Share

052

Author: Novisi
last update Last Updated: 2024-06-24 09:40:36

"Kamu tidak pulang?" tanya Cempaka kali ketiga melihat Danendra tak kunjung beranjak dari duduk melantai di rumah yang disewanya.

Danendra menggeleng, dia masih asyik melakukan permainan papan dengan dadu bersama Saras.

Cempaka berdecak merasa perkataan diabaikan oleh keduanya.

"Saras, masuk kamar."

Dari nada suara rendah sampai meninggi, barulah Saras memberi perhatian pada ibunya.

"Yah, mama... lagi asyik main. Mama ikutan sini."

"Masuk kamar, Saras, sudah jam setengah 10 malam," ucap Cempaka menunjuk arah jam dinding.

Terasa bagi Saras waktu berlalu begitu cepat. Parasnya berubah jadi kecewa.

"Biar saja, ini akhir pekan," sanggah Danendra yang menciptakan pelototan dari Cempaka yang berdiri menjulang di hadapan keduanya.

"Mau akhir pekan atau tidak, hidup disiplin harus ditegakkan," sahut Cempaka lalu melihat kembali pada putrinya.

Kekecewaan tersirat di iras Saras, bola matanya berputar menunjukkan malas melihat ibunya yang terlalu ketat mengatur, menurut Saras.

"Bapak, masih di s
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   053

    Sebelum semuanya memburuk, Danendra memutuskan untuk meninggalkan kediaman Cempaka."Besok aku akan datang lagi."Cempaka melipat kedua tangan di depan dada."Untuk apa? Setiap kali aku lihat wajah kamu, emosiku selalu meninggi, membuat aku tidak sehat. Jangan egois!"Danendra menghela napas panjang. Wajar saja Cempaka marah padanya bila demikian adanya.Menarik selembar amplop dari rak di ruang tamu, Danendra mengangkatnya."Aku yakin kamu butuh bantuanku."Senyum miring Danendra menunjukkan kemenangan. Mendadak Cempaka teringat masalah yang mendera diri dan putrinya."Tadi sewaktu kamu pergi ke warung, Saras menceritakan apa yang terjadi di sekolahnya. Kamu tidak bisa sendirian menyelesaikan kasus hukum, Cempaka."Belum Cempaka mengungkap kalimat, Danendra begitu saja keluar dari rumah lalu memakai sepatu slip on bermerek.Berjalan gontai ke arah pintu, Cempaka menyender sampai terduduk melantai.Ia menangis tertahan, takut suaranya terdengar oleh Saras.***Malam itu juga, Danendra

    Last Updated : 2024-06-24
  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   054

    Ponsel Danendra berdering, Natali sedari tadi menghubungi dirinya. Namun, dikarenakan percakapan yang serius dengan Cempaka, terpaksa Danendra mengabaikan."Ya, Natali?""Dane, mengangkat telepon lama sekali, dari sore Aku menghubungi," gerutu Natali tanpa basa basi."Aku dari ...." Danendra mendadak diam, teringat bila ia mengatakan yang sebenarnya Natali pun akan mencecar dengan masalah baru.Dia sadar ada tiga perempuan yang bersangketa pada setiap langkah hidupnya."Kamu dari mana?""Tidak... tidak dari mana-mana. Kamu di mana Natali?""Mamamu mengusir aku dari rumah, telah aku jelaskan kalau aku istri kamu yang harus dirawat dan mempermudah Kamu mengontrol. Masa mama kamu katakan kalau kamu bukan dokter yang mengurusi kanker lambung dan ia mengusirku, Dane." Terdengar suara isakan dari seberang. Dengkusan napas kencang dan dalam dari Danendra menyertai, ia benar-benar lelah saat ini dan ingin beristirahat. "Jemput aku, Dane," rengeknya.Danendra pusing lalu memijat pelipisnya.

    Last Updated : 2024-06-25
  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   055

    Tak bisa tidur akibat banyak pikiran kini menghantui Danendra. Sebagai seorang dokter, dia tahu kalau terlalu sering begadang tidak baik untuk kesehatannya.Hanya bolak balik di kamar lalu rebahan, kemudian bangkit lagi, mengotak-atik ponsel, seperti itulah Danendra menghabiskan waktu di kamar dalam kegelisahan.Serangan sesal tak mampu dihalau. Nasi sudah jadi bubur, apa mau dikata."Sudah tengah malam, sulit sekali mata ini terpejam."Rasa kantuk menyerang, tetapi pikirannya penuh dengan segala permasalahan yang belakangan membelit hidupnya.Danendra beranjak ke meja rias milik Cempaka yang beberapa bulan ini kosong. Melihat dirinya di cermin, badan terlihat kurus dengan cambang di parasnya.Jelas sekali pria di cermin itu punya masalah hidup yang berat sampai tak ada waktu mengurus diri sendiri."Harus mulai dari mana ini? Ini keputusan paling bodoh yang pernah kamu ambil, Danendra. Sok baik," cetusnya pada pantulan Danendra di cermin.Kembali ke ranjang, Danendra memaksa matanya t

