"Bocah... Pemimpin kami begitu kuat, dia tidak sadarkan diri mungkin karena kelelahan..." "Benar, mana mungkin pemimpin terluka... Di daratan ini, siapa yang mampu melampui kultivasinya?" Jiang Hao Li yang sejak tadi diam, dan mendengarkan perbincangan mereka menatap Xiao Chen dengan serius. "Jangan diambil hati, saudara Chen mereka memang binatang bodoh yang hanya bisa mengandalkan orang lain... Sekarang, perintahkan apa yang harus aku lakukan?" "Ambilkan jarum akupuntur..." Para tetua yang mendengar pembicaraan mereka membuka mulut secara lebar, lalu tertawa seolah melihat dua bocah yang tengah melawak. "Lihat itu? Apa kalian percaya pada ungkapan keduanya? Jarum akupuntur? Hahahaha! Apa dia kira dia adalah tabib?!" "Xiao Chen jika kamu berani membuat pemimpin terluka aku akan benar benar membunuhmu!" "Yaa itu benar?!" Riakan suara komentar dari para tetua membuat berisik di dalam ruangan itu. Hingga sesosok pria bertubuh besar, yang memiliki kultivasi tahap Bumi Menengah
Sejenak menatap Jendral kedua yang hanya diam, Xiao Chen kini berusaha untuk tidak membuat keributan di ruangan itu. Namun, Guan Li kembali memprovokasinya, bukan dari omongan, dia melesat lalu menghentikan apa yang di lakukan olehnya. "Guan Li apa maksudmu menghentikan tindakanku? Apa kamu tahu, kondisi Jian Ling saat ini sangat membutuhkan pertolongan?" "Bagus sekali kamu Xiao Chen... Berlagak menjadi sok pahlawan tapi nyatanya kamu ingin membunuh pemimpin... Jika jarum akupuntur mu benar benar mengobati racunnya, bagaimana bisa Pemimpin terus memuntahkan darah hitamnya?" "Apa yang dikatakan Guan Li masuk akal... Xiao Chen, beri kami penjelasan maka kami tidak membunuhmu!" "Yaa itu benar!" Semua tetua di ruangan itu membenarkan ungkapan Guan Li. Tentu melihat reaksi mereka, Xiao Chen yang telah mencoba untuk tetap sabar mulai terprovokasi. "Baik... Jika kalian terus menuduhku seperti ini, maka aku akan menghentikan metode akupuntur ini..." Saat berjalan akan keluar
"Apa yang kamu katakan benar, apalagi dia hanya praktisi roh... Sepertinya Xiao Chen ini sangat arogan Hingga menimbulkan keributan yang tidak perlu..." Semua pasukan mulai memberikan komentar atas kenaifan yang dimiliki oleh Xiao Chen. Hingga Jendral kedua, yang kini menjadi panglima tertinggi aliansi itu menenangkan suara pasukan.. "Hari ini... Aku dan kalian semua akan menjadi saksi atas pertempuran ini... Dan yang harus kalian ingat, siapapun pemenangnya, dan siapapun yang mati, itu tidak ada hubungan dengan aliansi..." "Baik..." Swuuuuuuuus! Membentuk formasi perlindungan yang sangat kuat untuk meminimalisir dampak kehancuran dari pertempuran. Jendral kedua yang tidak memiliki banyak waktu segera memulai pertempuran. "Mulai!" Dua puluh satu tetua aliansi yang berada di tahap Bumi awal bintang empat dan lima, dan satu gadis tabib bertopeng bersiap melancarkan serangan. Saat ini mereka semua mulai membentuk formasi serangan jarak jauhnya. Hingga saat puluhan formasi
"Menghadapi jurus dua puluh satu tetua, dan Nan Shi secara bersamaan... Sialan aku terlalu mengkhawatirkan sosok se monster dia. Apa dia juga terkait dengan pemilik bakat emas itu?"Jiang Hao Li yang sedikit mengetahui identitas Xiao Yan mengangguk. Dia juga menceritakan bagaimana Xiao Chen ini menjadi sosok pahlawan ditengah kekacauan sekte Pedang Awan. "Paviliun Teratai Suci, sekte Pedang Awan, Penginapan Bunga Darah... Sosok yang dulunya dikatakan sampah kini telah menjadi monster tak tertandingi... Kelak keberadaannya akan membuat daratan Tian Zhou menjadi lebih kuat... Kini aku akan mempercayai apapun keputusannya..." wajahnya yang datar, kini tersenyum senang. Disisi lain, di tempat pertempuran berada. Nan Shi yang memiliki dendam abadi dengan Xiao Chen telah bertransformasi menjadi iblis itu tersenyum mengerikan. Kipas yang merupakan senjata tingkat Kaisar juga telah muncul digenggaman tangannya. "Xiao Chen, mari kita akhiri dendam kita ini... Jika aku menang maka aku angga
