Share

Bab 294. Akhirnya Lega

Author: Any Anthika
last update Last Updated: 2024-09-08 12:55:10

"Waalaikumsalam Nita. Besok kami mau kesana lho.." Bu Marni disana berkata demikian.

"Ya Allah bu, gak usah repot-repot. Biar kami yang kesana. Kami sudah berencana ini."

"Nggak papa, kalian itu sibuk dengan bisnis baru. Biar kami yang kesana. Sekalian Mas Rehan kamu mau ke kota katanya. Jadi aku berangkat dari sana."

"Hah, eh apa? Mas Rehan mau ke kota ya?"

"Iya Nita, mbak Wulan akan mengadakan pesta resepsi pernikahan Azam katanya. Waktu pernikahannya tidak ada pesta. Jadi pesta baru mau ini. Kemari mbak Wulan sama mbak Dinda menelpon, minta kita semua untuk datang. Tapi ya, Ibu bilang biar Rehan saja. Katanya nggak apa, asal ada yang datang saja. Jangan sampai satu pun nggak ada yang datang."

Nita tersenyum, sangat bahagia akan didatangi ibunya. Entah kenapa, kalau keinginan untuk ke kota, Nita tidak pernah ada niat. Dia paling malas, jika membayangkan kota.

Malam ini, rumah Ijan terasa sepi setelah tamu-tamu yang datang bertanya kabar tentang kondisinya sudah pulang secara perla
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
New Betsi Damisi
waaah sayang kenapa gak kerja dengan heru padahal ijan orang yg jujur dan rajin dan cocok nya patner sama adi dan ak rudiy
goodnovel comment avatar
Sahariah Ambo Dali
hari ni up 1 bab thor ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 295. Diuji sekali lagi

    Cik Aling itu kemudian merogoh tas kecil yang ia bawa, mengeluarkan sebuah amplop, lalu mengulurkannya pada Wati. "Ini ada sedikit uang untuk kebutuhan kalian sementara, selama Mas Ijan belum mendapatkan gaji. Kalau misalnya kalian ada keperluan, jangan ragu untuk bilang padaku, ya," kata Cik Aling dengan lembut. Ia tersenyum melihat wajah nbak Wati yang tampak tegang. "Sepertinya sebentar lagi, Mbak Wati akan melahirkan," tambahnya.Wati merasa benar-benar terharu. Ia langsung mengangguk dan mengucapkan banyak terima kasih kepada Cik Aling. "Makasih, Cik."Maaf, waktu itu aku pernah marah dan memakinya. Ternyata ibu ini berhati baik, batin Wati. Kepada dirinya sendiri, Wati menyesali perbuatannya waktu itu. Ia sempat ragu akan niat baik Cik Alim saat membantu Ijan, namun pada akhirnya, perempuan Cina ini justru menawarkan pekerjaan dan memberikan rezeki pada mereka. Setelah mengobrol beberapa saat, Wati merasa yakin bahwa ini adalah awal yang baik untuk mengubah kehidupan mereka. Ia

    Last Updated : 2024-09-09
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 296. Ibu dan Kakaknya Datang

    Dalam kekhawatirannya, Ijan hanya bisa mondar-mandir di depan ruangan tempat Wati sedang ditangani oleh dokter khusus, di sebuah ruangan spesial di rumah sakit besar itu. Dia tidak sendiri, ada Mas Amir dan istrinya yang menemaninya. Tak satupun di antara mereka yang merasa tenang, semua orang panik dan khawatir karena pendarahan yang dialami Wati sangatlah parah. Tangan Ijan gemetar, hatinya merasa sesak, dan otaknya seakan berkecamuk tak tentu arah."Apa ini semuanya salahku? Aku tidak bisa melindungi istriku dengan baik." batin Ijan, merasa bersalah karena kondisi istri yang mencemaskan itu.Ijan mencoba untuk menjernihkan pikirannya, tapi itu sangat sulit dilakukan saat gelisah dan cemas ini begitu menguasai seluruh dirinya. Wati adalah bagian dari hidupnya, dan sekarang dia dihadapkan pada penderitaan yang hampir tidak terbayangkan. Ijan terus memohon pada Tuhan agar segala sesuatu akan berakhir baik.Sementara Ijan tengah merasakan tekanan yang amat sangat, Nita justru sedang di

