Home / Fantasi / Legenda Sang Phoenix Abadi / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Legenda Sang Phoenix Abadi: Chapter 51 - Chapter 60

296 Chapters

51. Ingin membunuhku?

"Xiao Chen lama tidak berjumpa." "Kan dia mencarimu! Sial kenapa setelah keluar dari klan Rubah aku harus menemui orang pembawa masalah sepertimu!" gadis rubah memaki, namun dia masih menggunakan wujud rubahnya. Nan Xue pemimpin empat rekannya itu tersenyum tipis mendengar perkataan gadis rubah. Tentunya dia tidak hanya mengincar Xiao Chen saja. "Gadis rubah, permata suci didalam tubuh mu sangat berguna bagiku... Jadi apa aku harus melepaskanmu?" "Ka-kamu..." "Nan Xue tunggu apa lagi, mari kita bunuh dua ekor ikan besar ini?!" Nan Xue mengangguk, dia mengulurkan tangan keatas langit. Seketika formasi pengurung yang mencakup area satu kilometer bergetar hebat. Hanya hitungan detik, muncul puluhan pedang dari atas langit. Pedang pedang itu bergetar, lalu mulai bergerak mengarah ke tubuh Xiao Chen dan gadis rubah. "Ingin membunuhku? Memang kalian memiliki kemampuan itu?" "Gadis rubah, minggir?! Langkah Sembilan Pedang Phoenix?! Langkah keempat?!" Memutarkan pedang
last updateLast Updated : 2024-06-09
Read more

52. Pertempuran dua jenius.

" Nan Shi apa maksudmu...," suaranya terdengar sangat berat, namun juga terdengar begitu dingin. "Meski kakak dan guru membutuhkan api Surgawi untuk membangkitkan Raja Iblis, tapi bisakah cari yang lain? A-aku..." dia menundukan kepalanya. "Mencari yang lain? Di daratan Tian Zhou, eksistensi api Surgawi begitu sulit ditemukan.. Melihatmu ingin melindunginya, apa kamu jatuh hati padanya?" "Ti-tidak kakak, sebelumnya dia melindungiku, bahkan tanpa ada dia kini aku pasti sudah mati?!" "Jika begitu... Aku akan menyisakan jasadnya secara utuh... Shi'er, jangan menghalangi ku!" Bwooooooong! Secara perlahan, transformasi iblis yang dilakukan Nan Xue meningkatkan energi kultivasinya. Meski tidak signifikan, namun sedikit peningkatan energi ini sudah melampui batasan yang dapat dihadapi oleh Xiao Chen. 'Inikah yang dikatakan ayahku soal keberadaan iblis? Menggunakan transformasi, energinya meningkat lebih kuat dari sebelumnya... Para iblis benar benar tidak bisa diremehkan sa
last updateLast Updated : 2024-06-10
Read more

53. Dendam Nan Shi kepada Xiao Chen.

"Sialan berani sekali memerintah ku?" "Saat ini kita hanya bisa berkerja sama... Seandainya aku bisa terbang bebas sepertinya, aku juga tidak akan meminta bantuanmu!" Xiao Chen membalas. "Ckckck! Mati saja sana?!" Swuuuuuuush! Hanya dengan satu kali kibasan tangan, muncul bola bola hitam dari kehampaan yang melesat ke arah keduanya. Hal ini tentu membuat gadis rubah segera membuat perisai dengan ke tujuh ekornya yang bergerak, lalu menutup tubuh Xiao Chen dan dia yang membuat bola bola itu meledak ketika menyentuh ekor milik sang rubah! "Jika begitu berapa persen kamu bisa membunuhnya?" "Seratus persen...," suaranya berubah menjadi dingin. Booooooom! Setelah ledakan terakhir menggema di hadapan keduanya. Gadis rubah mulai menarik ekornya, dia dengan gesit bergerak zig zag, lalu membiarkan ekornya menyerang Nan Xue yang kini malah memainkan serangan gadis rubah. Apa yang dilakukan Nan Xue, tentu membuat Xiao Chen tersenyum misterius. Dia benar-benar menunjukan kebodohan
last updateLast Updated : 2024-06-11
Read more

54.Tiba di puncak Gunung Abadi.