Pijakannya sedikit goyah untuk sesaat, hingga dia merasakan area pergelangan lengannya kesemutan. 'Chen'er totok peredaran syaraf darah di lenganmu... Dengan begitu, racun yang telah kamu terima akan tertahan untuk sesaat...' Yao Yi yang diam mulai memberikan perintah. Melakukan apa yang dikatakan gurunya. Sesaat lengan kanannya tidak bisa digerakan. Dan hal ini cukup membuat rasa kesal muncul dihati Xiao Chen. 'Sial aku terlalu meremehkannya...''Hehehe, kamu tenang saja... Itu racun yang tidak terlalu ganas...' Yao Yi kembali menimpal. Melihat Xiao Chen tidak berani bergerak, hal ini membuat Nan Shi tertawa penuh kemenangan. "Hahahaha! Akhirnya, akhirnya Xiao Chen yang dikatakan pemilik bakat paling mengerikan harus terluka olehku."Tersenyum misterius, Xiao Chen tidak menanggapinya. Namun pedang tingkat Kaisar ditangan kanannya dia pindahkan ke tangan kirinya. Sesaat mengayunkan pedang ditangan kirinya, kini Xiao Chen mulai membalasnya dengan ejekan yang membuat wajah Nan Shi
" Xiao Chen bagaimana kabarmu?" tanya panik Jendral kedua. Menahan nafas untuk sesaat, Xiao Chen mulai membuka matanya. Dia mengangguk seolah tidak ada hal buruk yang menimpanya. Namun setelah itu, tatapan mata Xiao Chen tertuju pada Jian Ling yang masih tak sadarkan diri. "Untuk sementara waktu, racunnya dapat ditekan. Senior mohon biarkan Jian Ling untuk beristirahat beberapa waktu, setelah itu dia akan terbangun... Tapi jangan biarkan dia mengerahkan sedikitpun energi Qinya, jika tidak racun itu akan kembali meledak..."Jendral Kedua, dan Jiang Hao Li segera berlutut untuk berterimakasih. Namun Xiao Chen segera meminta mereka untuk tidak terlalu sungkan. Melihat jendral kedua membawa tubuh Jian Ling ke kediaman pribadi milik pemimpin aliansi. Kini Jiang Hao Li berkata dengan nada serius. "Setelah kamu mengalahkan Guan Li... Tiba tiba keberadaannya lenyap tanpa diketahui, jadi kami tidak bisa menangkapnya... Saudara Chen, menurutmu bagaimana?"Tersenyum tipis, dia kemudian berk
Xiao Chen menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal. Bukan karena dia tidak ingin membantu. Selain dia harus mengutamakan peningkatan kultivasinya. Dia juga harus menyelamatkan Jian Ling. "Apa tuan muda keberatan?" Menatap Jendral kedua, dan Jiang Hao Li secara bergantian. Namun keduanya hanya diam. Hal ini tentu membuat Xiao Chen semakin kebingungan dalam memutuskan pilihan. "Senior apa kamu ada solusi?" Dia mengangguk, kemudian mengeluarkan giok biru. Meninggalkan pesan telepati kearah giok itu, kini Baimo menatap Xiao Chen dengan serius. "Serangan ini secara serempak, dan tujuan mereka jika tidak salah adalah Pagoda Bintang Iblis... Karena itu, aku tidak mungkin dapat keluar dari wilayah ini... Tapi berbeda dengan para tetua, dan Jiang Hao Li, apa kamu bisa membantunya?" "Kami siap menjalankan tugas!" Baimo mengangguk senang, kini dia ingin mengetahui pilihan Xiao Chen. "Baiklah, aku akan menerimanya... Tapi aku hanya bisa membantu beberapa wilayah yang berdekatan s