    Last Updated : 2024-09-10
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 297. Ke Kota

    Sore itu, Heru mengajak Rehan melihat kebun sawit milik mereka. Rehan tentu senang. Ketika melihat keberhasilan adiknya, perasaannya campur aduk antara lega dan puas. "Semoga Nita bisa meniti jalan yang lebih baik dariku. Dia tidak hanya memiliki toko dan kebun sawit, tetapi juga mampu mendapatkan penghasilan tambahan dengan menulis novel," gumam Rehan dalam hati, merasa bangga melihat kesuksesan adiknya itu."Kalian harus banyak-banyak bersyukur, hidup kalian diberkahi oleh Allah, kalau begini kan, aku jadi tidak akan memaksa kalian lagi untuk tinggal bersama kami. Jadi, biarlah aku saja yang akan menunggu ibu dan menemaninya sampai dia tua nanti," ujar Rehan, di sebuah pondok yang sengaja dibuat Adi dan Rudi di tengah kebun sawit milik Heru dan Nita itu."Iya, Mas, kami tidak lupa untuk bersyukur, apalagi Nita. Dia adalah wanita yang sangat pemurah, dia tidak pernah yang namanya sayang dengan uang atau hartanya. Dia selalu berbagi kepada sesama yang membutuhkan. Aku benar-benar salu

    Last Updated : 2024-09-10
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 298. Pamanku Masih Muda

    Di hari-hari ketika mereka bersama, Rehan tak pernah tahu di mana kota tempat Laura tinggal. Kini, berada di kota yang luas ini, dia merasa penasaran apa bisa bertemu dengan Laura secara tak sengaja. Walaupun dalam hati kecilnya, Rehan masih menyimpan harapan untuk bisa bertemu dengan Laura, namun rasa putus asanya lebih besar daripada keinginannya. Pagi telah tiba, Rehan berkumpul dengan keluarga Riko dan Dinda di meja makan untuk menyantap sarapan bersama. Meskipun tawa dan cerita mengisi udara, Rehan tak bisa menyembunyikan perasaan rindu yang terus menerpa hatinya saat mengingat Laura. 'Apa aku bisa menemukan Laura di kota ini?' Rehan lagi-lagi berharap demikian. "Paman, setelah sarapan, apa kita biša pergi bersama untuk berbelanja? Kita butuh persiapan untuk pesta nanti malam," ujar Calia kepada Rehan dengan wajah penuh harap. Rehan hanya mengangguk menyetujui keinginan keponakannya itu. Lagipula, dia memang belum memiliki pakaian yang pantas untuk menghadiri pesta pernikahan

    Last Updated : 2024-09-10
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 299. Seperti Bermimpi

    Calia keluar menemui Laura yang masih menunggu. Laura menoleh dan melihat Calia hanya datang sendirian."Hei, mana Pamanmu?" Tanya Laura, dia tidak melihat Paman Calia yang sudah membuatnya penasaran."Pamanku sedang sakit perut. Dia tidak jadi ikut kita pergi." Jawab Calia.Laura mengerutkan keningnya, padahal dia sudah penasaran. Dia tertawa kecil saja. Dalam hati dia lumayan senang.Baguslah, dari pada harus pergi bersama dengan om-om. Pikir Laura."Oh, okelah. Biarkan Pamanmu beristirahat dulu. Mungkin dia kelelahan dari perjalanan. Kita pergi sekarang saja. Kamu bisa mencarikan pakaian untuk paman kamu tanpa dia ikut, kan?"Calia hanya mengangguk, "Tunggu sebentar, aku ambil tas dulu di kamar. Calia pergi ke kamarnya untuk mengambil tas."Ck, menunggu lagi." Keluh Laura, lagi-lagi dia harus menunggu lagi.Sementara Rehan di kamar, ingin menelpon ibunya. Tapi ternyata dia kehabisan pulsa."Yach.. pulsa habis." Keluh Rehan"Oh, titip Calia saja kalau begitu." Rehan buru-buru kelua

