“Kutitipkan kalung ini supaya nanti kau punya kebebasan jika harus memakainya. Bukankah lebih baik ibumu mengerjakan semua secara langsung? Maka, kau tak perlu sembunyi – sembunyi lagi, jika memang itu yang akan selalu kau takuti.” Masuk akal. Tidak terlalu buruk. Namun, cukup membuat Moreau diam beberapa saat. Dia berusaha merangkum beberapa hal dan masih begitu diam sampai suara ayah sambungnya kembali mencuak ke permukaan. “Kemarilah.” Kaki panjang pria itu tidak diragukan lagi sengaja mendorong kursi yang sedang diduduki ke belakang, seolah itu akan membuka ruang di antara mereka terhadap satu tujuan, di mana Moreau harus memahami bahwa permintaan untuknya tidak dapat diabaikan begitu saja. Ya, Abihirt baru saja menyerahkan perintah supaya dia beranjak bangkit dan segera mendekati ayah sambungnya. Ntah atas dasar apa, tetapi secara naluriah Moreau bersikap patuh, kemudian mereka saling berhadapan; dia menunduk sementara Abihirt menengadah dengan tenang.
Last Updated : 2024-12-15 Read more