    Last Updated : 2024-06-25
  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   056

    Qonita senang bukan main menemui Cempaka, Saras. dan calon cucunya."Kamu dan Saras sehat, 'kan?" Mereka saling berangkulan. "Ya, Ma," sahut Cempaka sembari mengelus perut besarnya."Saras, mana?""Kebetulan lagi ke warung di balik gang ini, Ma.""Mama kapan datang?" Cempaka mengajak masuk ke rumah sederhananya, tetapi rasa segan menyeruak lantaran tidak ada kursi di sana. "Tidak ada bangku, Ma," lanjutnya."Sudah, tidak apa-apa, di sini juga tak masalah." Qonita duduk melantai beralas karpet dibantu oleh putranya."Mama datang semalam, entah gimana, ada feeling kurang enak. Nggak tahunya....." Qonita menahan kalimat seraya melirik Danendra yang tersenyum tipis di sampingnya. Cempaka kurang mengerti makna gestur Qonita."Dia sudah Mama usir!" ucap Qonita dengan ekspresi tajam.Mendadak Danendra memejamkan mata, dia lupa untuk membriefing mamanya agar tidak menyinggung soal orang lain dalam pertemuan bersama ini."Siapa yang mama maksud?" Cempaka hanya ingin memastikan."Ma, ke sini k

    Last Updated : 2024-06-26
  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   057

    "Kamu gagal membawa Cempaka kembali ke rumah, apa mau dibiarkan melahirkan sendiri? Kalau Saras dan Bima di klinik bersalin lahir, kita masih bisa mengerti. Ini anak ketiga, risikonya juga tinggi, usia istri kamu hampir 40 tahun, Dane," gerutu Qonita di dalam mobil sewaktu mereka kembali ke Bekasi."Diberi waktu, bukannya dimanfaatkan dengan baik," lanjut Qonita mengungkap rasa kesalnya."Ma... ada andil Mama juga, mengapa Mama katakan mengusir Natali, Cempaka jadi marah saat tahu Natali pernah tinggal di rumah," sahutnya sambil menyetir. Badan Qonita menghadap ke arah Danendra."Salahkan diri kamu sendiri, maksud kamu mau membohongi Cempaka?!""Bukan, Ma --""Sudahlah, Dane. Mama ini sangat sayang pada kamu, hanya kamu anak mama satu-satunya. Mama mau lihat rumah tangga kamu baik adanya," ungkap Qonita penuh harap, ia menurunkan nada suara."Sekarang rumah tangga kamu berantakan lagi, mama minta dengan sangat kamu bertanggungjawab terhadap hidup Cempaka, dia mengandung anak kamu dan

    Last Updated : 2024-06-26
  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   058

    "Bu Cempaka, kita akan berkomunikasi dengan keluarga Anita untuk kasus ini. Bukti keluarga Diego memperkarakan Saras sangat lemah," ucap seseorang yang mengaku dari sebuah kantor hukum.Cempaka mengangguk seraya menatap tak percaya ada orang yang membantunya mengatasi masalah yang muncul karena berani mempersoalkan Diego, sang anak donatur sekaligus pemilik sekolah."Ibu tidak perlu khawatir, semua akan kita tangani dengan baik. Kami juga sudah menyiapkan anggota untuk mendampingi Anita bila keluarganya berkenan."Lagi-lagi Cempaka hanya mengangguk.Mereka berpisah di depan kantor pihak berwajib."Ma, om tadi bantuin kita, ya?"Cempaka kehilangan fokus, pikirannya masih berkutat tentang bantuan seseorang yang mendadak sifatnya. "Mama," sebut Saras membuyarkan lamunan Cempaka. Anak itu kembali mengulangi pertanyaannya."Iya, Nak," jawabnya singkat.Sore hari di rumah Cempaka, Saras membukakan pintu untuk kedatangan seseorang."Bapaaak," teriak Saras sambil melonjak girang.Terdengar

    Last Updated : 2024-06-27
  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   059

