Home / Urban / Kebangkitan Menantu Terbuang / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Kebangkitan Menantu Terbuang: Chapter 61 - Chapter 70

116 Chapters

61. Kamu Kenal Dia?

Saat ini, Aris sedang berada di tempat penahanan. Dia memandangi para penguntit yang kini semakin takut setelah beberapa waktu lalu mengungkapkan nama Darto. Dia memberi isyarat kepada timnya untuk menjaga agar mereka tidak kabur, lalu menghubungi Ryan untuk memberikan kabar terbaru.“Pak Ryan, kita sudah mendapatkan nama yang bisa kita buru. Bos mereka bernama Darto, dan dia yang mengarahkan semua penguntit ini untuk mengikuti kalian,” kata Aris melalui alat komunikasi. Suara Ryan di seberang terdengar cemas.“Darto? Siapa dia?” tanya Ryan.“Sepertinya tidak ada hubungan langsung dengan keluarga Lee, tapi kita harus menyelidiki lebih jauh. Dia bisa jadi ancaman baru bagi keluarga pak Ryan. Saya akan melakukan penyelidikan lebih lanjut,” terang Aris menjawab, bertekad untuk segera mengungkap siapa Darto sebenarnya.Setelah menutup komunikasi, Aris memutuskan untuk membawa para penguntit ke markas utama yang tersembunyi. Dia merasa perlu melakukan lebih banyak penyelidikan untuk memast
Read more

62. Yang Penting Dia Aman

Elsa merasa jantungnya berdegup kencang saat mendengar nama Darto disebut oleh Dedi, apalagi saat memandangi layar ponsel yang menunjukkan informasi tentang Darto. Wajahnya Elsa berubah pucat, seakan-akan menemukan sesuatu yang membuatnya ketakutan. Di dalam pikirannya, berbagai kenangan dan momen yang dilalui bersama orang yang bernama Darto muncul satu per satu, membuatnya merasa bingung.“Hai, Elsa! Kenapa, apa kamu kenal orang ini?” tanya Dedi sekali lagi dengan nada ingin tahu, memperhatikan perubahan ekspresi wajah Elsa yang terlihat gelisah.Elsa menelan ludah, berusaha untuk menenangkan diri. Darto adalah seseorang yang telah ada dalam hidupnya sejak lama, seorang "teman baik" yang selalu ada untuknya. Namun, dia tidak pernah tahu detail mengenai pekerjaan atau aktivitas Darto yang sebenarnya. Darto selalu menjaga jarak dengan kehidupan yang lebih gelap, berusaha untuk tidak membebani Elsa dengan masalah pribadinya - lebih tepatnya urusan pekerjaan dan finansial.“Aku… a-ku me
Read more

63. Penangkapan Penuh Drama

Darto merasakan ketegangan di dadanya saat ia melangkah menuju tempat pertemuannya dengan seseorang yang penting. Malam itu gelap dan sunyi, hanya suara langkahnya yang terdengar di trotoar menuju gang yang sepi. Dia terus memikirkan bagaimana menjaga jarak dari Elsa, meskipun setiap detik terasa menyakitkan. Ia tidak ingin melibatkan gadis itu dalam segala masalah yang sedang dihadapinya.Setelah memastikan tidak ada yang mencurigakan, Darto tiba di sudut gelap di gang tersebut, tempat di mana ia biasa bertemu dengan rekan-rekannya. Dia melihat sosok yang sudah ditunggunya berdiri menunggu di sudut jalan, bertubuh kekar dengan tatapan tajam.“Darto,” panggil sosok tersebut, suaranya dalam dan terdengar berwibawa.“Julian,” jawab Darto, berusaha menampilkan sikap tenang meskipun jantungnya berdebar.“Apakah semua sudah siap?” tanya Julian, sambil melirik ke sekeliling memastikan tidak ada orang lain di sekitar mereka.“Ya, kita sudah mendapatkan semua yang kita butuhkan. Tapi aku ingi
Read more

