"Hua Ling maaf membuatmu menunggu..." Hua Ling yang semenjak tadi diam, dan mengamati kondisi tubuh Xiao Chen mulai tersadar. Dia berkata,, "setelah ini aku ingin melanjutkan pelatihanku lagi... Sekarang katakan aturan pertempuran..." Xiao Chen mengangguk, dia menatap ke seluruh sudut arah para penonton, atau lebih tepat saksi untuk membersihkan nama ayahnya yang dianggap pengkhianat oleh Aula Langit. "Hari ini, perjanjian dua tahun akan kami lakukan. Ada alasannya aku membuat perjanjian hari ini. Karena itu aku menginginkan satu permintaan kepada kalian semua!" Ketua sekte Pedang Awan, bahkan banyak para ketua Paviliun, serta perwakilan beberapa kekuatan berdiri dari kursi, mereka berkata, "silahkan Pangeran Phoenix katakan... Jika hal ini tidak merugikan kita. Maka kami akan menyetujuinya!" "Yaa, katakan saja asal permintaan ini masuk akal!" Xiao Chen menganggukan kepalanya, dia menggigit salah satu jarinya, sesaat darah menetes, dia terbang ke arah pillar Baishan. Meski pill
"Hahahaha?! Xiao Chen kenapa hanya bisa menghindar? Apa kamu lupa bagaimana caranya sombong dihadapanku?" semakin menggila serangan Hua Ling kini mulai mengarah ke berbagai titik vital milik Xiao Chen. Namun Xiao Chen tidak terlihat kesulitan sama sekali. Melainkan dia tengah mempermainkan Hua Ling secara diam diam. Langkah ini dia ambil, karena tidak ingin melukai martabat Hua Ling, bahkan pihak sekte Pedang Awan. Bagaimanapun Hua Ling adalah calon ketua sekte masa depan. Dan jika dikalahkan dengan sekali serangan. Bisa bisa masa depan yang diinginkan Hua Ling akan hancur begitu saja. Dan dia berpikir, hal ini akan menjadi bumerang baginya sendiri. 'Guru... Kapan kamu terbangun?' berkata dalam hati, Xiao Chen terus mempermainkan Hua Ling. Hingga, disela sela dua fokus yang terbagi. Dia tidak menyadari, dia telah meningkatkan kecepatannya. Hingga sebuah pukulan telak bersarang tepat di wajah Hua Ling. Booooooooooom! Terpental, dan menyeimbangkan tubuhnya. Hua Ling tersadar ak
Swuuuuuuuush! Swuuuuuuuush! Sepuluh tetua sekte Pedang Awan telah bergerak cepat. Namun setelah beberapa saat Xiao Chen akan meninggalkan wilayah pertandingan, dia memberikan pesan telepati kepada Xie Lang Yan. 'Senior bawa Fei'er pergi meninggalkan tempat ini...' Swuuuuuuuush! Teringat akan sosok Xiao Fei, Xiao Chen yang tidak mungkin bisa meninggalkan tempat itu menghentikan langkahnya. Bahkan pedang tingkat Kaisar yang belum sempurna itu telah muncul kembali digenggaman tangannya. * Dikursi sudut barat penonton, satu pemuda berjubah hitam, beserta satu pria bertopeng saling pandang. Keduanya terlihat begitu misterius. Bahkan raut wajahnya memperlihatkan keserakahan yang disembunyikan mulai tersenyum tipis. "Tetua Agung, kamu telah bekerja sama kepadaku untuk memancing dia kemari... Sekarang katakan apa keinginanmu?" Pria bertopeng yang ternyata Tetua Agung sekte Pedang Awan tersenyum, dia memandang kearah Song Yeye dengan tatapan iri. "Tuan muda... Jika kamu
Melihat kearah Xiao Chen. Wajah Long Yan memburuk, meski dia harus melindungi sosok Xiao Chen. Namun Long Yan sendiri tidak mengenali siapa sosok pemuda disisi Hong Yao. "Mengerahkan banyak pasukan aliansi Tangan Iblis, pasti identitasmu cukup tinggi. Sebenarnya kenapa kamu menargetkan ku?" Xiao Chen berkata tenang, selagi masih ada Xiao Fei, serta Xie Lang Yan, dia tidak mungkin dapat melarikan diri sendiri. "Xiao Chen, apalagi jika bukan karena api Hati Naga? Meski kamu pemilik bakat emas, tapi aliansi kami tidak membutuhkan orang jenius lagi! Jadi, serahkan nyawa mu!" saat pemuda itu akan menyerang Xiao Chen, tiba tiba Hong Yao menghentikan tindakannya. "Tuan muda, bagaimana yang kamu janjikan?" Bukannya melihat para tetua, dan murid dibebaskan. Hong Yao hanya bisa menyatukan kedua giginya, nyatanya kesadaran spiritual para murid, dan tetua sedang diserap oleh asap hitam. Dan hal ini menyebabkan sekte Pedang Awan mengalami kerugian yang cukup besar. Didalam hati Song Ye