    Last Updated : 2024-09-11
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 300. Paman Kamu Ini, Pacarku

    Laura melepaskan pelukannya pada Rehan, dia menoleh pada Calia. Tidak terkejut, tidak ada ekspresi malu, justru Laura tersenyum penuh kebahagiaan.Calia mengerutkan keningnya. Bukannya mendapat hawaban dari paman dan sahabatnya itu malah semakin tidak mengerti saja."Laura, kamu kenapa memeluk pamanku? Kamu mengenalnya?""Calia, aku bukan cuma mengenalnya. Tapi dia ini, dia pacarku. Kamu masih ingat tidak, aku cerita kalau punya pacar pemuda kampung yang kena tabrak aku?"Calia membulatkan matanya. Laura memang terus mengatakan jika sudah punya pacar orang dari kampung. Awalnya Calia suka menertawakan Laura. Masa iya, gadis secantik Laura punya pacar orang kampung? Kan lucu.Tapi setelah tahu jika pacar Laura yang dimaksud adalah pamannya, wajar saja. Paman Rehan memang sangat tampan. Hihi.. Hati Calia ikut berbunga-bunga jadinya.Dulu dia juga teringat saat masih diluar negeri, Rehan juga sempat memberi kabar jika masuk rumah sakit akibat ditabrak seseorang. Tapi dia tidak pernah men

    Last Updated : 2024-09-11
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 301. Selamat Datang Kembali

    Beralih ke rumah sakit, dimana Wati saat ini masih dirawat secara intensif.Ini sudah hari yang ketiga, Wati masih belum sadarkan diri saat dinyatakan koma saat masa kritis akibat pendarahan hebat yang dialaminya.Nita dan para tetangga, sudah mendengar kabar ini. Mereka sudah ada beberapa yang datang menjenguk ke rumah sakit. Begitu juga dengan Nita. Dia, orang pertama yang datang ke rumah sakit untuk menjenguk Wati bersama suaminya.Meskipun mereka tidak diperbolehkan untuk masuk, dan hanya bisa mengintip Wati dari balik jendela.Aturan menjenguk pasien di ruang ICU di rumah sakit ini memang begitu.Karena pasien yang dirawat di ICU kondisinya rentan, maka tidak sembarang orang bisa menjenguk. Biasanya, kunjungan dibatasi hanya untuk keluarga kandung. Selain itu, ada beberapa aturan yang umumnya diberlakukan di ruang ICU, seperti harus mencuci tangan sebelum dan sesudah masuk ruang ICU untuk mencegah penyebaran infeksi.Dilarang menyalakan telepon genggam karena bisa mengganggu kerj

    Last Updated : 2024-09-11
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 302. Allah Masih Menyayangi Mereka

    Wati tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya. Hanya saja dia merasa tulang belulangnya sangat lemah dan tak ada daya sedikitpun."Mas Ijan mana?""Aku disini, Dek." Ijan mendekat, dia tidak menangis. Hanya kedua matanya berkaca-kaca. Tetapi hatinya dipenuhi rasa syukur yang tiada tara. Hampir saja dia putus asa, hampir saja dia kehilangan istrinya.Sekali lagi, Allah masih sayang pada mereka. Mengembalikan Wati pada mereka.Kabar gembira ini langsung dibawa oleh Lela ke desa Ijan. Dia sengaja datang ke rumah Ijan untuk beberes rumah itu yang sudah ada dua Minggu tidak dibersihkan."Mbak Wati sudah sadar ya, mbak Lela?" Nita menghampiri dan bertanya ketika melihat Lela menyapu teras rumah Ijan."Alhamdulillah, iya mbak Nita. Sore nanti sudah dibolehkan pulang. Makanya ini rumahnya ku bersihin dulu." Jawab Lela."Alhamdulillah ya Allah." Sahut Nita.Sore ini memang Wati sudah diperbolehkan untuk pulang. Dan bersyukurnya, biaya rumah sakit, selain ada tanggungan dari BPJS, biaya yan

