Xiao Chen menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal. Bukan karena dia tidak ingin membantu. Selain dia harus mengutamakan peningkatan kultivasinya. Dia juga harus menyelamatkan Jian Ling. "Apa tuan muda keberatan?" Menatap Jendral kedua, dan Jiang Hao Li secara bergantian. Namun keduanya hanya diam. Hal ini tentu membuat Xiao Chen semakin kebingungan dalam memutuskan pilihan. "Senior apa kamu ada solusi?" Dia mengangguk, kemudian mengeluarkan giok biru. Meninggalkan pesan telepati kearah giok itu, kini Baimo menatap Xiao Chen dengan serius. "Serangan ini secara serempak, dan tujuan mereka jika tidak salah adalah Pagoda Bintang Iblis... Karena itu, aku tidak mungkin dapat keluar dari wilayah ini... Tapi berbeda dengan para tetua, dan Jiang Hao Li, apa kamu bisa membantunya?" "Kami siap menjalankan tugas!" Baimo mengangguk senang, kini dia ingin mengetahui pilihan Xiao Chen. "Baiklah, aku akan menerimanya... Tapi aku hanya bisa membantu beberapa wilayah yang berdekatan s
"Teknik Naga Pembentuk Pill?" Baimo berkata, dia tidak mengerti kenapa Huang Li sangat terkejut. Merendahkan suaranya, Huang Li menatap Baimo dengan serius. Pasalnya, teknik yang digunakan oleh Xiao Chen begitu melegenda, bahkan hanya satu orang saja yang menguasainya. "Meski aku belum pernah melihatnya secara langsung, tapi dari perubahan apinya. Teknik yang digunakan Xiao Chen memang seperti yang dirumorkan di buku catatan prasejarah..." "Jadi Xiao Chen ini berada di tingkat Alkemist apa?" "Jika mampu menggunakan teknik ini, pasti dia berada diatasku..." Baimo memelototkan kedua matanya, dia tidak tahu soal Alkemist. Tapi ungkapan Huang Li jelas bukan kebohongan belaka. "Bocah ini benar benar monster yang tengah bangkit... Daratan Tian Zhou pasti akan di kuasai olehnya." * Memperlihatkan teknik pembakaran apinya, lima menit setelah meleburkan semua bahan menjadi satu. Kini Xiao Chen mulai mengedarkan kesadaran spiritual, dan memberikan energi Qi murni kearah tungk
'Kamu itu kan pintar?' Xiao Chen terdiam, sesaat dia merasakan ada pergerakan dari kultivator iblis dibawah kota. Kini dia segera terbang menjauh, dan mencari tempat yang aman untuk bersembunyi. Beberapa saat menyelidiki siapa pemilik aura itu, Xiao Chen tersenyum tipis. Namun sebelum dia bertindak, sekelebat sosok pria tua, memiliki janggut panjang melayang diatas langit dimana tepat Xiao Chen tadi berada. "Seluruh pasukan, perketat keamanan... Jika hal buruk dapat menggagalkan rencana Pemimpin, maka kalian akan mati!" Semua pasukan berlutut, dan segera berkata kompak. "Baik Komandan..." Swuuuuuush! Seuliet bayangan merah tiba tiba melesat, lalu menemui pria yang diduga komandan pasukan iblis dengan serius. "Kakek, lalu anda mau kemana?" "Sialan, sepertinya sandera yang kita gunakan itu tidak terlalu penting bagi Xiao Chen... Jadi aku ingin menemuinya secara langsung di wilayah Pagoda Bintang Iblis..." "Tapi kakek..." "Ku dengar orang terkuat di daratan Tian Zhou masi
Tidak memperdulikan rasa keterkejutan musuhnya. Melihat kesempatan pasukan para iblis yang lengah, Xiao Chen kembali menggunakan teknik langkah seribu petir lalu menebas leher pasukan yang ada disekitarnya dengan cepat. Tindakan yang dilakukan Xiao Chen, tentu membuat pemuda itu menyatukan kedua giginya secara kuat. Dia yang tidak ingin pasukannya terbunuh sia sia mulai melesat, lalu memberikan serangan tinju udara kuat dengan genggaman tangannya. Swuuuuuuush! Sontak, kumpulan energi yang disebabkan tinjunya mengeluarkan gelombang angin besar kearah Xiao Chen. Merasakan adanya serangan cepat, Xiao Chen yang tahu tidak mungkin menghindarinya segera mengayunkan pedang kearah gelombang angin tersebut. Boooooooooooom! Meski hanya angin, tapi angin itu terbentuk dari energi Qi. Hingga pedang yang seharusnya mampu membelah angin menjadi seakan tertahan, lalu meledak sesaatnya. Terhuyung kebelakang sejauh tiga langkah, Xiao Chen tersenyum tipis melihat pemuda lawannya itu memang
