Beranda / Fantasi / Legenda Sang Phoenix Abadi / 69. Menuju ke perbatasan.

Share

69. Menuju ke perbatasan.

Penulis: Al_Fazza
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-18 17:57:51

'Tapi soal pedang baru, lebih baik kamu tidak menerimanya... Bagaimanapun, pedang yang ada ditanganmu adalah ciptaan milik master penempa di sekte Awan Kabut... Hanya tinggal mencari beberapa bahan lain, selain batu Artenit maka pedang itu akan sempurna. Bahkan melampui ketajaman yang dimiliki pedang Raja milik Jian Ling...'

Xiao Chen mengangguk, dia kemudian menatap kearah Jian Ling.

"Baik aku akan menerimanya dan bergabung kedalam Aliansi Tian Lang... Namun untuk pedang baru, kurasa aku lebih cocok menggunakan pedang rongsokan ini." sembari memperlihatkan pedang tingkat Kaisar yang telah retak.

Jian Ling hanya tersenyum tipis. Selain dia membutuhkan semangat juang seperti Xiao Chen. Sebenarnya dia juga memiliki niat lain, kenapa memilih Xiao Chen menjadikannya sebagai salah satu komandan Aliansi Tian Lang.

"Karena perjalanan ke perbatasan begitu jauh... Dan aku juga perlu menyembuhkan luka lamaku, kita akan berangkat satu bulan lagi... Dalam waktu lama ini, lebih baik kamu berlat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   70. Menuju keperbatasan 2. Penyergapan!

    " Waktu itu aku berpikir seperti itu... Tapi setelah berpikir selama pengobatan berlangsung. Aku telah menyadari, bahwa garis hidup dan mati sudah ada yang menentukannya. Dan aku tidak pernah takut dengan garis kematianku. Bukankah hal ini sama denganmu?" Xiao Chen mengangguk, dia menatap Xiao Fei yang entah kenapa kini terus memilih diam tidak berbicara. "Fei'er kenapa terus diam?" "Ayah, apakah perjalanan kali ini sangat berbahaya?" "Bisa dibilang sangat berbahaya... Tapi percayalah, ayah akan melindungimu tanpa memikirkan kondisi ayah... Fei'er kelak jika kamu menjadi yang terhebat apa yang akan kamu lakukan?" "Melindungi ayah!" Xiao Chen mengangguk, lalu dia meminta Jian Ling untuk melanjutkan perjalanan. Disela sela perjalanan, Jian Ling juga memberikan peringatan pada Xiao Chen. Setelah kepergian sembilan tetua dari utusan keluarga maupun sekte yang pernah menemuinya. Kini Xiao Chen tidak bisa memanfaatkan sumber daya dari masing masing keluarga maupun sekte tersebu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-18
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   71. Penyergapan 2.

    Memutarkan tubuh dan pedang menyamping satu arah secara cepat. Hal ini membuat puluhan kultivator iblis yang tengah mengayunkan pedang kearah Xiao Chen membelalakan matanya. Pasalnya, sebelum pedang mereka menyentuh pedang pemuda didepan mereka. Xiao Chen telah bergerak mendahului mereka, dan putaran pedang ditangannya menyebabkan puluhan kultivator yang tidak dapat mundur itu harus tewas. Potongan daging, dan hujan darah seketika terjadi begitu mengerikan. Pemandangan ini, membuat ratusan kultivator iblis bergidik ngeri. Namun kengerian tidak berhenti begitu saja. Pasalnya, putaran pedang yang menyebabkan angin tornado itu perlahan mendekat kearah rombongan mereka. "Sial... Menghindar?! Yang lain serang menggunakan serangan jarak jauh?!" Salah satunya memberikan perintah. Swuuuuuung! Boooooom! Boooooom! Meski dihujani serangan energi yang terbentuk dari tebasan pedang. Xiao Chen tidak menghentikan tindakannya, secara perlahan dia mulai bergerak dan terus bergerak menuju k

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-19
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   72. Penyergapan 3.

