Home / Romansa / Perjanjian Terlarang / Barbara Perantara

Share

Barbara Perantara

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2024-12-14 12:59:36

Seseorang seperti memandangi wajahnya dari jarak cukup dekat. Sesuatu yang Moreau rasa dia tak sanggup menangani dengan baik saat sementara masih begitu banyak keinginan untuk tidur. Seharusnya memang masih terlalu pagi, tetapi dia harus mengerjap beberapa kali setelah tirai jendela kamar telah disisihkan ke pinggir.

Sebuah pemandangan nyaris tidak pernah, menuntut dia supaya memahami situasi di sekitar. Kelopak mata Moreau sedikit menyipit ketika dia akhirnya sadar bahwa Barbara satu – satunya pelaku terduga, yang sejak awal mengambil tindakan mengawasi tanpa mengatakan apa pun di antara mereka.

Secara naluriah—sebelum wanita itu mungkin berubah pikiran, Moreau segera beranjak bangun, membiarkan selimut yang menutup nyaris di seluruh tubuh, tergoler jatuh dengan dia yang duduk persis menatap langsung ke wajah ibunya.

“Ada apa, Mom?” Moreau bertanya sambil mengusap wajah kasar. Mungkin perlu memperbaiki penampilan. Sesekali pula, jari – jari tangannya menyisir ramb
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjanjian Terlarang   Bertanya Langsung

    Reaksi signifikan Barbara sudah cukup memberi Moreau petunjuk, kemudian wanita itu berkata, “Ayahmu tahu bagaimana cara membujukku.” Sudah Moreau duga, mengingat nyaris tak mungkin ibunya memiliki selera yang berubah dalam sekejap. Dia tahu wanita tersebut tak suka anting panjang yang bergelantungan, seperti yang pernah coba mendiang ayahnya berikan, tetapi ditolak dengan tegas. Seingat Moreau, jika dia tak salah, keputusan Jeremi hari itu tidak lama setelah ayahnya memberikan hadiah ulang tahun anting kupu – kupu dengan rantai kecil—yang jatuh di gedung latihan, dan secara tak terduga itu ditemukan oleh satu orang. Abihirt. “Cepatlah ambil kalung ini. Aku sudah terlambat ke kantor setelah menghabiskan waktu menunggumu bangun.” Desakan Barbara segera menarik Moreau kembali ke permukaan. Buru – buru mengerjap. Bagaimanapun, secara naluriah bergerak menerima pemberian Abihirt lewat wanita itu. Mungkin supaya ibunya tidak menaruh sikap curiga dan barangkali karena dia

    Last Updated : 2024-12-15
  • Perjanjian Terlarang   Memakaikan

    “Kutitipkan kalung ini supaya nanti kau punya kebebasan jika harus memakainya. Bukankah lebih baik ibumu mengerjakan semua secara langsung? Maka, kau tak perlu sembunyi – sembunyi lagi, jika memang itu yang akan selalu kau takuti.” Masuk akal. Tidak terlalu buruk. Namun, cukup membuat Moreau diam beberapa saat. Dia berusaha merangkum beberapa hal dan masih begitu diam sampai suara ayah sambungnya kembali mencuak ke permukaan. “Kemarilah.” Kaki panjang pria itu tidak diragukan lagi sengaja mendorong kursi yang sedang diduduki ke belakang, seolah itu akan membuka ruang di antara mereka terhadap satu tujuan, di mana Moreau harus memahami bahwa permintaan untuknya tidak dapat diabaikan begitu saja. Ya, Abihirt baru saja menyerahkan perintah supaya dia beranjak bangkit dan segera mendekati ayah sambungnya. Ntah atas dasar apa, tetapi secara naluriah Moreau bersikap patuh, kemudian mereka saling berhadapan; dia menunduk sementara Abihirt menengadah dengan tenang.

    Last Updated : 2024-12-15
  • Perjanjian Terlarang   Tidak Begitu Buruk

    Nyaris terlalu lama Moreau menunggu di kantor ayah sambungnya seorang diri, saat Abihirt tidak memiliki sedikitpun kesempatan untuk menolak apa pun yang telah dia deklarasikan. Memang. Ada bentuk alternatif lain yang telah ditawarkan kepadanya, tetapi dia sungguh menolak jika Gabriel ditugaskan membelanjakan sesuatu sebagai bentuk kebutuhan krusial terhadap saat - saat seperti ini. Hal paling penting dicegah adalah dengan tidak membiarkan orang lain tahu tentang desakan mendadak yang hampir lupa disematkan ke dalam daftar utama. Moreau merasa malu hanya dengan membayangkan, andai Gabriel menerima sedikit petunjuk, meski pada akhirnya dia tahu bagaimana cara Abihirt mengambil sikap setuju. Tidak terlalu buruk mendapati ayah sambungnya menaruh beberapa perhatian, meski itu bukan kali pertama Abihirt menunjukkan sikap—yang semua orang inginkan, termasuk dirinya, terutama Barbara. Untuk beberap saat Moreau menatap pantulan wajah di depan cermin. Keran air tidak