"Teknik Naga Pembentuk Pill?" Baimo berkata, dia tidak mengerti kenapa Huang Li sangat terkejut. Merendahkan suaranya, Huang Li menatap Baimo dengan serius. Pasalnya, teknik yang digunakan oleh Xiao Chen begitu melegenda, bahkan hanya satu orang saja yang menguasainya. "Meski aku belum pernah melihatnya secara langsung, tapi dari perubahan apinya. Teknik yang digunakan Xiao Chen memang seperti yang dirumorkan di buku catatan prasejarah..." "Jadi Xiao Chen ini berada di tingkat Alkemist apa?" "Jika mampu menggunakan teknik ini, pasti dia berada diatasku..." Baimo memelototkan kedua matanya, dia tidak tahu soal Alkemist. Tapi ungkapan Huang Li jelas bukan kebohongan belaka. "Bocah ini benar benar monster yang tengah bangkit... Daratan Tian Zhou pasti akan di kuasai olehnya." * Memperlihatkan teknik pembakaran apinya, lima menit setelah meleburkan semua bahan menjadi satu. Kini Xiao Chen mulai mengedarkan kesadaran spiritual, dan memberikan energi Qi murni kearah tungk
Swoooooooshh! Hanya membutuhkan waktu satu menit. Serangan akhir dari segalanya telah tercipta didepan mulut keduanya. Xiao Jian berhasil membentuk tombak raksaksa dengan mengandalkan seluruh energi Qin nya yang tersisa. Namun tidak dengan Xiao Chen, dia yang ingin mengakhiri pertempuran ini segera menyatukan seluruh eksistensi kemampuan dari tiga elemennya yang telah membentuk bintang raksaksa tiga warna. Belum kedua serangan itu bertabrakan, akan tetapi fluktuasi energi dari gesekan eksistensi tahap Abadi telah terjadi pada keduanya. Gelombang energi menyebar begitu mengerikan. Hingga keduanya memekik kembali diikuti oleh melesatnya serangan keduanya yang saling berlawanan arah. Swuuuuuuuuuung! Tekanan fluktuasi bertambah kuat, lalu diikuti oleh menyebarnya cahaya dan rusaknya ruang sejauh seribu kilometer dari tempat pertempuran. Suara ledakan bagaikan hancurnya satu benua pun ikut menyebar. Booooommm! Saaat ini, suasana menjadi hening. Namun kerusakan masih terjadi
"A-apa tumbuh lagi..." Xiao Jian sedikit terkejut, namun setelahnya senyum kemenangannya lenyap. Yang diikuti oleh pernyataan anaknya yang selalu meminta bantuan bagaimana cara menghadapi Xiao Chen yang tubuhnya abadi. "Ternyata ini keluhan Yue'er selama perintah ku untuk membunuhmu... Xiao Chen, aku benar benar meremehkan mu..." Xiao Chen tidak menjawab apapun, Kultivasi tahap Abadi adalah segalanya. Selagi apa yang dia inginkan, pasti dia dapat menciptakannya dengan kekuatannya itu. Swuuuuuuuush! Tidak ingin menghadapi Xiao Chen dan berniat kabur untuk saat ini. Xiao Jian akan memikirkan bagaimana cara membunuh sosok Xiao Chen dimasa depan nanti. Akan tetapi, kejutan terjadi. Ruang seakan terkuci. Apa yang ditakuti oleh Penguasa Ashura juga muncul di benak Xiao Jian. "Po-pohon kepahitan... Se-sepertinya aku sudah tidak bisa untuk melarikan diri lagi?!" Melihat ke arah Xiao Chen, tiba tiba rantai emas mengikat tubuhnya secara cepat. Tidak bisa reflek menghancurkan, bahkan m
Merasa tidak ada gunanya untuk terus berbicara, karena musuh utama belum tereliminasi. Tiba tiba kesadaran Roh jiwa didalam tubuhnya bergejolak. Resonansi dari kelahiran kekuatan Abadi dapat dirasakan secara jelas oleh Xiao Chen saat ini. "Apa energi ini berasal dari paman?" Swuuuuuuuuush! Lenyap dari tempatnya, Xiao Chen muncul di perbatasan barat wilayah Aula Langit yang disambut oleh pasukan elite milik ayahnya. "Penguasa... Sepertinya ada kelahiran Abadi yang baru..." Xiao Chen menganggukan kepalanya untuk membenarkan ungkapan itu. "Benar... Kalian berjagalah disini, ingat beri pesan jika ada sesuatu yang buruk..." "Baik penguasa... Tapi kemana Penguasa akan pergi?" Tersenyum tipis, Xiao Chen segera menjawab pertanyaan itu. "Menyambut, dan memberi selamat kepada paman setelah naik menjadi tahap Abadi..." Sempat merasakan energi yang mencapai tahap Abadi memiliki aura Phoenix, Xiao Chen sudah mengetahui siapa entitas itu. "Baiklah..." Swuuuuuuuush!