    Sambutan tangan muncul dari kehampaan menerjang tubuh Jian Ling hingga terlempar kearah permukaan tanah. Setelah menyeimbangkan tubuh, Jian Ling memuntahkan seteguk darah merah. Namun dia menatap kearah Xiao Fei, dan berkata, "pedang tingkat Raja ini adalah warisan leluhur Pedang Langit... Dibawah kekuatanku yang saat ini tak seberapa, ku kira dia dapat melindungi tubuh mu dari energi yang akan menyebabkan kehancuran..." Swoooooosh! Memberi perintah kepada pedang tingkat Raja. Seketika pedang emas ditangannya mengambang, lalu menancap dihadapan Xiao Fei, hanya sesaat pedang itu menembakan energi yang membuat tubuh Xiao Fei terbalut perisai emas. Melihat apa yang dilakukan Jian Ling. Nanggong Lao hanya tertawa, dia tidak menyangka gadis yang begitu dingin ini malah membantu orang lain. Padahal yang sebenarnya, nyawanya sendiri berada di ujung tanduk. "Ckckck! Setelah kamu mati, roh jiwamu akan menjadi sumber kekuatan milik Raja Iblis... Jian Ling, matilah kamu?!" Membentuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-20
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   73. Penyergapan 4. Keputusasaan?

    Ditengah situasi yang sangat mengerikan. Xiao Chen berusaha semaksimal mungkin melepaskan tubuhnya dari cengkeraman asap hitam. Namun gurunya hanya berkata, 'dari pada kamu melakukan usaha yang sia sia... Chen'er gunakan kesempatan ini untuk menyerap energi kehidupan menjadi sumber energi kultivasimu...' "Guru apa maksudmu?" "Ckckck! Fokuskan pikiranmu... Tugasmu hanya gunakan teknik Naga Pelahap Langit semaksimal mungkin... Serahkan sisanya kepada guru?!" Xiao Chen mengangguk, mulai menenangkan dan memfokuskan pikirannya. Kini dia menggunakan teknik kultivasinya. Beberapa saat merasakan hawa hangat yang bukan energi Qi. Tanpa dia sadari, simbol bintang kecil muncul di keningnya. Simbol bintang di keningnya kini perlahan menyerap ledakan dua elemen yang tengah berseteru sangat hebat. Hingga sesaat, Xiao Chen merasa seluruh tubuhnya kebas! Bukan karena merasakan dampak pertempuran elemen itu, melainkan dia merasa hempasan energi dari pertempuran memaksa masuk kedalam tubuhnya me

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-20
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   74. Pagoda Bintang Iblis.

    'Guru... Dia mulai bertindak?!' Swuuuuuuuuuuush! Nanggong Lao melesat, dia yang menggunakan tranformasi iblisnya mulai mengayunkan tinju kearah perisai yang melindungi ketiganya dari ledakan tadi. Boooooom! Meski terlihat seakan gelembung yang bergetar, namun Nanggong Lao melakukan serangan yang sama. Hal ini sempat membuat Xiao Chen ingin keluar dari dalam pembatas pelindung. "Tidak... Kamu tidak perlu menghadapinya lagi?" Swuuuuuuuuush! Asap biru keluar dari dalam tubuh Jian Ling. Sesaat dia keluar dari dalam perisai, dia mencoba menangkap tinju milik Nanggong Lao menggunakan telapak tangannya. Boooooooom! Melihat tinjunya tertahan, Nanggong Lao tersenyum tipis, dia kemudian berkata, "ayo gunakan seluruh kemampuanmu... Ku rasa aku masih bisa menghadapimu untuk beberapa waktu... Tapi bagaimana dengan kondisimu?! Ayoo!" semangat gila dalam mempermainkan Jian Ling muncul di suaranya. Kini Nanggong Lao melepaskan genggaman dari tangan Jian Ling, dan mencari j

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-21
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   75. Diremehkan?

    "Bocah... Pemimpin kami begitu kuat, dia tidak sadarkan diri mungkin karena kelelahan..." "Benar, mana mungkin pemimpin terluka... Di daratan ini, siapa yang mampu melampui kultivasinya?" Jiang Hao Li yang sejak tadi diam, dan mendengarkan perbincangan mereka menatap Xiao Chen dengan serius. "Jangan diambil hati, saudara Chen mereka memang binatang bodoh yang hanya bisa mengandalkan orang lain... Sekarang, perintahkan apa yang harus aku lakukan?" "Ambilkan jarum akupuntur..." Para tetua yang mendengar pembicaraan mereka membuka mulut secara lebar, lalu tertawa seolah melihat dua bocah yang tengah melawak. "Lihat itu? Apa kalian percaya pada ungkapan keduanya? Jarum akupuntur? Hahahaha! Apa dia kira dia adalah tabib?!" "Xiao Chen jika kamu berani membuat pemimpin terluka aku akan benar benar membunuhmu!" "Yaa itu benar?!" Riakan suara komentar dari para tetua membuat berisik di dalam ruangan itu. Hingga sesosok pria bertubuh besar, yang memiliki kultivasi tahap Bumi Menengah

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-21
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   76. Xiao Chen vs dua puluh satu tetua aliansi.

