Semua Bab Dimadu Adik Sepupu Suamiku: Bab 41 - Bab 50

105 Bab

041

Seharian suasana hati Cempaka tidak begitu baik, ia terus terpikir tentang percakapannya bersama Natali.Izin pulang lebih cepat dari toko bunga, Cempaka menyuruh Heru untuk singgah di pemakaman, tempat Haris, Bima, dan Cakrawati. Jarak makam ketiganya berbeda-beda lantaran wafat di tahun yang berbeda. Lokasi Bima dan Cakrawati sedikit berdekatan.Pergi ke makam malah menguras emosi Cempaka, ia merasa sendiri saat ini."Bang, usia pernikahanku sama sepupu kamu masih sangat muda, tapi aku bakal cepat tua karena madu yang diberinya untukku. Seharusnya madu itu, manis, tapi aku merasa diselubungi kepahitan, Bang," ucap Cempaka di hadapan nisan Haris."Kasih tahu, Bang, apa yang harus aku lakukan?" lanjutnya.Sementara itu, di makam Bima dan Cakrawati, Cempaka mencurahkan rasa sendiri tanpa menyinggung nama Danendra seolah-olah tidak ingin mengganggu keduanya dengan permasalahan rumah tangga barunya.Sore hari, barulah Cempaka kembali ke rumahnya. Heru sebagai pengemudi keluarga telah pu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-12
Baca selengkapnya

042

Danendra serba salah dalam menghadapi Cempaka. Ia ingin memberikan perhatian sebagai suaminsiaga, sayangnya Cempaka selalu menunjukkan perlawanan.Dengkusan Danendra menandakan bila kepalanya bertambah pusing dalam menghadapi Cempaka. Dengan Natali, Danendra tidak sepusing ini. Perempuan itu lebih memahami keadaan, hanya saja apa yang disampaikan oleh Cempaka tadi menerbitkan rasa kesal dalam hatinya."Halo, Dane... kamu sudah makan malam?" Natali menghubungi Danendra setelah seharian tidak mendapat pesan dadi suaminya."Belum. Kamu?" jawab Danendra dengan sisa rasa kesal yang belum mereda."Sudah. Ini jam setengah tujuh, belum lagi makan malam?""Di sini makan malam jam 7, Natali.""Bagaimana kabar Cempaka dan kehamilannya?" Pertanyaan itu mengingatkan Danendra pada pertengakaran bersama Cempaka. "Natali, aku mau bertanya... apa yang kamu katakan pada Cempaka? Benar, kamu bilang kalau aku tidak akan menceraikan Cempaka karena anak dalam kandungannya?"Terhenyak Natali lantaran Cemp
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-12
Baca selengkapnya

043

Hari ini, Cempaka turut mengantarkan Saras ke sekolah. Sewaktu Danendra menawarkan diri menyopiri, diangguki baik oleh Cempaka, mendadak panggilan darurat dari rumah sakit memaksa Danendra mengurungkan niat baiknya.Rasa bersalah tercermin dari paras murung Danendra. "Tidak masalah, kewajiban kamu sebagai dokter. Ada anak yang lebih membutuhkan kamu di sana."Danendra mengangguk hingga kembali menampakkan raut riang."Lain waktu bapak akan menemani, bapak janji!" ucapnya pada Saras, mereka saling menautkan jari kelingking. Peristiwa itu disaksikan oleh Cempaka sampai membuat hatinya gelisah dan sedih. Secepatnya Cempaka mengalihkan pandang ke arah lain."Aku izin mencium perut kamu, ya," pinta Danendra dengan rasa ragu ditolak.Cempaka menoleh kembali setelah menenangkan diri. "Silakan!"Meskipun hanya dikecup dari luar pakaian dan tidak mengenai kulit, terbit gelenyar dalam diri Cempaka, bersamaan dengan itu janinnya bergerak.Ia mengusap perut setelah Danendra mengakhiri komunikas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-13
Baca selengkapnya

