Saat Ryan tiba di rumah, jam sudah menunjukkan lewat tengah malam. Rumah tampak sepi, namun lampu di kamar masih menyala. Ia masuk perlahan, tubuhnya terasa berat, dipenuhi kelelahan fisik dan mental setelah berjam-jam di rumah sakit bersama Elsa. Pikiran tentang asistennya yang kini dalam keadaan koma tak henti-hentinya menghantuinya, tapi ia tahu, di rumah ada hal lain yang harus ia perhatikan—Erika.Dia berjalan menuju kamar mereka, membuka pintu dengan hati-hati, berharap Erika sudah tertidur. Namun, yang ditemukannya adalah istrinya duduk di tepi tempat tidur, memeluk lututnya, wajahnya tampak pucat dan terlihat cemas dan khawatir."Sayang?" panggil Ryan lembut, sambil mendekat.Erika mendongak perlahan, dan begitu melihat Ryan, matanya melebar. Dia sempat melamun, sampai-sampai tidak sadar jika sang suami pulang dan masuk kamar."Mas Ryan... kamu, akhirnya kamu pulang." Suara Erika gemetar, menandakan bahwa ada sesuatu yang sangat mengganggunya. Ia berdiri perlahan, berjalan men
Read more