Home / Romansa / Perjanjian Terlarang / Chapter 311 - Chapter 320

All Chapters of Perjanjian Terlarang: Chapter 311 - Chapter 320

428 Chapters

Masih Sama

“Ada ibuku di sini, Juan. Jangan sampai kau memancingnya datang menghampirimu, lalu mengucapkan kata – kata ajaib yang tidak pernah kau inginkan seumur hidup. Dan jangan pernah bicarakan hubunganku dan Abi di tempat seperti ini.” Terlalu berbahaya. Juan harus mengerti. Mereka bisa membicarakan sesuatu yang lain. Mungkin sambil minum – minum. Ada pelbagai hidangan ringan dan seharusnya itu tidak dilewatkan. “Kalian sepertinya sangat menikmati momen berdua di sini.” Tiba – tiba suara Lewi muncul di antara mereka. Bukan waktu yang tepat. Moreau tak berharap akan ada perbincangan bersama wanita itu, sementara Froy seperti tidak pernah ingin lepas dari pasangan hidup yang telah resmi. Masalah utama—adalah pria tersebut menatap ganjil ke arahnya. Moreau tak cukup menyukai saat – saat di sini. Tidak nyaman atas sikap permusuhan Froy, ntah karena pria itu masih menyimpan segala bentuk tuduhan di puncak kepala atau peringatan dari Abihirt tentang kebebasannya merupak
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Kembalikan

Gloriya tidak akan memiliki pilihan lebih banyak ketika wanita itu memulai rangkuman dengan mengajukan pertanyaan. “Apa yang terjadi di sini?” Yang secara ringkas menunjukkan suatu prospek signifikan. “Kau dapat dari mana kalung itu?” Alih – alih menjawab, suara serak dan dalam Abihirt tidak ragu berbalik mengajukan pertanyaan. Cukup dengan waktu singkat ... reaksi murni—nyaris menyerupai ketakutan menyergap di wajah Gloriya. Bibir wanita itu setengah terbuka, kemudian segera terkatup rapat sambil terlihat sedang memikirkan sesuatu; mungkin semacam alibi untuk digunakan sekadar menyanggah. Moreau hampir tak bisa membedakan keduanya saat harus terjebak dengan keadaan seperti ini. “Apa yang sebenarnya terjadi?” Tiba – tiba Barbara berbisik lambat dari jarak cukup dekat. Membuat Moreau menoleh ke wajah ibunya dengan singkat. “Aku tidak tahu," dia bicara begitu sayup menyadari bahwa Gloriya akan mengatakan sesuatu. “Ayah kita yang memberikannya.”
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Di Rumahnya

“Terima kasih tumpanganmu, Juan. Yakin tidak mau ikut masuk? Tidak mau bertemu Pipao?” Moreau mengajukan tawaran sekali lagi, ketika dalam perjalanan pria itu secara berulang telah menolak ajakannya. Ini sudah disertai alasan. Dia tahu. Hanya sekadar menguji sejauh mana Juan akan memiliki pendirian. Sepertinya keputusan demikian tidak akan penah berubah. Baiklah, Moreau tidak akan mengatakan lebih banyak, segera membuka pintu mobil dan mengambil satu langkah keluar—menginjakkan kaki di halaman mansion Abihirt. “Akan kukirimkan foto – foto Pipao kepadamu nanti,” ucap Moreau sambil menatap ke dalam jendela, di mana Juan lantas berdecak; sedikit mendelik tajam ke arahnya. “Jangan terus menggodaku, Amiga. Aku juga mau berkencan. Bukan hanya kau saja. Sebaiknya kau cepat masuk atau akan segera ditikam oleh ayah sambungmu yang tampan itu tanpa ampun.” Tuduhan Juan benar – benar meresahkan. Moreau tidak memiliki niat apa pun lagi, selain memang berharap dia diberi k
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Digotong