Saat ini, bukan hanya angin tornado yang terlihat. melainkan luapan api merah keemasan yang menyebar, dan ikut berputar melahap semua bangunan dibawahnya. Tidak hanya bangunan, ratusan korban dari pihak aliansi Tangan Iblis juga mulai berjatuhan. Bahkan pemuda yang telah menjadi lawan Xiao Chen tidak menyangka akan serangan kejutan ini, kini hanya bisa menahan luka panas yang menyengat tubuhnya. "Si-sial... A-api Surgawi... Pantas kakek tidak membiarkan ku duel secara langsung dengannya..." Meski jaraknya begitu jauh, hanya merasakan dari gelombangnya saja sudah memiliki begitu parah dampak yang dia terima. Bagaimana dengan pasukannya? Yaa, saat Xiao Chen menghentikan tindakan gilanya, saat ini tidak ada satupun pasukan yang tersisa. Bahkan sedikitpun darah, dan tubuh kultivator telah hangus menjadi butiran debu. Pemandangan mengerikan ini tentu membuat pemuda bernama Long Na menelan ludahnya sendiri. "Xi-Xiao Chen kamu iblis... Dasar iblis..." Tersenyum tipis, Xiao Chen
Hanya hitungan detik, muncul tapak tangan raksasa keluar dari dalam lingkaran formasi secara tiba tiba. Hal ini membuat banyak kultivator yang tersandera mulai membelalakan mata mereka. "Si-sial sepertinya iblis itu akan membunuh kita semua..." "Yaaa... Ungkapanmu benar, sudahlah kita juga tidak bisa berbuat apapun. Bahkan ribuan pasukan saja terbunuh dalam waktu singkat olehnya, lalu bagaimana dengan kita?" Ungkapan demi ungkapan terdengar, sesaat mendengar keramaian didalam perisai kurungan. Xiao Fei tiba tiba tersadar, dia berteriak karena melihat ayahnya tiba untuk membantunya. "A-ayah... Dia tidak akan membunuh kita, tapi akan membantu kita!" "Dia ayahmu?" semua orang terlihat heran. Namun Xiao Fei mengangguk. Booooooooom! Swuuuuuuuung! Dan benar saja, apa yang mereka pikir tidak akan terjadi. Pasalnya, formasi pembalik langit milik Xiao Chen ini hanya mampu membuat gelombang besar terjadi. Mereka yang ada didalam formasi masih dalam keadaan baik baik saja. Hany
"Kamu benar... Saat ini memang tidak ada tempat lagi untuk kalian, maka jika ada serangan iblis, bekerja samalah dengan ku, jangan pernah bantah apapun yang aku perintahkan mengerti?" terdengar begitu arogan, namun semua ini adalah peringatan. Karena Xiao Chen sendiri tidak ingin melihat korban bahkan melibatkan para kultivator ini menjadi korban selanjutnya dari serangan para iblis. Semua orang mengangguk, hingga Xiao Chen memutuskan untuk pergi mengawasi keadaan klan didepannya. Melihat kearah berbagai sudut, pandangannya tertuju pada beberapa praktisi Roh Menengah, tanpa banyak penjelasan dia mengulurkan tangannya. Lalu saat pedang telah keluar dari dalam cincin ruang, dia mulai melesat menggunakan langkah seribu petir, dan menebas tubuh kultivator itu dengan cepat. Slaaaaaash! Slaaaaaash! Bergerak seakan Dewa tengah menegakan keadilan, kini Xiao Chen tidak menyisakan satupun kultivator iblis yang tersisa di kota itu. "Semuanya ikuti aku dari belakang... Fei'er tetap berada