    Last Updated : 2024-12-16
  • Perjanjian Terlarang   Selalu Dengan Itu

    “Kapan kau pergi keluar kedua kalinya untuk memberi burger?” dia bertanya hampir tanpa jeda, sementara sebuah pemandangan indah itu seperti tak pernah ingin meninggalkan apa pun di antara mereka. “Sudah kubeli sejak tadi. Hanya menunggumu selesai dengan urusan pentingmu." Mungkin seharusnya seperti itu. Tadi, selain buru – buru menerima plastik berisi hal yang sangat dia butuhkan, Moreau sempat melihat sesuatu lainnya di tangan Abihirt. Hanya tidak mengira pria tersebut memikirkan bagian pelengkap. Akan lebih adil jika menerima sebentuk burger yang mengiurkan—seperti dipesan khusus hanya untuknya. “Kau hanya membeli satu?” Moreau tak ingin dianggap begitu terburu. Dia memulai sedikit percakapan, meski merasa sangat mustahil andai ayah sambungnya tiba – tiba memiliki disiplin makan sehat yang berubah. “Aku masih kenyang.” Tentu saja akan seperti itu. Secara teknikal burger tersebut menjadi miliknya. Moreau tidak keberatan jika menuntaskan sendiri m

    Last Updated : 2024-12-16
  • Perjanjian Terlarang   Menggoda

    “Aku tidak pernah bilang kalau aku menyukai penis-mu,” ucap Moreau sebagai sanggahan, yang secara naluriah membuat Abihirt menyeringai samar. Perlu digaris bawahi makna kotor di antara pembicaraan mereka, telah berulang kali mengingatkan agar dia tidak bersemu merah. Bagus jika masih tersisa keberanian sekadar menantang. Seharusnya tidak melewatkan kali ini. Moreau menyadari Abihirt tidak akan mengatakan apa pun lagi, sehingga dia mengulurkan sebelah lengan ke bawah hanya untuk membuka pengait dari sendal bertali, kemudian membiarkan satu kaki bertelanjang dan mencicipi lantai kantor yang dingin. Kebetulan mata kelabu itu sedang bersungguh – sungguh menaruh perhatian pada serentetan kalimat di balik dokumen penting. Perlahan, Moreau memulai sentuhan di bawah meja—menggerakkan jari – jari kaki persis di tulang kering ayah sambungnya. Berharap itu merupakan bagian paling mencolok, tetapi sungguh Abihirt diam dan nyaris tidak menunjukkan reaksi secara spesifik. Dia

    Last Updated : 2024-12-17
  • Perjanjian Terlarang   Cemburu?

    “Boleh aku titip jas kerja Abi kepadamu, Caroline? Kemarin tertinggal bersamaku, tapi aku lupa mengembalikan langsung kepada pemiliknya.” Moreau mencari saat – saat yang tepat untuk menemui Caroline di dapur, dan juga perlu digaris bawahi ... ternyata dia tak sungguh berani mengatakan yang sebenarnya kepada wanita paruh baya yang terlihat bingung. Sedikit bersyukur bahwa Caroline tidak menolak apa pun. Malah, segera menerima lipatan kain rapi—dengan ntah bagaimana Moreau merasa harus benar – benar melakukan perawatan terhadap jas kepemilikan ayah sambungnya. “Bukankah Anda tadi baru saja bertemu Tuan Abi saat makan malam, Nona?" Hening beberapa saat dan ketika Caroline bicara, Moreau harus menipiskan bibir, kemudian tersenyum gugup. “Ibuku akan terus bertanya jika melihatku mengembalikan jas ini langsung kepada Abi. Kau tahu sendiri bagaimana rumitnya berhadapan langsung dengan ibuku." Sambil mengedikkan bahu, Moreau berusaha memahami reaksi Caro