Moreau berjalan lebih cepat, hampir setengah berlari, tetapi Abihirt tiba – tiba beranjak bangun. Tidak ada petunjuk bahwa pria itu akan mengambil satu tindakan tak terduga, membuat Moreau berhenti beberapa saat. Tidak adil jika ayah sambungnya berniat mengembalikan Pipao ke kandang, sebelum dia bisa menikmati momen tertentu sebagai motivasi tambahan. Sebentar saja tidak apa – apa—harusnya. Namun, siapa yang dapat menentang Abihirt? Bibir Moreau menipis samar. Mungkin perlu mengambil tindakan penuh tekad. Segera menyingkirkan sisa jarak di antara mereka diliputi sikap tidak setuju. Dia benar – benar berlari. Sudah berusaha lebih cepat, walau pada akhirnya tertahan oleh tindakan Abihirt yang mencegah dengan memeluk perut ratanya. “Abi!” Suara Moreau sarat nada protes. Menyadari kalau – kalau Abihirt seperti sengaja melarang supaya pria itu dapat menyaksikan bagaimana dia akan marah. Secara tak terduga pun, tubuhnya langsung terangkat dengan posisi lantas berp
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Dia Mengakui Sesuatu?

Moreau pikir mereka akan berakhir di ruang dengan pelbagai peragaan seks, tetapi sepertinya dia harus menyingkirkan pemikiran kotor tak terduga demikian. Tidak di sana. Malah, Abihirt membawa mereka di kamar utama pria itu dan menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang. Masih dengan slip dress merekat utuh, Moreau menelan ludah kasar menyaksikan seberapa lama Abihirt tetap menjulang tinggi. Pria itu menatap sangat lamat, seolah sedang memikirkan pada bagian mana mereka akan memulai. Haruskah jemari besar yang mengambil tindakan nanti, segera bergerak sekadar melucuti dalamnya lebih dulu, atau dia perlu membiarkan Abihirt memainkan peran untuk menyingkirkan tali spagetti yang tipis dan sedikit longgar di bagian bahu? Mungkin tidak keduanya. Moreau terpaku beberapa saat ketika mata mereka bersirobok. Terlalu sulit memahami situasi di sekitar. Gairah sedang bercabang, tetapi sepertinya Abihirt masih memiliki sisa kesabaran supaya tidak mengambil tindakan. Hanya secara kebe
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Kebutuhannya

“Aku ingin memakanmu.” Seolah itu hanyalah peringatan. Moreau merasakan slip dress di tubuhnya teronggok di sekeliling pinggang. Abihirt menyibak sedikit dengan kasar dan menarik dalaman sutra lembut tanpa peringatan, bahkan menuntun agar dia untuk membuka kaki lebih lebar. Pria itu menjatuhkan mulut di antara lekuk indah di sana. Moreau memejamkan mata, terkejut oleh pertahanan yang runtuh. Tidak mengajukan protes. Walau dia begitu ingin, tetapi kemudian semua terlupakan karena betapa menyenangkan, hangat, dan mendalamnya sentuhan Abihirt. Bibir pria tersebut melumat menyeluruh. Hampir terlalu rakus. Memberi Moreau dampak yang signifikan hingga dia menengadah—berusaha menyusupkan jari – jari tangan di rambut gelap ayah sambungnya. Mata mereka kembali berpapasan ketika Abihirt mengangkat wajah. Tidak peduli bahwa di mulut pria itu masih terdapat sisa rasa di tubuhnya. Moreau tetap tak menolak ciuman bergairah dan saling membakar yang mereka lakukan. Dia bah
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Tuntas

Tubuh Moreau terisi penuh, sesak, ntah ketika dia bergerak atau saat – saat harus mempertahankan pelukan di bahu lebar ayah sambungnya. Abihirt secara naluriah memutuskan untuk mengambil posisi duduk—melakukan hal nyaris serupa dengan membiarkan kedua lengan mendekap erat. Mulut pria itu juga dijatuhkan di ceruk leher Moreau. Dia dapat merasakan sensasi udara hangat yang meniup keluar. Betapa panas bahwa mereka saling menginginkan. Tidak ada tindakan kasar dan rasanya benar – benar gila. Payudara Moreau bahkan bersentuhan langsung di dada liat Abihirt. Dia terus bergerak. Meliukkan pinggul dengan tentatif dan bagaimana itu memberi sensasi nikmat. Cengkeraman dari jemari besar seperti mengetat saat Moreau sama sekali tidak berhenti. Sekarang wajah pria itu menengadah diliputi bibir setengah terbuka, seakan benar – benar didesak oleh gulungan kenikmatan. Mereka sungguh diserbu sensasi yang menyenangkan. Moreau tak bisa menahan diri. Segera meremas rambut gelap ayah
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Kalung