Tatapan mata Xiao Chen berubah menjadi tajam. Bahkan niat membunuh bisa dilihat begitu jelas ketika dia melihat ribuan pasukan yang berdatangan tidak menganggap dirinya adalah lawan yang sulit dihadapi. 'Guru menurutmu apa aku harus membunuh semuanya?''Dalam peperangan kematian adalah hal yang biasa... Chen'er apa yang membuatmu ragu? Lihatlah bahkan sekte Laut Timur juga sudah memberikan jalan untuk rombonganmu!'Melihat ke satu arah, seketika Xiao Chen segera membentuk formasi segel tangan begitu rumit. Sebelum para pasukan iblis telah berada di tengah jembatan. Kini lingkaran formasi diatas langit muncul, hal ini dibarengi dengan munculnya telapak tangan raksaksa dari dalam lingkaran formasi tersebut. "Formasi Pembalik Langit?!"Swuuuuuuuuush! Semua pasukan iblis ingin menceburkan diri berenang untuk menghindari serangan mematikan ini. Akan tetapi, formasi pembalik langit telah melesat begitu cepat. Hingga menyebabkan suara ledakan yang cukup dahsyat menghancurkan apapun yang d
Swoooooooshh! Hanya membutuhkan waktu satu menit. Serangan akhir dari segalanya telah tercipta didepan mulut keduanya. Xiao Jian berhasil membentuk tombak raksaksa dengan mengandalkan seluruh energi Qin nya yang tersisa. Namun tidak dengan Xiao Chen, dia yang ingin mengakhiri pertempuran ini segera menyatukan seluruh eksistensi kemampuan dari tiga elemennya yang telah membentuk bintang raksaksa tiga warna. Belum kedua serangan itu bertabrakan, akan tetapi fluktuasi energi dari gesekan eksistensi tahap Abadi telah terjadi pada keduanya. Gelombang energi menyebar begitu mengerikan. Hingga keduanya memekik kembali diikuti oleh melesatnya serangan keduanya yang saling berlawanan arah. Swuuuuuuuuuung! Tekanan fluktuasi bertambah kuat, lalu diikuti oleh menyebarnya cahaya dan rusaknya ruang sejauh seribu kilometer dari tempat pertempuran. Suara ledakan bagaikan hancurnya satu benua pun ikut menyebar. Booooommm! Saaat ini, suasana menjadi hening. Namun kerusakan masih terjadi
"A-apa tumbuh lagi..." Xiao Jian sedikit terkejut, namun setelahnya senyum kemenangannya lenyap. Yang diikuti oleh pernyataan anaknya yang selalu meminta bantuan bagaimana cara menghadapi Xiao Chen yang tubuhnya abadi. "Ternyata ini keluhan Yue'er selama perintah ku untuk membunuhmu... Xiao Chen, aku benar benar meremehkan mu..." Xiao Chen tidak menjawab apapun, Kultivasi tahap Abadi adalah segalanya. Selagi apa yang dia inginkan, pasti dia dapat menciptakannya dengan kekuatannya itu. Swuuuuuuuush! Tidak ingin menghadapi Xiao Chen dan berniat kabur untuk saat ini. Xiao Jian akan memikirkan bagaimana cara membunuh sosok Xiao Chen dimasa depan nanti. Akan tetapi, kejutan terjadi. Ruang seakan terkuci. Apa yang ditakuti oleh Penguasa Ashura juga muncul di benak Xiao Jian. "Po-pohon kepahitan... Se-sepertinya aku sudah tidak bisa untuk melarikan diri lagi?!" Melihat ke arah Xiao Chen, tiba tiba rantai emas mengikat tubuhnya secara cepat. Tidak bisa reflek menghancurkan, bahkan m
Merasa tidak ada gunanya untuk terus berbicara, karena musuh utama belum tereliminasi. Tiba tiba kesadaran Roh jiwa didalam tubuhnya bergejolak. Resonansi dari kelahiran kekuatan Abadi dapat dirasakan secara jelas oleh Xiao Chen saat ini. "Apa energi ini berasal dari paman?" Swuuuuuuuuush! Lenyap dari tempatnya, Xiao Chen muncul di perbatasan barat wilayah Aula Langit yang disambut oleh pasukan elite milik ayahnya. "Penguasa... Sepertinya ada kelahiran Abadi yang baru..." Xiao Chen menganggukan kepalanya untuk membenarkan ungkapan itu. "Benar... Kalian berjagalah disini, ingat beri pesan jika ada sesuatu yang buruk..." "Baik penguasa... Tapi kemana Penguasa akan pergi?" Tersenyum tipis, Xiao Chen segera menjawab pertanyaan itu. "Menyambut, dan memberi selamat kepada paman setelah naik menjadi tahap Abadi..." Sempat merasakan energi yang mencapai tahap Abadi memiliki aura Phoenix, Xiao Chen sudah mengetahui siapa entitas itu. "Baiklah..." Swuuuuuuuush!
