ada perubahan sama sekali selama masa pengobatan, membuat mereka tak tau harus apa. Puspita menatap pria di sampingnya iba, dia mengelus lengannya pelan. Gadis itu tak bisa berkata apapun jika situasinya seperti ini, kenyataan memang amat pahit bagi pria itu. Orang yang kerap kali tersenyum lembut itu, sekarang memiliki kehidupan yang kelam, yang tak pernah orang lain bayangkan. Ibunya meninggal karena kanker yang dia derita selama 5 tahun dan itu tanpa pengetahuan semua orang, bahkan sebelum Nicky kembali melanjutkan S2nya di Singapura penyakit wanita itu sudah mulai terlihat dan sialnya dia juga sedang mengandung adik Nicky. Kematian yang mendadak dan tanpa menduga, membuat 4 orang terluka secara bersamaan namu
“Mentalnya terganggu, membuat dia seperti ini. Karena saya bukan dokter kejiwaan dan ini bukan rumah sakit seperti itu, saya sarankan untuk membawanya ke rumah sakit jiwa untuk penanganan lebih baik, hanya ini yang bisa saya sarankan, saya permisi!”Nicky terduduk di kursi tunggu, dimana ayahnya sekarang mengamuk di dalam kamar pasien VVIP yang mereka minta. Ketiganya hanya bisa menghembuskan nafas kasar mendengar apa yang dikatakan dokter, dan Puspita menatap pria itu dengan iba. Sudah ibunya tiada sekarang ayahnya yang kacau balau pasti pikiran begitu runyam saat ini. Sedangkan Angga menatap Nicky dengan tatapan serius. “Tuan muda! Dikarenakan Tuan Archer mengalami hal ini, sebaiknya anda memegang perusahaan terlebih dahulu sampai beliau dinyatakan sembuh.” Puspita menatap tak paham pada majikannya. “Tuan Angga, apa ini tidak terlalu terburu-buru? Bagaimanapun Om baru saja terkena musibah yang bertubi-tubi.” “Saya tau, tapi perusahaan tetap berjalan dan saya sebagai tangan kanan
“Kakak pita!” tangis dua anak lelaki yang baru saja kehilangan ibunya, Puspita sengaja datang kemari untuk menenangkan dia bocah itu. Dan ternyata benar mereka masih menangis meratapi kepergian ibu mereka, dua anak yang masih kecil itu malah mendapatkan kenyataan pahit yang begitu menyiksa jiwa polos mereka. Puspita segera memeluk keduanya, dan menenangkan tangisan mereka. “Kenapa kalian terus menangis, hhhmm? Ini sudah malam sebaiknya kalian tidur.” “Hiks! Kami tidak bisa tidur karena mama gak ada, huuuaa. Mama hiks, mama hiks,” tangis Vano yang begitu menyayat hati, Puspita tak tega melihat mereka dia serasa ingin menangis juga, tapi jika ikut melakukan hal itu makan suasana akan semakin kacau. “Vano! Vino! Dengar kakak! Mama gak kemana-mana! Dia hanya sekarang pindah tempat.” “Pindah tempat?” tanya Vino yang merasa bingung dengan ucapan wanita muda di depannya. Puspita tersenyum. “Iya, saat ini mereka ada di hati kecil kalian, mama akan selalu ada sama kalian dan mama gak per
Pemakaman ini Nicky berlangsung dengan air mata, ucapan menyesal bercampur tangisan kerasa dari bibir kecil adik kembar Nicky, begitu terdengar pilu memecahkan keheningan yang ada di sana. Puspita juga ikut terisak, dia mengenang semua kebaikan wanita yang sudah ia anggap sebagai ibu kedua, walau harusnya tidak pantas namun sikapnya membuat dia tak pernah percaya apa yang terjadi. Puspita berdiri cukup jauh dari pemakaman itu, lagipula dia bukan siapa-siapa untuk maju paling depan. Ia sekarang melihat Nicky yang terdiam mematung dengan air mata yang kering, tentu saja Puspita merasa lebih sakit lagi melihatnya. Pasti pria itu sangat terpukul, Puspita yang melihatnya kembali tak dapat menahan tangisannya. Ibu dan ayahnya sekarang ada di sampingnya, mereka juga ikut menangis sedih, tapi tidak seperti Puspita yang terdengar begitu pilu.Satu persatu orang pergi meninggalkan pemakaman yang masih basah itu tersebut, Nicky menoleh kebelakang dan pandangan mereka bertemu. Setelahnya Nick
Puspita mengemas beberapa baju yang akan di pakai nanti, saat ini jam baru menunjukkan pukul 5:54. Pukul 6 lewat Angga akan menjemput, walau sore mereka akan kembali tapi tetap saja dia harus mempersiapkan dengan baik. Mulai dari makeup juga peralatan lainnya, setelah semuanya ia hafal puspita cukup percaya diri untuk hadir di acara meeting itu. Ibu Puspita masuk ke kamar sambil membawa beberapa kue juga minuman. “Lama emang kerjanya?” Puspita menggeleng. “Enggak tau juga mah, tapi sore pita pulang kok.” “Iya ya udah, hati-hati aja di jalan!” ujar Ibunya yang nampak khawatir, apalagi Puspita adalah anak satu-satunya tentu saja orang tua takut terjadi sesuatu. Puspita mengangguk, sambil tersenyum lebar. “Iya mah.” Saat sedang berbincang-bincang dengan ibunya, sebuah suara klakson mobil membuat keduanya menoleh. “Itu mobilnya Puspita?” “Iya kali mah, katanya jam 6 lewat untung aja aku udah siap semua.” “Ya udah buru-buru sana! Mungkin rapatnya lebih cepet.” Puspita mengangguk p