    Last Updated : 2024-12-17
  • Perjanjian Terlarang   Izin

    Berulang kali, Moreau merasa harus benar – benar memantapkan pilihan setelah menunggu ibunya terlihat bisa diajak melakukan percakapan. Setidaknya memang tepat saat – saat makan malam selesai dan wanita itu kembali sibuk dengan layar monitor yang manyala. Mungkin pekerjaan Barbara belum selesai. Mungkin ibunya merasa perlu ambisi lebih pesat ketika apa yang ingin Moreau sampaikan adalah sesuatu yang relevan. “Aku datang ke tempat ini bukan untuk basa – basi, Moreau. Mengingat kau pernah menjadi foto model-ku dan penjualan kami mendadak mengalami peningkatkan signifikan, aku ingin mengundangmu kembali menjadi modelku. Bagaimana? Kau setuju?” “Tapi, aku tidak yakin dengan ibuku. Dia sangat marah mengetahui aku melakukan pemotretan. Mungkin juga tidak akan sangat marah jika tahu aku menjadi model-mu tanpa memberitahunya.” “Kalau begitu kau harus bicara dengannya. Bujuk ibumu sampai dia mau.” Itu percakapan beberapa waktu lalu. Awalnya Moreau sedikit terkejut me

    Last Updated : 2024-12-18
  • Perjanjian Terlarang   Pembalut

    Pintu kamar terbuka sedikit membuat Moreau tersentak saat dia sedang diliputi kesibukkan memainkan ponsel. Tidak ada peringatan dari Abihirt bahwa pria itu akan tiba – tiba melangkah masuk. Memperlihatkan ekspresi nyaris tidak terbaca. Menjulang tinggi di sana dengan penampilan yang hampir tanpa celah—masih dalam balutan jas kerja. Rasanya Moreau cukup terpengaruh ketika satu langkah Abihirt mengantar pria itu lebih dekat. Belum ada percakapan yang terduga akan dimulai. Bagian tersebut cukup mendesak supaya dia menduga ayah sambungnya bukan hanya sekadar datang, tetapi ada tujuan tertentu dan tidak ingin diungkapkan dengan gamblang. Secara naluriah Moreau mengatur bahu bersandar tegap di kepala ranjang. Iris biru terangnya tidak pernah luput dari setiap detil tindakan hingga bokong pria itu menyentuh pinggir ranjang. Betapa dia hampir menahan napas saat suara ranjang berderak menjadi satu – satunya hal paling lantang. Walau tak dimungkiri, ketenangan di antara mereka tidak

    Last Updated : 2024-12-18

Latest chapter

  • Perjanjian Terlarang   Kemunculan

    Sudah cukup. Mereka bisa mengakhiri perjanjian tanpa menunggu enam bulan selesai. Tidak ada yang perlu diselesaikan. Semua hanya akan menjadi racun dan bagaimanapun mereka tahu bahwa dampaknya akan terlalu buruk untuk dihirup bersama. Legalitas dapat menjadi bagian paling besar, apalagi sampai menimbulkan lubang berbahaya yang menyeret dengan cara tak terduga. Tak seorang pun menginginkan hal demikian terjadi. Moreau terutama. Dia menghela napas sesaat. Paling tidak, perlu merasa lega bahwa ternyata Abihirt akan berhenti menghubunginya. Layar yang sesaat menyala, sekarang kembali meredup. Tidak tersisa suara getaran. Ya, ini yang Moreau harapkan. Dia mungkin tidak akan segera tidur. Namun, keheningan sudah cukup untuk tidak meninggalkan begitu banyak peristiwa menyedihkan yang membekas di benaknya. Biarkan waktu terus berjalan, maka dia akan terlelap sendirinya. Sayangnya bukan hal – hal lain yang Moreau inginkan. Sama sekali tidak berharap bahwa akan terdengar

  • Perjanjian Terlarang   Menghubunginya

    Getar ponsel di atas nakas, menyelinap di tengah keheningan. Moreau tersentak pada situasi yang terasa begitu mencengkeram. Satu tamparan Barbara seperti meninggalkan jejak dan merekat di benaknya. Dia tidak tahu bagaimana membayangkan bahwa ini hanyalah salah satu refleks singkat. Segera mengernyit samar; lalu berusaha memahami situasi di mana dia tidak pernah mengira akan tertidur lelap, bahkan tanpa pernah merencanakan niat menghindari masalah yang telah wanita itu luapkan. Napas Moreau berembus tanpa sadar. Ini beranjak terlalu jauh, tetapi satu petunjuk di sana segera menuntutnya merangkak ke sudut ranjang. Dia mengulurkan tangan untuk merenggut benda pipih—masih bergetar di atas ranjang. Panggilan suara dari Abihirt, tetapi itu segera berhenti bahkan sebelum Moreau dapat mengangkatnya. Suami Barbara mungkin ingin membicarakan sesuatu. Mereka tidak bisa bertemu. Dia tak ingin bertemu siapa pun. Sedikit terkejut setelah menyadari waktu nyaris tengah malam terungkap