Puluhan ribu kultivator yang tak lain anggota halaman dalam berdatangan kearah sumber suara. Meski mereka belum mengenal siapa sosok Chen Xiao, tapi dari daftar buronan yang Xiao Jian sebarkan. Sosok Chen Xiao adalah Xiao Chen, yang memiliki wajah tampan, disertai rambut panjang terurai memutih dengan tampilan elegan. "Kaa-kamu Xiao Chen! Berani sekali datang kemari!" "Xiao Chen apa kamu ingin menyerahkan dirimu?!" "Tahu diri juga kamu datang tanpa dicari?!" Raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar, tidak ada rasa takut yang terlintas di wajahnya. Yang pasti, ribuan pasukan lain, yangg merupakan anak buah dari Kaisar Phoenix di masa lalu telah berkumpul di satu titik, tepat di istana utama perkumpulan lima penguasa di halaman dalam. "Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian, sekarang... Katakan dimana Xiao Jian, dan tiga penguasa lainnya!" Swuuuuuuuuuung! Hanya menunjuk satu jari kebawah, sontak tekanan gravitasi yang mengerikan harus membuat puluhan ribu kultivator
Swoooooosh! Dibarengi dengan ungkapan rasa terkejutnya, Xiao Chen telah berhasil menciptakan bintang tiga warna diatas telapak tangannya. Berkelebat cepat, sosoknya kemudian lenyap dari pandangan. Seketika tubuh bagian punggung dari Penguasa Ashura terasa dingin. Hingga dia membalikan tubuhnya, dia hanya bisa membelalakan matanya diikuti oleh rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Boooooooooosh! Bintang kecil itu telah terlepas dari kendali tangan Xiao Chen. Untuk memastikan sosok Penguasa Ashura akan tewas, Xiao Chen menikmati pemandangan itu hingga tak lama. Ledakan maha dahsyat, diikuti oleh robekan ruang terjadi sejauh seratus kilometer dari area pertempuran keduanya. Situasi menjadi hening setelah ledakan maha dahsyat itu. Hingga mata Xiao Chen harus menyipit. Pasalnya dia melihat bayangan Roh yang berusaha kabur dari tempatnya berada. "Tidak cukup untuk menghancurkan Roh abadinya?" Swoooooooosh! Seuliet bayangan membentuk sebuah pedang melesat cepat kearah pelarian
Menghentikan apa yang akan dia lakukan kembali. Kini Penguasa Ashura segera mundur setelah lonjakan energi dahsyat keluar dari tubuh Xiao Chen. "Tidak mencapai satu hari... I-ini mustahil... Ternyata semengerikan itu energi jiwa bintang..." Ungkapan kejutnya berhenti. Saat ini, dia melihat bintang raksasa diatas langit telah lenyap. Bahkan sosok Xiao Chen yang tadinya terbaring itu mulai berdiri, dan membuka matanya. "Inikah kultivasi yang diinginkan semua orang? Bahkan, mereka yang menginginkan tahap ini, akan melegalkan semua cara demi mencapainya..." Suaranya terdengar biasa, namun jelas Penguasa Ashura dapat mendengar nada kebencian didalam suara itu. "Kamu baru naik menjadi tahap Langit Abadi... Untuk apa aku takut padamu?" "Benarkah?" Swuuuuuuuuuuung! Xiao Chen meledakan sedikit aura didalam tubuhnya. Sontak udara di tiga daratan Benua Langit bergetar hebat. Fenomena alam yang tadinya terus meramaikan suasana kini bertambah menjadi lebih mengerikan. "Membunuh semua o