"Aku hanya ingin menjagamu karena mengungkapkan rasa terimakasih ku..." "Baiklah, karena urusan disini selesai... Kamu bisa pergi." wajah Xiao Chen berubah menjadi datar. Gadis rubah menganggukan kepalanya, dia yang belum bisa bertransformasi menggunakan wujud manusia hanya bisa memendam kekesalannya. Bagaimanapun, setelah melihat Xiao Chen bertindak, dia merasa nyaman dan tidak terancam. 'Sifatnya sedikit berubah, mungkin Xiao Chen ini tengah kehilangan sesuatu? Atau aku tadi salah mengatakan sesuatu?' meninggalkan Xiao Chen, akhirnya gadis rubah entah pergi kemana. Sesaat kepergian gadis rubah, Xiao Chen berkali kali menghubungi gurunya. Namun dia tidak mendapat respon apapun. "Atau guru mengorbankan sesuatu? Jadi dia tertidur?" Memilih melanjutkan perjalanannya, untuk mencari kolam darah yang dicari oleh semua kultivator. Setelah lima jam berkeliling dan hanya menghadapi kawanan hewan iblis tingkat empat. Xiao Chen mulai menyadari, gunung Abadi ini memang memiliki
last updateLast Updated : 2024-06-11
Read more

55. Kolam Darah.

Dua pria paruh baya yang melihat keberhasilan Xiao Chen ini mengangguk senang. Namun, pandangan keduanya tertuju pada gadis rubah yang kini telah menghampiri mereka. "Dua tetua, mohon petunjuk untuk membiarkan ku memasuki kolam darah..." "Ooh, tapi apa kamu tidak merasa bersalah setelah memanfaatkannya, tapi kamu malah ingin meninggalkannya?" Gadis rubah terdiam, meski dia berhasil menuju ke puncak. Namun dia tahu bahwa dua pria didepannya adalah sosok pelindung dibalik keberadaan Kolam Darah. Karena itu, dia berusaha untuk tetap tenang, dan tidak membuat masalah lebih lanjut. "Lalu senior menginginkan apa?" Hanya dengan sekali mengulurkan tangan, tetua itu mengangkat tubuh Xiao Chen. Untuk beberapa saat melihat kondisi tubuh anak dari saudara angkat mereka. Tetua itu kini menganggukan kepala, dia menatap gadis rubah, dan berkata, " Roh jiwanya terluka cukup parah... Itu semua karena kamu yang memaksa membawa bebanmu kepadanya. Jika kamu mau mengorbankan roh jiwa yang sama
last updateLast Updated : 2024-06-12
Read more

56. Sial mataku ternodai?! Xiao Fei.

"Senior terima kasih telah mengingatkanku, semua itu pasti ada sebab akibatnya. Xiao Chen pasti akan menemui kalian." "Jawaban yang lugas, dan baik... Xiao Chen, kami tidak berharap lebih kepadamu... Masih banyak jalan berat yang harus kamu hadapi untuk menjadi tingkat Langit... Karena itu, berendam lah didasar kolam darah... Semua manfaatnya, akan kamu ketahui." Membawa tubuh gadis rubah yang ukurannya telah mengecil, kini salah satu pria paruh baya itu membentuk segel tangan yang cukup rumit. Memahami formasi besar yang digunakan, Xiao Chen yang sedikit memahami hanya dalam sekali lihat terus melihat aksi itu. Beberapa tarikan nafas kemudian, tiba tiba muncul kolam darah disisinya. Sebagai mana seperti namanya, kolam darah sendiri berwarna merah pekat. Tidak ada aroma amis, melainkan aroma harum layaknya bunga wangi yang baru saja mekar. "Ini adalah kolam darah, kamu dan dia berendamlah didalam kolam darah... Meski kamu memiliki masalah dengan para tetua sekte Pedang Aw
last updateLast Updated : 2024-06-12
Read more

57. Menepati Janji Perjanjian dua tahun 1.

"Tiga senior sekalian, apa salahku? Kenapa kalian seakan berniat membunuhku?" Salah satu dari tiga tetua sedikit menahan tawanya, namun sorot matanya terlihat memiliki niat membunuh yang begitu besar. "Xiao Chen, kamu telah membunuh saudara angkatku, dia adalah tetua Agung sekte Pedang Awan... Apa kamu telah melupakannya...," "Apa ada buktinya? Jika hanya menuduh, akupun bisa melakukannya... Mohon para senior menyelidiki masalah ini lebih lanjut." "Xiao Chen... Bukti sudah ada didepan mata, dan jika kamu merasa tidak bersalah, maka ikut kami kembali ke sekte Pedang Awan... Oh iya, bukankah kamu juga memiliki perjanjian dua tahun kepada ketua sekte muda kami? Jika begitu, tidak ada alasan untukmu memberontak!" Xiao Chen mengangguk, dia sebenarnya tengah menahan Xiao Fei yang sejak tadi ingin menyerang ketiganya. "Xiao Fei tenanglah, tidak semua permasalahan harus di akhiri dengan pertempuran..." memberi nasehat, kini Xiao Fei menganggukan kepalanya. Beberapa saat kemud
last updateLast Updated : 2024-06-13
Read more

