Semua Bab Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan: Bab 291 - Bab 300

344 Bab

Bab 291. Patungan Sewa Pengacara

Semua orang tertegun. "Benarkah seperti itu?" Pak RT bertanya.Amir mengangguk, mendekatkan mulutnya ke telinga pak RT."Aku ada kabar terbaru. Kemarin saat kami datang menengok Ijan, Ijan didesak untuk mengakui saja semua tuduhan oleh salah satu petugas. Tapi satu petugas lain ada yang membela Ijan, menyuruh Ijan untuk jangan mengaku jika memang tidak melakukannya. Dia berjanji akan membantu dari belakang pada saat persidangan nanti."Pak RT kembali termenung. "Baik. Kita masuk dan berunding di dalam saja." Pak RT kemudian membubarkan warga, dengan memberi penjelasan seperti yang dijelaskan oleh Amir tadi.Mereka bubar, meskipun dengan keluh kekecewaan."Kenapa tidak jadi? Padahal kita bisa bakar saja itu kantor polisi kalau tidak bisa berbuat adil!""Hus, Jangan begitu. Benar kata Mas Amir, jangan menambahkan masalah untuk Ijan.""Iya, saat ini Ijan dijadikan kambing hitam, maka mereka pasti sedang mencari seluruh kesalahan yang ada.""Ya Allah, iya benar itu. Kenapa kita tahu tidak
Baca selengkapnya

Bab 292. Hukum Acara Pidana

Berikut Proses Hukum Acara Pidana:1.Penyelidikan,Proses hukum acara pidana pertama adalah penyelidikan. Penyelidikan dilakukan oleh aparat penegak hukum, seperti kepolisian, untuk mengumpulkan bukti-bukti yang menunjukkan adanya dugaan tindak pidana. Selama penyelidikan, petugas penyelidik akan memeriksa tempat kejadian perkara, mengumpulkan keterangan saksi, dan mengumpulkan barang bukti yang relevan.2.Penangkapan,Proses hukum acara pidana kedua adalah penangkapan. Jika berdasarkan hasil penyelidikan ditemukan cukup bukti yang menunjukkan kemungkinan terjadinya tindak pidana dan adanya kebutuhan penahanan, tersangka dapat ditangkap. Penangkapan dilakukan untuk menjaga ketertiban, mencegah pelarian, atau melindungi tersangka dari bahaya.3.Penahanan,Proses hukum acara pidana ketiga adalah penahanan. Jika tersangka ditangkap, ia dapat ditahan sementara untuk proses selanjutnya. Penahanan ini dilakukan berdasarkan keputusan hakim atau kebijakan hukum yang berlaku.4.Penyidikan,Pro
Baca selengkapnya

Bab 293. Keputusan Sidang

Hingga sampai pada Kesimpulan Para Pihak.Pada tahap ini, mereka diberi kesempatan yang sama untuk mengajukan pendapat akhir yang merupakan kesimpulan hasil pemeriksaan selama sidang berlangsung menurut pandangan masing-masing.Saatnya, Musyawarah Majelis Hakim.Dalam rapat permusyawaratan majelis hakim ini , semua hakim menyampaikan pertimbangannya.Hingga sampailah pada tahap yang paling mendebarkan jantung semua orang. Yaitu Keputusan dari Hakim. Air mata Wati bahkan terus mengalir tanpa suara. Dia menatap punggung suaminya yang masih duduk di kursi tergugat.Hakim mengetuk palu, membuat suasana menjadi hening dan mencekam, namun jantung semua orang berdebar."Baiklah, sesuai berita acara yang lalu maka agenda persidangan kali ini adalah pembacaan putusan oleh majelis hakim. Jadi kepada terdakwa, penuntut umum, penasehat hukum serta hadirin yang hadir di persidangan ini diharapkan mendengarkan dengan seksama."Hakim membacakan keputusan. Ijan dinyatakan tidak bersalah. Dan diakhir,
Baca selengkapnya

