°°°°°" Gena, sini nak duduk." Titah Adnan lembut menepuk sofa." Eh, iya Pah."Berjalan pelan Gena ikut duduk di samping Mariana. Gadis itu harap - harap cemas saat ini. Entah kenapa dia merasa seakan mau diadili oleh kedua orang tuanya dan juga sosok Moriz." Karena Gena juga udah datang, jadi Anda mau berbicara apa Tuan Moriz?"Adnan kembali bersuara mencoba memecah keheningan yang ada, setelah kepulangan Gena barusan.Moriz menganggukan kepalanya pelan. Sebelum dia berbicara mengutarakan niatnya datang ke sini." Tak perlu formal seperti itu, Tuan Adnan. Panggil saja saya dengan sebutan nama." Ujarnya, " sebelumnya saya ucapkan terima kasih untuk sambutan baik anda dan istri terhadap kedatangan saya yang mendadak ini, tanpa memberi kabar lebih dulu." Ucapnya sengaja di jeda,yang membuat ketiga orang tersebut begitu penasaran apa maksud kedatangan Moriz kekediaman mereka ini." Saya tidak akan berbasa - basi, saya ingin melamar putri anda Tuan adnan, atau Genandra Pransetya untuk
Read more