    "Ayo, kita makan," ucap Cempaka kembali dari dapur ke ruang tamu dengan membawa tiga buah piring.Danendra dan Saras menoleh bersamaan."Mau makan di luar, ngga?""Mau... mauuu, Pak," jawab Saras antusias. Danendra tersenyum pada Saras, lain hal terjadi dalam hati Cempaka.Ia kembali ke dapur membawa piring yang tadi ditenteng. Makanan yang telah dimasak, dimasukkan ke dalam wadah kotak satu per satu, kecuali satu piring untuk dirinya saja.Cempaka tidak lagi kembali ke ruang tamu, Danendra menyusul ke dapur. Ia mendapati Cempaka sedang makan sendiri di sebuah bangku dan meja berukuran kecil."Loh, masih di sini. Kami menunggu kamu.""Pergi sama Saras saja, aku makan di rumah. Jangan pulang terlalu malam."Danendra berjalan ke arah wastafel, ia melihat ada ikan dan sayur matang ditaruh dalam kotak."Kamu masak?" tanya Danendra menoleh ke belakang.Cempaka tidak menjawab. Dia kembali menyuapi makanan ke dalam mulut."Kenapa tidak bilang kalau masak. Makan ini saja, kangen merasakan mas

    Last Updated : 2024-06-28
  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   060

    "Bukannya kamu sakit?" Tanpa segan Cempaka bertanya pada Natali."I...iya, aku bersama teman. Dia mengajak kemari," sahut Natali. Ponselnya berdering, dia meliat siapa pemanggilnya. "Aku duluan," ucap Natali seraya tersenyum.Tanpa membalas, Cempaka masuk toilet untuk menuntaskan keinginan buang air kecil. Ia berpikir kepentingan apa yang membawa Natali ke restoran yang sama dengannya."Apakah dia membuntuti atau tidak sengaja atau ..., ah, bikin pusing."Usai dari kamar kecil, Cempaka berniat menceritakan dengan siapa dia berpapasan di toilet tadi.Langkahnya terhenti begitu mendekati meja tempatnya bersama Saras dan Danendra. Ada seorang perempuan duduk di tempat yang diduduki tadi, di sebelahnya ada perempuan lain."Cempaka, ternyata Natali ada di sini. Dahlia mengajak Natali untuk jalan-jalan ke Jakarta, Dahlia punya bisnis juga di sini," jelas Danendra lengkap.Masih dalam keterkejutan, Cempaka tidak mampu untuk merespon cepat. Dia hanya mengangguk sambil berdiri. Bertepatan ban

    Last Updated : 2024-07-01

Latest chapter

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   105

    Sepekan berlalu, Danendra rutin setiap hari mengirimkan buket bunga mawar untuk istrinya. Sayangnya, ia terus menemukan buket cantik itu di tong sampah belakang rumah.Danendra tahu benar kalau istrinya sangat menyukai mawar.Ada perasaan tersinggung muncul di awal, Danendra memahami bila ia patut mendapat perlakuan seperti itu dari Cempaka.Ini hari kedelapan, masih berlangsung demikian. Selain itu, Danendra berusaha mengajak Cempaka untuk berdialog berdua, makan malam, sampai jalan-jalan bersama, Cempaka kekeh menolak."Apalagi yang harus aku lakukan? Waktu semakin mendekat," lirihnya usai praktek di poliklinik.Danendra tetap bekerja secara profesional, sekalipun pikirannya tertuju pada Cempaka.[Sudah makan?]Danendra mengirim pesan pada Cempaka. Hanya centang dua biru tanpa ada balasan.Danendra menggaruk-garuk kepala, menepuki wajah, sampai menggosok matanya, saking bingung menghadapi istrinya."Memang cukup saja satu istri, sakit kepala kalau ada masalah seperti ini."***"Sara

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   104

    Hubungan Danendra dan Cempaka tidak berangsur membaik, hal paling ditakutkan Danendra malah terjadi lebih cepat."Kita bisa mengurus perceraian lebih cepat." Cempaka duduk di seberang meja kerja Danendra di rumahnya.Jantung Danendra terasa sesak, seperti akan berhenti berdetak. Wajahnya seperti dihantam benda berat.Kehilangan Cempaka?"Cempaka, aku mohon jangan lakukan ini." Danendra akan mengupayakan apa pun untuk rumah tangganya kali ini."Mau kamu apa? Kamu mau mengikat aku di pernikahan yang tidak bahagia ini. Kamu hanya mau membalas kebaikan Haris dan itu sudah cukup, Dane!"Napas Cempaka tersengal mengatakannya. Danendra masih ingin menahannya lebih lama?Dasar tidak berperasaan!"Aku akan mengikat kamu seumur hidup, Cempaka."Ingin rasanya Cempaka memberi Danendra pukulan supaya pria itu sadar kalau semakin lama bersamanya, Cempaka bisa-bisa mati berdiri atau kemungkinan gila.Namun, badannya yang lebih kecil tidak akan ada artinya bila ia melakukan kekerasan fisik pada Danen