"Bagaimana mungkin dia berani datang kemari? Jika tidak salah, serangan racun di masa lalu telah membuatnya menjadi sosok yang tidak mungkin bisa bertarung..." ditengah mengeluarkan api Hati Naga. Pemuda itu menatap kearah pedang yang mencoba menghancurkan artefak milik aliansinya. Tak berselang lama, melihat pedang itu masih mencoba merobek perisai pertahanan perisai yang terbentuk dari artefak. Sosok wanita yang tak lain Jian Ling muncul, lalu menarik pedang emas itu. Dengan raut wajah yang terlihat datar, dia berdiri diatas energi pembatas. "Tuan muda Nanggong Yi, apa kamu lupa? Artefak bodoh ini bisa hancur di tanganku?!" Swuuuuuung! Pedang emas ditangannya berdengung, lalu asap biru yang begitu kentara menyelimuti pedang itu. Sesaat mengerahkan energi Qi kearah mata pedang. Jian Ling kini menghunuskan pedang kearah perisai pembatas. Kraaaaaaack! Booooooooooom! Hanya dengan satu serangan, perisai pembatas sejauh dua kilometer yang menyelimuti arena pertandingan ha
Api merah keemasan membakar tangan besar yang mencengkeram erat tubuhnya. Namun sosok klone itu hanya bisa membuka lebar mulutnya membentuk huruf O. Pasalnya, dia bukan takut pada Api Hati Naga. Melainkan energi Kultivasi Xiao Chen ini naik hingga ke tahap Bumi Menengah bintang satu. "Kamu hanya sosok klone..." Swoooooooooosh! Api yang menyelimuti tubuh Xiao Chen meledak, lalu menyebar. Hal ini mengakibatkan sosok klone itu musnah tanpa bisa berbuat apapun lagi. 'Chen'er bagaimana keadaanmu?' 'Guru aku baik baik saja...' Yao Yi mengangguk, namun dia belum bisa meredakan amarah di hatinya. Melihat kearah pertempuran utama, dia berkata, "apa guru yang melakukannya sendiri atau kamu?" 'Guru biarkan aku saja... Berapa lama aku bisa menggunakan energi pinjaman ini?' Xiao Chen membalas didalam pikirannya sendiri. 'Sepuluh menit...' Swuuuuuuuush! Mengembalikan kesadaran tubuh milik muridnya, kini Xiao Chen menghampiri tubuh Xie Lang Yan. Di tatapan matanya, kebencian
Seketika serangan yang cepat berpindah pada satu titik arah serangan. Tindakan ini tentu membuat Nanggong Yi cukup kelabakan."Gerakan ke tiga?!"Swuuuuuuush! Serangan satu arah, atau satu titik berubah menjadi tak terarah. Lebih tepatnya Xiao Chen menyerang secara membabi buta. Perubahan serangan ini tentu membuat Nanggong Yi murka, dia ingin mundur dari area pertempuran. Namun Xiao Chen tidak membiarkannya begitu saja! "Pasukan bantu aku?!"Swuuuuuuush! Hanya sesaat perintah Nanggong Yi terdengar, puluhan pasukan Aliansi Tangan Iblis yang tengah bertempur dengan pihak lain segera masuk kedalam pertempuran Xiao Chen. Hal ini membuat Nanggong Yi bisa menjaga jarak, dia sedikit menghela napas. Namun kejadian selanjutnya sungguh harus membuat kedua matanya terbelalak hebat! "Gerakan keempat!" karena kesal Nanggong Yi dapat mundur, Xiao Chen mulai memutar tubuh dan pedangnya di satu arah jarum jam. Perlahan tapi pasti, putaran ini mempercepat dan akhirnya menimbulkan gelombang angi
