" Nan Shi apa maksudmu...," suaranya terdengar sangat berat, namun juga terdengar begitu dingin. "Meski kakak dan guru membutuhkan api Surgawi untuk membangkitkan Raja Iblis, tapi bisakah cari yang lain? A-aku..." dia menundukan kepalanya. "Mencari yang lain? Di daratan Tian Zhou, eksistensi api Surgawi begitu sulit ditemukan.. Melihatmu ingin melindunginya, apa kamu jatuh hati padanya?" "Ti-tidak kakak, sebelumnya dia melindungiku, bahkan tanpa ada dia kini aku pasti sudah mati?!" "Jika begitu... Aku akan menyisakan jasadnya secara utuh... Shi'er, jangan menghalangi ku!" Bwooooooong! Secara perlahan, transformasi iblis yang dilakukan Nan Xue meningkatkan energi kultivasinya. Meski tidak signifikan, namun sedikit peningkatan energi ini sudah melampui batasan yang dapat dihadapi oleh Xiao Chen. 'Inikah yang dikatakan ayahku soal keberadaan iblis? Menggunakan transformasi, energinya meningkat lebih kuat dari sebelumnya... Para iblis benar benar tidak bisa diremehkan sa
"Sialan berani sekali memerintah ku?" "Saat ini kita hanya bisa berkerja sama... Seandainya aku bisa terbang bebas sepertinya, aku juga tidak akan meminta bantuanmu!" Xiao Chen membalas. "Ckckck! Mati saja sana?!" Swuuuuuuush! Hanya dengan satu kali kibasan tangan, muncul bola bola hitam dari kehampaan yang melesat ke arah keduanya. Hal ini tentu membuat gadis rubah segera membuat perisai dengan ke tujuh ekornya yang bergerak, lalu menutup tubuh Xiao Chen dan dia yang membuat bola bola itu meledak ketika menyentuh ekor milik sang rubah! "Jika begitu berapa persen kamu bisa membunuhnya?" "Seratus persen...," suaranya berubah menjadi dingin. Booooooom! Setelah ledakan terakhir menggema di hadapan keduanya. Gadis rubah mulai menarik ekornya, dia dengan gesit bergerak zig zag, lalu membiarkan ekornya menyerang Nan Xue yang kini malah memainkan serangan gadis rubah. Apa yang dilakukan Nan Xue, tentu membuat Xiao Chen tersenyum misterius. Dia benar-benar menunjukan kebodohan
"Aku hanya ingin menjagamu karena mengungkapkan rasa terimakasih ku..." "Baiklah, karena urusan disini selesai... Kamu bisa pergi." wajah Xiao Chen berubah menjadi datar. Gadis rubah menganggukan kepalanya, dia yang belum bisa bertransformasi menggunakan wujud manusia hanya bisa memendam kekesalannya. Bagaimanapun, setelah melihat Xiao Chen bertindak, dia merasa nyaman dan tidak terancam. 'Sifatnya sedikit berubah, mungkin Xiao Chen ini tengah kehilangan sesuatu? Atau aku tadi salah mengatakan sesuatu?' meninggalkan Xiao Chen, akhirnya gadis rubah entah pergi kemana. Sesaat kepergian gadis rubah, Xiao Chen berkali kali menghubungi gurunya. Namun dia tidak mendapat respon apapun. "Atau guru mengorbankan sesuatu? Jadi dia tertidur?" Memilih melanjutkan perjalanannya, untuk mencari kolam darah yang dicari oleh semua kultivator. Setelah lima jam berkeliling dan hanya menghadapi kawanan hewan iblis tingkat empat. Xiao Chen mulai menyadari, gunung Abadi ini memang memiliki
Dua pria paruh baya yang melihat keberhasilan Xiao Chen ini mengangguk senang. Namun, pandangan keduanya tertuju pada gadis rubah yang kini telah menghampiri mereka. "Dua tetua, mohon petunjuk untuk membiarkan ku memasuki kolam darah..." "Ooh, tapi apa kamu tidak merasa bersalah setelah memanfaatkannya, tapi kamu malah ingin meninggalkannya?" Gadis rubah terdiam, meski dia berhasil menuju ke puncak. Namun dia tahu bahwa dua pria didepannya adalah sosok pelindung dibalik keberadaan Kolam Darah. Karena itu, dia berusaha untuk tetap tenang, dan tidak membuat masalah lebih lanjut. "Lalu senior menginginkan apa?" Hanya dengan sekali mengulurkan tangan, tetua itu mengangkat tubuh Xiao Chen. Untuk beberapa saat melihat kondisi tubuh anak dari saudara angkat mereka. Tetua itu kini menganggukan kepala, dia menatap gadis rubah, dan berkata, " Roh jiwanya terluka cukup parah... Itu semua karena kamu yang memaksa membawa bebanmu kepadanya. Jika kamu mau mengorbankan roh jiwa yang sama