Bab 294. Akhirnya Lega

"Waalaikumsalam Nita. Besok kami mau kesana lho.." Bu Marni disana berkata demikian."Ya Allah bu, gak usah repot-repot. Biar kami yang kesana. Kami sudah berencana ini.""Nggak papa, kalian itu sibuk dengan bisnis baru. Biar kami yang kesana. Sekalian Mas Rehan kamu mau ke kota katanya. Jadi aku berangkat dari sana.""Hah, eh apa? Mas Rehan mau ke kota ya?""Iya Nita, mbak Wulan akan mengadakan pesta resepsi pernikahan Azam katanya. Waktu pernikahannya tidak ada pesta. Jadi pesta baru mau ini. Kemari mbak Wulan sama mbak Dinda menelpon, minta kita semua untuk datang. Tapi ya, Ibu bilang biar Rehan saja. Katanya nggak apa, asal ada yang datang saja. Jangan sampai satu pun nggak ada yang datang."Nita tersenyum, sangat bahagia akan didatangi ibunya. Entah kenapa, kalau keinginan untuk ke kota, Nita tidak pernah ada niat. Dia paling malas, jika membayangkan kota.—Malam ini, rumah Ijan terasa sepi setelah tamu-tamu yang datang bertanya kabar tentang kondisinya sudah pulang secara perla
Baca selengkapnya

Bab 295. Diuji sekali lagi

Cik Aling itu kemudian merogoh tas kecil yang ia bawa, mengeluarkan sebuah amplop, lalu mengulurkannya pada Wati. "Ini ada sedikit uang untuk kebutuhan kalian sementara, selama Mas Ijan belum mendapatkan gaji. Kalau misalnya kalian ada keperluan, jangan ragu untuk bilang padaku, ya," kata Cik Aling dengan lembut. Ia tersenyum melihat wajah nbak Wati yang tampak tegang. "Sepertinya sebentar lagi, Mbak Wati akan melahirkan," tambahnya.Wati merasa benar-benar terharu. Ia langsung mengangguk dan mengucapkan banyak terima kasih kepada Cik Aling. "Makasih, Cik."Maaf, waktu itu aku pernah marah dan memakinya. Ternyata ibu ini berhati baik, batin Wati. Kepada dirinya sendiri, Wati menyesali perbuatannya waktu itu. Ia sempat ragu akan niat baik Cik Alim saat membantu Ijan, namun pada akhirnya, perempuan Cina ini justru menawarkan pekerjaan dan memberikan rezeki pada mereka. Setelah mengobrol beberapa saat, Wati merasa yakin bahwa ini adalah awal yang baik untuk mengubah kehidupan mereka. Ia
Baca selengkapnya

Bab 296. Ibu dan Kakaknya Datang

Dalam kekhawatirannya, Ijan hanya bisa mondar-mandir di depan ruangan tempat Wati sedang ditangani oleh dokter khusus, di sebuah ruangan spesial di rumah sakit besar itu. Dia tidak sendiri, ada Mas Amir dan istrinya yang menemaninya. Tak satupun di antara mereka yang merasa tenang, semua orang panik dan khawatir karena pendarahan yang dialami Wati sangatlah parah. Tangan Ijan gemetar, hatinya merasa sesak, dan otaknya seakan berkecamuk tak tentu arah."Apa ini semuanya salahku? Aku tidak bisa melindungi istriku dengan baik." batin Ijan, merasa bersalah karena kondisi istri yang mencemaskan itu.Ijan mencoba untuk menjernihkan pikirannya, tapi itu sangat sulit dilakukan saat gelisah dan cemas ini begitu menguasai seluruh dirinya. Wati adalah bagian dari hidupnya, dan sekarang dia dihadapkan pada penderitaan yang hampir tidak terbayangkan. Ijan terus memohon pada Tuhan agar segala sesuatu akan berakhir baik.Sementara Ijan tengah merasakan tekanan yang amat sangat, Nita justru sedang di
Baca selengkapnya

Bab 297. Ke Kota

Sore itu, Heru mengajak Rehan melihat kebun sawit milik mereka. Rehan tentu senang. Ketika melihat keberhasilan adiknya, perasaannya campur aduk antara lega dan puas. "Semoga Nita bisa meniti jalan yang lebih baik dariku. Dia tidak hanya memiliki toko dan kebun sawit, tetapi juga mampu mendapatkan penghasilan tambahan dengan menulis novel," gumam Rehan dalam hati, merasa bangga melihat kesuksesan adiknya itu."Kalian harus banyak-banyak bersyukur, hidup kalian diberkahi oleh Allah, kalau begini kan, aku jadi tidak akan memaksa kalian lagi untuk tinggal bersama kami. Jadi, biarlah aku saja yang akan menunggu ibu dan menemaninya sampai dia tua nanti," ujar Rehan, di sebuah pondok yang sengaja dibuat Adi dan Rudi di tengah kebun sawit milik Heru dan Nita itu."Iya, Mas, kami tidak lupa untuk bersyukur, apalagi Nita. Dia adalah wanita yang sangat pemurah, dia tidak pernah yang namanya sayang dengan uang atau hartanya. Dia selalu berbagi kepada sesama yang membutuhkan. Aku benar-benar salu
Baca selengkapnya