Puluhan ribu kultivator yang tak lain anggota halaman dalam berdatangan kearah sumber suara. Meski mereka belum mengenal siapa sosok Chen Xiao, tapi dari daftar buronan yang Xiao Jian sebarkan. Sosok Chen Xiao adalah Xiao Chen, yang memiliki wajah tampan, disertai rambut panjang terurai memutih dengan tampilan elegan. "Kaa-kamu Xiao Chen! Berani sekali datang kemari!" "Xiao Chen apa kamu ingin menyerahkan dirimu?!" "Tahu diri juga kamu datang tanpa dicari?!" Raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar, tidak ada rasa takut yang terlintas di wajahnya. Yang pasti, ribuan pasukan lain, yangg merupakan anak buah dari Kaisar Phoenix di masa lalu telah berkumpul di satu titik, tepat di istana utama perkumpulan lima penguasa di halaman dalam. "Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian, sekarang... Katakan dimana Xiao Jian, dan tiga penguasa lainnya!" Swuuuuuuuuuung! Hanya menunjuk satu jari kebawah, sontak tekanan gravitasi yang mengerikan harus membuat puluhan ribu kultivator
Swoooooosh! Dibarengi dengan ungkapan rasa terkejutnya, Xiao Chen telah berhasil menciptakan bintang tiga warna diatas telapak tangannya. Berkelebat cepat, sosoknya kemudian lenyap dari pandangan. Seketika tubuh bagian punggung dari Penguasa Ashura terasa dingin. Hingga dia membalikan tubuhnya, dia hanya bisa membelalakan matanya diikuti oleh rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Boooooooooosh! Bintang kecil itu telah terlepas dari kendali tangan Xiao Chen. Untuk memastikan sosok Penguasa Ashura akan tewas, Xiao Chen menikmati pemandangan itu hingga tak lama. Ledakan maha dahsyat, diikuti oleh robekan ruang terjadi sejauh seratus kilometer dari area pertempuran keduanya. Situasi menjadi hening setelah ledakan maha dahsyat itu. Hingga mata Xiao Chen harus menyipit. Pasalnya dia melihat bayangan Roh yang berusaha kabur dari tempatnya berada. "Tidak cukup untuk menghancurkan Roh abadinya?" Swoooooooosh! Seuliet bayangan membentuk sebuah pedang melesat cepat kearah pelarian
Menghentikan apa yang akan dia lakukan kembali. Kini Penguasa Ashura segera mundur setelah lonjakan energi dahsyat keluar dari tubuh Xiao Chen. "Tidak mencapai satu hari... I-ini mustahil... Ternyata semengerikan itu energi jiwa bintang..." Ungkapan kejutnya berhenti. Saat ini, dia melihat bintang raksasa diatas langit telah lenyap. Bahkan sosok Xiao Chen yang tadinya terbaring itu mulai berdiri, dan membuka matanya. "Inikah kultivasi yang diinginkan semua orang? Bahkan, mereka yang menginginkan tahap ini, akan melegalkan semua cara demi mencapainya..." Suaranya terdengar biasa, namun jelas Penguasa Ashura dapat mendengar nada kebencian didalam suara itu. "Kamu baru naik menjadi tahap Langit Abadi... Untuk apa aku takut padamu?" "Benarkah?" Swuuuuuuuuuuung! Xiao Chen meledakan sedikit aura didalam tubuhnya. Sontak udara di tiga daratan Benua Langit bergetar hebat. Fenomena alam yang tadinya terus meramaikan suasana kini bertambah menjadi lebih mengerikan. "Membunuh semua o