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   103

    Dahlia menemui Danendra di rumah sakit, mereka duduk di taman yang sedang tidak banyak orang. "Aku mohon kamu mau menemui Natali." "Aku akan menceraikannya setelah anak itu lahir lalu mengasuhnya bersama Cempaka." Rahang Dahlia mengatup kuat. Dia semakin yakin cinta Danendra pada Natali sudah sirna seiring terkuak kebenaran. "Apa kamu yakin Cempaka akan menerima anak itu?" Natali tidak setuju, tetapi dia pun tidak bisa berbuat banyak. "Untuk terakhir kali aku menemui Natali, setelah itu jangan kamu datang lagi atas suruhan Natali!" "Aku tidak disuruh Natali atau siapapun, hanya demi kemanusiaan." Danendra berdecak lalu tertawa seolah-olah ada yang membuat kelucuan. Cempaka keluar dari persembunyiannya, ia mencuri dengar percakapan antara Danendra dan Dahlia. Keinginan untuk menemui suami pudar, Cempaka memiliki rencana lain. *** "Dane, kamu masih bersedia menemui aku?" Danendra memenuhi keinginan Dahlia untuk menemui Natali. Danendra duduk berseberangan dengan N

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   102

    Sebulan berlalu sejak kejadian Cempaka meminta cerai, tinggal tiga bulan lagi. Hubungan antara Cempaka dan Danendra semakin renggang. "Mengapa akhir-akhir ini kamu sering keluar rumah?""Memangnya kenapa? Bik Saidah mengadu?" tanya Cempaka tanpa memandang suaminya. Dia sibuk dengan banyak kertas di tangannya."Kamu buka toko baru?""Kamu membuntutiku?""Kalau tidak seperti itu, kamu tidak pernah mau cerita. Sudah berapa lama?""Bukan urusan kamu." Cempaka berdiri memandang suaminya. "Kamu urusi saja istri kamu yang mau melahirkan itu, bukannya sebentar lagi?"Danendra menghela napas."Jangan mengalihkan pembicaraan. Oh, ya, perlu aku ingatkan keinginan bercerai kamu tidak akan pernah terkabul." Danendra pergi begitu saja dari kamar ke ruang makan. Beberapa minggu belakangan, Danendra sering pulang lebih awal dari rumah sakit.Cempaka terduduk kembali, gilirannya mendengkus karena Danendra memutuskan secara sepihak nasibnya di masa mendatang. ***Usai praktek di poliklinik, Danendra

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   101

    "Natali, sudahi kebodohan ini!" ujar Dahlia. Baru kali ini perkataan Dahlia serasa tajam di pendengaran Natali."Keluarga Danendra sulit ditumbangkan, lihat papamu, malahan masuk penjara demi aksi balas dendamnya. Apa kamu mau berakhir seperti itu? Cukup menjadi orang jahat, fokuslah sekarang pada anakmu!"Dahlia rasanya tidak sabar lagi menghadapi sahabat karibnya yang terlihat konyol."Tapi... tapi... aku mencintainya, Dahlia," isaknya duduk di kursi."Apa aku bilang! Dulu kamu menikah dengannya tanpa cinta, hanya untuk membalas dendam. Danendra sangat mencintai kamu. Sekarang giliran kamu mencintainya, pria itu sudah tak punya lagi hati untuk kamu. Sadar, Natali!!"Natali semakin terisak, ia merasa menyesal dengan sikapnya di masa lalu sehingga membuat cinta Danendra luntur padanya."Tapi, aku mau berusaha untuk mendapatkan Danendra lagi, Dahlia," ucapnya dibarengi gelengan dari Dahlia."Sadar Natali kesalahan kamu itu banyak, jangan sampai Danendra tahu rahasia kelam kamu, tiba wa

