“Apaan sih, Mas. Udah, ah! Aku laper banget, pengen makan yang banyak biar bisa tidur nyenyak malam ini,” celoteh Maura dan mendorong dada bidang Gani dengan cepat.Gani bisa melihat rona merah di pipi Maura saat dia mengatakan hal itu dan merasa senang dengan penglihatannya. “Sepertinya, aku mulai suka dengan gadis ini.” Gani berkata dalam hatinya. Gani mengekor di belakang Maura yang berjalan tergesa menuju dapur. Sepertinya, dia memang sudah terlalu lapar. Namun, saat sampai di dapur Gani baru menyadari bahwa Maura sudah melupakan sesuatu. Terlihat dari kepanikan Maura saat sampai di depan microwave.“Ya ampun, kenapa aku bisa lupa sama dendeng baladonya,” gerutu Maura pada dirinya sendiri dan membuka microwave yang masih menyala dan memegang wajan anti panas dengan tangan kosong.“Aaaw ...,” pekik Maura seketika itu juga saat tangannya menyentuh wajan besi berisi dendeng itu.“Astaga, Maura!” seru Gani dan langsung menghampiri Maura dengan cemas.“Sakit, Mas.” Maura merengek dan
Read more