Jian Ling tanpa memperdulikan keputusan Song Yeye langsung menebas leher Hong Yao menggunakan pedang emas ditangannya. Semua orang yang melihat hal ini tidak ada yang berani membuka mulut. Jelas apa yang dilakukan Jian Ling hanya untuk meminta pertanggung jawaban atas kematian Xie Lang Yan. "Masalah disini telah usai, aku dan Xiao Chen undur diri. Kelak, jika masih ada yang mengungkit masalah Kaisar Phoenix, aku tidak akan pernah menghentikan Xiao Chen untuk membuat masalah pada kalian..." Membawa Xiao Chen pergi meninggalkan area sekte Pedang Awan. Jian Ling yang tahu kondisi Xiao Chen tidak baik baik saja mempercepat terbangnya. Setelah tiba di kota Han, yang didalamnya terdapat cabang Paviliun Pedang Langit. Xiao Chen yang masih tersadar namun tubuhnya terasa lemas segera memulihkan kondisi tubuhnya. Satu hari kemudian. "Ayah?" merasa waktu pemulihan ayahnya telah selesai, Xiao Fei yang terus berjaga disisi samping ranjang menyapa Xiao Chen. "Fei'er... Kenapa kamu
Swoooooooshh! Hanya membutuhkan waktu satu menit. Serangan akhir dari segalanya telah tercipta didepan mulut keduanya. Xiao Jian berhasil membentuk tombak raksaksa dengan mengandalkan seluruh energi Qin nya yang tersisa. Namun tidak dengan Xiao Chen, dia yang ingin mengakhiri pertempuran ini segera menyatukan seluruh eksistensi kemampuan dari tiga elemennya yang telah membentuk bintang raksaksa tiga warna. Belum kedua serangan itu bertabrakan, akan tetapi fluktuasi energi dari gesekan eksistensi tahap Abadi telah terjadi pada keduanya. Gelombang energi menyebar begitu mengerikan. Hingga keduanya memekik kembali diikuti oleh melesatnya serangan keduanya yang saling berlawanan arah. Swuuuuuuuuuung! Tekanan fluktuasi bertambah kuat, lalu diikuti oleh menyebarnya cahaya dan rusaknya ruang sejauh seribu kilometer dari tempat pertempuran. Suara ledakan bagaikan hancurnya satu benua pun ikut menyebar. Booooommm! Saaat ini, suasana menjadi hening. Namun kerusakan masih terjadi
"A-apa tumbuh lagi..." Xiao Jian sedikit terkejut, namun setelahnya senyum kemenangannya lenyap. Yang diikuti oleh pernyataan anaknya yang selalu meminta bantuan bagaimana cara menghadapi Xiao Chen yang tubuhnya abadi. "Ternyata ini keluhan Yue'er selama perintah ku untuk membunuhmu... Xiao Chen, aku benar benar meremehkan mu..." Xiao Chen tidak menjawab apapun, Kultivasi tahap Abadi adalah segalanya. Selagi apa yang dia inginkan, pasti dia dapat menciptakannya dengan kekuatannya itu. Swuuuuuuuush! Tidak ingin menghadapi Xiao Chen dan berniat kabur untuk saat ini. Xiao Jian akan memikirkan bagaimana cara membunuh sosok Xiao Chen dimasa depan nanti. Akan tetapi, kejutan terjadi. Ruang seakan terkuci. Apa yang ditakuti oleh Penguasa Ashura juga muncul di benak Xiao Jian. "Po-pohon kepahitan... Se-sepertinya aku sudah tidak bisa untuk melarikan diri lagi?!" Melihat ke arah Xiao Chen, tiba tiba rantai emas mengikat tubuhnya secara cepat. Tidak bisa reflek menghancurkan, bahkan m
Merasa tidak ada gunanya untuk terus berbicara, karena musuh utama belum tereliminasi. Tiba tiba kesadaran Roh jiwa didalam tubuhnya bergejolak. Resonansi dari kelahiran kekuatan Abadi dapat dirasakan secara jelas oleh Xiao Chen saat ini. "Apa energi ini berasal dari paman?" Swuuuuuuuuush! Lenyap dari tempatnya, Xiao Chen muncul di perbatasan barat wilayah Aula Langit yang disambut oleh pasukan elite milik ayahnya. "Penguasa... Sepertinya ada kelahiran Abadi yang baru..." Xiao Chen menganggukan kepalanya untuk membenarkan ungkapan itu. "Benar... Kalian berjagalah disini, ingat beri pesan jika ada sesuatu yang buruk..." "Baik penguasa... Tapi kemana Penguasa akan pergi?" Tersenyum tipis, Xiao Chen segera menjawab pertanyaan itu. "Menyambut, dan memberi selamat kepada paman setelah naik menjadi tahap Abadi..." Sempat merasakan energi yang mencapai tahap Abadi memiliki aura Phoenix, Xiao Chen sudah mengetahui siapa entitas itu. "Baiklah..." Swuuuuuuuush!