    Last Updated : 2024-09-12

Latest chapter

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 405. Akhirnya Mereka Sah Juga

    Tidak ada tetangga yang datang karena mereka sengaja, lamaran malam ini dengan sederhana saja. Tidak ada yang dibawa oleh Dodi karena memang mereka sudah berunding untuk tidak memaksakan diri dan tidak membawa apapun. Ini adalah pesan Gita, jadi Dodi datang hanya membawa ucapan niat dan cincin seberat 2 gram saja sebagai tanda pengikat antara mereka. Acara lamaran berlangsung sederhana namun penuh keseriusan dari kedua belah pihak. Pakde Gita tak banyak bicara, sebab di sini ia hanya menjadi saksi, bukan untuk dimintai pendapat. Sebelumnya, Bu Mila sudah berpesan demikian. Sebelum lamaran ini, Pakde sempat menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pernikahan Gita dengan Dodi. Alasannya, masa depan Dodi kurang cerah dan hanya akan membebani Gita, terlebih Gita kini sudah sukses. Pakde khawatir banyak orang berbiat buruk, lalu menjadikan alasan ingin menikahi Gita. Bu Mila menegaskan untuk tidak perlu ikut campur urusan mereka . Dodi memandang Heru dengan mata terbelalak, seperti kura

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 404. Memberi Solusi

    Sebagai orang tua, mereka hanya perlu menyetujui, memberi restu, dan dukungan. Meski tak suka, Pakde tak bisa berbuat apa-apa selain mengiyakan.Mungkin ia sadar bahwa selama ini ia tak pernah membantu atau ikut memberi makan Gita dan Anisa sejak mereka lahir, lalu mereka ditinggal orang tua mereka, dan kini telah tumbuh dewasa.Acara lamaran selesai, disambung dengan obrolan ringan, basa-basi sebelum waktunya pulang.Tidak ada yang istimewa di acara malam ini, tetapi bagi Gita dan Dodi, acara ini sangat spesial dan membekas di hati. Karena malam ini, mereka resmi menjadi sepasang tunangan dan berencana menikah bulan depan. Awalnya, ketika ditanya oleh Pak De kapan mereka akan menikah, Dodi masih ragu untuk menjawab. Bukan karena ragu, tetapi dia ingin benar-benar siap. Namun, Gita yang langsung menjawab, "Rencana kami adalah bulan depan, Pak De. Setelah bulan ini habis, kami akan berunding lagi untuk menentukan hari yang tepat."Dodi tidak bisa berkomentar karena takut Gita tersinggu

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 403. Benar-benar Datang Ke rumah

    Dodi menarik nafas resah. Tadinya, dia sudah cukup senang, khayalannya melambung tinggi, menikahi Gita dan hidup bahagia penuh cinta. Namun, setelah obrolan dengan ibunya, perasaannya berubah menjadi kacau.Jika nanti dia menikah, bagaimana mungkin dia bisa tinggal bersama Gita? Bagaimana dengan ibu dan dik-adiknya? Tapi jika dia mengajak Gita untuk tinggal bersamanya, tentu saja itu juga tidak mungkin. Dia tidak bisa membawa Gita untuk tinggal di pondok mereka dan mengurus keluarganya.Tiba-tiba, sebuah pesan singkat dari Gita masuk. "Dodi, sedang apa? Apa kamu sudah pulang kerja?""Iya, Gita. Aku sudah pulang dari tadi." Mulai hari ini dan seterusnya, Dodi memang sudah mau belajar untuk memanggil Gita dengan nama saja. Mereka sudah sepakat."Bisa gak nanti malam ke rumah? Ada hal yang ingin aku bicarakan."Karena Dodi juga ingin membicarakan suatu hal dengan Gita, dia pun setuju. "Iya, aku akan ke sana nanti malam."Gita tersenyum, selain memang ada sesuatu yang ingin dibicarakan se