"Senior terima kasih telah mengingatkanku, semua itu pasti ada sebab akibatnya. Xiao Chen pasti akan menemui kalian." "Jawaban yang lugas, dan baik... Xiao Chen, kami tidak berharap lebih kepadamu... Masih banyak jalan berat yang harus kamu hadapi untuk menjadi tingkat Langit... Karena itu, berendam lah didasar kolam darah... Semua manfaatnya, akan kamu ketahui." Membawa tubuh gadis rubah yang ukurannya telah mengecil, kini salah satu pria paruh baya itu membentuk segel tangan yang cukup rumit. Memahami formasi besar yang digunakan, Xiao Chen yang sedikit memahami hanya dalam sekali lihat terus melihat aksi itu. Beberapa tarikan nafas kemudian, tiba tiba muncul kolam darah disisinya. Sebagai mana seperti namanya, kolam darah sendiri berwarna merah pekat. Tidak ada aroma amis, melainkan aroma harum layaknya bunga wangi yang baru saja mekar. "Ini adalah kolam darah, kamu dan dia berendamlah didalam kolam darah... Meski kamu memiliki masalah dengan para tetua sekte Pedang Aw
"Tiga senior sekalian, apa salahku? Kenapa kalian seakan berniat membunuhku?" Salah satu dari tiga tetua sedikit menahan tawanya, namun sorot matanya terlihat memiliki niat membunuh yang begitu besar. "Xiao Chen, kamu telah membunuh saudara angkatku, dia adalah tetua Agung sekte Pedang Awan... Apa kamu telah melupakannya...," "Apa ada buktinya? Jika hanya menuduh, akupun bisa melakukannya... Mohon para senior menyelidiki masalah ini lebih lanjut." "Xiao Chen... Bukti sudah ada didepan mata, dan jika kamu merasa tidak bersalah, maka ikut kami kembali ke sekte Pedang Awan... Oh iya, bukankah kamu juga memiliki perjanjian dua tahun kepada ketua sekte muda kami? Jika begitu, tidak ada alasan untukmu memberontak!" Xiao Chen mengangguk, dia sebenarnya tengah menahan Xiao Fei yang sejak tadi ingin menyerang ketiganya. "Xiao Fei tenanglah, tidak semua permasalahan harus di akhiri dengan pertempuran..." memberi nasehat, kini Xiao Fei menganggukan kepalanya. Beberapa saat kemud
"Hua Ling maaf membuatmu menunggu..." Hua Ling yang semenjak tadi diam, dan mengamati kondisi tubuh Xiao Chen mulai tersadar. Dia berkata,, "setelah ini aku ingin melanjutkan pelatihanku lagi... Sekarang katakan aturan pertempuran..." Xiao Chen mengangguk, dia menatap ke seluruh sudut arah para penonton, atau lebih tepat saksi untuk membersihkan nama ayahnya yang dianggap pengkhianat oleh Aula Langit. "Hari ini, perjanjian dua tahun akan kami lakukan. Ada alasannya aku membuat perjanjian hari ini. Karena itu aku menginginkan satu permintaan kepada kalian semua!" Ketua sekte Pedang Awan, bahkan banyak para ketua Paviliun, serta perwakilan beberapa kekuatan berdiri dari kursi, mereka berkata, "silahkan Pangeran Phoenix katakan... Jika hal ini tidak merugikan kita. Maka kami akan menyetujuinya!" "Yaa, katakan saja asal permintaan ini masuk akal!" Xiao Chen menganggukan kepalanya, dia menggigit salah satu jarinya, sesaat darah menetes, dia terbang ke arah pillar Baishan. Meski pill