Puluhan ribu kultivator yang tak lain anggota halaman dalam berdatangan kearah sumber suara. Meski mereka belum mengenal siapa sosok Chen Xiao, tapi dari daftar buronan yang Xiao Jian sebarkan. Sosok Chen Xiao adalah Xiao Chen, yang memiliki wajah tampan, disertai rambut panjang terurai memutih dengan tampilan elegan. "Kaa-kamu Xiao Chen! Berani sekali datang kemari!" "Xiao Chen apa kamu ingin menyerahkan dirimu?!" "Tahu diri juga kamu datang tanpa dicari?!" Raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar, tidak ada rasa takut yang terlintas di wajahnya. Yang pasti, ribuan pasukan lain, yangg merupakan anak buah dari Kaisar Phoenix di masa lalu telah berkumpul di satu titik, tepat di istana utama perkumpulan lima penguasa di halaman dalam. "Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian, sekarang... Katakan dimana Xiao Jian, dan tiga penguasa lainnya!" Swuuuuuuuuuung! Hanya menunjuk satu jari kebawah, sontak tekanan gravitasi yang mengerikan harus membuat puluhan ribu kultivator
Swoooooosh! Dibarengi dengan ungkapan rasa terkejutnya, Xiao Chen telah berhasil menciptakan bintang tiga warna diatas telapak tangannya. Berkelebat cepat, sosoknya kemudian lenyap dari pandangan. Seketika tubuh bagian punggung dari Penguasa Ashura terasa dingin. Hingga dia membalikan tubuhnya, dia hanya bisa membelalakan matanya diikuti oleh rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Boooooooooosh! Bintang kecil itu telah terlepas dari kendali tangan Xiao Chen. Untuk memastikan sosok Penguasa Ashura akan tewas, Xiao Chen menikmati pemandangan itu hingga tak lama. Ledakan maha dahsyat, diikuti oleh robekan ruang terjadi sejauh seratus kilometer dari area pertempuran keduanya. Situasi menjadi hening setelah ledakan maha dahsyat itu. Hingga mata Xiao Chen harus menyipit. Pasalnya dia melihat bayangan Roh yang berusaha kabur dari tempatnya berada. "Tidak cukup untuk menghancurkan Roh abadinya?" Swoooooooosh! Seuliet bayangan membentuk sebuah pedang melesat cepat kearah pelarian
Menghentikan apa yang akan dia lakukan kembali. Kini Penguasa Ashura segera mundur setelah lonjakan energi dahsyat keluar dari tubuh Xiao Chen. "Tidak mencapai satu hari... I-ini mustahil... Ternyata semengerikan itu energi jiwa bintang..." Ungkapan kejutnya berhenti. Saat ini, dia melihat bintang raksasa diatas langit telah lenyap. Bahkan sosok Xiao Chen yang tadinya terbaring itu mulai berdiri, dan membuka matanya. "Inikah kultivasi yang diinginkan semua orang? Bahkan, mereka yang menginginkan tahap ini, akan melegalkan semua cara demi mencapainya..." Suaranya terdengar biasa, namun jelas Penguasa Ashura dapat mendengar nada kebencian didalam suara itu. "Kamu baru naik menjadi tahap Langit Abadi... Untuk apa aku takut padamu?" "Benarkah?" Swuuuuuuuuuuung! Xiao Chen meledakan sedikit aura didalam tubuhnya. Sontak udara di tiga daratan Benua Langit bergetar hebat. Fenomena alam yang tadinya terus meramaikan suasana kini bertambah menjadi lebih mengerikan. "Membunuh semua o
