Home / Rumah Tangga / Dimadu Adik Sepupu Suamiku / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Dimadu Adik Sepupu Suamiku: Chapter 51 - Chapter 60

105 Chapters

051

Bersamaan kala hati Cempaka dan Saras diamuk gelisah, mendadak ketukan pintu berubah menjadi gedoran.Rupanya beberapa kali ketukan tak ada di antara Cempaka dan Saras yang berani sekedar mengintip dari jendela.Mereka berdua berpelukan, mengira petugas datang lebih cepat, padahal di surat mereka yang datang ke kantor untuk dimintai keterangan. "Mama, itu siapa? Saras takut," lirih Saras dengan suara bergetar sambil mendekap Cempaka di samping."Ibu Cempaka!" Kini suara panggilan, Cempaka memastikan itu bukan kurir pengantar paket."Ibu Cempaka!""Kamu masuk kamar, ya. Biar mama yang ke depan.""Tapi, mama... kalau itu orang jahat bagaimana?" tanya Saras dengan dugaan lain. Mereka berdua berbicara dengan cara bisik-bisik."Tidak apa-apa, di depan masih banyak tetangga. Mama bisa berteriak. Masuk, ya."Saras mematuhi ucapan ibunya, memastikan Saras masuk dan mengunci pintu, Cempaka perlahan keluar.Sebelumnya, ia menyingkap tirai jendela kecil di samping pintu. Rupanya ada bapak RT, d
last updateLast Updated : 2024-06-21
Read more

052

"Kamu tidak pulang?" tanya Cempaka kali ketiga melihat Danendra tak kunjung beranjak dari duduk melantai di rumah yang disewanya.Danendra menggeleng, dia masih asyik melakukan permainan papan dengan dadu bersama Saras.Cempaka berdecak merasa perkataan diabaikan oleh keduanya."Saras, masuk kamar."Dari nada suara rendah sampai meninggi, barulah Saras memberi perhatian pada ibunya."Yah, mama... lagi asyik main. Mama ikutan sini.""Masuk kamar, Saras, sudah jam setengah 10 malam," ucap Cempaka menunjuk arah jam dinding.Terasa bagi Saras waktu berlalu begitu cepat. Parasnya berubah jadi kecewa."Biar saja, ini akhir pekan," sanggah Danendra yang menciptakan pelototan dari Cempaka yang berdiri menjulang di hadapan keduanya."Mau akhir pekan atau tidak, hidup disiplin harus ditegakkan," sahut Cempaka lalu melihat kembali pada putrinya.Kekecewaan tersirat di iras Saras, bola matanya berputar menunjukkan malas melihat ibunya yang terlalu ketat mengatur, menurut Saras."Bapak, masih di s
last updateLast Updated : 2024-06-24
Read more

053

Sebelum semuanya memburuk, Danendra memutuskan untuk meninggalkan kediaman Cempaka."Besok aku akan datang lagi."Cempaka melipat kedua tangan di depan dada."Untuk apa? Setiap kali aku lihat wajah kamu, emosiku selalu meninggi, membuat aku tidak sehat. Jangan egois!"Danendra menghela napas panjang. Wajar saja Cempaka marah padanya bila demikian adanya.Menarik selembar amplop dari rak di ruang tamu, Danendra mengangkatnya."Aku yakin kamu butuh bantuanku."Senyum miring Danendra menunjukkan kemenangan. Mendadak Cempaka teringat masalah yang mendera diri dan putrinya."Tadi sewaktu kamu pergi ke warung, Saras menceritakan apa yang terjadi di sekolahnya. Kamu tidak bisa sendirian menyelesaikan kasus hukum, Cempaka."Belum Cempaka mengungkap kalimat, Danendra begitu saja keluar dari rumah lalu memakai sepatu slip on bermerek.Berjalan gontai ke arah pintu, Cempaka menyender sampai terduduk melantai.Ia menangis tertahan, takut suaranya terdengar oleh Saras.***Malam itu juga, Danendra
last updateLast Updated : 2024-06-24
Read more

