All Chapters of Kania (Gairah Seorang Pembantu) : Chapter 31 - Chapter 40

69 Chapters

Bab 30

Arumi masih belum mengerti apa yang di maksud oleh Kania. Kotak apa yang baru saja dia buang? Dan untuk apa pula Kania meminta kotak itu? "Kenapa sih?" senggol Adi kala mendapati sang istri malah bengong. Arumi sontak terkesiap, "Eh, nggak. Aku cuma lagi coba ngingat aja. Emang kotak apa yang di maksud sama Kania?" "Duh, udahlah. Kamu mikir yang nggak perlu di pikirin." Adi segera membuka pintu kamar setibanya mereka di depan ruangan peristirahatan itu. Baru saja melangkah sekitar satu meter, indera penciuman Adi tiba-tiba jadi sensitif karena mencium aroma kamarnya sendiri. "Bau apa nih? Kok nyengat banget sih?" adunya sambil mengibas-ngibas tangan di depan wajah. Sang istri ikut mengendus aroma yang baru saja dia sadari kalau aroma ini bukanlah aroma yang dia suruh Kania semprotkan. Alih-alih aroma melati, malah aromaterapi yang kebetulan Adi sangat tidak menyukainya. Katanya persis sedang berada di lorong rumah sakit. Bau obat-obatan. "Lho, kok jadi ini sih aromanya? Padahal
Read more

Bab 31

"Mas, dengerin aku dulu!"Adi terlalu gusar sehingga tak lagi peduli tentang ucapan sang istri. Dirinya lebih dulu menutup pintu kamar rapat-rapat, ingin menenangkan diri di dalam sana.Sial! Hari ini harinya benar-benar dibantai habis oleh keadaan dan situasi yang menjengkelkan. Baru saja diserang aroma yang menjijikkan, sekarang malah menemukan fakta kalau hadiahnya pada sang istri sudah di buang. Mana tidak pernah di kenakan. Di buang pula. Apa tidak panas hari Adi merasakannya.Di satu sisi yang lain, Arumi menghela napas besar-besar, benar-benar tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dia juga tidak pernah mengingat kalau dia pernah membuang hadiah dari suaminya itu. Tapi balik lagi, kenapa bisa ada di Kania? Apa benar Arumi sudah membuangnya?Percuma juga membentuk pintu kamar upaya meminta untuk berdamai. Suaminya pasti tidak akan mendengarkan. Apalagi mengingat tentang keadaan di kamar mereka. Pastinya tentang aroma yang tersimpan di udara itu. Sudah pasti membuat Adi le
Read more

Bab 32

"Kania?" gumam Arumi tidak tahan untuk tidak mengusik. Seiring dia mendekat, Arumi melihat jelas raut kekagetan di wajah pembantunya itu. "Ngapain kamu, Kania? Apa yang saya dengar barusan?"Jujur saja–mungkin dirinya sering mengancam Adi dengan melibatkan Arumi, tapi setelah keadaan ada di depan matanya, jantungnya rasanya ingin melompat dari tempat. Melihat Arumi dengan mimik wajah yang tak bersahabat, membuat Kania getir tak tertahankan. Apa Arumi mendengarnya tadi? "I-Ibu sejak kapan ada di situ?" tanya Kania alih-alih menjawab. "Jawab saya. Apa yang baru saja kamu bilang sama suami saya? Saya nggak salah dengar kan, Kania?" sergah Arumi tak ingin basa-basi. Kania meneguk ludah cukup berat. Diliriknya sekali pintu di sisi kirinya, sangat berharap kalau Adi keluar dari dalam sana. Atau kalau tidak, maka semuanya akan terkuak di sini. Bukan Kania takut akan dipecat atau apa, tapi bukan hanya kehilangan pekerjaan durinya juga akan kehilangan kesempatan bertemu dengan Adi, pujaan
Read more

