Semua Bab Kania (Gairah Seorang Pembantu) : Bab 51 - Bab 60

69 Bab

Bab 50

Langkah indah yang Kania jalani menuju kamar Adi, begitu terlihat penuh semangat dan keindahan yang dibantu imajinasi yang sudah berlayar mesra di dalam bayangannya. Tak jarang senyumnya luntur hanya karena membayangkan interaksi antara dirinya dan Adi nanti. Setibanya di depan pintu kamar, sengaja Kania tidak mengetuk sebelum masuk. Karena dia tahu, pasti Adi akan terusik dan buru-buru menyuruhnya keluar. Dari pada hal tidak diingatkan terjadi, lebih baik Kania mencari jalan aman. Tanpa basa-basi tangannya membuka pintu kamar lantas melengos masuk ke dalam sana. Dari jaraknya kini, tampak sudah punggung tegap milik Adi yang saat ini membelakanginya. Laki-laki itu hanya di balut selimut putih. Apa Adi sedang tidak mengenakan baju juga? Pikirnya. "Kamu dari mana aja sih, Sayang? Padahal kita belum selesai," gumam Adi. Berpikir kalau yang baru saja masuk ke kamar adalah istrinya.Ucapan itu lantas membuat Kania merasa bimbang serta bingung. Ingin dia senang, tapi tahu kalau ucapan it
Baca selengkapnya

Bab 51

Adi mendesah frustrasi lagi dan lagi. Kalimat perjanjian ini sudah sangat memuakkan baginya. Sejak kemarin Adi mencoba berdamai dan memberikan apa yang perempuan itu inginkan, tetapi ujung-ujungnya tetap saja sama. Kania tetap ingat dan terus berbuat seolah-olah dirinya tidak salah."Sudah berulang kali, Kania. Kamu sadar atau nggak, tapi kamu lagi memeras saya! Kamu sudah keterlaluan!" erang Adi. Sembari bangun dari duduknya."Sudah berulang kali saya meminta, tapi Bapak nggak ada respons, Pak. Kalau aja Bapak bersikap baik sama saya, nggak mungkin semua ini akan terjadi. Bapak yang keterlaluan. Bapak kasih jatah sama Ibu, tapi sama saya nggak. Siapa yang marah kalau gitu?" protes Kania membalas."Perempuan yang kamu maksud itu istri saya! Dan kamu nggak punya hak buat dapatin apa yang dia dapatkan dari saya. Kamu harus sadar sama posisi kamu, Kania! Kamu itu cuma seorang pembantu! Tolong sadari diri!"Bagai kilatan petir yang menyambar, begitulah kekagetan yang dirasakan Kania manak
Baca selengkapnya

Bab 52

Sentuhan hangat yang sempat dijadikan Kania sebagai ladang tumpukan kepedihan, kali ini berbanding terbalik. Alih-alih kepedihan yang dia rasakan, justru kenikmatan yang menjalar ke samapi puncak kepalanya.Bayangan malam itu kembali muncul. Bahkan kata-kata Adi yang menenangkannya pun seolah terlontar kembali bak kaset yang terus saja berputar di ingatannya.Malam itu-malam di mana Kania masih menjadi seorang pemandu di sebuah klub malam, dirinya hanya menyepakati untuk menemani saja.Akan tetapi, tidak pernah Kania bayangkan akan mendapatkan perlakuan yang lebih dari suami majikannya itu."Hanya satu kali ini, Kania," ucap Adi.Kala itu Kania menolak. Kepalanya terus menggeleng kuat menandakan ketidaksukaannya pada ajakan Adi. Sampai kata-kata Adi, serta aksi pria itu yang 'lancang' langsung menyentuhnya, tak ayal membuat kania yang notabenenya masih seorang gadis-yang rasa penasarannya gerus bertambah, akhirnya jatuh dalam godaan pria tampan itu.Pad akhirnya pun, Kania merelakan
Baca selengkapnya