054

Ponsel Danendra berdering, Natali sedari tadi menghubungi dirinya. Namun, dikarenakan percakapan yang serius dengan Cempaka, terpaksa Danendra mengabaikan."Ya, Natali?""Dane, mengangkat telepon lama sekali, dari sore Aku menghubungi," gerutu Natali tanpa basa basi."Aku dari ...." Danendra mendadak diam, teringat bila ia mengatakan yang sebenarnya Natali pun akan mencecar dengan masalah baru.Dia sadar ada tiga perempuan yang bersangketa pada setiap langkah hidupnya."Kamu dari mana?""Tidak... tidak dari mana-mana. Kamu di mana Natali?""Mamamu mengusir aku dari rumah, telah aku jelaskan kalau aku istri kamu yang harus dirawat dan mempermudah Kamu mengontrol. Masa mama kamu katakan kalau kamu bukan dokter yang mengurusi kanker lambung dan ia mengusirku, Dane." Terdengar suara isakan dari seberang. Dengkusan napas kencang dan dalam dari Danendra menyertai, ia benar-benar lelah saat ini dan ingin beristirahat. "Jemput aku, Dane," rengeknya.Danendra pusing lalu memijat pelipisnya.
last updateLast Updated : 2024-06-25
Read more

055

Tak bisa tidur akibat banyak pikiran kini menghantui Danendra. Sebagai seorang dokter, dia tahu kalau terlalu sering begadang tidak baik untuk kesehatannya.Hanya bolak balik di kamar lalu rebahan, kemudian bangkit lagi, mengotak-atik ponsel, seperti itulah Danendra menghabiskan waktu di kamar dalam kegelisahan.Serangan sesal tak mampu dihalau. Nasi sudah jadi bubur, apa mau dikata."Sudah tengah malam, sulit sekali mata ini terpejam."Rasa kantuk menyerang, tetapi pikirannya penuh dengan segala permasalahan yang belakangan membelit hidupnya.Danendra beranjak ke meja rias milik Cempaka yang beberapa bulan ini kosong. Melihat dirinya di cermin, badan terlihat kurus dengan cambang di parasnya.Jelas sekali pria di cermin itu punya masalah hidup yang berat sampai tak ada waktu mengurus diri sendiri."Harus mulai dari mana ini? Ini keputusan paling bodoh yang pernah kamu ambil, Danendra. Sok baik," cetusnya pada pantulan Danendra di cermin.Kembali ke ranjang, Danendra memaksa matanya t
last updateLast Updated : 2024-06-25
Read more

056

Qonita senang bukan main menemui Cempaka, Saras. dan calon cucunya."Kamu dan Saras sehat, 'kan?" Mereka saling berangkulan. "Ya, Ma," sahut Cempaka sembari mengelus perut besarnya."Saras, mana?""Kebetulan lagi ke warung di balik gang ini, Ma.""Mama kapan datang?" Cempaka mengajak masuk ke rumah sederhananya, tetapi rasa segan menyeruak lantaran tidak ada kursi di sana. "Tidak ada bangku, Ma," lanjutnya."Sudah, tidak apa-apa, di sini juga tak masalah." Qonita duduk melantai beralas karpet dibantu oleh putranya."Mama datang semalam, entah gimana, ada feeling kurang enak. Nggak tahunya....." Qonita menahan kalimat seraya melirik Danendra yang tersenyum tipis di sampingnya. Cempaka kurang mengerti makna gestur Qonita."Dia sudah Mama usir!" ucap Qonita dengan ekspresi tajam.Mendadak Danendra memejamkan mata, dia lupa untuk membriefing mamanya agar tidak menyinggung soal orang lain dalam pertemuan bersama ini."Siapa yang mama maksud?" Cempaka hanya ingin memastikan."Ma, ke sini k
last updateLast Updated : 2024-06-26
Read more

057

"Kamu gagal membawa Cempaka kembali ke rumah, apa mau dibiarkan melahirkan sendiri? Kalau Saras dan Bima di klinik bersalin lahir, kita masih bisa mengerti. Ini anak ketiga, risikonya juga tinggi, usia istri kamu hampir 40 tahun, Dane," gerutu Qonita di dalam mobil sewaktu mereka kembali ke Bekasi."Diberi waktu, bukannya dimanfaatkan dengan baik," lanjut Qonita mengungkap rasa kesalnya."Ma... ada andil Mama juga, mengapa Mama katakan mengusir Natali, Cempaka jadi marah saat tahu Natali pernah tinggal di rumah," sahutnya sambil menyetir. Badan Qonita menghadap ke arah Danendra."Salahkan diri kamu sendiri, maksud kamu mau membohongi Cempaka?!""Bukan, Ma --""Sudahlah, Dane. Mama ini sangat sayang pada kamu, hanya kamu anak mama satu-satunya. Mama mau lihat rumah tangga kamu baik adanya," ungkap Qonita penuh harap, ia menurunkan nada suara."Sekarang rumah tangga kamu berantakan lagi, mama minta dengan sangat kamu bertanggungjawab terhadap hidup Cempaka, dia mengandung anak kamu dan
last updateLast Updated : 2024-06-26
Read more