Tidak tahu apa yang salah, tetapi Moreau mendeteksi sebelah alis tebal dan hitam ayah sambungnya segera terangkat tinggi. Kelopak mata pria itu agak menyipit, seperti memikirkan sesuatu dengan lengan yang menekuk di atas ranjang setelah memisahkan diri dari tubuhnya. “Aku tidak mengambil kalung itu dari Lewi. Kalung itu milik ibuku. Aku berhak melakukan apa pun.” Sikap konfrontasi mengambil andil. Moreau seharusnya mengerti bagaimana dia nyaris membuat ayah sambungnya tersinggung, tetapi buru – buru memperbaiki. “Maaf soal tadi.” Hanya itu. Mungkin terlalu singkat. Paling tidak, lebih baik daripada tidak mencoba. Moreau menelan ludah kasar saat Abihirt sepeti membutuhkan waktu sekadar meninggalkan jeda di antara mereka. “Aku tidak berencana memberikan kalung itu kepada ibumu.” Kali ini sebuah jawaban untuk memenuhi rumpang terhadap pertanyaan di awal. Moreau mengerjap sekadar mempertahankan keterkejutan yang nyata. Tidak pernah berpikir seperti in
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Barbara Perantara

Seseorang seperti memandangi wajahnya dari jarak cukup dekat. Sesuatu yang Moreau rasa dia tak sanggup menangani dengan baik saat sementara masih begitu banyak keinginan untuk tidur. Seharusnya memang masih terlalu pagi, tetapi dia harus mengerjap beberapa kali setelah tirai jendela kamar telah disisihkan ke pinggir. Sebuah pemandangan nyaris tidak pernah, menuntut dia supaya memahami situasi di sekitar. Kelopak mata Moreau sedikit menyipit ketika dia akhirnya sadar bahwa Barbara satu – satunya pelaku terduga, yang sejak awal mengambil tindakan mengawasi tanpa mengatakan apa pun di antara mereka. Secara naluriah—sebelum wanita itu mungkin berubah pikiran, Moreau segera beranjak bangun, membiarkan selimut yang menutup nyaris di seluruh tubuh, tergoler jatuh dengan dia yang duduk persis menatap langsung ke wajah ibunya. “Ada apa, Mom?” Moreau bertanya sambil mengusap wajah kasar. Mungkin perlu memperbaiki penampilan. Sesekali pula, jari – jari tangannya menyisir ramb
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Bertanya Langsung

Reaksi signifikan Barbara sudah cukup memberi Moreau petunjuk, kemudian wanita itu berkata, “Ayahmu tahu bagaimana cara membujukku.” Sudah Moreau duga, mengingat nyaris tak mungkin ibunya memiliki selera yang berubah dalam sekejap. Dia tahu wanita tersebut tak suka anting panjang yang bergelantungan, seperti yang pernah coba mendiang ayahnya berikan, tetapi ditolak dengan tegas. Seingat Moreau, jika dia tak salah, keputusan Jeremi hari itu tidak lama setelah ayahnya memberikan hadiah ulang tahun anting kupu – kupu dengan rantai kecil—yang jatuh di gedung latihan, dan secara tak terduga itu ditemukan oleh satu orang. Abihirt. “Cepatlah ambil kalung ini. Aku sudah terlambat ke kantor setelah menghabiskan waktu menunggumu bangun.” Desakan Barbara segera menarik Moreau kembali ke permukaan. Buru – buru mengerjap. Bagaimanapun, secara naluriah bergerak menerima pemberian Abihirt lewat wanita itu. Mungkin supaya ibunya tidak menaruh sikap curiga dan barangkali karena dia
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more
PREV
1
...
3031323334
...
43
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status