Bab 53

Tatapan yang terpaku pada tempat itu kini memutar pada sekeliling kamar. Entahlah, Arumi pun tidak yakin ingin memastikan apa. Dia hanya refleks menatap seluruh inci kamar, berharap ada yang ditemukan, tapi apa? "Ka-kamu mau ngapain? Ada yang kau dibicarakan?" tanya Adi kemudian. Berharap atmosfer tidak nyaman ini segera menghilang. Perempuan dengan tubuh setinggi bahunya itu pun menoleh balik. Dengan pandangan yang tampak asing matanya menatap sang suami. Detik berikutnya, saat Adi mengangkat kedua alisnya seolah bertanya ada apa, barulah Arumi mengerjap-erjap, menguapkan keheranannya yang sejak tadi. "Nggak ada, Mas," sahutnya sambil memperbaiki posisi Azka dalam gendongannya. "Perasaan tadi aku nyuruh Kania deh ke sini. Kok dia nggak ada?" imbuhnya. Hanya Adi yang tahu bagaimana kini keadaan jantungnya. Serasa sudah tidak ada di tempat lagi. Dadanya jadi terasa sempit akibat napas yang bertumpuk di sana yang seolah enggan untuk keluar. Rasanya hampir mati! Adi mengerjap-erjap
Baca selengkapnya

Bab 54

Perkataan Kania tak mendapatkan jawaban dari Adi. Lelah bercampur gusar terhadap sikap yang sama sekali tidak diharapkan perempuan itu, Kania pun akhirnya bangkit dan pergi dari hadapan Adi secepatnya. Dengan dada yang kini terisi dendam dan air mata yang cukup pahit, Kania bersumpah tidak akan melepaskan Adi aku bagaimana ujungnya nanti. Semua yang sudah dia alami ini biarlah menjadi sebuah pengorbanan untuk cinta yang sebelumnya tak pernah dia harapkan. Sementara itu, Adi yang tengah bersimpuh di lantai lar mandi, kian mengerang dalam dada tak tahu lagi harus bagaimana. Keresahan kembali menyerang, bahkan pikiran-pikiran buruk tentang hari esok sudah terekam jelas di kepalanya. Memang tidak akan ada gunanya menyesali yang sudah terjadi. Tapi, andai Adi bisa mengulang kembali, dia akan memilih tidak pernah menuruti perintah belis dalam dadanya, yang memang akan melahirkan sebuah penyesalan yang tiada gunanya. Di tempat lain, Kania sudah berada di dalam kamarnya. Beruntung tidak ad
Baca selengkapnya

Bab 55

Kania mendengkus samar, sangat tahu kalau Adi berusaha mengalihkan pembicaraannya dengan Arumi. Sangat tepat waktu sekali kedatangan pria tampan itu. Andai Adi tidak memberikan kode untuk tetap diam, tadinya Kania ingin bermain-main sejenak dengan Arumi. Tapi justru gagal. Ah, Adi itu hanya kuat diluar saja. Kenyataannya, pria itu sangat lemah. Mudah saja membuatnya tunduk. Begitulah isi pikirkan Kania tentang Adi kini. "Ditaruh di mana tadi? Udah cek di kamar belum?" sahut Arumi sambil mendekat. Fakta kalau Adi memang mendengar dan sengaja mengada-ada tentang alasannya tidak akan dia sangkal sama sekali. Beruntungnya, kedatangannya sangat tepat pada waktunya. Kalau saja tidak segera dia hentikan tingkah laku Kania, pasti sudah ada intrik yang akan terjadi ditengah hubungannya yang sudah membaik. "Udah nih, tapi nggak ketemu juga," ujar Adi menjawab. Sekilas pria itu menatap mata Kania tak lupa memberikan peringatan di sana. Sementara Arumi tengah membantu mencari barang yang dic
Baca selengkapnya

Bab 56

Kontan saja atmosfer mendadak biru ketika Arumi melontarkan kata-katanya yang terakhir. Bukan hanya Kania yang kini tertegun, tapi juga Adi pun Aida yang ikut mendengarkan. Refleks pupil mata Adi melebar, seolah mencari tahu apakah yang baru saja dimaksud oleh istrinya karena sudah mencium segala perbuatan nakalnya? "Main petak umpet?" beo Adi pura-pura tak paham. Memang benar, dirinya berharap kalau persepsi yang dia asumsikan dalam kepala bukanlah sama seperti yang dimaksud sang istri. Detik berikutnya, Arumi pun tertawa kecil. "Bercanda, Mas. Gih, buruan sana. Takut Kania beneran telat."Adi yang diberi jawaban seperti itu tapi Kania yang merasa lega. Dirinya pun takut kalau ternyata Arumi sudah mengetahui segalanya. Ini bukanlah seperti apa yang dia mau. Benar, kalau lambat laun Kania memang akan mengatakan pada semua orang tentang hubungannya dengan Adi, tapi tidak sekarang. Setidaknya Kania harus punya senjata yang lebih ampuh untuk membuat Adi tunduk padanya dan harus memili
Baca selengkapnya

