All Chapters of Istri Sengsara Sang Billionaire: Chapter 91 - Chapter 100

100 Chapters

BAB 91 Gaun Indah

Gaun IndahArdian hanya melihat itu, dia tahu dia telah salah bicara, namun dia tidak bisa bersikap seperti ibunya, dia tidak bisa melakukan itu, tidak ada cinta diantara mereka.Ayra mengantar Ardian hingga depan rumah, tanpa ada perbincangan apapun, Ayra hanya diam, tidak ada wajah ceria sedikitpun.Ardian sesekali melirik ke arah Ayra, ada rasa bersalah, namun berusaha disembunyikannya, dia tidak ingin mengakui dan melanjutkan rasa bersalah itu.Ardian masuk ke dalam mobil, Ayra masih melambaikan tangan, namun dengan ekspresi wajah yang datar. Ardian sungguh tidak nyaman dengan itu, sikap Ayra membuatnya tidak bisa berpikir jernih.“Apa dia marah hanya karena itu? Apa aku benar benar salah bicara?” ucap Ardian dalam hatinya.***Mobil Ardian melaju, dia terlihat menghubungi seseorang."Halo, kamu sudah menyiapkan yang aku pesan? sepertinya ukurannya masih sama," ucap Ardian pada seseorang di telepon."Baiklah, terimakasih, kirimkan hari ini," ucap Ardian lalu dia menutup sambungan
Read more

BAB 92 Lelah Berkepanjangan

Lelah BerkepanjanganDi tempat lain, Ayra yang tadinya mengingat pembicaraannya dengan Arsen, mulai mengingat perasaan lamanya."Jika kamu memintaku menjadi istri, aku akan menunggumu kapanpun kamu datang, bahkan ketika kamu tidak menghubungiku sama sekali," gumam Ayra dalam hati.“Kamu tidak pernah menginginkanku dan sekarang aku berusaha membuka hati dan memasukkan orang lain ke dalamnya. Aku adalah istri dari suamiku, ya, aku tidak bisa mempertahankannya, aku wanita yang malang,” gumam Ayra dalam hati.***Ayra mendapat kiriman, sebuah kotak yang cukup besar."Nyonya, ada kiriman untuk nyonya," ucap satpam Mahi seraya menyerahkan kotak berwarna merah tua dengan hiasan pita cantik di bagian atas."Dari siapa pak?" tanya Ayra."Saya kurang tahu nyonya, tadi kurir yang mengantarnya, katanya ada kartu di dalam kotaknya," ucap satpam Mahi."Baiklah, Terimakasih pak," ucap Ayra seraya menerima kotak itu. Ayra membawa kotak itu ke kamarnya, lalu meletakkannya di atas tempat tidurnya.Ayra
Read more

BAB 93 Cinta

CintaJam menunjukkan pukul sepuluh malam, Ayra melihat ke arah ponselnya."Biasanya kalau aku tidak bisa tidur, aku akan menghubungi ibu," ucap Ayra.Kemudian Ayra menghubungi ibunya."Halo ibu, belum tidur?" tanya Ayra setelah sambungan telepon tersambung.“Ayra, putri ibu,” ucap ibu Ayra dari sebrang panggilan.“Pasti kamu sangat sibuk, kamu jarang sekali menghubungi ibu,” lanjut ibu Ayra."Iya ibu maafkan Ayra, Ayra jarang sekali menghubungi ibu, Ayra sangat sibuk," ucap Ayra.“Pasti kamu sibuk menjadi istri, apa mereka menyusahkanmu? Apa kamu tidak bahagia?” Tanya ibu Ayra."Apa? Ayra? iya ibu tentu saja, Ayra sangat bahagia. Suami Ayra memperlakukan Ayra dengan sangat baik, ibu mertua Ayra, juga ayah mertua Ayra, mereka sangat baik, terutama, dia sangat menyayangiku ibu," ucap Ayra pada ibu kandungnya.“Syukurlah, mereka juga sangat baik dengan ibu, bahkan mereka mengambil alih tugasmu mengirimi kami uang, itu sangat luar biasa. Ibu sudah seperti orang kaya baru di kampung,” uca
Read more