64. Seharusnya Matiin Saja

Darto merasakan dinginnya malam menyelimuti tubuhnya saat dia ditangkap dan diborgol. Langkah kakinya terasa berat ketika para petugas menyeretnya ke mobil polisi, pikirannya berkecamuk antara rasa takut dan penyesalan. Ia tidak tahu bagaimana semua ini akan berdampak pada Elsa. Yang terbayang di benaknya adalah wajah gadis itu, penuh harapan dan cinta. Semua usaha untuk melindungi Elsa kini berujung pada kehampaan yang menyakitkan.Mobil polisi itu meluncur ke arah kantor polisi, suara sirine menggema di malam yang sunyi. Darto duduk di kursi belakang dengan hati yang berat, menyadari bahwa semua yang telah ia lakukan untuk melindungi dirinya dan orang yang dicintainya kini malah mengundang masalah yang lebih besar. Dia menoleh ke luar jendela, memperhatikan lampu-lampu kota yang berkelip, mencerminkan semua keputusasaannya."Aku tidak pernah tahu jika orang yang menjadi targetku adalah orang yang berjasa padamu, Elsa. Maafkan, aku." Darto hanya bisa menyesali perbuatannya.Di tempat
Read more

65. Persiapan Konferensi Pers

Ryan duduk di ruang kerjanya, menatap tumpukan berkas-berkas dan laporan yang berserakan di atas mejanya. Suasana di kantor terasa lebih tegang setelah kabar penangkapan Darto sampai di telinganya, dampak negatifnya mulai terlihat. Ia tahu, sebagai pemimpin di perusahaan Lee - sebab Tanu belum bisa kembali beraktivitas, ia harus bergerak cepat untuk menstabilkan keadaan.Tuan Lee, memasrahkan berbagai permasalahan di perusahaan Lee pada Ryan. Ini karena Ryan juga memiliki power di perusahaan keluarganya, selain sebagai suaminya Erika yang memang memiliki beberapa persen saham perusahaan.Dari pinjaman dana yang dulu diterima bersama Tanu - secara tidak langsung, Ryan juga memiliki kekuatan di perusahaan keluarga Lee. Apalagi sampai sekarang perusahaan juga belum bisa mengembalikan uang pinjaman tersebut.“Tomi, apakah sudah ada kabar terbaru mengenai Darto? Apa dia sudah mengaku siapa yang menjadi bosnya?” tanya Ryan, suaranya mantap meskipun hatinya juga was-was - kekhawatiran.Tomi,
Read more

66. Curiga

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Konferensi pers dijadwalkan di ruang pertemuan utama perusahaan Lee, yang dipenuhi dengan jurnalis, fotografer, dan para pemangku kepentingan lainnya. Ryan berdiri di depan podium, merapikan dasinya dengan tangan yang sedikit bergetar. Ia bisa merasakan ketegangan di sekitarnya, sebab ini adalah kesempatan untuk menunjukkan kekuatan dan kepemimpinannya di tengah badai yang menerpanya selama ini.Sebelum konferensi dimulai, Ryan menyempatkan diri melihat sekeliling ruangan. Banyak wajah-wajah familiar yang ada diantara para investor, karyawan, dan mitra bisnis. Dan yang paling penting ada sang istri tercintanya juga, Erika. Namun, ada juga banyak wajah asing—wartawan dari berbagai media yang siap meliput setiap kata yang akan ia ucapkan. Semua mata kini tertuju padanya, menunggu apa yang akan ia sampaikan.Tomi berdiri di sampingnya, memberikan semangat dengan tatapan percaya diri. Elsa, Dedi, dan Fery juga hadir, memberikan dukungan moral bagi
Read more

67. Curiga Yang Berlebihan

Setelah konferensi pers yang sukses, Ryan dan Erika melangkah keluar dari gedung pertemuan dengan perasaan campur aduk. Erika merasakan bangga dan terkejut melihat betapa percaya dirinya suaminya saat berbicara di depan umum. Namun, di balik senyumnya, ada keraguan dan ketidaknyamanan yang menyelimuti pikirannya, terutama saat mendengar bahwa kakaknya - Tanu, hanya ingin berbicara berdua hanya dengan Ryan saja di rumah sakit.“Kenapa kak Tanu hanya mau berbicara denganmu, mas?” tanya Erika, suaranya menampakkan keprihatinan.“Apa dia tidak tahu bagaimana perasaanku? Kita sudah menghadapi banyak hal bersama, dan sekarang, apa dia ingin memisahkan kita lagi?" lanjut Erika dengan kecurigaannya.Ryan menatap istrinya dengan lembut, memahami keraguan yang muncul. Apalagi selama ini sikap Tanu memang terlihat jelas tidak menyukai dirinya.“Mungkin kak Tanu butuh waktu untuk membicarakan sesuatu yang penting, sayang. Aku akan memastikan untuk tidak membiarkan apa pun mengganggu hubungan kita
Read more