"Jika tahu diri minggirlah... Hari ini energi jiwa bintang harus menjadi milikku...," suara dingin kembali terdengar, diikuti oleh kemunculan penguasa Ashura yang kini telah benar benar terlihat dimata Kaisar Roh, Chei Wian, dan juga Yao Ling secara jelas. "Meski aku mati, sebelum proses yang dilakukan Yao Yi berhasil... Aku juga tidak akan pernah menyesal!" Pedang tipis muncul digenggaman tangan Kaisar Roh. Dia tanpa rasa takut berada di garda depan untuk melindungi Xiao Chen. Tak hanya Kaisar Roh yang menunjukan keberaniannya, Chei Wian, bahkan Yao Ling yang kultivasinya telah menurun mulai mengeluarkan senjata kebanggan mereka secara serentak! "Hanya para keroco yang tak tahu diri... Mengingat kita pernah berteman, aku tidak akan membunuh kalian?!" Swuuuuuuush! Penguasa Ashura melesat cepat, hanya sekedipan mata. Kaisar Roh, Chei Wian, dan Yao Ling harus terpental ke arah yang berbeda. Waktu yang begitu singkat itu, bahkan tidak sempat untuk mereka memberikan perlaw
"Pasti janjimu akan terwujud..." Yao Yi menjawab penuh keyakinan. Xiao Chen tersenyum hangat kepada istrinya itu. Lambaian lembut kearah rambut panjang nan halus itu membuat Yao Yi nyaman. Namun setelah pagi harinya. Xiao Chen yang tertidur diatas atap Paviliun Phoenix Abadi tersadar. Bahwa dia melupakan hari bahagianya sendiri. Namun dia juga teringat, saat ini tubuhnya sendiri tidak dapat menahan lagi ganasnya racun yang menyerang seluruh organ penting didalam tubuhnya. Menggunakan kekuatan ruang, dia mencari istrinya ke seluruh tempat. Namun dia tidak menemukannya. Hingga dia bertemu dengan Kaisar Roh yang tengah menatap patung sosok Xiao Chen berada. "Senior apa kamu melihat istriku?" Kaisar Roh menggelengkan kepalanya, "bukankah seharusnya tadi malam dia bersamamu?" "..." Hanya diam tak menjawab, wajah Xiao Chen seketika menunjukan kekhawatirannya. Namun jari lembut menepuk bahunya. Sosok yang dia cari ternyata muncul di belakangnya sembari tersenyum kecil. "Gege...
Cahaya merah darah menembus ruang begitu cepat diikuti oleh gerakan dari bintang Raksaksa yang kembali bergerak kearah Xiao Chen. Dua tekanan hebat kembali terjadi, namun Xiao Chen harus membelalakan matanya. Pasalnya hal mengejutkan terjadi, bintang merah darah dihadapannya hancur. Diikuti oleh ledakan dahsyat yang membuat tubuhnya terlempar begitu jauh. Sama halnya dengan Xiao Jian. Namun kondisinya tak separah yang dialami oleh Xiao Chen. Dia hanya terlempar, lalu merasakan serangan balik dari gabungan ribuan formasi yang dia ciptakan. "Si-sial tidak bisa melanjutkan pertempuran lagi..." Merasa kondisi pertempuran bisa berbalik. Dan tak mungkin dapat membawa tubuh Xiao Chen. Kini Xiao Jian segera memerintahkan semua pasukannya untuk mundur. Tanpa ingin mengejar empat penguasa itu yang kabur, Yao Yi segera menggunakan kekuatan ruangnya. Dia muncul dan menangkap tubuh Xiao Chen yang lemas. Bahkan kulit pada seluruh tubuhnya terasa dingin dan terlihat memucat. "Ra-racunmu.