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 402. Akan melamarnya l

    Yang di sana menutup mulutnya dengan satu tangan menahan agar tidak tertawa keras karena saking senangnya.Ya ampun… Ternyata Dodi romantis juga ya?Akhirnya sepanjang malam ini mereka sama-sama begadang, melanjutkan chat mesra dan rencana untuk kedepannya nanti. Sampai terlupa, ketiduran tanpa sengaja. Ponsel masing-masing terjatuh dari tangan dan paginya ponsel mereka sama-sama ngedrop!Dodi merasa sangat kesal karena tidak bisa mengirimi pesan atau melihat pesan chat dari Gita. Akhirnya berangkat kerja tanpa membawa ponsel.Gita juga demikian, terpaksa pergi mengajar meninggalkan ponselnya di rumah untuk dicas.Di tempat kerja, mereka tidak konsen.Saling memikirkan satu sama lain. Andai saja tadi ponsel bisa dibawa, setidaknya bisa berkirim chat, menanyakan kabar. Lagi ngapain? Udah makan belum?Duh, kasmaran!Sayangnya semalam lupa , seharusnya sambil di cas saja. Kan tidak sampai ngedrop?Saat Dodi pulang dari kerja, di jalan melihat kecelakaan. Sebuah mobil sedan menabrak seora

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 401. Kasmaran

    Anisa mengusir mereka dengan bercanda, "Sudah, jalan sana, nanti keburu magrib."Gita dan Dodi akhirnya berangkat menggunakan motor Anisa. Mereka berboncengan, menarik perhatian orang-orang di jalan karena penampilan mereka yang berbeda dari biasanya. Beberapa mencibir, tapi banyak juga yang memuji kecocokan mereka.Sesampainya di acara, suara musik orgen tunggal menyambut. Mereka disambut oleh tim penyambut tamu, dan beberapa orang langsung mengenali mereka, "Mbak Gita sama Mas Dodi? Wah, cocok banget!”Gita dan Dodi hanya tersenyum malu mendengar godaan-godaan itu. Setelah mengambil makanan, mereka duduk bersama dan menikmati hidangan. Sesekali mereka melirik satu sama lain dan tersenyum, tapi tidak bisa fokus karena hati mereka sama-sama berdebar.Setelah makan, Dodi mengajak Gita untuk memberikan amplop kepada pasangan pengantin. "Cepat menyusul kami ya!" ucap mempelai wanita, membuat Gita semakin tersipu."Kenapa semua orang berpikir kita pacaran?" tanya Gita saat mereka kembali

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 400. Ke Pesta Bersama

    Penjelasan Gita diterima, dan beberapa siswa bahkan membuka platform novel online untuk memeriksa kebenarannya. Mereka akhirnya paham bahwa kehidupan Gita dan Anisa telah berubah berkat kerja keras Gita.Sejak saat itu, tak ada lagi yang menuduh atau membicarakan Anisa dan keluarganya. Kabar tentang Gita yang menjadi penulis menyebar, dan kehidupan mereka menjadi lebih damai. Tidak ada lagi tuduhan atau hinaan dari Cindy dan teman-temannya.Hari itu, Gita merasa sangat lelah setelah seharian membersihkan rumah bersama Anisa. Malam harinya, ia mengalami sakit kepala yang parah. Anisa khawatir melihat suhu tubuh kakaknya yang sangat panas."Mbak Gita sakit, ya? Badannya panas sekali!" seru Anisa.Gita mengeluh, "Kepala Mbak sakit, tubuh juga rasanya ngilu-ngilu."Anisa segera memberi tahu Bu Mila, yang panik. "Tunggu sebentar, Anisa. Biar nenek menemui Mbak Nita.""Biar Anisa saja, Nek. Nenek tungguin Mbak Gita," ujar Anisa, langsung berlari ke rumah Nita. Mendengar kabar itu, Nita dan