"Hahahaha?! Xiao Chen kenapa hanya bisa menghindar? Apa kamu lupa bagaimana caranya sombong dihadapanku?" semakin menggila serangan Hua Ling kini mulai mengarah ke berbagai titik vital milik Xiao Chen. Namun Xiao Chen tidak terlihat kesulitan sama sekali. Melainkan dia tengah mempermainkan Hua Ling secara diam diam. Langkah ini dia ambil, karena tidak ingin melukai martabat Hua Ling, bahkan pihak sekte Pedang Awan. Bagaimanapun Hua Ling adalah calon ketua sekte masa depan. Dan jika dikalahkan dengan sekali serangan. Bisa bisa masa depan yang diinginkan Hua Ling akan hancur begitu saja. Dan dia berpikir, hal ini akan menjadi bumerang baginya sendiri. 'Guru... Kapan kamu terbangun?' berkata dalam hati, Xiao Chen terus mempermainkan Hua Ling. Hingga, disela sela dua fokus yang terbagi. Dia tidak menyadari, dia telah meningkatkan kecepatannya. Hingga sebuah pukulan telak bersarang tepat di wajah Hua Ling. Booooooooooom! Terpental, dan menyeimbangkan tubuhnya. Hua Ling tersadar ak
Swoooooooshh! Hanya membutuhkan waktu satu menit. Serangan akhir dari segalanya telah tercipta didepan mulut keduanya. Xiao Jian berhasil membentuk tombak raksaksa dengan mengandalkan seluruh energi Qin nya yang tersisa. Namun tidak dengan Xiao Chen, dia yang ingin mengakhiri pertempuran ini segera menyatukan seluruh eksistensi kemampuan dari tiga elemennya yang telah membentuk bintang raksaksa tiga warna. Belum kedua serangan itu bertabrakan, akan tetapi fluktuasi energi dari gesekan eksistensi tahap Abadi telah terjadi pada keduanya. Gelombang energi menyebar begitu mengerikan. Hingga keduanya memekik kembali diikuti oleh melesatnya serangan keduanya yang saling berlawanan arah. Swuuuuuuuuuung! Tekanan fluktuasi bertambah kuat, lalu diikuti oleh menyebarnya cahaya dan rusaknya ruang sejauh seribu kilometer dari tempat pertempuran. Suara ledakan bagaikan hancurnya satu benua pun ikut menyebar. Booooommm! Saaat ini, suasana menjadi hening. Namun kerusakan masih terjadi
"A-apa tumbuh lagi..." Xiao Jian sedikit terkejut, namun setelahnya senyum kemenangannya lenyap. Yang diikuti oleh pernyataan anaknya yang selalu meminta bantuan bagaimana cara menghadapi Xiao Chen yang tubuhnya abadi. "Ternyata ini keluhan Yue'er selama perintah ku untuk membunuhmu... Xiao Chen, aku benar benar meremehkan mu..." Xiao Chen tidak menjawab apapun, Kultivasi tahap Abadi adalah segalanya. Selagi apa yang dia inginkan, pasti dia dapat menciptakannya dengan kekuatannya itu. Swuuuuuuuush! Tidak ingin menghadapi Xiao Chen dan berniat kabur untuk saat ini. Xiao Jian akan memikirkan bagaimana cara membunuh sosok Xiao Chen dimasa depan nanti. Akan tetapi, kejutan terjadi. Ruang seakan terkuci. Apa yang ditakuti oleh Penguasa Ashura juga muncul di benak Xiao Jian. "Po-pohon kepahitan... Se-sepertinya aku sudah tidak bisa untuk melarikan diri lagi?!" Melihat ke arah Xiao Chen, tiba tiba rantai emas mengikat tubuhnya secara cepat. Tidak bisa reflek menghancurkan, bahkan m
Merasa tidak ada gunanya untuk terus berbicara, karena musuh utama belum tereliminasi. Tiba tiba kesadaran Roh jiwa didalam tubuhnya bergejolak. Resonansi dari kelahiran kekuatan Abadi dapat dirasakan secara jelas oleh Xiao Chen saat ini. "Apa energi ini berasal dari paman?" Swuuuuuuuuush! Lenyap dari tempatnya, Xiao Chen muncul di perbatasan barat wilayah Aula Langit yang disambut oleh pasukan elite milik ayahnya. "Penguasa... Sepertinya ada kelahiran Abadi yang baru..." Xiao Chen menganggukan kepalanya untuk membenarkan ungkapan itu. "Benar... Kalian berjagalah disini, ingat beri pesan jika ada sesuatu yang buruk..." "Baik penguasa... Tapi kemana Penguasa akan pergi?" Tersenyum tipis, Xiao Chen segera menjawab pertanyaan itu. "Menyambut, dan memberi selamat kepada paman setelah naik menjadi tahap Abadi..." Sempat merasakan energi yang mencapai tahap Abadi memiliki aura Phoenix, Xiao Chen sudah mengetahui siapa entitas itu. "Baiklah..." Swuuuuuuuush!