    Sejenak menatap Jendral kedua yang hanya diam, Xiao Chen kini berusaha untuk tidak membuat keributan di ruangan itu. Namun, Guan Li kembali memprovokasinya, bukan dari omongan, dia melesat lalu menghentikan apa yang di lakukan olehnya. "Guan Li apa maksudmu menghentikan tindakanku? Apa kamu tahu, kondisi Jian Ling saat ini sangat membutuhkan pertolongan?" "Bagus sekali kamu Xiao Chen... Berlagak menjadi sok pahlawan tapi nyatanya kamu ingin membunuh pemimpin... Jika jarum akupuntur mu benar benar mengobati racunnya, bagaimana bisa Pemimpin terus memuntahkan darah hitamnya?" "Apa yang dikatakan Guan Li masuk akal... Xiao Chen, beri kami penjelasan maka kami tidak membunuhmu!" "Yaa itu benar!" Semua tetua di ruangan itu membenarkan ungkapan Guan Li. Tentu melihat reaksi mereka, Xiao Chen yang telah mencoba untuk tetap sabar mulai terprovokasi. "Baik... Jika kalian terus menuduhku seperti ini, maka aku akan menghentikan metode akupuntur ini..." Saat berjalan akan keluar

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-22
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   77. Hanya pertempuran singkat!

    "Apa yang kamu katakan benar, apalagi dia hanya praktisi roh... Sepertinya Xiao Chen ini sangat arogan Hingga menimbulkan keributan yang tidak perlu..." Semua pasukan mulai memberikan komentar atas kenaifan yang dimiliki oleh Xiao Chen. Hingga Jendral kedua, yang kini menjadi panglima tertinggi aliansi itu menenangkan suara pasukan.. "Hari ini... Aku dan kalian semua akan menjadi saksi atas pertempuran ini... Dan yang harus kalian ingat, siapapun pemenangnya, dan siapapun yang mati, itu tidak ada hubungan dengan aliansi..." "Baik..." Swuuuuuuuus! Membentuk formasi perlindungan yang sangat kuat untuk meminimalisir dampak kehancuran dari pertempuran. Jendral kedua yang tidak memiliki banyak waktu segera memulai pertempuran. "Mulai!" Dua puluh satu tetua aliansi yang berada di tahap Bumi awal bintang empat dan lima, dan satu gadis tabib bertopeng bersiap melancarkan serangan. Saat ini mereka semua mulai membentuk formasi serangan jarak jauhnya. Hingga saat puluhan formasi

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24

Bab terbaru

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   296. TAMATT!

    Swoooooooshh! Hanya membutuhkan waktu satu menit. Serangan akhir dari segalanya telah tercipta didepan mulut keduanya. Xiao Jian berhasil membentuk tombak raksaksa dengan mengandalkan seluruh energi Qin nya yang tersisa. Namun tidak dengan Xiao Chen, dia yang ingin mengakhiri pertempuran ini segera menyatukan seluruh eksistensi kemampuan dari tiga elemennya yang telah membentuk bintang raksaksa tiga warna. Belum kedua serangan itu bertabrakan, akan tetapi fluktuasi energi dari gesekan eksistensi tahap Abadi telah terjadi pada keduanya. Gelombang energi menyebar begitu mengerikan. Hingga keduanya memekik kembali diikuti oleh melesatnya serangan keduanya yang saling berlawanan arah. Swuuuuuuuuuung! Tekanan fluktuasi bertambah kuat, lalu diikuti oleh menyebarnya cahaya dan rusaknya ruang sejauh seribu kilometer dari tempat pertempuran. Suara ledakan bagaikan hancurnya satu benua pun ikut menyebar. Booooommm! Saaat ini, suasana menjadi hening. Namun kerusakan masih terjadi

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   295. Dua Phoenix yang bertarung.

    "A-apa tumbuh lagi..." Xiao Jian sedikit terkejut, namun setelahnya senyum kemenangannya lenyap. Yang diikuti oleh pernyataan anaknya yang selalu meminta bantuan bagaimana cara menghadapi Xiao Chen yang tubuhnya abadi. "Ternyata ini keluhan Yue'er selama perintah ku untuk membunuhmu... Xiao Chen, aku benar benar meremehkan mu..." Xiao Chen tidak menjawab apapun, Kultivasi tahap Abadi adalah segalanya. Selagi apa yang dia inginkan, pasti dia dapat menciptakannya dengan kekuatannya itu. Swuuuuuuuush! Tidak ingin menghadapi Xiao Chen dan berniat kabur untuk saat ini. Xiao Jian akan memikirkan bagaimana cara membunuh sosok Xiao Chen dimasa depan nanti. Akan tetapi, kejutan terjadi. Ruang seakan terkuci. Apa yang ditakuti oleh Penguasa Ashura juga muncul di benak Xiao Jian. "Po-pohon kepahitan... Se-sepertinya aku sudah tidak bisa untuk melarikan diri lagi?!" Melihat ke arah Xiao Chen, tiba tiba rantai emas mengikat tubuhnya secara cepat. Tidak bisa reflek menghancurkan, bahkan m

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   294.