Bab 57

Bak baru es yang keras, begitulah tampak keadaan Adi pasca mendengar ucapan sang istri. Niat hati ingin menunggu waktu yang pas untuk mengakui segala kesalahannya, entah bagaimanakah caranya justru sang istri yang 'meledakkan bom' itu terhadapnya. Adi terpaku, tak mampu berkomentar apa-apa. Bahkan waktu rasanya seperti berhenti berputar. Apalagi menatap mata sang istri yang penuh dengan keyakinan yang penuh tentang semua penjabaran yang baru saja menyerang keduanya."A-apa?" Adi jadi gugup.Sementara Arumi menarik napas dalam-dalam, mengisi oksigen baru ke dalam dadanya. Ya, Arumi sebenarnya belum tahu apa dan bagaimana sebenarnya yang terjadi. Dia hanya sedang berprasangka sebab dorongan insting seorang istri. Semua kejanggalan yang Arumi alami akhir-akhir ini tentang suaminya, mengarah pada asumsi tersebut sehingga yang bisa dia katakan hanyalah sebatas peringatan. "Aku cuma menebak. Entah kenapa akhir-akhir ini aku merasa aku lagi berusaha mencintai sepihak, Mas. Aku pikir cuma a
Baca selengkapnya

Bab 58

Kania tersenyum kecil, dominan tak terlalu peduli. "Baru aja sih. Kamu yang punya kosan? Aku ambil satu ya? Untuk berapa hari, aku belum bisa mastiin. Tapi jangan khawatir, aku pasti bayar kok berapapun biayanya." Juna, sosok pria tinggi itu sejenak terdiam melihat Kania yang tampak banyak berubah. Bukan hanya dari tutur bahasanya tapi juga penampilannya. Di mana agaknya gadis lugu dan polos yang sempat digilainya itu? Kenapa kini tampak terang-terangan membalut diri dengan busana yang sedari terbuka dan memamerkan tone kulitnya yang putih bersih. "Nggak masalah, Kania. Jangan sungkan," sahut Juna kemudian. "Eh, tapi kok nyari kosan? Kenapa nggak tinggal di rumah? Rumah kamu nggak jauh dari sini, kan?" Juna berharap pertanyaannya tidak menyinggung Kania. Jelas saja Kania tersinggung yang lantas membuang napas jengah. Dia memutar bola matanya tampak malas menanggapi. "Udah dulu ya? Aku capek nih. Aku duluan. Kosnya yang ujung, kan?" tandas Kania benar-benar mengabaikan lelaki itu.
Baca selengkapnya

Bab 59

Baru saja masuk setelah disambut oleh Kania, tubuh padatnya sudah direngkuh kuat bahkan tanpa permisi. Adi yang sudah memutuskan akan berhenti dari semua ini, berakhir melepaskan diri dengan cara menghempas sedikit lebih keras tubuh Kania yang memeluknya."Jangan seperti ini, Kania. Saya nggak bisa tahan diri lagi sekiranya kamu nggak juga berhati-hati sama sikap kamu ini!" peringat Adi, amat sangat mengecam keras.Perlakuan Adi tadi sukses membuat luka di hati Kania kembali menganga setelah sebelumnya sempat ditaburi air asam. Tanpa sadar matanya memanas bahkan tampak samar kini menatap wajah tampan pria di depannya itu."Kenapa sih, Pak? Kenapa saya jadi seperti sampah di mata Bapak sekarang? Padahal dulu Bapak yang menginginkan ini. Bapak yang mau saya menganggap hubungan ini spesial dan bisa diandalkan. Kenapa sekarang saya malah seperti wanita murahan?" ucap Kania tak sadar mulai emosional.Adi menghela napasnya cukup berat. Dia mengisi banyak-banyak oksigen ke dalam dada yang te
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status