Home / Rumah Tangga / Dimadu Adik Sepupu Suamiku / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Dimadu Adik Sepupu Suamiku: Chapter 21 - Chapter 30

97 Chapters

021

Danendra mengenalkan Cempaka sebagai istri pada teman-teman yang kebanyakan dokter. Kecanggungan menyergap Cempaka lantaran pertanyaan teman Danendra agak mengganggu."Ini istri baru, Dokter?""Istri muda apa gimana, Dokter?""Udah hampir setahun nikah, kita baru tahu."Cempaka menilai karena kedekatan hubungan, maka teman-teman Danendra bebas bertanya apa saja.Lelah melayani percakapan yang aneh baginya apalagi di saat santap bersama, Cempaka menggeser duduk ke sudut ruangan yang lebih sepi. Sementara itu, Danendra dan teman-temannya terlihat menikmati acara.Seseorang berlari cukup kencang, hingga menabrak minuman di sudut meja Cempaka. Gelas terhempas ke karpet tanpa suara.Seorang wanita berlalu dengan tangan menutup mulut ke arah kamar mandi.Terkesiap Cempaka sewaktu perempuan itu membuka mulut untuk meraih gelas dari lantai. Cempaka bisa mengenali siapa perempuan itu.Menatap ke gelas yang terdapat noda darah, Cempaka lebih terkejut lagi.Dengan perasaan was-was, Cempaka mengi
last updateLast Updated : 2024-05-22
Read more

022

Natali terpaksa kembali ke Bekasi lantaran kesehatannya memburuk usai menghadiri pesta pernikahan teman lama."Sudah aku peringatkan tidak perlu ikut kondangan!" seru Dahlia yang menyetir mobil. "Jadinya, aku nyetir sendiri ke Jakarta."Natali tertawa sembari menepuk pundak temannya."Ceritanya kamu menyesal?" tanya Natali terkekeh."Tidak juga, seenggaknya bisa penuhi keinginan teman buat bahagia." Natali tertawa lagi diiringi batuk."Kalau sakit keras, harus banyak istirahat, Natali," peringat Dahlia."Ya, aku tahu. Terima kasih sudah menemani.""Oke, tapi ini semua tidaklah gratis." Mereka kembali tertawa bersama."Kamu tahu Danendra menikah lagi, di acara aku sempat bertemu dengan istrinya.""Hah? Benarkah? Kamu masih mencari tahu hidup Danendra?"Natali mengangguk. "Oh, please, Natali," sesal Dahlia."Tapi, aku cepat-cepat menuju kamar kecil dan pura-pura tidak melihatnya."Dahlia menoleh sesaat, turun rasa iba terhadap teman baiknya."Natali, sudahlah, kamu telah memilih meningg
last updateLast Updated : 2024-05-22
Read more

023

Cempaka tersentak dari tidurnya, ia memandang ke seluruh ruangan, hanya dirinya sendiri. Aktivitas semalam membuatnya terlambat bangun.Mengenakan pakaian kembali yang sempat terlepas, Cempaka keluar untuk mencari segelas air.Sewaktu di dapur, ia menemukan Danendra tengah sibuk dengan kompor dan kuali."Ka... kamu sedang apa?"Danendra yang telah rapi dan bersih membalikkan badan ke belakang lalu menyunggingkan senyum pada Cempaka. "Masak sarapan."Danendra kembali berkutat dengan bahan makanan yang sedang diolah."Sebaiknya mandi dan berganti pakaian," ujar Danendra seraya mengerjakan tugasnya. Mengingat peristiwa semalam, Cempaka menjadi canggung dan menilai apakah dirinya salah. Sementara itu, Danendra riang berdendang sesekali bersiul. Cempaka membersihkan badan dengan mengusapnya kuat-kuat. Di celah sempit hatinya, muncul rasa menyesal."Bang Haris, maafkan aku," ucapnya. Kenangan masa lalu bergonta-ganti mengisi pikiran Cempaka. Tayangan kemarahan pada Danendra di dua tahun
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