Gadis belia itu sekarang bergerutu kesal, karena pusing dengan semua pekerjaan yang seperti tak ada habisnya, kenapa ia harus mengiyakan hal yang tak ia suka, walau gajinya lumayan juga mendapat bonus tapi sama saja dia menggali kuburnya sendiri. Saat sedang frustasi, sebuah ketukan di meja membuat dia menoleh. Wajahnya sekarang terkejut juga merasa malu, dengan apa yang terjadi. Namun ada yang aneh dengan pria yang menatapnya kosong, juga penampilan yang terkesan berantakan, apalagi wajahnya yang terlihat basah. Puspita bangkit dari duduknya, dengan mimik khawatir. “Om! Ada apa? Om gak apa-apa?” Nicky masih terdiam sambil mengatur nafas. “Bisa kita keluar sebentar?” Puspita seketika tau apa yang baru saja terjadi, pria di depannya ini baru saja menangis, terbukti dari suaranya yang serak dan nada yang sedih namun tertahan. Akan tetapi dia juga banyak kerjaan sekarang, matanya sekarang melihat sekitar. Beberapa orang yang melihat mereka kembali bekerja, lagipula tak ada yang bis
Setelah kejadian itu, Puspita hampir malu setiap saat, dia kadang berbicara sendiri sambil berteriak pelan, membuat beberapa orang yang melihat itu merasa heran. Yang tak pernah ia bayangkan, bagaimana mungkin dia melakukan hal itu. Puspita memang agak tak sadar saat itu, dan yang mengingatkan semuanya adalah orang yang ia cium hampir secara paksa. Saat ini dia benar-benar malu untuk bertemu pria itu, hampir dua hari sejak kejadian tersebut. Brugh! Sebuah tumpukan berkas di taruh begitu saja di sampingnya, membuat ia kini menatap orang yang melakukan itu. Ternyata biang keroknya seperti biasa adalah sang bos tercinta yaitu asisten Angga. “Kenapa kamu melihatku begitu?” tanya Angga yang merasa risih dengan tatapan memelas dari anak itu. Mata Puspita kini melihat tumpukan itu lagi, kali ini lebih banyak dari pada kemarin. “Kenapa banyak banget, Tuan?” “Nyonya Emery sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja, jadi dia tidak masuk ke kantor selama beberapa waktu. Kamu bantu saya dulu
“Lepaskan aku! Jangan!” ujar Puspita yang sekarang sedang dikepung oleh beberapa lelaki yang ia tak kenal, saat hendak menunggu orang yang ingin menjemputnya, dia malah mendapat musibah seperti ini. “Manis! Ayolah main sama kami nanti kami kasih uang, lagipula gak baik cewek sendiri di malem hari kayak gini!” ujar salah satu dari mereka, tentu saja Puspita menggeleng. “Enggak! Lepaskan! Aku mau pulang!” ucap Puspita sambil menangis, dia amat ketakutan sekarang, apalagi toko ini sudah tutup, sedangkan orang yang ia tunggu tak kunjung sampai. “Ayo pulang sama kita aja, gratis kok tapi colek-colek dikit gak apa-apa kan, hahahaha?” ucap yang satu lagi, sambil tersenyum nafsu pada Puspita. Beberapa mereka sudah mencoba memegang tubuh gadis itu, semakin menjadi saja rasa takutnya sekarang. “Jangan! Aku gak mau! Tolong!” Gadis itu pun berjongkok karena tak tau harus bagaimana lagi, dia menangis sejadi-jadinya sambil terus menepis tangan para orang jahat itu. Bugh! Bugh! Bugh! Sebuah
Satu Minggu berlalu, keduanya sekarang sibuk dengan urusan masing-masing. Kadang keduanya hanya bisa menelpon jika waktu luang, itupun hanya sebentar karena tak ada waktu bagi keduanya. Puspita sekarang sedang fokus memperbaiki berkas yang sangat berantakan, karena perbuatan anak magang yang sama sekali tak paham bagaimana bekerja membuat dia yang terkena imbasnya saat ini. Walau begitu ia merasa cukup senang karena hasil kerja di puji Angga sang asisten ayah Nicky, berarti dia harus bekerja lebih giat lagi agar segera mejadi karyawan di perusahaan ini. “Puspita!” panggil seseorang yang cukup familiar, membuat gadis itu menoleh. “Ah iya Tuan Angga?” Pria dewasa itu melirik kearah jam yang menunjukkan pukul 6 sore, lalu melihat gadis belia itu. “Apa pekerjaanmu sudah selesai?” “Hampir Tuan, memang ada apa? Apa perlu sekarang?” Angga menggeleng sambil memberi beberapa map yang berisikan pekerjaan yang harus Puspita kerjakan nanti. “Tolong kamu revisi ini! Karena lusa akan diperlu
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments