"Bagaimana mungkin dia berani datang kemari? Jika tidak salah, serangan racun di masa lalu telah membuatnya menjadi sosok yang tidak mungkin bisa bertarung..." ditengah mengeluarkan api Hati Naga. Pemuda itu menatap kearah pedang yang mencoba menghancurkan artefak milik aliansinya. Tak berselang lama, melihat pedang itu masih mencoba merobek perisai pertahanan perisai yang terbentuk dari artefak. Sosok wanita yang tak lain Jian Ling muncul, lalu menarik pedang emas itu. Dengan raut wajah yang terlihat datar, dia berdiri diatas energi pembatas. "Tuan muda Nanggong Yi, apa kamu lupa? Artefak bodoh ini bisa hancur di tanganku?!" Swuuuuuung! Pedang emas ditangannya berdengung, lalu asap biru yang begitu kentara menyelimuti pedang itu. Sesaat mengerahkan energi Qi kearah mata pedang. Jian Ling kini menghunuskan pedang kearah perisai pembatas. Kraaaaaaack! Booooooooooom! Hanya dengan satu serangan, perisai pembatas sejauh dua kilometer yang menyelimuti arena pertandingan ha
Api merah keemasan membakar tangan besar yang mencengkeram erat tubuhnya. Namun sosok klone itu hanya bisa membuka lebar mulutnya membentuk huruf O. Pasalnya, dia bukan takut pada Api Hati Naga. Melainkan energi Kultivasi Xiao Chen ini naik hingga ke tahap Bumi Menengah bintang satu. "Kamu hanya sosok klone..." Swoooooooooosh! Api yang menyelimuti tubuh Xiao Chen meledak, lalu menyebar. Hal ini mengakibatkan sosok klone itu musnah tanpa bisa berbuat apapun lagi. 'Chen'er bagaimana keadaanmu?' 'Guru aku baik baik saja...' Yao Yi mengangguk, namun dia belum bisa meredakan amarah di hatinya. Melihat kearah pertempuran utama, dia berkata, "apa guru yang melakukannya sendiri atau kamu?" 'Guru biarkan aku saja... Berapa lama aku bisa menggunakan energi pinjaman ini?' Xiao Chen membalas didalam pikirannya sendiri. 'Sepuluh menit...' Swuuuuuuuush! Mengembalikan kesadaran tubuh milik muridnya, kini Xiao Chen menghampiri tubuh Xie Lang Yan. Di tatapan matanya, kebencian
Seketika serangan yang cepat berpindah pada satu titik arah serangan. Tindakan ini tentu membuat Nanggong Yi cukup kelabakan."Gerakan ke tiga?!"Swuuuuuuush! Serangan satu arah, atau satu titik berubah menjadi tak terarah. Lebih tepatnya Xiao Chen menyerang secara membabi buta. Perubahan serangan ini tentu membuat Nanggong Yi murka, dia ingin mundur dari area pertempuran. Namun Xiao Chen tidak membiarkannya begitu saja! "Pasukan bantu aku?!"Swuuuuuuush! Hanya sesaat perintah Nanggong Yi terdengar, puluhan pasukan Aliansi Tangan Iblis yang tengah bertempur dengan pihak lain segera masuk kedalam pertempuran Xiao Chen. Hal ini membuat Nanggong Yi bisa menjaga jarak, dia sedikit menghela napas. Namun kejadian selanjutnya sungguh harus membuat kedua matanya terbelalak hebat! "Gerakan keempat!" karena kesal Nanggong Yi dapat mundur, Xiao Chen mulai memutar tubuh dan pedangnya di satu arah jarum jam. Perlahan tapi pasti, putaran ini mempercepat dan akhirnya menimbulkan gelombang angi
Jian Ling tanpa memperdulikan keputusan Song Yeye langsung menebas leher Hong Yao menggunakan pedang emas ditangannya. Semua orang yang melihat hal ini tidak ada yang berani membuka mulut. Jelas apa yang dilakukan Jian Ling hanya untuk meminta pertanggung jawaban atas kematian Xie Lang Yan. "Masalah disini telah usai, aku dan Xiao Chen undur diri. Kelak, jika masih ada yang mengungkit masalah Kaisar Phoenix, aku tidak akan pernah menghentikan Xiao Chen untuk membuat masalah pada kalian..." Membawa Xiao Chen pergi meninggalkan area sekte Pedang Awan. Jian Ling yang tahu kondisi Xiao Chen tidak baik baik saja mempercepat terbangnya. Setelah tiba di kota Han, yang didalamnya terdapat cabang Paviliun Pedang Langit. Xiao Chen yang masih tersadar namun tubuhnya terasa lemas segera memulihkan kondisi tubuhnya. Satu hari kemudian. "Ayah?" merasa waktu pemulihan ayahnya telah selesai, Xiao Fei yang terus berjaga disisi samping ranjang menyapa Xiao Chen. "Fei'er... Kenapa kamu
Memulai pengtahuan awal tentang ilmu Alkemist. Yao Yi menjelaskan bahwa para Kultivator membutuhkan banyak waktu untuk menciptakan sebuah pill. Pill sendiri juga memiliki tingkatannya. Semakin tinggi, maka kualitas pill akan semakin baik. "Chen'er guru akan memperlihatkanmu cara mengontrol api Hati Naga. Lihatlah dengan baik, meski kamu seorang jenius, pada dasarnya kesulitan membentuk pill lebih tinggi dibanding kamu memahami sebuah teknik, ataupun jurus tingkat tinggi sekalipun..." Sebelum menarik api Hati Naga didalam tubuh muridnya, Yao Yi membentuk perisai transparan untuk menyembunyikan keberadaan api Hati Naga. Beberapa saat setelah terbentuk, Yao Yi memulai langkah pertamanya. Dia mengambil beberapa bahan obat didalam cincin ruang milik Xiao Chen. Membersihkan secara perlahan kotoran racun yang menempel dalam setiap bahan, Yao Yi terus menunjukan bakat Alkemistnya kepada Xiao Chen. Setelah lima menit berlalu, Yao Yi membuka tungku pillnya. Lalu memasukan seluruh bah
"Huh! Ayah sudah berpesan padaku, siapapun tidak boleh menganggu pelatihannya tertutup... Karena itu aku memukul kalian?!"Salah satu pria yang wajahnya terbenam kedalam permukaan tanah mulai menyeimbangkan tubuhnya. Saat ini, kulit disekitar kepalanya telah memerah layaknya tomat matang. "Gadis busuk... Sejak kapan Xiao Chen memiliki anak sebesar kamu? Bahkan jika di pastikan. Dia saja telah membatalkan pernikahannya dengan Hua Ling. Ku kira aku takut padamu?!"Dia yang telah merasakan tiga malam di bully oleh gadis kecil mulai menghampiri Xiao Fei. Menunjukan raut wajah tidak suka, hal ini membuat Xiao Fei yang polos itu sedikit ketakutan. Namun alangkah terkejutnya saat pria itu akan melancarkan sebuah tamparan. Sekelebat bayangan yang begitu cepat tiba tiba muncul dihadapan Xiao Fei. Haaaaap! Menangkap tangan tetua itu, wajah Xiao Chen terlihat begitu datar. Sesaat sepasang mata mereka bertemu, tiba tiba Xiao Chen melancarkan tamparan keras ke arah pria itu hingga terpental me
"Tuan muda benar... Tapi bukan hanya kekacauan, melainkan kehancuran yang tidak akan pernah terbantahkan dimasa depan..." pria itu akan kembali melanjutkan perjalanan. Namun Xiao Chen, kembali menghentikannya. "Senior apa kamu yakin aku bisa membantu kalian? Lagi pula, siapa sebenarnya yang ingin menghancurkan daratan Tian Zhou?" Pria itu mencari satu sosok pemilik kediaman, namun dia tidak melihatnya. Hingga berkata dengan jelas, "Aliansi Tangan Iblis... Selain kematian Nanggong Yi, terdapat maslah lain yang hanya bisa selesai menggunakan cara pertempuran..." Mendengar ungkapan itu, Xiao Chen menyatukan giginya. Meski ada alasan lain mereka menyerang, namun penyerangan mereka mungkin juga di dasari oleh kematian Nanggong Yi. "Junior yang tidak tahu luasnya daratan ini... Mohon senior kembali dan menjelaskan masalah ini padaku... Melihat tanah kelahiran di kacaukan oleh orang lain, bagaimana aku bisa menutup sebelah mata?" Xiao Chen bertanya dengan sopan. Pria itu seakan m
'Tapi soal pedang baru, lebih baik kamu tidak menerimanya... Bagaimanapun, pedang yang ada ditanganmu adalah ciptaan milik master penempa di sekte Awan Kabut... Hanya tinggal mencari beberapa bahan lain, selain batu Artenit maka pedang itu akan sempurna. Bahkan melampui ketajaman yang dimiliki pedang Raja milik Jian Ling...'Xiao Chen mengangguk, dia kemudian menatap kearah Jian Ling. "Baik aku akan menerimanya dan bergabung kedalam Aliansi Tian Lang... Namun untuk pedang baru, kurasa aku lebih cocok menggunakan pedang rongsokan ini." sembari memperlihatkan pedang tingkat Kaisar yang telah retak. Jian Ling hanya tersenyum tipis. Selain dia membutuhkan semangat juang seperti Xiao Chen. Sebenarnya dia juga memiliki niat lain, kenapa memilih Xiao Chen menjadikannya sebagai salah satu komandan Aliansi Tian Lang. "Karena perjalanan ke perbatasan begitu jauh... Dan aku juga perlu menyembuhkan luka lamaku, kita akan berangkat satu bulan lagi... Dalam waktu lama ini, lebih baik kamu berlat
Swoooooooshh! Hanya membutuhkan waktu satu menit. Serangan akhir dari segalanya telah tercipta didepan mulut keduanya. Xiao Jian berhasil membentuk tombak raksaksa dengan mengandalkan seluruh energi Qin nya yang tersisa. Namun tidak dengan Xiao Chen, dia yang ingin mengakhiri pertempuran ini segera menyatukan seluruh eksistensi kemampuan dari tiga elemennya yang telah membentuk bintang raksaksa tiga warna. Belum kedua serangan itu bertabrakan, akan tetapi fluktuasi energi dari gesekan eksistensi tahap Abadi telah terjadi pada keduanya. Gelombang energi menyebar begitu mengerikan. Hingga keduanya memekik kembali diikuti oleh melesatnya serangan keduanya yang saling berlawanan arah. Swuuuuuuuuuung! Tekanan fluktuasi bertambah kuat, lalu diikuti oleh menyebarnya cahaya dan rusaknya ruang sejauh seribu kilometer dari tempat pertempuran. Suara ledakan bagaikan hancurnya satu benua pun ikut menyebar. Booooommm! Saaat ini, suasana menjadi hening. Namun kerusakan masih terjadi
"A-apa tumbuh lagi..." Xiao Jian sedikit terkejut, namun setelahnya senyum kemenangannya lenyap. Yang diikuti oleh pernyataan anaknya yang selalu meminta bantuan bagaimana cara menghadapi Xiao Chen yang tubuhnya abadi. "Ternyata ini keluhan Yue'er selama perintah ku untuk membunuhmu... Xiao Chen, aku benar benar meremehkan mu..." Xiao Chen tidak menjawab apapun, Kultivasi tahap Abadi adalah segalanya. Selagi apa yang dia inginkan, pasti dia dapat menciptakannya dengan kekuatannya itu. Swuuuuuuuush! Tidak ingin menghadapi Xiao Chen dan berniat kabur untuk saat ini. Xiao Jian akan memikirkan bagaimana cara membunuh sosok Xiao Chen dimasa depan nanti. Akan tetapi, kejutan terjadi. Ruang seakan terkuci. Apa yang ditakuti oleh Penguasa Ashura juga muncul di benak Xiao Jian. "Po-pohon kepahitan... Se-sepertinya aku sudah tidak bisa untuk melarikan diri lagi?!" Melihat ke arah Xiao Chen, tiba tiba rantai emas mengikat tubuhnya secara cepat. Tidak bisa reflek menghancurkan, bahkan m
Merasa tidak ada gunanya untuk terus berbicara, karena musuh utama belum tereliminasi. Tiba tiba kesadaran Roh jiwa didalam tubuhnya bergejolak. Resonansi dari kelahiran kekuatan Abadi dapat dirasakan secara jelas oleh Xiao Chen saat ini. "Apa energi ini berasal dari paman?" Swuuuuuuuuush! Lenyap dari tempatnya, Xiao Chen muncul di perbatasan barat wilayah Aula Langit yang disambut oleh pasukan elite milik ayahnya. "Penguasa... Sepertinya ada kelahiran Abadi yang baru..." Xiao Chen menganggukan kepalanya untuk membenarkan ungkapan itu. "Benar... Kalian berjagalah disini, ingat beri pesan jika ada sesuatu yang buruk..." "Baik penguasa... Tapi kemana Penguasa akan pergi?" Tersenyum tipis, Xiao Chen segera menjawab pertanyaan itu. "Menyambut, dan memberi selamat kepada paman setelah naik menjadi tahap Abadi..." Sempat merasakan energi yang mencapai tahap Abadi memiliki aura Phoenix, Xiao Chen sudah mengetahui siapa entitas itu. "Baiklah..." Swuuuuuuuush!
Puluhan ribu kultivator yang tak lain anggota halaman dalam berdatangan kearah sumber suara. Meski mereka belum mengenal siapa sosok Chen Xiao, tapi dari daftar buronan yang Xiao Jian sebarkan. Sosok Chen Xiao adalah Xiao Chen, yang memiliki wajah tampan, disertai rambut panjang terurai memutih dengan tampilan elegan. "Kaa-kamu Xiao Chen! Berani sekali datang kemari!" "Xiao Chen apa kamu ingin menyerahkan dirimu?!" "Tahu diri juga kamu datang tanpa dicari?!" Raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar, tidak ada rasa takut yang terlintas di wajahnya. Yang pasti, ribuan pasukan lain, yangg merupakan anak buah dari Kaisar Phoenix di masa lalu telah berkumpul di satu titik, tepat di istana utama perkumpulan lima penguasa di halaman dalam. "Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian, sekarang... Katakan dimana Xiao Jian, dan tiga penguasa lainnya!" Swuuuuuuuuuung! Hanya menunjuk satu jari kebawah, sontak tekanan gravitasi yang mengerikan harus membuat puluhan ribu kultivator
Swoooooosh! Dibarengi dengan ungkapan rasa terkejutnya, Xiao Chen telah berhasil menciptakan bintang tiga warna diatas telapak tangannya. Berkelebat cepat, sosoknya kemudian lenyap dari pandangan. Seketika tubuh bagian punggung dari Penguasa Ashura terasa dingin. Hingga dia membalikan tubuhnya, dia hanya bisa membelalakan matanya diikuti oleh rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Boooooooooosh! Bintang kecil itu telah terlepas dari kendali tangan Xiao Chen. Untuk memastikan sosok Penguasa Ashura akan tewas, Xiao Chen menikmati pemandangan itu hingga tak lama. Ledakan maha dahsyat, diikuti oleh robekan ruang terjadi sejauh seratus kilometer dari area pertempuran keduanya. Situasi menjadi hening setelah ledakan maha dahsyat itu. Hingga mata Xiao Chen harus menyipit. Pasalnya dia melihat bayangan Roh yang berusaha kabur dari tempatnya berada. "Tidak cukup untuk menghancurkan Roh abadinya?" Swoooooooosh! Seuliet bayangan membentuk sebuah pedang melesat cepat kearah pelarian
Menghentikan apa yang akan dia lakukan kembali. Kini Penguasa Ashura segera mundur setelah lonjakan energi dahsyat keluar dari tubuh Xiao Chen. "Tidak mencapai satu hari... I-ini mustahil... Ternyata semengerikan itu energi jiwa bintang..." Ungkapan kejutnya berhenti. Saat ini, dia melihat bintang raksasa diatas langit telah lenyap. Bahkan sosok Xiao Chen yang tadinya terbaring itu mulai berdiri, dan membuka matanya. "Inikah kultivasi yang diinginkan semua orang? Bahkan, mereka yang menginginkan tahap ini, akan melegalkan semua cara demi mencapainya..." Suaranya terdengar biasa, namun jelas Penguasa Ashura dapat mendengar nada kebencian didalam suara itu. "Kamu baru naik menjadi tahap Langit Abadi... Untuk apa aku takut padamu?" "Benarkah?" Swuuuuuuuuuuung! Xiao Chen meledakan sedikit aura didalam tubuhnya. Sontak udara di tiga daratan Benua Langit bergetar hebat. Fenomena alam yang tadinya terus meramaikan suasana kini bertambah menjadi lebih mengerikan. "Membunuh semua o
