Home / Urban / Kebangkitan Menantu Terbuang / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Kebangkitan Menantu Terbuang: Chapter 91 - Chapter 100

116 Chapters

91. Tidak Ingat

Di kantor Ryan, suasana tampak seperti hari-hari biasanya. Karyawan sibuk dengan tugas-tugas mereka, dan tidak ada tanda-tanda ketegangan yang mungkin dirasakan sebab gara-gara memang tidak tahu apa-apa. Namun, Ryan tahu bahwa apa yang terlihat di luar hanyalah sebuah kepura-puraan. Di dalam pikirannya, segala sesuatunya jauh lebih rumit. Elsa masih belum sadar dari koma, dan ancaman yang terus berdatangan mulai mempersempit ruang geraknya.Ryan duduk di ruang kantornya, matanya fokus pada layar laptop di depannya. Bersama asistennya, Dedi, mereka sudah mulai menyusun rencana untuk menggali lebih dalam tentang siapa yang berada di balik semua ancaman ini. Namun, Ryan menyadari bahwa mereka tidak bisa terburu-buru. Setiap langkah harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak menarik perhatian musuh yang mereka hadapi."Pak, saya baru saja dapat kabar dari orang dalam yang kita tanam. Ada gerakan dari pihak lawan, tapi sejauh ini mereka masih belum tahu kita sedang menyelidiki mereka."De
Read more

92. Other Issues

Beberapa hari setelah pembahasan serius dengan ketiga asistennya saat di ruang rawat Elsa, Ryan masih sibuk dengan pekerjaannya di kantor ketika dia menerima telepon dari Tomi yang sedang tugas berjaga di rumah sakit. Kabar yang sudah lama dia nantikan akhirnya datang—Elsa mulai menunjukkan tanda-tanda sadar dari koma. Meskipun belum sepenuhnya pulih, ini adalah perkembangan positif yang sangat berarti."Baik, akan segera ke sana."Ryan langsung bergegas menuju rumah sakit, begitu telepon dengan Tomi selesai. Di dalam kamar, Elsa terbaring dengan selang-selang yang masih terpasang di tubuhnya, namun matanya sudah sedikit terbuka, memandang samar-samar ke sekeliling ruangan. Dokter yang menangani Elsa sedang berdiri di samping ranjangnya, memberikan penjelasan kepada Ryan yang baru tiba."Pak Ryan, pasien sudah menunjukkan perkembangan yang baik. Namun, kondisinya masih sangat lemah, jadi kami sarankan agar ia tetap beristirahat dan tidak banyak beraktivitas. Jangan dulu terlalu banyak
Read more

93. Surprise Saat Meeting

Pagi itu, ruang rapat utama perusahaan dipenuhi oleh ketua divisi perusahaan yang berkumpul untuk mendiskusikan strategi akhir tahun. Tanu, yang biasanya tenang, kali ini merasa sedikit cemas. Meski Ryan telah banyak membantu menyelamatkan perusahaan, rumor kedatangan sepupu yang dari luar kota membuatnya tak bisa menghilangkan rasa tidak nyaman. Ia sudah mendengar kabar bahwa sepupunya, anak dari kakak almarhum papanya, ingin terlibat lebih dalam di perusahaan ini. Namun, Tanu tidak menyangka bahwa hari itu akan menjadi hari yang paling menguji kesabarannya.Di tengah rapat yang sedang berlangsung, pintu ruang rapat terbuka lebar dan seorang pria muda yang usianya tak jauh darinya berpenampilan formal melangkah masuk tanpa diundang. Semua orang langsung terdiam, pandangan mereka tertuju pada pria asing yang baru saja mengganggu pertemuan penting tersebut."Maaf mengganggu," ucap pria itu dengan senyum penuh percaya diri. "Saya di sini untuk memperkenalkan diri. Nama saya adalah Rangg
Read more