    Merasa tidak ada gunanya untuk terus berbicara, karena musuh utama belum tereliminasi. Tiba tiba kesadaran Roh jiwa didalam tubuhnya bergejolak. Resonansi dari kelahiran kekuatan Abadi dapat dirasakan secara jelas oleh Xiao Chen saat ini. "Apa energi ini berasal dari paman?" Swuuuuuuuuush! Lenyap dari tempatnya, Xiao Chen muncul di perbatasan barat wilayah Aula Langit yang disambut oleh pasukan elite milik ayahnya. "Penguasa... Sepertinya ada kelahiran Abadi yang baru..." Xiao Chen menganggukan kepalanya untuk membenarkan ungkapan itu. "Benar... Kalian berjagalah disini, ingat beri pesan jika ada sesuatu yang buruk..." "Baik penguasa... Tapi kemana Penguasa akan pergi?" Tersenyum tipis, Xiao Chen segera menjawab pertanyaan itu. "Menyambut, dan memberi selamat kepada paman setelah naik menjadi tahap Abadi..." Sempat merasakan energi yang mencapai tahap Abadi memiliki aura Phoenix, Xiao Chen sudah mengetahui siapa entitas itu. "Baiklah..." Swuuuuuuuush!

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   293.

    Puluhan ribu kultivator yang tak lain anggota halaman dalam berdatangan kearah sumber suara. Meski mereka belum mengenal siapa sosok Chen Xiao, tapi dari daftar buronan yang Xiao Jian sebarkan. Sosok Chen Xiao adalah Xiao Chen, yang memiliki wajah tampan, disertai rambut panjang terurai memutih dengan tampilan elegan. "Kaa-kamu Xiao Chen! Berani sekali datang kemari!" "Xiao Chen apa kamu ingin menyerahkan dirimu?!" "Tahu diri juga kamu datang tanpa dicari?!" Raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar, tidak ada rasa takut yang terlintas di wajahnya. Yang pasti, ribuan pasukan lain, yangg merupakan anak buah dari Kaisar Phoenix di masa lalu telah berkumpul di satu titik, tepat di istana utama perkumpulan lima penguasa di halaman dalam. "Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian, sekarang... Katakan dimana Xiao Jian, dan tiga penguasa lainnya!" Swuuuuuuuuuung! Hanya menunjuk satu jari kebawah, sontak tekanan gravitasi yang mengerikan harus membuat puluhan ribu kultivator

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   292.

    Swoooooosh! Dibarengi dengan ungkapan rasa terkejutnya, Xiao Chen telah berhasil menciptakan bintang tiga warna diatas telapak tangannya. Berkelebat cepat, sosoknya kemudian lenyap dari pandangan. Seketika tubuh bagian punggung dari Penguasa Ashura terasa dingin. Hingga dia membalikan tubuhnya, dia hanya bisa membelalakan matanya diikuti oleh rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Boooooooooosh! Bintang kecil itu telah terlepas dari kendali tangan Xiao Chen. Untuk memastikan sosok Penguasa Ashura akan tewas, Xiao Chen menikmati pemandangan itu hingga tak lama. Ledakan maha dahsyat, diikuti oleh robekan ruang terjadi sejauh seratus kilometer dari area pertempuran keduanya. Situasi menjadi hening setelah ledakan maha dahsyat itu. Hingga mata Xiao Chen harus menyipit. Pasalnya dia melihat bayangan Roh yang berusaha kabur dari tempatnya berada. "Tidak cukup untuk menghancurkan Roh abadinya?" Swoooooooosh! Seuliet bayangan membentuk sebuah pedang melesat cepat kearah pelarian

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   291. Kebangkitann Xiao Chen.