  • Perjanjian Terlarang   Akhiri

    Sambil menghela napas kasar, Barbara berusaha tenang dan tetap memastikan tidak tersisip ledakan hebat. “Baiklah, Abi. Aku salah. Kami menjalani hubungan gelap. Tapi, aku tidak akan mengambil tindakan nekad, jika kau tidak bersikap dingin seperti ini. Kau selalu seperti ini. Kau sibuk dengan duniamu sendiri, seolah kau tidak pernah menikah. Kau sudah menikah, seharusnya bisa lebih peduli pada situasi di sekitarmu. Bahkan terhadap keluargamu sendiri kau bersikap seolah kau adalah orang asing.” Ironinya tidak. Barbara tidak bisa menahan diri ketika dia meluapkan sesuatu yang terpendam dalam dirinya dengan menggebu – gebu. Udara di rongga dada bergerak secara tidak teratur. Namun, Abihirt masih terlihat begitu tenang. “Kau ingin bercerai?” Satu bagian tak terduga adalah pria itu bertanya tanpa emosi tersirat di balik suara serak dan dalam yang merambat sayup di udara. “Tentu saja tidak!” Barbara membantah tegas. Dia tidak terima jika Abihirt mengajukan

  • Perjanjian Terlarang   Terbongkar

    Kebodohannya sungguh tidak pernah terbayangkan akan berakhir pada momen menyedihkan. Betapa Barbara ingin melarikan diri dari situasi yang tak akan pernah bisa dia hadapi. Semua menjelma sebagai kekacauan yang dahsyat. Gumpalan kebohongan telah membentuk serangkaian agenda rumit, sehingga bertingkat – tingkat pula ruang yang bisa ditemukan untuk terbebas. Terutama saat Abihirt berkata, “Caroline sudah cukup tua, jika kau tak lupa. Organ reproduksinya sudah tidak bekerja. Untuk apa mengantisipasi kehamilan dengan alat kontrasepsi?” Sial. Barbara seharusnya tidak melewatkan bagian terpenting seperti ini. Dia tak bisa melupakan begitu saja jika Abihirt pandai menganalisis. Pria itu tidak bodoh. Tak mudah terperangkap ke dalam prospek tidak masuk akal yang dia rangkai sedemikian rupa. Caroline memang sudah cukup tua. Sangat jelas bagaimana Barbara seperti tanpa sengaja melakukan bunuh diri. “Tidak tahu. Bisa saja karena Caroline punya semacam fetis aneh,” dia berkata dengan keteganga

  • Perjanjian Terlarang   Penyangkalan

    “Mengapa harus tahu namanya?” Barbara bertanya cukup hati – hati. Tidak ingin mengambil kesalahan mutlak. Biarkan identitas Samuel tetap anonim, maka Abihirt tidak akan mendesaknya lebih jauh daripada ini. “Untuk memastikan tidak ada yang kau sembunyikan.” Suara serak dan dalam Abihirt nyaris menyerupai desis saat sekali lagi kembali ke permukaan. Pria itu terlihat begitu penasaran; besar; penuh dengan gairah mendominasi dan betapa kelam di sana. Sekujur tubuh Barbara mendadak tegang. Pandangannya berpendar ke segala arah agar bisa menemukan jawaban paling tepat. “Memangnya apa yang aku sembunyikan?” Berpura – pura tidak tahu apa pun adalah jalan pintas. Hanya sangat disayangkan jika ternyata Abihirt akan menunjukkan sikap muak. Pria itu memutuskan kontak mata, seolah – olah ... untuk saat ini butuh jeda supaya tidak lepas begitu saja, lalu mengatakannya dengan sangat jelas, “Hanya kau yang tahu, Barbara.” Perlu usaha serius sekadar memainkan ekspresi.