BAB 94 Terpesona

TerpesonaAyra terlihat cantik, riasan Paramita Hanum sang make up artis ternama benar benar membuatnya bak putri kerajaan, luar biasa, cantik dan anggun.Ayra memakai dressnya, ukurannya benar benar pas, sesuai dengan tubuhnya, rupanya Ardian berhasil membelikan sesuatu yang terlihat luar biasa untuk Ayra kenaka."Cantik sekali, sama seperti waktu saya merias nyonya di acara pernikahan nyonya," ucap Paramita Hanum."Terimakasih, apa benar cantik?" tanya Ayra."Cantik sekali," ucap Paramita Hanum seraya mengangguk yakin.Ayra melihat ke arah cermin, memperhatikan penampilannya, dia cukup puas dengan hasil riasan Paramita Hanum dan juga dress cantik yang dia pakai.“Semua orang akan melihat nyonya, nyonya akan menjadi pusat perhatian,” ucap Paramita Hanum.Ayra mengulaskan senyum, dia senang dengan penampilan."Aku sudah siap, semoga malam ini aku tidak akan membuat mas Ardian malu," ucap Ayra dalam hati. Ayra mengambil nafas, cukup sering, karna dia dalam keadaan gugup dan berusaha m
Read more

BAB 95 Terpesona Part 2

Terpesona Part 2Presdir Herlambang naik ke atas podium, dia akan segera memberikan sambutan."Selamat malam semuanya, sebelumnya saya mengucapkan terimakasih atas kehadirannya. Malam ini adalah malam yang istimewa, akhirnya saya mengambil keputusan ini setelah selama hampir dua puluh tahun saya menjadi presdir. Malam ini, putra hebat saya akan menggantikan saya sebagai presdir di Abadi group, perusahaan yang sudah saya bangun sejak saya masih muda, semoga di bawah kepemimpinannya, Abadi group akan semakin bersinar. Kita sambut, Ardian Herlambang," ucap presdir Herlambang yang kemudian disambut tepukan tangan oleh seluruh tamu.Ardian naik ke atas podium, disambut pelukan oleh ayahnya."Kamu pantas mendapatkannya," bisik Pak Herlambang seraya memberikan waktu Ardian untuk bicara. "Selamat malam semuanya, seperti apa yang ayah saya katakan, malam ini adalah malam yang sangat istimewa dan juga mendebarkan, karena setelah ini saya akan mendapat tanggung jawab yang sangat besar, saya ak
Read more

BAB 96 Piyama Pengantin

Piyama Pengantin Di apartemennya, Isabela terlihat sangat marah, benar benar marah, juga sangat kecewa, dia terlihat kacau, membanting beberapa barang, menangis, berteriak. Isabela sangat kecewa, dia meraung raung tidak karuan.“Kenapa kamu melakukannya Ardian, kenapa!” teriak Isabela sembari terus menangis. Ardian menghela nafas panjang, masalah besar telah datang, dia tidak bisa menghindarinya, hal ini telah terjadi. Dia harus menghadapi semuanya. Dari dalam kamar, Ayra terlihat mengamati Ardian. Dia menatap Ardian dalam dalam, berpikir mengenai kemungkinan yang terjadi. Dia mulai curiga bahwa Ardian memiliki wanita lain. Ayra tidak bisa berbuat apa apa, dia masih bingung dengan perasaannya, tidak berani menebak nebak karena itu hanya akan melukainya. Ayra menghela nafas panjang."Aku akan meneruskan rencana itu, aku tidak ingin melihat Ardian lebih menderita lagi, dia harus bahagia
Read more

BAB 97 Binar Cinta

Binar Cinta Rose terlihat takjub melihat dimsum ayam kesukaannya."Akhirnya aku makan ini lagi," ucap Rose."Makanlah yang banyak, kakak sudah membuatkan banyak untukmu, bawa juga untuk bekal, berikan pada teman temanmu," ucap Ayra."Iya kak, teman temanku awalnya heran, kenapa aku selalu membawa bekal, padahal uang jajanku cukup banyak, tapi setelah mereka mencoba makanan buatan kakak, mereka akhirnya tahu alasan yang sebenarnya. Masakan Kantin tidak ada yang bisa mengalahkan makanan buatan kakak, kakak chef terbaik," ucap Rose seraya tersenyum."Ah kamu bisa saja," ucap Ayra."Ayra, apa kamu bisa membawakan makan siang ke kantor?" ucap Ardian untuk pertama kalinya."Ya, tentu saja," ucap Ayra seraya tersenyum. Dia melihat ke arah Ardian, menatapnya dalam dalam. Pak Herlambang cukup senang melihat pemandangan itu, dia melihat ada benih benih cinta yang muncul di hati Ardian, mereka sudah t
Read more