"Jika tahu diri minggirlah... Hari ini energi jiwa bintang harus menjadi milikku...," suara dingin kembali terdengar, diikuti oleh kemunculan penguasa Ashura yang kini telah benar benar terlihat dimata Kaisar Roh, Chei Wian, dan juga Yao Ling secara jelas. "Meski aku mati, sebelum proses yang dilakukan Yao Yi berhasil... Aku juga tidak akan pernah menyesal!" Pedang tipis muncul digenggaman tangan Kaisar Roh. Dia tanpa rasa takut berada di garda depan untuk melindungi Xiao Chen. Tak hanya Kaisar Roh yang menunjukan keberaniannya, Chei Wian, bahkan Yao Ling yang kultivasinya telah menurun mulai mengeluarkan senjata kebanggan mereka secara serentak! "Hanya para keroco yang tak tahu diri... Mengingat kita pernah berteman, aku tidak akan membunuh kalian?!" Swuuuuuuush! Penguasa Ashura melesat cepat, hanya sekedipan mata. Kaisar Roh, Chei Wian, dan Yao Ling harus terpental ke arah yang berbeda. Waktu yang begitu singkat itu, bahkan tidak sempat untuk mereka memberikan perlaw
"Pasti janjimu akan terwujud..." Yao Yi menjawab penuh keyakinan. Xiao Chen tersenyum hangat kepada istrinya itu. Lambaian lembut kearah rambut panjang nan halus itu membuat Yao Yi nyaman. Namun setelah pagi harinya. Xiao Chen yang tertidur diatas atap Paviliun Phoenix Abadi tersadar. Bahwa dia melupakan hari bahagianya sendiri. Namun dia juga teringat, saat ini tubuhnya sendiri tidak dapat menahan lagi ganasnya racun yang menyerang seluruh organ penting didalam tubuhnya. Menggunakan kekuatan ruang, dia mencari istrinya ke seluruh tempat. Namun dia tidak menemukannya. Hingga dia bertemu dengan Kaisar Roh yang tengah menatap patung sosok Xiao Chen berada. "Senior apa kamu melihat istriku?" Kaisar Roh menggelengkan kepalanya, "bukankah seharusnya tadi malam dia bersamamu?" "..." Hanya diam tak menjawab, wajah Xiao Chen seketika menunjukan kekhawatirannya. Namun jari lembut menepuk bahunya. Sosok yang dia cari ternyata muncul di belakangnya sembari tersenyum kecil. "Gege...
Cahaya merah darah menembus ruang begitu cepat diikuti oleh gerakan dari bintang Raksaksa yang kembali bergerak kearah Xiao Chen. Dua tekanan hebat kembali terjadi, namun Xiao Chen harus membelalakan matanya. Pasalnya hal mengejutkan terjadi, bintang merah darah dihadapannya hancur. Diikuti oleh ledakan dahsyat yang membuat tubuhnya terlempar begitu jauh. Sama halnya dengan Xiao Jian. Namun kondisinya tak separah yang dialami oleh Xiao Chen. Dia hanya terlempar, lalu merasakan serangan balik dari gabungan ribuan formasi yang dia ciptakan. "Si-sial tidak bisa melanjutkan pertempuran lagi..." Merasa kondisi pertempuran bisa berbalik. Dan tak mungkin dapat membawa tubuh Xiao Chen. Kini Xiao Jian segera memerintahkan semua pasukannya untuk mundur. Tanpa ingin mengejar empat penguasa itu yang kabur, Yao Yi segera menggunakan kekuatan ruangnya. Dia muncul dan menangkap tubuh Xiao Chen yang lemas. Bahkan kulit pada seluruh tubuhnya terasa dingin dan terlihat memucat. "Ra-racunmu.