Bab 298. Pamanku Masih Muda

Di hari-hari ketika mereka bersama, Rehan tak pernah tahu di mana kota tempat Laura tinggal. Kini, berada di kota yang luas ini, dia merasa penasaran apa bisa bertemu dengan Laura secara tak sengaja. Walaupun dalam hati kecilnya, Rehan masih menyimpan harapan untuk bisa bertemu dengan Laura, namun rasa putus asanya lebih besar daripada keinginannya. Pagi telah tiba, Rehan berkumpul dengan keluarga Riko dan Dinda di meja makan untuk menyantap sarapan bersama. Meskipun tawa dan cerita mengisi udara, Rehan tak bisa menyembunyikan perasaan rindu yang terus menerpa hatinya saat mengingat Laura. 'Apa aku bisa menemukan Laura di kota ini?' Rehan lagi-lagi berharap demikian. "Paman, setelah sarapan, apa kita biša pergi bersama untuk berbelanja? Kita butuh persiapan untuk pesta nanti malam," ujar Calia kepada Rehan dengan wajah penuh harap. Rehan hanya mengangguk menyetujui keinginan keponakannya itu. Lagipula, dia memang belum memiliki pakaian yang pantas untuk menghadiri pesta pernikahan
Baca selengkapnya

Bab 299. Seperti Bermimpi

Calia keluar menemui Laura yang masih menunggu. Laura menoleh dan melihat Calia hanya datang sendirian."Hei, mana Pamanmu?" Tanya Laura, dia tidak melihat Paman Calia yang sudah membuatnya penasaran."Pamanku sedang sakit perut. Dia tidak jadi ikut kita pergi." Jawab Calia.Laura mengerutkan keningnya, padahal dia sudah penasaran. Dia tertawa kecil saja. Dalam hati dia lumayan senang.Baguslah, dari pada harus pergi bersama dengan om-om. Pikir Laura."Oh, okelah. Biarkan Pamanmu beristirahat dulu. Mungkin dia kelelahan dari perjalanan. Kita pergi sekarang saja. Kamu bisa mencarikan pakaian untuk paman kamu tanpa dia ikut, kan?"Calia hanya mengangguk, "Tunggu sebentar, aku ambil tas dulu di kamar. Calia pergi ke kamarnya untuk mengambil tas."Ck, menunggu lagi." Keluh Laura, lagi-lagi dia harus menunggu lagi.Sementara Rehan di kamar, ingin menelpon ibunya. Tapi ternyata dia kehabisan pulsa."Yach.. pulsa habis." Keluh Rehan"Oh, titip Calia saja kalau begitu." Rehan buru-buru kelua
Baca selengkapnya

Bab 300. Paman Kamu Ini, Pacarku

Laura melepaskan pelukannya pada Rehan, dia menoleh pada Calia. Tidak terkejut, tidak ada ekspresi malu, justru Laura tersenyum penuh kebahagiaan.Calia mengerutkan keningnya. Bukannya mendapat hawaban dari paman dan sahabatnya itu malah semakin tidak mengerti saja."Laura, kamu kenapa memeluk pamanku? Kamu mengenalnya?""Calia, aku bukan cuma mengenalnya. Tapi dia ini, dia pacarku. Kamu masih ingat tidak, aku cerita kalau punya pacar pemuda kampung yang kena tabrak aku?"Calia membulatkan matanya. Laura memang terus mengatakan jika sudah punya pacar orang dari kampung. Awalnya Calia suka menertawakan Laura. Masa iya, gadis secantik Laura punya pacar orang kampung? Kan lucu.Tapi setelah tahu jika pacar Laura yang dimaksud adalah pamannya, wajar saja. Paman Rehan memang sangat tampan. Hihi.. Hati Calia ikut berbunga-bunga jadinya.Dulu dia juga teringat saat masih diluar negeri, Rehan juga sempat memberi kabar jika masuk rumah sakit akibat ditabrak seseorang. Tapi dia tidak pernah men
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2829303132
...
35
DMCA.com Protection Status