94. Pengakuan Elsa

Dua hari kemudian, di rumah sakit, kondisi Elsa yang semakin membaik memberikan harapan besar bagi Ryan dan ketiga asistennya. Elsa juga sudah mulai bisa diajak bicara, meski masih lemah dan belum bisa banyak berbicara atau bergerak. Namun, kesadaran dan responsnya yang perlahan pulih menjadi pertanda baik bahwa mereka akhirnya bisa mendapatkan jawaban atas banyak pertanyaan yang selama ini menggantung - sebab kunci utama mereka saat ini adalah Elsa."Syukurlah kalau perkembangannya semakin maju, aku senang karena setidaknya dia kembali sehat." Wajah Ryan tampak lebih tenang dan tidak tegang seperti biasa."Iya, pak Ryan. Meskipun responnya tidak seperti semula setidaknya ada harapan," ujar Dedi yang diangguki kedua temannya - Tomi dan Fery.Ryan, yang hampir setiap hari datang menjenguk Elsa - tanpa melupakan kewajibannya pada sang istri, tampak lebih tenang namun juga bersemangat. Baginya, kesehatan Elsa bukan hanya soal menyelamatkan nyawa, tetapi juga kunci untuk mengungkap mister
Read more

95. Ketemu Dia Lagi

"Akhirnya aku bisa kembali, melihat bagaimana kebingungannya seorang, Ryan."Julian bergumam sendiri, duduk di kursi kereta yang membawanya kembali ke kota. Dia terpaksa naik kereta karena tidak mendapatkan tiket pesawat hingga 2 hari kedepan. Setelah menyelesaikan pekerjaannya di kantor cabang Tuan Haris yang ada di luar kota.Dalam perjalanan itu, dia tampak termenung, namun bibirnya sedikit tersungging senyuman misterius, yang seperti menunjukkan perasaan puas yang selama ini dia sembunyikan. Kabar tentang kehidupan Ryan yang semakin kacau akibat beberapa kejadian buruk yang menimpa keluarganya, termasuk kecelakaan yang dialami Erika dan Elsa, membuat Julian merasa ada sedikit kemenangan dalam pertarungan panjang mereka.Meski waktu telah berlalu, dendam Julian terhadap Ryan masih membara. Mereka pernah bekerja di perusahaan yang sama di masa lalu, namun perbedaan visi dan ambisi mereka membuat hubungan keduanya hancur. Julian selalu merasa berada jauh lebih tinggi dari pada Ryan y
Read more

96. Melepas Rindu

"Kecelakaan bisa terjadi pada siapa saja," jawab Ryan dengan datar. "Tapi anehnya, kamu tiba-tiba muncul lagi setelah pergi, di saat yang sangat kebetulan."Ryan mengepalkan tangannya di bawah meja, berusaha keras untuk tidak terpancing. Julian selalu punya cara untuk menyinggung titik-titik lemah dalam hidupnya.Tapi bukan Julian namanya, jika tidak bisa memainkan kata dan juga membuat orang semakin jengkel dengan kata-katanya."Kau terlalu banyak curiga, Ryan. Aku hanya sedang kembali ke kota untuk urusan bisnis. Tapi aku tidak bisa menahan diri untuk tidak memperhatikan betapa menariknya perkembangan situasimu. Seperti menonton sebuah drama yang sangat seru, bukan? Julian berkata sambil menatap Ryan dengan senyum yang semakin melebar.Ryan mendesah dalam hati. Dia tahu Julian selalu memiliki agenda tersembunyi untuk menjatuhkan dirinya, tetapi tanpa bukti, menuduhnya hanya akan membuat situasi lebih buruk. Namun, rasa curiganya semakin kuat. Semua masalah yang terjadi, dari kecelak
Read more

97. Bercinta

"Sesuai keinginanmu, sayang." Ryan tentunya tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa melepaskan kepenatan dengan bercinta.Erika tersenyum lembut, dan sepertinya, Erika juga menyadari jika kebutuhan biologis suaminya belakangan ini tidak tersalurkan dengan baik. Apalagi insiden kecelakaan yang dialaminya, membuat dirinya harus beristirahat total di rumah sakit.Malam ini, di dalam kamar yang hanya diterangi oleh lampu remang-remang, suasana terasa hangat dan penuh dengan perasaan mendalam di antara mereka berdua. Ryan memeluk Erika dengan lembut, menariknya semakin dekat dalam pelukannya. Rasa rindunya yang terpendam selama beberapa waktu belakangan ini mulai terasa memenuhi pikirannya, namun dia juga sangat berhati-hati, menyadari kondisi istrinya yang masih dalam pemulihan.Perlahan, Ryan menatap wajah istrinya, melihat ke dalam matanya yang penuh dengan kehangatan dan cinta. Dia menundukkan kepalanya, mendekatkan bibirnya ke telinga Erika dan berbisik dengan lembut."Aku merinduk
Read more

