"Ada apa, Na?" tanya Kina ketika melihat Zana hanya berdiri diam di sebelah Zayyan. Sedangkan suaminya tersebut, terlihat duduk tenang di kursi tempat Zana biasa duduk. Oke. Sekarang Kina tahu apa masalahnya. Kina meletakkan wadah ayam kecap, kemudian menatap suaminya dengan tampang ragu. "Ini tempat duduk Zana, Mas Zay.""Iya, itu tempat duduk Kenna, Daddy. Kenna biasa duduk di sini, dan Daddy duduk di situ," jelas Zana dengan nada cemberut, menggembungkan pipi pada daddynya. "Apa salahnya? Daddy ingin duduk di sini," jawab Zayyan, menunduk untuk menatap wajah putrinya."Mommy …," ucap Zana, mendongak ke arah mommynya–meminta tolong pada mommynya supaya daddynya memberikan tempat duduk tersebut padanya. 'Ini Mas Zayyan kenapa sih?' batin Kina, menatap wajah dingin suaminya secara cermat. "Mas Zay, ini tempatnya Nana, Mas kan biasanya duduk di situ. Pindah yah, Mas," pinta Kina lembah lembut, mencolek pundak suaminya beberapa kali dengan gerakan hati-hati. Zayyan berdecak pelan
Baca selengkapnya