BAB 98 Kekhawatiran

KekhawatiranArsen dan sekretaris Edo terlihat menikmati makanannya. Dari ekspresi mereka terlihat bahwa makanan yang mereka makan begitu nikmat dan lezat. "Terimakasih nyonya, makanannya sangat enak," ucap sekretaris Edo."Terima kasih," ucap Ayra singkat."Saya akan membereskannya, supaya kalian lebih nyaman," ucap sekretaris Edo yang terlihat membereskan bekas alat makan yang ada di atas meja. “Terimakasih sekretaris Edo,” ucap Ayra.“Tidak masalah nyonya,” ucap sekretaris Edo."Terimakasih Ayra, masakanmu masih sama, sangat enak, bahkan sekarang terasa lebih enak," ucap Arsen."Aku membawakanmu dua porsi makan siang, hutangku lunas," ucap Ayra seraya tersenyum."Baiklah, lain kali kamu bisa membawakannya lagi untukku," ucap Arsen seraya tersenyum. "Ya, kamu harus membayarnya," ucap Ayra."Apapun itu," ucap Arsen dengan senyum yang masih merekah sempurna."Arsen, sebenarnya ada hal yang ingin aku bicarakan," ucap Ayra."Ya, kita bisa membicarakannya, aku sudah kenyang, aku bisa
Read more

BAB 99 Mengalah

MengalahAyra melihat situasinya mulai menegangkan, tidak ada yang mau mengalah, tidak bisa lagi dibiarkan.“Ayra tidak akan ke mana mana, Ardian hanya pergi selama tiga hari dan itu untuk urusan pekerjaan, Ayra tidak ingin merepotkannya," ucap Ayra. Mendengar hal itu Ardian terlihat mengulaskan senyum. Ardian sengaja hanya diam, dia tahu betul bagaimana watak ibunya juga Ayra. Dua orang yang berbeda karakter. Yang satu begitu keras dengan pendirian dan pemahamannya dan yang satu bisa dibilang terlalu baik, selalu mengiyakan apa kata keluarganya."Baguslah Ayra, kamu memang menantu terbaik yang ibu miliki. Lagipula ini bukan perjalanan bisnis Ardian yang pertama, tidak perlu dipikirkan," ucap nyonya Sisca seraya tersenyum.Di dalam kamarnya, Ayra terlihat menyiapkan koper Ardian."Apa yang akan kamu bawa, ini pertama kalinya aku menyiapkan koper untukmu, dulu biasanya kamu melarangku melakukannya," ucap Ayra."Ya seperti kebutuhan sehari hari tiga setelan baju kerja, baju dalam, perl
Read more

BAB 100 Mencurigakan

MencurigakanArdian pulang dari dinas luar. Ayra menyambutnya dengan begitu hangat, dia tidak memiliki pikiran buruk sedikitpun."Mas, kamu sudah pulang? sebentar lagi makan malam, istirahatlah dulu, aku akan membereskan kopermu," ucap Ayra ketika menemui Ardian yang sudah ada di dalam kamar. Ardian hanya memberi isyarat mengangguk kecil, lalu Ayra membawa koper Ardian keluar dari kamar.Ayra membawa Koper Ardian ke lantai bawah, koper itu tadi dibawa masuk ke kamar oleh sekretaris pribadi Ardian yang juga merupakan asisten pribadinya. Tanpa memiliki pikiran buruk sedikitpun, Ayra membongkar koper Ardian di ruang baju yang ada di lantai bawah, ruang untuk mengatur baju baju seluruh anggota keluarga sebelum dibawa ke kamar masing masing."Baiklah, mari kita lihat apa isi koper ini, pasti baju baju kotor, tidak mungkin ada oleh oleh," ucap Ayra seraya tersenyum.Ayra terdiam ketika membuka koper itu, baju baju Ardian semuanya sudah bersih dan wangi. Namun penataanya berbeda dari saat pe
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status