"Jika tahu diri minggirlah... Hari ini energi jiwa bintang harus menjadi milikku...," suara dingin kembali terdengar, diikuti oleh kemunculan penguasa Ashura yang kini telah benar benar terlihat dimata Kaisar Roh, Chei Wian, dan juga Yao Ling secara jelas. "Meski aku mati, sebelum proses yang dilakukan Yao Yi berhasil... Aku juga tidak akan pernah menyesal!" Pedang tipis muncul digenggaman tangan Kaisar Roh. Dia tanpa rasa takut berada di garda depan untuk melindungi Xiao Chen. Tak hanya Kaisar Roh yang menunjukan keberaniannya, Chei Wian, bahkan Yao Ling yang kultivasinya telah menurun mulai mengeluarkan senjata kebanggan mereka secara serentak! "Hanya para keroco yang tak tahu diri... Mengingat kita pernah berteman, aku tidak akan membunuh kalian?!" Swuuuuuuush! Penguasa Ashura melesat cepat, hanya sekedipan mata. Kaisar Roh, Chei Wian, dan Yao Ling harus terpental ke arah yang berbeda. Waktu yang begitu singkat itu, bahkan tidak sempat untuk mereka memberikan perlaw
"Pasti janjimu akan terwujud..." Yao Yi menjawab penuh keyakinan. Xiao Chen tersenyum hangat kepada istrinya itu. Lambaian lembut kearah rambut panjang nan halus itu membuat Yao Yi nyaman. Namun setelah pagi harinya. Xiao Chen yang tertidur diatas atap Paviliun Phoenix Abadi tersadar. Bahwa dia melupakan hari bahagianya sendiri. Namun dia juga teringat, saat ini tubuhnya sendiri tidak dapat menahan lagi ganasnya racun yang menyerang seluruh organ penting didalam tubuhnya. Menggunakan kekuatan ruang, dia mencari istrinya ke seluruh tempat. Namun dia tidak menemukannya. Hingga dia bertemu dengan Kaisar Roh yang tengah menatap patung sosok Xiao Chen berada. "Senior apa kamu melihat istriku?" Kaisar Roh menggelengkan kepalanya, "bukankah seharusnya tadi malam dia bersamamu?" "..." Hanya diam tak menjawab, wajah Xiao Chen seketika menunjukan kekhawatirannya. Namun jari lembut menepuk bahunya. Sosok yang dia cari ternyata muncul di belakangnya sembari tersenyum kecil. "Gege...
Cahaya merah darah menembus ruang begitu cepat diikuti oleh gerakan dari bintang Raksaksa yang kembali bergerak kearah Xiao Chen. Dua tekanan hebat kembali terjadi, namun Xiao Chen harus membelalakan matanya. Pasalnya hal mengejutkan terjadi, bintang merah darah dihadapannya hancur. Diikuti oleh ledakan dahsyat yang membuat tubuhnya terlempar begitu jauh. Sama halnya dengan Xiao Jian. Namun kondisinya tak separah yang dialami oleh Xiao Chen. Dia hanya terlempar, lalu merasakan serangan balik dari gabungan ribuan formasi yang dia ciptakan. "Si-sial tidak bisa melanjutkan pertempuran lagi..." Merasa kondisi pertempuran bisa berbalik. Dan tak mungkin dapat membawa tubuh Xiao Chen. Kini Xiao Jian segera memerintahkan semua pasukannya untuk mundur. Tanpa ingin mengejar empat penguasa itu yang kabur, Yao Yi segera menggunakan kekuatan ruangnya. Dia muncul dan menangkap tubuh Xiao Chen yang lemas. Bahkan kulit pada seluruh tubuhnya terasa dingin dan terlihat memucat. "Ra-racunmu.