Puluhan ribu kultivator yang tak lain anggota halaman dalam berdatangan kearah sumber suara. Meski mereka belum mengenal siapa sosok Chen Xiao, tapi dari daftar buronan yang Xiao Jian sebarkan. Sosok Chen Xiao adalah Xiao Chen, yang memiliki wajah tampan, disertai rambut panjang terurai memutih dengan tampilan elegan. "Kaa-kamu Xiao Chen! Berani sekali datang kemari!" "Xiao Chen apa kamu ingin menyerahkan dirimu?!" "Tahu diri juga kamu datang tanpa dicari?!" Raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar, tidak ada rasa takut yang terlintas di wajahnya. Yang pasti, ribuan pasukan lain, yangg merupakan anak buah dari Kaisar Phoenix di masa lalu telah berkumpul di satu titik, tepat di istana utama perkumpulan lima penguasa di halaman dalam. "Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian, sekarang... Katakan dimana Xiao Jian, dan tiga penguasa lainnya!" Swuuuuuuuuuung! Hanya menunjuk satu jari kebawah, sontak tekanan gravitasi yang mengerikan harus membuat puluhan ribu kultivator
Swoooooosh! Dibarengi dengan ungkapan rasa terkejutnya, Xiao Chen telah berhasil menciptakan bintang tiga warna diatas telapak tangannya. Berkelebat cepat, sosoknya kemudian lenyap dari pandangan. Seketika tubuh bagian punggung dari Penguasa Ashura terasa dingin. Hingga dia membalikan tubuhnya, dia hanya bisa membelalakan matanya diikuti oleh rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Boooooooooosh! Bintang kecil itu telah terlepas dari kendali tangan Xiao Chen. Untuk memastikan sosok Penguasa Ashura akan tewas, Xiao Chen menikmati pemandangan itu hingga tak lama. Ledakan maha dahsyat, diikuti oleh robekan ruang terjadi sejauh seratus kilometer dari area pertempuran keduanya. Situasi menjadi hening setelah ledakan maha dahsyat itu. Hingga mata Xiao Chen harus menyipit. Pasalnya dia melihat bayangan Roh yang berusaha kabur dari tempatnya berada. "Tidak cukup untuk menghancurkan Roh abadinya?" Swoooooooosh! Seuliet bayangan membentuk sebuah pedang melesat cepat kearah pelarian
Menghentikan apa yang akan dia lakukan kembali. Kini Penguasa Ashura segera mundur setelah lonjakan energi dahsyat keluar dari tubuh Xiao Chen. "Tidak mencapai satu hari... I-ini mustahil... Ternyata semengerikan itu energi jiwa bintang..." Ungkapan kejutnya berhenti. Saat ini, dia melihat bintang raksasa diatas langit telah lenyap. Bahkan sosok Xiao Chen yang tadinya terbaring itu mulai berdiri, dan membuka matanya. "Inikah kultivasi yang diinginkan semua orang? Bahkan, mereka yang menginginkan tahap ini, akan melegalkan semua cara demi mencapainya..." Suaranya terdengar biasa, namun jelas Penguasa Ashura dapat mendengar nada kebencian didalam suara itu. "Kamu baru naik menjadi tahap Langit Abadi... Untuk apa aku takut padamu?" "Benarkah?" Swuuuuuuuuuuung! Xiao Chen meledakan sedikit aura didalam tubuhnya. Sontak udara di tiga daratan Benua Langit bergetar hebat. Fenomena alam yang tadinya terus meramaikan suasana kini bertambah menjadi lebih mengerikan. "Membunuh semua o
