Selang beberapa saat, pintu terdengar diketuk dari luar. “Nathan kamu bilang, Win?” Ocha sedikit ragu. Karena sedari tadi Nathan tak bisa dihubungi. Tetapi, Wina tiba-tiba bilang kalau Nathan datang ke rumahnya. Lantas, dari mana saja dia menghilang? Wina mengangguk, seraya berkata, “Iya, Bu.” “Ya sudah, buka pintunya!” titah Ocha kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah pintu diikuti oleh Lala. Detik kemudian, Wina pun membuka pintu secara perlahan. Tampak Natan, berdiri dengan raut acak-acakan. Dia terlihat lelah, letih, dan lesu. Tak seperti biasanya ketika datang ke rumah Ocha, dia selalu ceria, tersenyum lebar, dan langsung menyelonong masuk bermain dengan keponakannya atau sekadar berbaring di sofa. Terkadang juga langsung ke dapur mencari sesuatu yang bisa dimakan. Tapi, sekarang? Dia tetap berdiri gamang di depan pintu. Dan sedikit tersentak melihat keberadaan Lala. Mungkin tak menyangka Lala ada di rumah kakaknya. Sebuah perban melilit di
Baca selengkapnya