“Loh, kenapa kosong, Pak?” tanya Aji, keheranan.Harusnya, jika ingin melakukan perjanjian di atas kertas, ada point dan tulisannya. Tetapi ini tidak ada.“Kamu tinggal tanda tangan saja, isinya menyusul.”Rido mengatakan itu semua dengan sangat enteng. Padahal, harusnya tidak demikian. Tentu saja Aji langsung protes.“Ya, tidak bisa seperti itu dong, Pak. Saya mau isi semuanya, baju tanda tangan.”Ternyata Aji tidak bisa dibohongi. Mungkin karena pengalaman kerja, membuat Aji lebih hati-hati lagi.Rido berdecak. Pria itu pun akhirnya menuliskan point perjanjian tadi. Aji kembali membacanya, takut jika ada yang berbeda atau ditambahkan tanpa sepengetahuannya.Setelah dirasa yakin, Aji menandatangani dengan mantap. Melihat itu Rido tersenyum miring. Dalam hati dia terus berkata-kata.‘Dasar bodoh! Percaya saja. Harusnya kamu minta print dan salinannya. Kalau seperti ini, mudah bagiku menambahkan point lain di perjanjian itu. Apalagi itu tulisan tanganku.’Setelah mendatangani itu, Aji
Last Updated : 2024-07-28 Read more