68. Dendam Rahasia

Di sebuah apartemen mewah di luar kota, Julian duduk gelisah di ruang kerjanya. Matanya memandangi layar laptop yang menyala, namun pikirannya berkelana jauh dari sana. Pikiran tentang Darto yang ditangkap terus menghantuinya. Ia tahu, jika Darto memutuskan untuk membuka mulut, namanya bisa saja terseret dalam kasus penguntitan terhadap Ryan, sebuah insiden yang telah membuat posisinya sebagai pribadi maupun dalam perusahaan semakin rentan dengan segala resiko.Julian berusaha menenangkan dirinya sendiri, mengingat kata-kata Tuan Arman beberapa hari sebelumnya keberangkatannya ke luar kota - di sini, untuk dinas."Jangan khawatir, Julian. Aku akan memastikan semuanya terkendali. Darto tidak akan berani menyebut namamu. Percayalah, selama aku ada, kamu aman," suara Tuan Arman masih terngiang jelas di kepalanya.Meskipun begitu, Julian tidak bisa sepenuhnya mempercayai jaminan tersebut. Darto dikenal sebagai orang yang bisa bertindak tak terduga dalam situasi tertekan, dan jika keadaan
Read more

69. Tetap Bungkam

Beberapa bulan telah berlalu sejak konferensi pers bersejarah itu. Ryan, dengan kerja keras dan ketangguhannya, berhasil membawa perusahaan keluarga Lee melewati masa-masa sulit. Berbagai tantangan dan ancaman yang datang bertubi-tubi, baik dari luar maupun dari dalam perusahaan, sedikit demi sedikit mulai menemukan jalan keluarnya.Di tengah semua kekacauan, Ryan tidak pernah sendirian. Keempat asistennya—Elsa, Dedi, Fery, dan Tomi—setia mendampinginya, menjadi pilar yang menopang langkahnya.Hari ini, Ryan duduk di ruang kerjanya, menatap tumpukan laporan yang menunjukkan perkembangan positif perusahaan. Rasa lega mulai merayap di hatinya. Meskipun masalah Julian dan konspirasi di balik layar belum sepenuhnya terselesaikan, ia tahu bahwa upaya yang dilakukan oleh timnya telah membuahkan hasil yang signifikan.Elsa, salah satu asistennya yang merupakan seorang wanita, datang menghampirinya sambil membawa beberapa dokumen baru. Wajahnya terlihat lebih serius dari biasanya, tetapi ada
Read more

70. Memang Siap?

Setelah melalui berbulan-bulan penuh gejolak, Ryan akhirnya bisa merasakan kehidupan yang lebih tenang. Usaha kerasnya, bersama keempat asistennya, berhasil membawa perusahaan keluarga Lee kembali ke jalurnya. Pendapatan stabil, proyek-proyek besar mulai berjalan dengan lancar, dan ancaman dari pihak luar semakin teratasi. Meski masalah Julian dan konspirasi belum sepenuhnya selesai, tidak lagi menjadi beban utama di pikiran Ryan. Tuan Lee juga merasa senang karena menantu laki-lakinya cukup busa diandalkan.Pagi itu, Ryan bangun lebih lambat dari biasanya. Sinar matahari lembut yang menembus tirai kamar tidurnya membuat suasana terasa damai. Di sebelahnya, Erika, istrinya yang semakin hari semakin dekat dengannya, masih tertidur dengan damai. Kehidupan rumah tangga mereka yang sempat tegang akibat tekanan pekerjaan kini kembali hangat dan harmonis.Ryan menatap wajah Erika yang tenang, kemudian tersenyum setelah mengecup kening sang istri beberapa kali. Mereka telah melalui banyak ha
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status