058

"Bu Cempaka, kita akan berkomunikasi dengan keluarga Anita untuk kasus ini. Bukti keluarga Diego memperkarakan Saras sangat lemah," ucap seseorang yang mengaku dari sebuah kantor hukum.Cempaka mengangguk seraya menatap tak percaya ada orang yang membantunya mengatasi masalah yang muncul karena berani mempersoalkan Diego, sang anak donatur sekaligus pemilik sekolah."Ibu tidak perlu khawatir, semua akan kita tangani dengan baik. Kami juga sudah menyiapkan anggota untuk mendampingi Anita bila keluarganya berkenan."Lagi-lagi Cempaka hanya mengangguk.Mereka berpisah di depan kantor pihak berwajib."Ma, om tadi bantuin kita, ya?"Cempaka kehilangan fokus, pikirannya masih berkutat tentang bantuan seseorang yang mendadak sifatnya. "Mama," sebut Saras membuyarkan lamunan Cempaka. Anak itu kembali mengulangi pertanyaannya."Iya, Nak," jawabnya singkat.Sore hari di rumah Cempaka, Saras membukakan pintu untuk kedatangan seseorang."Bapaaak," teriak Saras sambil melonjak girang.Terdengar
last updateLast Updated : 2024-06-27
Read more

059

"Ayo, kita makan," ucap Cempaka kembali dari dapur ke ruang tamu dengan membawa tiga buah piring.Danendra dan Saras menoleh bersamaan."Mau makan di luar, ngga?""Mau... mauuu, Pak," jawab Saras antusias. Danendra tersenyum pada Saras, lain hal terjadi dalam hati Cempaka.Ia kembali ke dapur membawa piring yang tadi ditenteng. Makanan yang telah dimasak, dimasukkan ke dalam wadah kotak satu per satu, kecuali satu piring untuk dirinya saja.Cempaka tidak lagi kembali ke ruang tamu, Danendra menyusul ke dapur. Ia mendapati Cempaka sedang makan sendiri di sebuah bangku dan meja berukuran kecil."Loh, masih di sini. Kami menunggu kamu.""Pergi sama Saras saja, aku makan di rumah. Jangan pulang terlalu malam."Danendra berjalan ke arah wastafel, ia melihat ada ikan dan sayur matang ditaruh dalam kotak."Kamu masak?" tanya Danendra menoleh ke belakang.Cempaka tidak menjawab. Dia kembali menyuapi makanan ke dalam mulut."Kenapa tidak bilang kalau masak. Makan ini saja, kangen merasakan mas
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

060

"Bukannya kamu sakit?" Tanpa segan Cempaka bertanya pada Natali."I...iya, aku bersama teman. Dia mengajak kemari," sahut Natali. Ponselnya berdering, dia meliat siapa pemanggilnya. "Aku duluan," ucap Natali seraya tersenyum.Tanpa membalas, Cempaka masuk toilet untuk menuntaskan keinginan buang air kecil. Ia berpikir kepentingan apa yang membawa Natali ke restoran yang sama dengannya."Apakah dia membuntuti atau tidak sengaja atau ..., ah, bikin pusing."Usai dari kamar kecil, Cempaka berniat menceritakan dengan siapa dia berpapasan di toilet tadi.Langkahnya terhenti begitu mendekati meja tempatnya bersama Saras dan Danendra. Ada seorang perempuan duduk di tempat yang diduduki tadi, di sebelahnya ada perempuan lain."Cempaka, ternyata Natali ada di sini. Dahlia mengajak Natali untuk jalan-jalan ke Jakarta, Dahlia punya bisnis juga di sini," jelas Danendra lengkap.Masih dalam keterkejutan, Cempaka tidak mampu untuk merespon cepat. Dia hanya mengangguk sambil berdiri. Bertepatan ban
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status