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   100

    Cempaka membaca pesan Danendra, ia mengerti mengapa suaminya tidak pulang, tanpa dijelaskan secara rinci.Helaan napas Cempaka menandakan kekecewaan dibanding marah. Kecewa pada Danendra yang tidak menganggap perhatiannya selama menjadi istri Danendra. Baru saja Danendra pulih dari sakit dan yang merawat adalah Cempaka.Setelah sehat, pria itu malah pergi ke istrinya yang lain.Cempaka melangkahkan kaki ke kamar anak-anaknya. Ia melihat betapa nyaman dan tentram keadaan kedua buah hatinya.Berbeda saat ia masih menjadi istri Haris, harus mengirit segala pengeluaran untuk bertahan hidup."Bagaimana nanti?" Pikiran Cempaka malah diselubungi kekhawatiran.Namun, sesaat saja, ia teringat pada mertuanya yang penuh perhatian pada kedua anaknya. Cempaka mengusap secara bergantian rambut Saras dan adiknya.Cempaka tersenyum. "Mama harus selesaikan ini sampai akhir, kalian menjadi kekuatan mama," bisiknya lebih untuk dirinya sendiri.Ia melangkahkan kaki keluar, melihat jam di ponsel menunjukk

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   099

    Setelah istirahat beberapa hari, Danendra beraktivitas seperti biasa di rumah sakit tempatnya bekerja.Sewaktu berjalan menuju ruang praktek, tidak sengaja berpapasan dengan Natali yang tampak murung."Kamu kenapa tidak bilang mau periksa?" tanya Danendra merasa tidak enak hati.Natali diam saja sembari menatap suaminya. Dengan kesal Natali berjalan begitu saja meninggalkan Danendra. Pria itu mengejarnya lalu menangkap lengan Natali."Mengapa menangis?"Danendra tahu kalau istrinya sedang tidak baik-baik saja. Ia menyentuh tangan Natali untuk memberi penguatan. "Bayinya ada masalah. Beratnya lebih kecil daripada yang seharusnya," ucap Natali lalu melepaskan tangan dari Danendra. "Itu semua karena kamu!" teriak Natali pada Danendra, ia menunjuk-nunjuk suaminya. "Kamu tidak pernah memperhatikan aku selama kehamilan!"Natali menangis, Danendra merasa tidak enak dengan Natali dan lingkungan sekitar yang berisi banyak pasien."Tenanglah, Natali, mari kita pergi dari sini." Danendra meng

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   098

    Siang itu Cempaka berniat keluar rumah. ia menitipkan putranya pada Saidah. Bertepatan Danendra keluar kamar, tubuhnya mulai pulih."Kamu mau ke mana?" Dia mengamati pakaian Cempaka yang rapi dari bawah kaki hingga kepala.Cempaka tertegun sejenak. "Mau ketemu teman."Kening Danendra mengerut, tidak biasanya Cempaka pergi tanpa izin darinya."Siapa?""Kamu tidak kenal," jawab Cempaka lalu melangkah ke arah pintu.Danendra menyusul lalu menghambat lengan Cempaka."Laki-laki atau perempuan?"Cempaka diam saja tanpa reaksi berarti. "Aku bertanya, Cempaka?"Mendengar namanya disebut, Cempaka tersadar kalau suaminya menuntut jawaban."Laki-laki."Tatapan Danendra penuh tanya, tetapi Cempaka bersikap seolah-olah tak ada masalah."Aku pergi dulu."Danendra tidak menahan kepergian istrinya. Namun, rasa penasaran membuatnya bertanya-tanya siapa gerangan yang ditemui oleh istrinya. Dia mengintip dari celah gorden, melihat Cempaka pergi dengan taksi berwarna kuning. ***Danendra uring-uringan

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   097

    Cempaka ingin mengalahkan rasa kasihan dengan kekesalan dan kekecewaan pada suaminya. Namun, melihat keadaan Danendra tidak baik-baik saja, hatinya pun luluh."Terima kasih sudah mau mengurusku," ucap Danendra usai disuapi makan dan minum obat pereda demam. Danendra telah meminta izin tidak masuk kerja pada pihak rumah sakit sehingga dia bisa beristirahat. "Hm," jawab Cempaka pendek dengan paras datar lalu perempuan itu pergi membawa piring kotor keluar kamar."Cempaka," Panggil Danendra membuat langkahnya terhenti sewaktu akan membuka pintu kamar."Aku minta maaf soal semalam."Tarikan napas pelan menandakan Cempaka teringat akan reaksi Danendra sewaktu ia mengungkap kalau anak dalam kandungan Natali bukanlah anak pria itu. Rasanya sesak dada Cempaka, tetapi ia tak mau ambil pusing lagi.Cempaka pergi keluar kamar tanpa kata. Danendra menyenderkan punggung ke kepala ranjang, diamnya Cempaka menyisakan perasaan bersalah dalam diri pria itu.***"Ya, tolong bagaimana pun caranya info

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status