58. Menepati Perjanjian Dua Tahun 2.

"Hua Ling maaf membuatmu menunggu..." Hua Ling yang semenjak tadi diam, dan mengamati kondisi tubuh Xiao Chen mulai tersadar. Dia berkata,, "setelah ini aku ingin melanjutkan pelatihanku lagi... Sekarang katakan aturan pertempuran..." Xiao Chen mengangguk, dia menatap ke seluruh sudut arah para penonton, atau lebih tepat saksi untuk membersihkan nama ayahnya yang dianggap pengkhianat oleh Aula Langit. "Hari ini, perjanjian dua tahun akan kami lakukan. Ada alasannya aku membuat perjanjian hari ini. Karena itu aku menginginkan satu permintaan kepada kalian semua!" Ketua sekte Pedang Awan, bahkan banyak para ketua Paviliun, serta perwakilan beberapa kekuatan berdiri dari kursi, mereka berkata, "silahkan Pangeran Phoenix katakan... Jika hal ini tidak merugikan kita. Maka kami akan menyetujuinya!" "Yaa, katakan saja asal permintaan ini masuk akal!" Xiao Chen menganggukan kepalanya, dia menggigit salah satu jarinya, sesaat darah menetes, dia terbang ke arah pillar Baishan. Meski pill
last updateLast Updated : 2024-06-13
Read more

59. Menepati Perjanjian dua tahun 3.

"Hahahaha?! Xiao Chen kenapa hanya bisa menghindar? Apa kamu lupa bagaimana caranya sombong dihadapanku?" semakin menggila serangan Hua Ling kini mulai mengarah ke berbagai titik vital milik Xiao Chen. Namun Xiao Chen tidak terlihat kesulitan sama sekali. Melainkan dia tengah mempermainkan Hua Ling secara diam diam. Langkah ini dia ambil, karena tidak ingin melukai martabat Hua Ling, bahkan pihak sekte Pedang Awan. Bagaimanapun Hua Ling adalah calon ketua sekte masa depan. Dan jika dikalahkan dengan sekali serangan. Bisa bisa masa depan yang diinginkan Hua Ling akan hancur begitu saja. Dan dia berpikir, hal ini akan menjadi bumerang baginya sendiri. 'Guru... Kapan kamu terbangun?' berkata dalam hati, Xiao Chen terus mempermainkan Hua Ling. Hingga, disela sela dua fokus yang terbagi. Dia tidak menyadari, dia telah meningkatkan kecepatannya. Hingga sebuah pukulan telak bersarang tepat di wajah Hua Ling. Booooooooooom! Terpental, dan menyeimbangkan tubuhnya. Hua Ling tersadar ak
last updateLast Updated : 2024-06-13
Read more

60. Sekte Pedang Awan mengalami kekacauan? Serangan Aliansi Tangan Iblis.

Swuuuuuuuush! Swuuuuuuuush! Sepuluh tetua sekte Pedang Awan telah bergerak cepat. Namun setelah beberapa saat Xiao Chen akan meninggalkan wilayah pertandingan, dia memberikan pesan telepati kepada Xie Lang Yan. 'Senior bawa Fei'er pergi meninggalkan tempat ini...' Swuuuuuuuush! Teringat akan sosok Xiao Fei, Xiao Chen yang tidak mungkin bisa meninggalkan tempat itu menghentikan langkahnya. Bahkan pedang tingkat Kaisar yang belum sempurna itu telah muncul kembali digenggaman tangannya. * Dikursi sudut barat penonton, satu pemuda berjubah hitam, beserta satu pria bertopeng saling pandang. Keduanya terlihat begitu misterius. Bahkan raut wajahnya memperlihatkan keserakahan yang disembunyikan mulai tersenyum tipis. "Tetua Agung, kamu telah bekerja sama kepadaku untuk memancing dia kemari... Sekarang katakan apa keinginanmu?" Pria bertopeng yang ternyata Tetua Agung sekte Pedang Awan tersenyum, dia memandang kearah Song Yeye dengan tatapan iri. "Tuan muda... Jika kamu
last updateLast Updated : 2024-06-13
Read more
PREV
1
...
45678
...
30
DMCA.com Protection Status