    Menghentikan apa yang akan dia lakukan kembali. Kini Penguasa Ashura segera mundur setelah lonjakan energi dahsyat keluar dari tubuh Xiao Chen. "Tidak mencapai satu hari... I-ini mustahil... Ternyata semengerikan itu energi jiwa bintang..." Ungkapan kejutnya berhenti. Saat ini, dia melihat bintang raksasa diatas langit telah lenyap. Bahkan sosok Xiao Chen yang tadinya terbaring itu mulai berdiri, dan membuka matanya. "Inikah kultivasi yang diinginkan semua orang? Bahkan, mereka yang menginginkan tahap ini, akan melegalkan semua cara demi mencapainya..." Suaranya terdengar biasa, namun jelas Penguasa Ashura dapat mendengar nada kebencian didalam suara itu. "Kamu baru naik menjadi tahap Langit Abadi... Untuk apa aku takut padamu?" "Benarkah?" Swuuuuuuuuuuung! Xiao Chen meledakan sedikit aura didalam tubuhnya. Sontak udara di tiga daratan Benua Langit bergetar hebat. Fenomena alam yang tadinya terus meramaikan suasana kini bertambah menjadi lebih mengerikan. "Membunuh semua o

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   290.

    "Jika tahu diri minggirlah... Hari ini energi jiwa bintang harus menjadi milikku...," suara dingin kembali terdengar, diikuti oleh kemunculan penguasa Ashura yang kini telah benar benar terlihat dimata Kaisar Roh, Chei Wian, dan juga Yao Ling secara jelas. "Meski aku mati, sebelum proses yang dilakukan Yao Yi berhasil... Aku juga tidak akan pernah menyesal!" Pedang tipis muncul digenggaman tangan Kaisar Roh. Dia tanpa rasa takut berada di garda depan untuk melindungi Xiao Chen. Tak hanya Kaisar Roh yang menunjukan keberaniannya, Chei Wian, bahkan Yao Ling yang kultivasinya telah menurun mulai mengeluarkan senjata kebanggan mereka secara serentak! "Hanya para keroco yang tak tahu diri... Mengingat kita pernah berteman, aku tidak akan membunuh kalian?!" Swuuuuuuush! Penguasa Ashura melesat cepat, hanya sekedipan mata. Kaisar Roh, Chei Wian, dan Yao Ling harus terpental ke arah yang berbeda. Waktu yang begitu singkat itu, bahkan tidak sempat untuk mereka memberikan perlaw

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   289. DHUAAR

    "Pasti janjimu akan terwujud..." Yao Yi menjawab penuh keyakinan. Xiao Chen tersenyum hangat kepada istrinya itu. Lambaian lembut kearah rambut panjang nan halus itu membuat Yao Yi nyaman. Namun setelah pagi harinya. Xiao Chen yang tertidur diatas atap Paviliun Phoenix Abadi tersadar. Bahwa dia melupakan hari bahagianya sendiri. Namun dia juga teringat, saat ini tubuhnya sendiri tidak dapat menahan lagi ganasnya racun yang menyerang seluruh organ penting didalam tubuhnya. Menggunakan kekuatan ruang, dia mencari istrinya ke seluruh tempat. Namun dia tidak menemukannya. Hingga dia bertemu dengan Kaisar Roh yang tengah menatap patung sosok Xiao Chen berada. "Senior apa kamu melihat istriku?" Kaisar Roh menggelengkan kepalanya, "bukankah seharusnya tadi malam dia bersamamu?" "..." Hanya diam tak menjawab, wajah Xiao Chen seketika menunjukan kekhawatirannya. Namun jari lembut menepuk bahunya. Sosok yang dia cari ternyata muncul di belakangnya sembari tersenyum kecil. "Gege...

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   288. Aku tidak perduli pada diriku sendiri.

    Cahaya merah darah menembus ruang begitu cepat diikuti oleh gerakan dari bintang Raksaksa yang kembali bergerak kearah Xiao Chen. Dua tekanan hebat kembali terjadi, namun Xiao Chen harus membelalakan matanya. Pasalnya hal mengejutkan terjadi, bintang merah darah dihadapannya hancur. Diikuti oleh ledakan dahsyat yang membuat tubuhnya terlempar begitu jauh. Sama halnya dengan Xiao Jian. Namun kondisinya tak separah yang dialami oleh Xiao Chen. Dia hanya terlempar, lalu merasakan serangan balik dari gabungan ribuan formasi yang dia ciptakan. "Si-sial tidak bisa melanjutkan pertempuran lagi..." Merasa kondisi pertempuran bisa berbalik. Dan tak mungkin dapat membawa tubuh Xiao Chen. Kini Xiao Jian segera memerintahkan semua pasukannya untuk mundur. Tanpa ingin mengejar empat penguasa itu yang kabur, Yao Yi segera menggunakan kekuatan ruangnya. Dia muncul dan menangkap tubuh Xiao Chen yang lemas. Bahkan kulit pada seluruh tubuhnya terasa dingin dan terlihat memucat. "Ra-racunmu.

DMCA.com Protection Status