044

Dua hari ini, Danendra tinggal bersama Natali. Ia menemani kontrol rutin ke rumah sakit tempatnya bekerja. "Syukurlah, keadaan kamu terus membaik, Natali," ucap Danendra sembari mendorong kursi roda Natali ke arah parkiran. "Kamu pulang duluan, ya. Aku masih harus menangani pasien." Natali mengangguk lalu bertanya, "Malam ini pulang ke rumah, bukan?" "Besok aku ke tempat kamu, malam ini aku balik ke rumah dulu." Natali dibopong oleh Danendra memasuki kendaraan yang khusus dibeli Danendra. Ia pun mempekerjakan seorang pengemudi untuk membantu Natali bila akan bepergian. Kursi rodanya dilipat oleh sopirnya dalam bagasi. "Cempaka 'kan baik-baik saja," ucap Natali bermaksud agar Danendra tidak jadi ke sana. "Sedari tadi malam, Cempaka tidak bisa dihubungi. Aku mau tahu kabarnya." "Dari Bik Saidah dan Heru kamu bisa bertanya." Berbagai cara diupayakan oleh Natali agar Danendra mengurungkan niat untuk pulang. "Ya, nantilah, di jam istirahat aku tanyakan." Natali tidak b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-14
Baca selengkapnya

045

Saras masuk ke sebuah rumah berukuran lebih kecil dari rumah yang ditempati di Bekasi. Jauh lebih kecil.Dibuka Cempaka pintu sehingga mereka bisa masuk. Telah ada barang-barang yang tersusuk rapi seperti rak dan lemari di sana, tetapi tidak banyak."Saras, ini rumah kita sekarang," ucap Cempaka sambil membuka gorden dan kaca jendela.Saras membeku memikirkan lingkungan baru yang sekarang ada di hadapannya. Dari luar terdengar suara anak-anak kecil berlarian.Jalanan rumah tidak begitu lebar, hanya bisa dilalui oleh kendaraan bermotor. Sungguh, berbeda dari yang ada selama ini."Mama yakin kita tinggal di tempat seperti ini?"Cempaka terhenti untuk menyalakan lampu di kamar. Suara Saras terdengar jelas dari sana."Yakin. Apa menurut kamu ada masalah?" tanya Cempaka menemui anaknya di ruang tamu."Ngga ada, Ma. Suasana aja beda jauh dari rumah lama."Senyum Cempaka tidak cukup menenangkan bagi Saras."Kita berpisah dari bapak, apa untuk selamanya?"Pertanyaan Saras cukup berani kali in
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-15
Baca selengkapnya

046

Toko bunga hidup milik Cempaka telah dibuka di sebuah ruko satu lantai berukuran 5 x 13 meter. Meskipun tanpa pesta pembukaan toko, hati Cempaka sangat senang melihat saat pengunjung mendatangi toko bunga miliknya."Bu, sebaiknya istirahat. Saat hamil tua jangan kelelahan, Bu," ujar Kinanti, pekerja yang dibawa oleh Cempaka dari Bekasi ke Jakarta.Cempaka mengusap keningnya yang basah oleh keringat. Ia belum mampu menyediakan AC di ruko agar lebih sejuk.Memperhitungkan biaya bulanan dan keperluan AC lebih dari satu, maka diputuskan hanya di rumah sewa ia letakkan. Itupun di kamar miliknya.Bila Saras kepanasan, terpaksa anak kecil itu mendatangi kamar ibunya. Cempaka pun sengaja agar komunikasinya dengan Saras bisa berjalan, bila hanya ada satu AC di rumah mereka.Ponsel Cempaka berdering, panggilan dari pihak sekolah membuat Cempaka khawatir. Segera ia menjawab."Selamat siang dengan Ibu Cempaka?"Dari awal, Cempaka telah menyimpan nomor kontak sekolah untuk bertanya informasi seput
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-16
Baca selengkapnya

047

Emosi Cempaka bercampur baur, orang tua Diego mengelak atas tuduhan Saras. Kepala sekolah dan guru tidak kalah bingung, baru kali ini mendengar ada anak didik yang melakukan tindakan yang menyasar ke hal berbau seksual. "Kalau tante tidak percaya, bisa tanya pada Anita!" ucap Saras berani, ibunda Diego merasa ditantang. Tidak ingin harga diri jatuh, ibunda Diego menghardik Saras. "Anak kecil sudah tahu membayangkan hal tidak senonoh. Bagaimana, sih, ibu ini mendidik anak!" amuknya pada Cempaka. "Saras, tidak boleh asal bicara." Cempaka gentar menghadapi Saras yang bernyali besar bicara pada ibunda Diego. "Diego, apa benar kata anak ini?" Ibunya bertanya, Diego menunduk dan tutup suara. "Mama Saras dan mama Diego, besok kami akan menghadirkan Anita dan orang tuanya di sini. Kami harap ibu berdua tetap datang ke sekolah lagi agar kita dapat jalan keluar yang baik," ujar kepala sekolah menengahi percakapan. Mereka semua keluar dari areal sekolah didahului oleh Diego dan mamanya yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-16
Baca selengkapnya