98. Terlalu Percaya Diri

"Sialan! Brengsek si Tanu bodoh itu!" Julian mengumpat kesel sambil melangkah pergi.Setelah meninggalkan gedung Tanu dengan amarah yang mendidih, Julian langsung meluncur menuju kantornya - kantor pusat, tempat di mana atasannya, Tuan Haris, biasa menerima laporan dari para eksekutifnya. Rasa kecewa dan sakit hati yang dialaminya saat bertemu penolakan dari Tanu segera ia gantikan dengan fokus untuk urusan yang lebih besar. Dia tahu bahwa Tuan Haris sangat menghargai kinerjanya, dan ini akan menjadi kesempatan bagi Julian untuk mendapatkan dukungan penuh dari sang atasan.Sesampainya di kantor, Julian disambut oleh asisten pribadi Tuan Haris yang segera mengarahkan dirinya ke ruang rapat. Di sana, Tuan Haris tengah duduk dengan raut wajah tenang, menatap Julian seolah sudah menunggu kabar baik darinya."Selamat pagi, Tuan Haris." Julian mengucapkan salam sekaligus sapaan hormat untuk sang atasan."Julian, duduklah," kata Tuan Haris, menatapnya tajam namun penuh rasa penasaran - atas
Read more

99. Kejutan Kecil

Beberapa hari kemudian, Julian akhirnya mendapatkan kesempatan yang dinantinya - bertemu dengan Tanu. Dan saat itu, Tanu yang selama ini menghindar, tidak punya pilihan selain menemui Julian di sebuah acara bisnis yang mempertemukan para eksekutif papan atas. Di sana, Julian sudah menyiapkan rencana untuk membuat Tanu tunduk padanya - seperti dulu.Acara digelar di sebuah hotel mewah, di mana para tamu yang datang adalah pemimpin-pemimpin perusahaan besar. Julian tiba lebih awal, dengan penampilan yang elegan dan karisma yang memikat. Ia berdiri di tengah ruangan, berbaur dengan eksekutif lain sambil sesekali melempar senyum ke arah rekan bisnis-bisnis yang sudah dikenalnya lama. Matanya terus mencari sosok Tanu, pria yang beberapa waktu lalu menolak secara mentah-mentah untuk bertemu dengannya.Tak lama kemudian, Tanu benar-benar muncul. Pria itu tampak tenang dan percaya diri, seolah penolakan sebelumnya hanyalah angin lalu. Apalagi Tanu juga tidak menyangka jika
Read more

100. Ternyata Mereka Saling Kenal

"Cih, minggir! Aku tidak ada urusan denganmu lagi," ujar Tanu meminta jalan dan menyingkirkan tubuh Julian yang menghalangi dirinya."Eh, hai..." Julian tidak melanjutkan kalimatnya karena Tanu telah bergegas pergi meninggalkan tempat berada.Tidak mau berdebat dengan Julian di tempat yang penting seperti ini, Tanu akhirnya meninggalkan mantan sahabatnya itu untuk menemui adik iparnya - Ryan. Dia ingin mengingatkan adik iparnya itu supaya berhati-hati, sebab ada Julian di sini.Sementara itu, Julian melangkah ke sisi ruangan, matanya menangkap sosok Rangga yang berdiri tidak jauh dari bar. Mereka pernah berpapasan saat kuliah, meskipun tidak satu angkatan. Julian tahu sedikit tentang Rangga, tetapi hubungan mereka tidak pernah benar-benar dekat. Namun, malam ini, Rangga tampak akrab dengan beberapa eksekutif di acara tersebut, seolah-olah ia sudah lama menjadi bagian dari lingkaran ini."Rangga," sapa Julian saat mendekatinya.Rangga meno
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status