  • Perjanjian Terlarang   Seharusnya Mengaku

    Namun, pada akhirnya ... selalu bukan hal yang akan mengejutkan lagi di sana. Barbara menghela napas kasar mendapati Abihirt sedang duduk di pinggir ranjang. Hanya mengulik ponsel, seakan pria itu tidak memiliki minat menyiapkan diri terlebih dahulu. Ya, suaminya masih dengan pakaian yang sama; kekacauan tampak membuat setiap helai teracak – acak di rambut gelap Abihirt. Ada beberapa bagian berjatuhan di sekitar kening, menambah nilai estetika dari penampilan yang bisa disebut liar dan tampan secara bersamaan. Barbara tidak tahu bagaimana dia selalu mengagumi suaminya, tetapi juga sulit melepaskan Samuel atas keamanan tertentu. Paling tidak, untuk saat ini ... belum ada kesiapan untuk memilih salah satu. Dia masih tidak bersedia. Masih ada keinginan bersenang – senang, tetapi tidak mudah mendapatkan itu pada diri Abihirt. Apa yang bisa Barbara harapkan dari pria yang tak banyak bicara? Semua orang benar tahu bahwa suaminya terlalu kaku. Dia tak bisa membayangkan betapa h

  • Perjanjian Terlarang   Berbalik Arah

    Barbara mengerjap cepat, kemudian berkata, “Lalu, mengapa kemarin kau bilang tidak tahu tentang keberadaan Moreau?" "Aku tidak ingin kau khawatir, karena inilah yang akhirnya bisa kutebak. Kau sangat marah." Itu benar. Barbara pikir pernyataan Abihirt barusan terdengar cukup masuk akal. "Jadi kau bersungguh – sungguh jika tidak ada hubungan apa pun antara kau dan Moreau?” “Ya. Aku memesan dua kamar jika kau masih berpikiran buruk. Akan kutunjukkan kepadamu bukti transaksi hotel. Mungkin nanti kau yang perlu menjelaskan mengapa ada pria lain di sini.” Berikutnya selesai. Abihirt langsung melangkah pergi. Melewati Barbara; melewati tubuh Samuel di sana; meninggalkan sisa keheningan begitu pekat, hingga embusan napas Barbara berakhir kasar. Dia menatap bahu suaminya tanpa pernah bisa mengalihkan perhatian. Ada ketakutan tak berjarak dari pengetahuan Abihirt yang tak terduga. Barbara memikirkan segalanya. Namun bagaimanapun, harus menanam ketenangan

  • Perjanjian Terlarang   Pelbagai Tuduhan

    “Mengejutkan sekali kau masih mengingat kapan aku berulang tahun. Kupikir kau tidak pernah peduli terhadap apa pun lagi, selain berkencan dengan putriku.” Itu yang Barbara katakan. Betapa dengan sengaja menyindir. Dapat dipastikan wanita tersebut tidak akan berhenti sampai mereka mengakui sesuatu yang masih coba Abihirt tutupi. Secara diam – diam Moreau mengatur posisi supaya bisa sedikit mengintip bagaimana kondisi ibunya saat ini. Tidak banyak. Hanya mengetahui wajah Barbara yang masih begitu masam dan bagaimana wanita itu melipat kedua lengan di depan dada; seolah radar menantang terlalu pekat untuk dihindari. “Mengapa kau diam, Abi? Apa Moreau yang memberitahumu hari ulang tahunku? Jadi, kalian bisa mencari alasan supaya aku tidak merasa curiga?” “Kau mengatur tanggal ulang tahunmu sebagai kode pengaman di ponselku. Bagaimana aku akan lupa?” Tidak tahu apa yang bisa Moreau katakan. Dia terkejut, sekaligus merasa butuh waktu lebih lama agar memahami

  • Perjanjian Terlarang   Pembelaan

    Moreau tidak berusaha membantah. Rasa sakit dari tamparan Barbara masih meninggalkan efek tertentu seperti tak ingin hilang, tetapi dia berusaha menghindari sorot mata wanita yang menatap nyalang dan tiba - tiba pula menepis sentuhan Abihirt di lengannya. Nyaris—bahu Moreau mendadak tegang saat Barbara terduga akan kembali menyerang. Dia telah membuat tameng perlindungan dengan lengan terangkat menutup wajah. Namun, Abihirt segera menegahi; menjadi tembok tinggi untuk melindunginya di belakang. Benar – benar membuat Barbara terdiam—sepertinya wanita itu tak menyangka jika pria yang dinikahi ternyata akan melakukan pembelaan besar. “Tidak bisakah kau duduk tenang dan dengarkan penjelasanku terlebih dahulu?” Sekarang suara serak dan dalam Abihirt mengambil tempat. Pria itu selalu terdengar tenang, walau Moreau tidak tahu apa yang ingin ayah sambungnya jelaskan. “Tidak. Pelacur kecil sepertinya pantas diberi pelajaran.” Barbara menyangga tidak pada atura

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status