048

Keadaan Natali semakin lama semakin membaik, terutama setelah melakukan prosedur laparoskopi."Beruntung aku bisa kembali pada Danendra, cara aku dulu meminta cerai memang salah," ujar Natali sembari menikmati santapan kesukaannya."Kamu harus berhenti makan seperti ini, Natali. Makanan diawetkan bukannya pantangan kanker lambung?"Natali mengangguk. "Tapi, aku kangen makan ini," ucapnya sambil menunjukkan daging olahan. Dahlia berdecak menunjukkan rasa kesal."Kamu bilang beruntung bisa kembali pada Danendra, kalau dia tahu kamu makan seperti ini, heemm... dia pasti kecewa.""Makanya kamu jangan bilang pada Danendra." Dahlia menatap datar sambil menggelengkan kepala."Menjerumuskan teman pada ketidakbaikan." Dahlia sendiri hanya bisa sebatas menegur sebab ia mengenali karakter keras Natali.***"Bagaimana hasil pencariannya?" tanya Danendra pada seseorang di hadapannya. Mereka sedang duduk di sebuah restoran."Belum dapat detail lokasi, Pak, tahap pencarian. Dari data yang dapat, Bu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-18
Baca selengkapnya

049

Saras kesal lantaran Anita menyembunyikan kejadian sebenarnya di kelas seni tempo hari. Akibatnya, ia dikecam oleh orang tua Diego. Keluar dari ruang kepala sekolah Cempaka terdiam sebab dituding putrinya suka mengarang cerita, padahal Cempaka memercayai cerita Saras."Ma, sungguh aku tidak bohong," ucapnya di mobil yang membawa mereka pulang.Cempaka tetap diam sembari menoleh pada Saras yang berubah paras menjadi sedih.Pikiran Cempaka mengulang kejadian di sekolah tadi. Ia heran dengan kalimat yang dipakai oleh Anita karena anak sekecil itu mengucapkan kalimat dengan sangat rapi."Ma, apa Mama tidak percaya aku?" Mata Saras berbinar. Barulah Cempaka tersenyum sambil mendekap Saras."Mama percaya kamu, sangat percaya."Saras memeluk Cempaka dengan kedua tangannya mengelilingi perut besarnya."Aku jadi kasihan melihat Anita berbohong."Cempaka melepas dekapan Saras."Iya, mama juga lihat Saras seperti ketakutan.""Mungkin neneknya yang menyuruh.""Saras, tidak boleh menuduh orang s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-19
Baca selengkapnya

050

Lagi-lagi Saras berkelahi dengan Diego, mereka berguling-guling., sementara itu teman-teman mereka hanya menyoraki tanpa melerai."Berhenti!!" teriak Cempaka dengan kuat. Hal itu membuat perhatian sebagian guru dari kejauhan mengarah ke sana.Mereka berlari menuju koridor.Cempaka menarik putrinya. Pakaian Saras sudah berantakan juga rambutnya.'Sekolah apa ini?' batinnya dalam hati."Ada apa ini?" tanya seorang guru sembari membersihkan Diego dari lantai. Diego terlihat memegang perutnya."Perut saya sakit, Bu," ucap Diego. Jantung Cempaka yang berdegup kencang membuat tangannya bergetar, ada percikan kemarahan pada putri dan Diego. Namun, ia menahan suara amarah."Apa yang terjadi di sini? Ada yang bisa jelasin?" tanya Cempaka melihat satu persatu anak sekolah teman sekelas Saras.Memilih bungkam, mereka satu persatu membalik badan meninggalkan lokasi."Bu guru, mengapa anak didiknya dibiarkan pergi? Ini harus diselesaikan biar tidak berkepanjangan."Dari belakang muncul perempuan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
11
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status