Bab 33

Kalau saja tubuh Kania tidak segera luruh, mungkin Adi akan tetap meluapkan amarahnya atau lebih parahnya bisa membunuh membantunya itu. Dengan terjatuhnya Kania di lantai dengan keadaan terduduk bersandarkan dinding, barulah Adi sadar yang segera membuat seluruh tubuhnya bergetar. Apalagi melihat gadis itu sudah lemas dengan napas yang tampak satu-satu. "Ka-Kania," gumam Adi, mendadak getir. Kedua kakinya segera ditekuk upaya memeriksa keadaan Kania. "Kania, kamu nggak apa-apa?" Yang ditanyakan keadaannya sudah terduduk lemas tak sanggup lagi bersuara. Demi Tuhan, Kania juga sebenarnya sudah sangat cemas ketika Adi tidak juga melepas dirinya. Mungkin Tuhan masih memberikan kesempatan untuknya agar terus mengejar kebahagiaan yang telah disediakan. Itulah kenapa Tuhan membuat Adi segera menyadari kesalahannya. "Kania, ma-maafkan saya. Saya ... nggak berniat ...." "Bapak mencoba membunuh saya?" sela Kania dengan suara lemah. Matanya juga sayu-sayu menatap Adi. Lelaki itu bergegas
Read more

Bab 34

Sementara Adi sedang tertahan diri di dalam 'jeratan' Kania, di atas sana ada Arumi yang sudah menahan emosi sejak tadi. Dibalik emosinya, hanya rintik air mata yang bisa menceritakan betapa sakit perasaannya malam ini. Tidak pernah Arumi bayangkan akan mendapatkan kata-kata jahat seperti itu dari Adi. Dia sudah berusaha sekuat mungkin untuk berubah, tapi kenapa lantas Adi yang tampak sulit serta sukar untuk melakukan hal yang sama? Juga tentang perintahnya pada Kania. Apa sebenarnya yang dipikirkan Adi sehingga mampu bersikap setenang serta segamblang itu? Hari istri mana yang tidak terluka jika sudah begini? Lihatlah sekarang, jangankan untuk membujuk, terdengar batang hidungnya saja ada di mana Arumi tak tahu. ***Mentari sudah menyambut sejak tadi. Di tempat sana, tampak Kania juga sudah mulai terjaga. Begitu bola matanya terbuka, tak dia temukan pagi pria kekar yang sejak tadi malam ada di sisinya. Walau dengan enggan Adi menerima semua perlakuan Kania–meraba tubuh pria itu, t
Read more

Bab 35

Akhirnya Arumi kembali luluh pada bujuk rayu sang suami. Keduanya pun sudah kembali terlihat baik-baik saja.Begitu suami istri itu meninggalkan rumah, Kania pun usai dari aktivitas yang berpura-pura patuh pada Arumi. Dai menghela napas terasa jengah, tidak betah juga lama-lama menghadapi majikannya dengan wajah polos dan lugu.Manakala keadaan rumah sepi tanpa penghuni, Kania pun beralih menuju kamar atas, kamar majikannya. Sudah lama keinginan ini muncul di dalam hati Kania.Akan lebih nyaman jika dirinya bisa menempati kamar mewah Arumi tentunya dengan sang pujaan hatinya.Seperti biasa, sepasang matanya pasti akan menyapa bingkai besar di atas ranjang. Apa lagi kalau bukan potret pernikahan Adi dan Arumi. Tampak begitu serasi. Adi yang kekar, serta Arumi yang tinggi jenjang.Satu sudut bibirnya terangkat membentuk seringaian. Tampak sekali raut wajah yang tak suka.Melupakan tentang foto, Kania berjalan menuju lemari pakaian Arumi. Ada banyak sekali pakaian-pakaian yang sangat men
Read more

Bab 36

Aida mendengus gusar akan perkataan Kania barusan padanya. Padahal jika dilihat-lihat lagi, Kania memiliki wajah yang polos dan sangat cocok dalam peran protagonis di drama-drama. Tapi balik lagi, penampilan memang tidak akan pernah bisa menjadi patokan utama dalam menilai watak seseorang."Jangan lancang kamu ya. Kamu siapa sih di rumah ini? Art, bukan?" sembur Aida.Kania tertohok seketika. Wajahnya berubah kalut, tak berpikir kalau perempuan yang dia anggap pengemis itu satu jurus bisa menebak siapa dirinya.Apa penampilannya saat ini masih bisa mengklaim bahwa dia adalah seorang pembantu. Padahal sudah sebaik mungkin dirinya mengubah penampilan, tapi kenapa masih ada yang tidak beranggapan kalau dia adalah nyonya rumah?"Apa? Art? Kamu ini buta atau apa? Nggak liat saya secantik apa? Emang ada pembantu yang pake pakaian mahal kayak gini? Mikir dong!" cerca Kania tak terima."Saya tahu siapa pemilik rumah ini! Jangan main-main kamu ya! Lagian juga, saya kenal kok baju yang kamu pak
Read more