"Jika tahu diri minggirlah... Hari ini energi jiwa bintang harus menjadi milikku...," suara dingin kembali terdengar, diikuti oleh kemunculan penguasa Ashura yang kini telah benar benar terlihat dimata Kaisar Roh, Chei Wian, dan juga Yao Ling secara jelas. "Meski aku mati, sebelum proses yang dilakukan Yao Yi berhasil... Aku juga tidak akan pernah menyesal!" Pedang tipis muncul digenggaman tangan Kaisar Roh. Dia tanpa rasa takut berada di garda depan untuk melindungi Xiao Chen. Tak hanya Kaisar Roh yang menunjukan keberaniannya, Chei Wian, bahkan Yao Ling yang kultivasinya telah menurun mulai mengeluarkan senjata kebanggan mereka secara serentak! "Hanya para keroco yang tak tahu diri... Mengingat kita pernah berteman, aku tidak akan membunuh kalian?!" Swuuuuuuush! Penguasa Ashura melesat cepat, hanya sekedipan mata. Kaisar Roh, Chei Wian, dan Yao Ling harus terpental ke arah yang berbeda. Waktu yang begitu singkat itu, bahkan tidak sempat untuk mereka memberikan perlaw
"Pasti janjimu akan terwujud..." Yao Yi menjawab penuh keyakinan. Xiao Chen tersenyum hangat kepada istrinya itu. Lambaian lembut kearah rambut panjang nan halus itu membuat Yao Yi nyaman. Namun setelah pagi harinya. Xiao Chen yang tertidur diatas atap Paviliun Phoenix Abadi tersadar. Bahwa dia melupakan hari bahagianya sendiri. Namun dia juga teringat, saat ini tubuhnya sendiri tidak dapat menahan lagi ganasnya racun yang menyerang seluruh organ penting didalam tubuhnya. Menggunakan kekuatan ruang, dia mencari istrinya ke seluruh tempat. Namun dia tidak menemukannya. Hingga dia bertemu dengan Kaisar Roh yang tengah menatap patung sosok Xiao Chen berada. "Senior apa kamu melihat istriku?" Kaisar Roh menggelengkan kepalanya, "bukankah seharusnya tadi malam dia bersamamu?" "..." Hanya diam tak menjawab, wajah Xiao Chen seketika menunjukan kekhawatirannya. Namun jari lembut menepuk bahunya. Sosok yang dia cari ternyata muncul di belakangnya sembari tersenyum kecil. "Gege...
Cahaya merah darah menembus ruang begitu cepat diikuti oleh gerakan dari bintang Raksaksa yang kembali bergerak kearah Xiao Chen. Dua tekanan hebat kembali terjadi, namun Xiao Chen harus membelalakan matanya. Pasalnya hal mengejutkan terjadi, bintang merah darah dihadapannya hancur. Diikuti oleh ledakan dahsyat yang membuat tubuhnya terlempar begitu jauh. Sama halnya dengan Xiao Jian. Namun kondisinya tak separah yang dialami oleh Xiao Chen. Dia hanya terlempar, lalu merasakan serangan balik dari gabungan ribuan formasi yang dia ciptakan. "Si-sial tidak bisa melanjutkan pertempuran lagi..." Merasa kondisi pertempuran bisa berbalik. Dan tak mungkin dapat membawa tubuh Xiao Chen. Kini Xiao Jian segera memerintahkan semua pasukannya untuk mundur. Tanpa ingin mengejar empat penguasa itu yang kabur, Yao Yi segera menggunakan kekuatan ruangnya. Dia muncul dan menangkap tubuh Xiao Chen yang lemas. Bahkan kulit pada seluruh tubuhnya terasa dingin dan terlihat memucat. "Ra-racunmu.