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 399. Di Bully

    "Udah, jangan dilihat terus. Besok langsung dicoba aja," goda Nita, sambil tersenyum melihat Anisa yang terus memandangi motor barunya.Anisa tertawa kecil, benar-benar tidak menyangka dirinya bisa mendapatkan motor sebagus itu. Dia menoleh pada Gita, "Mbak Gita, terima kasih ya. Pasti mahal banget."Gita tersenyum dan menepuk tangan Anisa lembut, "Yang penting kamu senang, Anisa. Harga motor ini nggak ada apa-apanya dibanding kebahagiaan kamu.""Ya ampun, Mbak Gita! I love you deh!" Anisa memeluk kakaknya dengan rasa terima kasih."Makanya, jangan bandel. Kamu nggak kerja tapi dibeliin motor sama HP baru. Semangat belajar dan bantu-bantu di rumah, ya," Bu Mila mengingatkan."Siap, Nek! Anisa makin semangat," jawab Anisa riang, disambut tawa seluruh keluarga.Heru lalu berdiri, "Maaf, aku harus pulang. Toko nggak ada yang jaga lama-lama.""Aku juga pulang, nih," kata Nita sambil mengeluarkan kado kecil dari sakunya.Heru melihat kado itu dan tertawa, "Ya ampun, kado kamu kecil banget,

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 398. Kejutan

    Karena Anisa memang adik yang pengertian, meskipun hatinya sedikit terluka oleh ucapan kakaknya, dia tidak berani menjawab. Anisa mencoba mengerti, mungkin kakaknya sedang banyak pikiran atau lelah, jadi dia memilih untuk diam saja.Kemudian, Anisa beranjak dari kamar Gita untuk mencari neneknya, tetapi tidak menemukannya. Dia lalu pergi ke dapur dan membuka tudung saji. Ternyata tidak ada makanan apapun di meja. Bahkan di magic com pun tidak ada nasi. Anisa mendengus kesal, lalu kembali ke kamar Gita."Mbak, nenek nggak masak ya? Nenek pergi kemana?" tanya Anisa lagi.Kakaknya terlihat kesal, lalu melemparkan guling ke arah Anisa."Kamu itu manja banget sih! Kamu kan bisa masak sendiri, masak mie, ceplok telor, atau apa gitu. Nggak usah terus ngandelin nenek. Nenek lagi pergi ke rumah Bude dari tadi pagi, jadi nggak sempat masak. Kamu aja yang masak nasi, sana!” ujar kakaknya.Anisa merasa sedih melihat perubahan kakaknya yang tiba-tiba menjadi pemarah. Namun, dia tidak berani memban

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 397. Kenapa Kak Gita tiba-tiba berubah?

    “Ya Allah, ternyata ini pekerjaan Mbak Gita yang jarang diketahui orang. Pantas saja Mbak bisa membeli ini itu dan mengubah ekonomi keluarga. Aku benar-benar tidak menyangka kalau Mbak bisa sehebat ini.”Gita mengangguk kemudian tersenyum kecil sambil melanjutkan untuk memberitahu Dodi tentang aplikasi-aplikasi novel miliknya.“Mungkin beberapa orang di kampung banyak yang membicarakan aku, tapi aku tidak mau peduli. Karena mereka juga tidak tahu apa yang aku lakukan sebenarnya. Yang terpenting bagiku adalah aku mencari pekerjaan secara halal dan ini merupakan anugerah serta rezeki dari Allah yang diberikan padaku. Aku telah diberi jalan untuk bisa mengubah ekonomi keluargaku.”Dodi mendongak, "Mungkin sebagian orang membicarakan keluarga Mbak karena mereka tidak tahu yang sebenarnya. Tapi benar kata Mbak, tidak usah dipedulikan. Bukankah Mbak tidak merugikan siapa-siapa? Mbak menulis dengan ide sendiri tanpa mengganggu orang lain.""Itulah yang sering dikatakan oleh Mbak Nita. Makany

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status