Bab 37

"Mama kok nggak nelpon dulu sih? Kan bisa Arumi jemput ke bandara," ucap Arumi, sedikit bersalah karena membiarkan sang ibu datang tanpa sambutan."Udahlah. Lagian Mama juga nggak kah ganggu waktu kalian. Kamu bilang lagi sama suami kamu, kan? Masa iya Mama jadi nyamuk gangguin orang pacaran," sahut sang ibu.Saat Arumi tersenyum kecil, Kania malah tersenyum semu. Kata-kata Aida sangat ampuh membuat hatinya terbakar. Memang perempuan sialan!Begitu selesai Aida melepas rindunya dengan sang cucu, barulah sang putri ditatap penuh, seolah mencurahkan segala rindu yang sudah bersarang di dalam hatinya.Pahatan wajah Arumi ini sangat mirip dengan sang ayah. Itulah kenapa saat melihat putrinya sendiri, Aida merasa kehadiran suaminya yang sudah dua tahun wafat sebab sakit parah.Tahu kalau sang mertua ingin memeluk Arumi, Adi pun sigap mengambil alih Azka sehingga pelukan penuh rindu itu kini terlepas. Arumi tak tahan membendung air matanya, hingga pipinya akhirnya basah."Apa kabar kamu, Sa
Read more

Bab 38

Perkataan Aida memang sempat membuat Adi bertanya-tanya apakah ibu mertuanya itu tahu tentangnya. Akan tetapi, meski demikian, dirinya enggan untuk bercerita apa pun jika sekiranya tebakan Aida benar adanya.Karena baginya hanya dari bibirnyalah semua pengakuan itu harus terlontar pada sang istri. Jika ada yang mendahuluinya, maka Adi akan siap berbohong demi keutuhan rumah tangganya.Begitu Aida tak lagi terlihat, kontan saja mimik wajah Adi berubah drastis menatap Kania. Sosok perempuan di sana memang sangat tidak punya rasa takut. Padahal Adi sudah membuat tatapan penuh ancaman bahkan bak busur panah yang siap menusuk. Akan tetapi, alih-alih gentar, Kania malah semakin membalas tatapan pria itu tanpa takut sama sekali."Ikut saya!" tukas Adi, lalu berjalan lebih dulu.Kania tak bahkan tak peduli jika harus berhadapan dengan setan yang ada di dalam diri Adi. Baginya, pria itu adalah definisi kebahagiaan meski dalam warna apa saja. Lihatlah reaksinya yang malah tersenyum puas sambil
Read more

Bab 39

Hampir setengah jam lamanya Aida membujuk sang putri agar tak cepat mengulang keputusan tanpa pertimbangan. Bukan apa-apa, atau bukan pula ingin membela apa yang di lakukan menantunya, tapi mengiyakan atau sekadar mendukung keputusan Arumi yang ingin membicarakan sebuah perpisahan bukanlah keputusan yang bijak. Apalagi dirinya ada seorang ibu, pun seorang perempuan, akan banyak konsekuensi yang harus ditanggung nantinya.Pada akhirnya pun–walau dalam keadaan terpaksa, Arumi menerima nasihat sang ibu. Kata ibunya jangan terburu-buru. Jika masih bisa diperbaiki, maka perbaiki. Akan lebih sakit jika masih ingin bersama tapi hasutan belia justru meminta berpisah."Ya udah yuk turun ke bawah. Mama belum ada makan lho dari tadi. Tega apa buat Mama kelaparan gini?" rengek Aida, berharap putrinya segera lupa rasa sakit hatinya."Lho, Mama kok belum makan sih? Kan harusnya bisa langsung minta sama Kania," sahut Arumi. Dia jadi kaget.Mau minta apa? Lihat wajahnya saja sudah bikin eneg. Orang y
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status