024

Kepulangan Cempaka dan Danendra disambut bahagia oleh Saras dan Cakrawati. "Saras belum tidur? Besok sekolah.""Iya, aku tunggu mama dan bapak, pulangnya malam sekali. Aku sampai ngantuk," protes Saras.Danendra membelai kepala Saras seraya tersenyum."Macet panjang di tol, Saras. Senyum dong," ujar Danendra menyamakan tingginya dengan Saras.Tidak bisa menahan diri, Saras pun menyunggingkan senyum pada Danendra dan Cempaka."Nah, gitu, cantik anak mama."Mereka masuk bersama ke dalam rumah."Selama ditinggal apa ada masalah, Bu?" tanya Cempaka pada ibunya."Tidak, semua biasa saja. Saras juga baik," sahutnya."Ini kami bawa oleh-oleh buat ibu." Cempaka menyerahkan tas goodie. "Ini untuk Saras."Mata Saras berbinar, ia melonjak senang seraya menerima pemberian mama dan bapaknya.Saat itu juga Saras membuka dan melihat boneka bayi, hatinya diliputi rasa bahagia."Aku suka sekali boneka ini, Ma. Koleksi boneka bagiku bertambah lagi. Asyik," ujarnya lalu memeluk Cempaka."Bapak lihat Sa
last updateLast Updated : 2024-05-25
Read more

025

Danendra berjalan cepat dari poliklinik menuju parkiran siang ini. Jadwal praktek di rumah sakit telah selesai, dia mau melanjutkan praktek ke rumah sakit lain.Sosok Dahlia berjalan dari kendaraan terparkir menuju gedung rumah sakit."Dahlia," gumam Danendra. Sepengtahuan Danendra, Dahlia merupakan teman dekat Natali sewaktu masih jadi istrinya.Menutup kembali kendaraannya, ia mengikuti arah masuk Dahlia ke dalam rumah sakit.Sebagai rumah sakit yang besar dengan lorong yang panjang dan bercabang, perjalanan Dahlia cukup jauh.Namun, sebelum mencapai ruangan tujuan, Dahlia peka terhadap sekitar.Ia membelok ke arah lain.Danendra kehilangan jejak Dahlia. "Pak Danendra?" Awalnya Dahlia ingin terus bersembunyi, akan tetapi ia tidak bisa terlalu lama menunggu Danendra pergi."Kamu Dahlia, teman Natali?" tanya Danendra memastikan. Dahlia mengamati dan menerjemahkan arah pembicaraan Danendra, hanya saja ia tidak menemukan jalurnya."Ya, Pak.""Di sini sedang apa?" tanya Danendra dengan
last updateLast Updated : 2024-05-27
Read more

026

"Aku yakin imunoterapi kanker ini akan memberi kamu peluang untuk sembuh," ucap Dahlia pada Natali setelah mereka mendapat informasi pengobatan dari dokter konsultan onkologi medik. "Kamu juga harus berpikir baik, agar imun tubuh terjaga," lanjut Dahlia sembari merapikan nakas di samping ranjang pasien."Iya, Bu Dahlia, siap laksanakan," sahut Natali."Aku keluar sebentar membeli makanan ke kantin, ya."Sepeninggalan Dahlia, Natali tidak melakukan apa-apa selain beristirahat. Ia melihat ponsel Dahlia tertinggal di nakas."Yah, handphone-nya malah lupa dibawa."Bunyi pintu terbuka membangunkannya kembali."Ketinggalan, Dahlia?" tanyanya, hanya saja, seketika membatu melihat bukanlah Dahlia yang masuk ke ruang rawatnya."Danendra?" lirihnya dengan pupil mata membesar."Natali, apa yang kamu sembunyikan dariku?" Paras Danendra menegang disertai cemas melihat Natali terbaring di ranjang rumah sakit.Kehilangan kata-kata membuat Natali tidak mampu menjawab pertanyaan Danendra. Mengamati N
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

027

Kekecewaan Cempaka terbawa sampai ke rumah. Dia memutuskan pulang usai makan di kantin rumah sakit. "Sepertinya lemas sekali," nilai Cakrawati begitu melihat putrinya berjalan seperti orang sempoyongan."Agak pusing, tapi sudah tidak kenapa-napa, Bu. Dokter bilang banyak istirahat. Saras di mana, Bu?""Sedang tidur siang. Apa kamu sudah makan?"Anggukan kepala sebagai jawabnya, Cempaka menolak diantar ke kamar tidur, ia yakin mampu masuk kamar dalam kondisi yang baik.Langsung merebahkan diri, Cempaka bernapas lega karena telah bisa beristirahat. Ponselnya berdering di meja nakas.Dengan susah payah, Cempaka kembali bangun, menurunkan kaki dan mengecek ponsel di dalam tas.Danendra.Berulang kali pria itu menghubungi, tetapi Cempaka enggan untuk sekedar mengangkat panggilan. Ia butuh istirahat karena lelah menanti Danendra, padahal pria itu berjanji akan kembali.***Tidur Cempaka terganggu, terasa ada sesuatu yang menempel di wajahnya. Dia menggerakkan badan, sayangnya kesulitan u
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