"Jika tahu diri minggirlah... Hari ini energi jiwa bintang harus menjadi milikku...," suara dingin kembali terdengar, diikuti oleh kemunculan penguasa Ashura yang kini telah benar benar terlihat dimata Kaisar Roh, Chei Wian, dan juga Yao Ling secara jelas. "Meski aku mati, sebelum proses yang dilakukan Yao Yi berhasil... Aku juga tidak akan pernah menyesal!" Pedang tipis muncul digenggaman tangan Kaisar Roh. Dia tanpa rasa takut berada di garda depan untuk melindungi Xiao Chen. Tak hanya Kaisar Roh yang menunjukan keberaniannya, Chei Wian, bahkan Yao Ling yang kultivasinya telah menurun mulai mengeluarkan senjata kebanggan mereka secara serentak! "Hanya para keroco yang tak tahu diri... Mengingat kita pernah berteman, aku tidak akan membunuh kalian?!" Swuuuuuuush! Penguasa Ashura melesat cepat, hanya sekedipan mata. Kaisar Roh, Chei Wian, dan Yao Ling harus terpental ke arah yang berbeda. Waktu yang begitu singkat itu, bahkan tidak sempat untuk mereka memberikan perlaw
"Pasti janjimu akan terwujud..." Yao Yi menjawab penuh keyakinan. Xiao Chen tersenyum hangat kepada istrinya itu. Lambaian lembut kearah rambut panjang nan halus itu membuat Yao Yi nyaman. Namun setelah pagi harinya. Xiao Chen yang tertidur diatas atap Paviliun Phoenix Abadi tersadar. Bahwa dia melupakan hari bahagianya sendiri. Namun dia juga teringat, saat ini tubuhnya sendiri tidak dapat menahan lagi ganasnya racun yang menyerang seluruh organ penting didalam tubuhnya. Menggunakan kekuatan ruang, dia mencari istrinya ke seluruh tempat. Namun dia tidak menemukannya. Hingga dia bertemu dengan Kaisar Roh yang tengah menatap patung sosok Xiao Chen berada. "Senior apa kamu melihat istriku?" Kaisar Roh menggelengkan kepalanya, "bukankah seharusnya tadi malam dia bersamamu?" "..." Hanya diam tak menjawab, wajah Xiao Chen seketika menunjukan kekhawatirannya. Namun jari lembut menepuk bahunya. Sosok yang dia cari ternyata muncul di belakangnya sembari tersenyum kecil. "Gege...
Cahaya merah darah menembus ruang begitu cepat diikuti oleh gerakan dari bintang Raksaksa yang kembali bergerak kearah Xiao Chen. Dua tekanan hebat kembali terjadi, namun Xiao Chen harus membelalakan matanya. Pasalnya hal mengejutkan terjadi, bintang merah darah dihadapannya hancur. Diikuti oleh ledakan dahsyat yang membuat tubuhnya terlempar begitu jauh. Sama halnya dengan Xiao Jian. Namun kondisinya tak separah yang dialami oleh Xiao Chen. Dia hanya terlempar, lalu merasakan serangan balik dari gabungan ribuan formasi yang dia ciptakan. "Si-sial tidak bisa melanjutkan pertempuran lagi..." Merasa kondisi pertempuran bisa berbalik. Dan tak mungkin dapat membawa tubuh Xiao Chen. Kini Xiao Jian segera memerintahkan semua pasukannya untuk mundur. Tanpa ingin mengejar empat penguasa itu yang kabur, Yao Yi segera menggunakan kekuatan ruangnya. Dia muncul dan menangkap tubuh Xiao Chen yang lemas. Bahkan kulit pada seluruh tubuhnya terasa dingin dan terlihat memucat. "Ra-racunmu.