028

Sebulan berlalu, sejak pemeriksaan kehamilan pertama. Danendra tidak pernah menanyakan hasil kontrol sama sekali.Demikian dengan Cempaka, ia memilih bungkam lantaran merasa ada yang janggal pada suaminya.Hanya saja, Cempaka menjalani kewajiban sebagai seorang istri."Bu, hari ini aku mau ke rumah sakit lagi, ya.""Mau menemui nak Danendra?" tanya Cakrawati yang baru saja pulang mengantar Saras ke sekolah.Cempaka hanya menganggukkan kepala, ia pun tidak memberi tahu kabar baik mengenai kehamilannya pada Cakrawati. Setibanya di rumah sakit, Cempaka mendaftarkan diri ke bagian administrasi lalu menunggu antrian dokter kandungan. Sesekali Cempaka batuk, ia merasa tenggorokannya seminggu belakangan kurang baik sehingga memutuskan menggunakan masker.Nama Cempaka dipanggil, ia masuk menemui dokter lalu melakukan USG terhadap kandungannya."Ukurannya masih kecil, ya, Bu. Ini yang bergerak-gerak," tunjuk sang dokter di layar monitor. Paras Cempaka bahagia melihat calon anaknya di bulan k
last updateLast Updated : 2024-05-29
Read more

029

Usai Cakrawati memutus sambungan telepon, Cempaka belum beranjak dari tempatnya berdiri. Dia berharap saat ini juga terbangun dari mimpi buruk.Menghela napas panjang, Cakrawati menatap jauh ke depan. Pandangan kosong memikirkan masa depan putri dan cucunya. "Ibu...."Cakrawati terperanjat mendengar suara orang yang menjadi bahan pikirannya saat ini.Dia membalik badan dan melihat mata merah putri semata wayangnya."Ka... kamu di sini, ada apa menemui ibu?"Cakrawati mendekati putrinya, sewaktu akan menyentuh lengan Cempaka, putrinya mundur mengambil jarak.Dugaan kalau Cempaka mendengar apa yang baru saja dibicarakan pada Danendra membuat Cakrawati merinding cemas."Apa benar yang baru saja aku dengar? Danendra akan menikah lagi? Dan, pernikahan ini adalah perjanjian antara ibu dan dia?"Gagap Cakrawati menjawab pertanyaan Cempaka yang telah mengetahui kebenarannya."Bu?" Suara Cempaka bergetar lirih, air mata menggenang di pelupuk mata.Tidak kuat berdiri, Cempaka terduduk di pingg
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

030

Ketukan pintu kamar pribadi Cempaka dan Danendra menyela situasi menengangkan yang tercipta di antara mereka.Cempaka melirik jam kecil di lemari hias. Masalah mereka belumlah usai."Saras, mengapa terbangun?" Cempaka terperangah melihat putrinya datang dengan isakan pelan sembari menggosok matanya."Aku mimpi buruk."Isakan berubah menjadi tangisan. Cempaka membawa Saras menjauhi kamar pribadi ke arah ruang keluarga."Sini sama mama. Kamu mimpi apa sampai menangis?"Suasana hati Cempaka berubah drastis saat bertemu putrinya, berbeda sewaktu bercakap dengan Danendra. "Uti pergi. Saras takut ke kamar Uti."Diusap Cempaka putrinya dengan penuh kasih sayang. Dia menggendong Saras ke pangkuannya, mengabaikan kondisi kandungan."Uti ada di kamar, kok. Tadi mama sebelum tidur ngobrol bareng uti. Tidak kemana-mana," hibur Cempaka dengan menceritakan keadaan sebenarnya."Di mimpi kamu, memangnya uti pergi ke mana?""Meninggal. Dimakamkan, seperti Bima."Mendadak tangan Cempaka terhenti di u
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more
PREV
123456
...
10
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status